PENDAHULAUAN
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap
saat kita selalu bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini,
baik itu hewan maupun manusia akan mati (wafat) jika sudah tidak dapat
bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang terdapat
dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak
tentang sistem pernapasan pada mammalia khususnya manusia.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hidung (nasus)
2. Tekak (pharynx)
3. Jakun (larynx)
4. Tenggorok (trachea)
5. Cabang tenggorok (bronkhus)
6. Ranting tenggorok (bronkhiolus)
Bronkhioli respiratori
Kantung alveolus/ dukti alveoli
Alveolus
2
Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di
depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit
lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi
oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung,
disebut conchae.
Vestibula.
Atrium.
Daerah pembauan.
Daerah pernapasan.
b. Tekak ( pharynx )
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan
atas tiga daerah
3
Daerah mulut (oro-pharynx)
Daerah jakun (laryngeo-pharynx)
Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang
berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa
dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang atapnya
dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet.
Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar
lendir.
c. Jakun ( Larynx )
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan
hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah
kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
1. Tiroid
2. Krikoid tunggal
3. Epiglotis
4. Aritenoid
5. Kornikulat sepasang
6. Kuneiform
d. Tenggorok ( Trakhea )
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi
dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa,
tunica muscularis, tunica adventitia.
4
Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel
batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang
tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi
banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak
sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar itu
menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula
pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat
tipis dan tidak terlihat dengan jelas.
e. Cabang Tenggorok
Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut
bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap
cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.
5
Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan
lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak
teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan selaput
dalam pleura.
f. Paru
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang
kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari
jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus
dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-
cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus
pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh
limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang
dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding.
Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput
dalam pluera.
g. Bronkhiolus
Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting
bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus
bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung.
Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.
Bronkhiolus Pernapasan
Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi
sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin
rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan
epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak
ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini
dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal
bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang
menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi
permukaan dalam saluran.
6
Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung
memiliki dua atau lebih alveoli.
Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk
polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli.
Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding
alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang
beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.
Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua
lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler,
dan fibroblast.
ibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula
sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus,
disebut sel sekat atau sel alveolus besar.
7
udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah
tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.
pernafasan eksternal (luar) : adalah difusi gas luar masuk ke dalam aliran
darah (pertukaran O2 dari darah)
pernafasan internal (dalam) : adalah difusi gas atau pertukaran gas dari
darah ke sel tubuh
Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang
rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di
paru-paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih besar
masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi. Bila otot antartulang
rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada
mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar sehingga udara
keluar, maka terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru
mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil, akibatnya
tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar maka terjadilah
ekspirasi.
8
Volume udara pernafasan :
1. Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau keluar
sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah
menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc
lagi di paru-paru.
2. Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih dapat
dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah inspirasi biasa.
3. Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat dihembuskan
lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat.
4. Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak dapat
dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru
5. Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat dikeluarkan
dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya, setelah
melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
6. Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di tampung
oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital paru-paru
ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).
Reaksi pernafasan :
C6H12O6 + 6O2 Ã 6CO2 + 6H2O + energi (38 ATP)
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat disimpan
dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai
okihemoglobin (dalam darah).
9
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
10
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pernapasan mammalia khususnya manusia terdiri dari
bagian saluran udara dan bagian pernapasan.
Tekak (pharynx)
Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas
tiga daerah
Jakun (larynx)
Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan
hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah
kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.
Tenggorok (trachea)
Saluran nafas ini menghubungkan larynx dengan paru. Histologi
dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa,
tunica muscularis, tunica adventitia.
Bronkhioli respiratori
Kantung alveolus/ dukti alveoli
Alveolus
11
Organ pernafasan utama adalah paru-paru (pulmo).
Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang
kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari
jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus
dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-
cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus
pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh
limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang
dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding.
Mekanisme pernafasan
Pada awalnya kita menghirup udara melalui rongga hidung yang
kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke
tenggorokan. Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu
tenggorok kanan dan kiri yang masing-masing cabang memasuki paru-
paru kanan dan paru-paru kiri.
12
Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau
gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan
Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri
Corynebacterium diphtheriae
Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri
Diplococcus pneumonia
Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada tonsil.
Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau viris
tertentu.
Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi
mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit
menurun.
Kanker paru-paru : akibat sering merokok
Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara
berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.
13