BAB I
KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK
A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia
(aging struktured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar
7,18%. Provinsi yang mempunyai jumlah penduduk Lanjut Usia (Lansia)nya sebanyak 7%
adalah di pulau Jawa dan Bali. Peningkatan jumlah penduduk Lansia ini antara lain disebabkan
antara lain karena 1) tingkat sosial ekonomi masyarakat yang meningkat, 2) kemajuan di bidang
pelayanan kesehatan, dan 3) tingkat pengetahuan masyarakat yang meningkat.
Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari
angka harapan hidup (AHH) atau usia harapan hidup.
Jumlah penduduk lansia Indonesia, beserta usia harapan hidupnya diperlihatkan dalam Tabel
berikut ini:
Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para usia lanjut dapat digolongkan dalam
kelompok-kelompok sebagai berikut:
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
4. Lsnjut usia dibantu oleh badan usaha
5. Lanjut usia Panti Social Tresna Werda
6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit
B. PROSES PENUAAN
Penuaan Primer : perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti
DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak lagi
mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat kurang
mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan mudah terjadi
infeksi.
Penuaan Skunder : proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan sosial.
Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua. Contoh diet ;
suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired. Gairah hidup yang dapat
mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan kepribadian seseorang, misal: pada
kepribadian tipe A yang tidak pernah puas dengan apa yang diperolehnya.
Sering terjadi penyakit iatrogenik (penyakit yang disebabkan oleh konsumsi obat yang
tidak sesuai dengan dosis)
Hasil penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 kota (Padang, Bandung, Denpasar, Makasar), sebagai
berikut:
1) Fungsi tubuh dirasakan menurun:
Penglihatan (76,24 %), Daya ingat (69,39 %), Sexual (58,04 %), kelenturan (53,23 %), Gilut
(51,12 %).
D. PENGERTIAN
Gerontologi (Miler, 1990): cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah
yang mungkin terjadi di semua usia.
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia
lanjut.
Geriatrik : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit pada lansia atau aspek
klinis, preventif maupun terapeutis bagi klien lansia.
Tujuan geriatric:
1) Mempertahankan derajat kesehatan pada lansia taraf yang setinggi-tingginya sehingga terhindar
dari penyakit gangguan
2) Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
3) Merangsang para petugas kesehatan untuk mengenal masalah kesehatan lansia
4) Memelihara kemandirian secara maksimal
5) Mengantar lansia pada akhir masa hidupnya
Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang
holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan gerontik (Kozier, 1987): praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit
pada proses menua.
Oleh karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit dan dirawat di rumah sakit
merupakan bagian dari keperawatan gerontik (Gerontic Nursing)
BAB II
LINGKUP PERAN DAN TANGGUNGJAWAB
PERAWAT GERONTIK
Fenomena yang menjadi bidang garap keperawatan gerontik adalah tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (KDM) lanjut usia sebagai akibat proses penuaan.
Respon lanjut usia terhadap proses penuaan berbeda-beda sesuai dengan latar belakang
social budaya dimana lanjut usia tersebut berada, sehingga fenomena yang menjadi bidang
garapan adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar lansia sebagai akibat proses penuaan
B. LINGKUP PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai berikut:
1) Sebagai Care Giver /pemberi asuhan langsung
Berupa bantuan kepada klien lansia yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya sebagai akibat
proses penuaan, meliputi:
Pengkajian: upaya mengumpulkan data/informasi yang benar tentang status kesehatan lansia
Menegakkan diagnose keperawatan berdasarkan analisis dari hasil pengkajian
Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi kesenjangan atau langkah-langkah/cara
dilakukan
1) Teori-teori Biologi
a. Teori genetic dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menua terjadi sebagai akibat perubahan biokimia yang deprogram oelh molekul-molekul/DNA
dan setiap saat mengalami mutasi
Contoh: terjadi penurunan kemampuan fungsional sel
1) Perubahan-perubahan fisik
a. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
Jumlah sel otak menurun
b. Sistem persyarafan
Berat otak menurun 10-20%
Cepat menurun hubungan persyarafan
Lambat respond an bereaksi
Mengecilnya saraf panca indra
Kurang sensitive terhadap sentuhan
c. Sistem pendengaran
Presbiakusis
Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap suara atau nada
tinggi, suara yang kurang jelas, sulit mengerti kata-kata
Membrane timpani mengalami atrofi sehingga terjadi otosklerosis
Terjadinya pengumpulan serumen yang kemudian mengeras karena meningkatnya keratin
Pendengaran semakin menurun pada lansia yang mengalami stress
d. Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilang respon atas sinar
Kornea berbentuk sferis
Lensa lebih suram dan menjadi katarak
Hilangnya daya akomodasi
Meningkatnya ambang, sedangkan daya adaptasi terhadap gelap lebih lambat.
e. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun
Katup jantung menebal dan kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah usia 20 tahun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Tekanan darah meninggi
a. Sistem kulit
Kulit mengerut atau keriput
Permukaan kulit kasar dan bersisik
Menurunnya respon terhadap trauma
Mekanisme proteksi kulit menurun
Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu
Rambut hidung dan telinga menebal
Berkurangnya elastisitas
Kuku tumbuh lebih lambat, kuku jari keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh berlebihan
Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
Kuku pudar dan kurang bercahaya
l. Sistem muskullosletal
Tulang kehilangan cairan (density) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut, jari-jari pergelangan terbatas
Discus intervertebralis menipis dan memendek
Persendian menjadi besar dan kaku
Tendon mengerut dan mengalami skelerosis
Atrofi serabut otot
Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh
2) Perubahan-perubahan Mental
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental:
Perubahan fisik, khususnya organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
b. Kenangan (memory)
Kenangan jangka panjang
Kenangan jangka pendek
c. I.Q. (Intelligentia Quantion)
Informatika matematika dan perkataan verbal tidak berubah
Penampilan, persepsi, ketrampilan psikomotorik berkurang
3) Perubahan-perubahan Psikososial
a. Pensiun
Kehilangan financial
Kehilangan status
Kehilangan relasi, sahabat
Kehilangan pekerjaan atau kegiatan
b. Merasakan atau sadar akan kematian
c. Perubahan dalam cara hidup
d. Ekonomi akiabt pemberhentian dari pekerjaan
e. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
f. Gangguan syaraf panca indra
g. Gangguan gizi
h. Hilang kekuatan atau ketegangan fisik
Perkembangan Spiritual:
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahunan menurun. Perkembangan yang dicapai pada tingkat
ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara member contoh cara mencintai keadilan
BAB IV
HUKUM TENTANG
PERAWATAN LANJUT USIA
Berbagai produk hukum dan perundang-undangan yang langsung mengenai Lanjut Usia atau yang
tidak langsung terkai dengan kesejahteraan Lanjut Usia telah diterbitkan sejak 1965. Beberapa di
antaranya adalah :
1. Undang-undang nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian bantuan bagi Orang Jompo (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1965 nomor 32 dan tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 2747).
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga
Sejahtera.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 ahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan.
14. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Tambahan lembaran
Negara nomor 3796), sebagai pengganti undang-Undang nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian
bantuan bagi Orang jompo.
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 ini berisikan antara lain :
a. Hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan kelembagaan.
b. Upaya pemberdayaan.
c. Uaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia potensial dan tidak potensial.
e. Perlindungan sosial.
f. Bantuan sosial.
g. Koordinasi.
i. Ketentuan peralihan.
1. Pelayanan, evaluasi dan efektivitas intervensi terhadap individu atau kelompok atau
metode baru dalam pelayanan keperawatan. sub area prioritas: ventilasi dan sirkulasi,
nutrisi, ekskresi, aktivitas dan istirahat, stimulasi mental, tidur, masalah kardiovaskuler,
masalah penyakit vaskularisasi periver, masalah respiratori, masalah gastrointestinal,
masalah diabetes, masalah muskulusskeletal, masalah genitourinary, masalah neurology,
masalah menurunnya fungsi sensorik, masalah dermatologi, masalah kesehatan mental,
tindakan operatif dan dampaknya, palliative care, manajemen nyeri, rehabilitasi,
perawatan diri dan higienitas, pengawasan menelan obat.
2. parameter dan hasil (out come) intervensi klinik yang spesifik. Sub area
prioritas:diagnosis keperawatan yang spesifik, pengembangan alat ukur geriatric.
3. factor-faktor organisasi yang berdampak pada system pelayanan dan kinerja, sub area
prioritas : peran kolaborasi, model keperawatan di rumah (home care), model perawatan
di rumah sakit (hospital care), model perawatan di panti jompo (institutional care), model
perawatan jangka panjang (long-term care), nursing agency, team work.
4. factor-faktor social yang berdampak pada tingkat kesehatan lansia. Sub area prioritas :
aspek legal:kebijakan dan regulasi, kelenturan kesehatan yang berbasis budaya dan
kepercayaan, social ekonomi, konsep-konsep gerontology (aspek kesehatan, aspek
spiritual, aspek etika dan moral, aspek nutrisi, aspek psikologis, aspek fisiologis dan
aspek social).
5. kualitas hidup (quality of life) dan intervensi kesehatan psiko social. Sub area
prioritas:penilaian status fungsional, psikologis, senile demensia, olah raga, rekreasi,
upaya preventif terhadap risiko kecelakaan, interaksi social, spiritual, manajemen stress,
sakaratul maut, support keluarga, aktivitas dan disfungsi seksual.
Anonim. Lansia Masa Kini dan Mendatang. Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Kedeputian I Bidang Kesejahteraan Sosial. 2010
Darmojo, Budi. Beberapa Masalah Lanjut Usia. Jakarta: Majalah Hospitalia tahun II, No. 10, 11,
dan 12.1977.
Darmojo, Boedi. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1999.
Mardjono, Mahar. Beberapa Masalah dalam Geriatri dan Aspek Medik pada Usia Lanjut. Jakarta:
Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1982.
Kiswanto, Eka A. Trend dan Isu Legal dalam Keperawatan Profesional. Jakarta: Pro-Health. 2009.
R, Rully. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di RSU dalam Perspektif HAM. Jakarta: Harian
Suara Pembaharuan. 2002.
1 komentar:
1.
Balas
Balasan
Balas
Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Arsip Blog
► 2014 (1)
o ► Juli (1)
▼ 2013 (15)
o ► Juni (1)
o ▼ Januari (14)
KONSEP DEPRESI
DEAR GOD