Anda di halaman 1dari 5

Profil Perusahaan

A. Pendirian Perusahaan
Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 65 tahun 1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi
Perusahaan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga, berdasarkan PP yang sama
Perusahaan Konstruksi bekas milik Belanda yang telah dinasionalisasikan, Associate NV,
dilebur ke dalam Perusahaan.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris


No. 1 tanggal 1 Juni 1974 dari Kartini Mulyadi, S.H., yang telah diubah dengan akta No.
2 tanggal 3 Desember 1974 dari notaris yang sama. Akta Pendirian ini telah memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. Y.A.5/5/13 tanggal 17 Januari 1975, dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 85 tanggal 24 Oktober 1975, Tambahan No. 600.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir


dengan Akta No. 12 tanggal 4 Mei 2018 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No: AHU-0012001. AH.01. 02. Tahun 2018.

Sebagai Perseroan terbuka, ADHI terdorong untuk senantiasa memaksimalkan


kinerjanya untuk kepentingan setiap pemangku kepentingan, termasuk bagi kemajuan
industri konstruksi Indonesia yang semakin pesat. Dalam menyikapi semakin ketatnya
persaingan industri konstruksi dan ingin memantapkan diri bersaing dengan pemain global,
Perseroan meredefinisi visinya “Menjadi korporasi inovatif dan berbudaya unggul untuk
pertumbuhan berkelanjutan” dari yang sebelumnya “Menjadi perusahaan konstruksi
terkemuka di Asia Tenggara”.

Perseroan juga menerapkan tagline “Beyond Construction”, yang maknanya


menegaskan motivasi Perseroan untuk merambah ke bidang usaha lain yang masih terkait
dengan bisnis inti Perseroan, juga komitmen Perseroan dalam memberikan outcome yang
bukan hanya berbentuk fisik bangunan hasil konstruksi, melainkan juga value yang dapat
secara terus-menerus dirasakan oleh penggunanya.

Kedepan, Perseroan siap melakukan perbaikan di berbagai aspek termasuk


penguatan organisasi, peningkatan kapasitas internal, dan sinergi dengan seluruh anak
usaha serta melakukan transformasi untuk meningkatkan daya saing dengan:

a. Memaksimalkan kinerja melalui penerapan nilai-nilai perusahaan secara terpadu.


b. Meningkatkan proses pembelajaran dalam rangka mencapai pertumbuhan yang
berkelanjutan.

c. Menerapkan budaya perusahaan yang sederhana dan membumi. 


d. Proaktif menjalankan lima lini bisnis secara profesional, sesuai tata kelola yang

baik dan mendukung pertumbuhan perusahaan.


e. Berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan


(PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan
perusahaan.

Perseroan konsisten dalam meningkatkan daya saing dan portofolio proyek


konstruksi yang sudah dijalankan hingga hari ini. Sebagai bagian dari masyarakat, untuk
mewujudkan tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar,
Perseroan berkomitmen mengembangkan program Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

B. Bidang Usaha

Kegiatan Usaha berdasarkan Anggaran Dasar pada awal pendirian, Perseroan hanya
bergerak dalam bidang usaha konstruksi. Kemudian pada tahun 2009 Perseroan menambah
bidang usaha EPC dan pada tahun 2011, pembagian lini bisnis menjadi lima lini yaitu
konstruksi, EPC, investasi infrastruktur, properti, dan real estate. Hingga saat ini
berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan terakhir, ruang lingkup bidang usaha yang sedang
dijalani oleh Perseroan meliputi konstruksi, properti, industri, energi, dan investasi
infrastruktur, penyelenggaraan prasarana dan sarana perkeretaapian, jasa pengadaan
barang dan hotel.

Sejak tahun 2016, Perseroan mengedepankan penerapan teknologi di antaranya


adalah E-Procurement, E-Risk dan U-Shape Girder yang digunakan pada proyek LRT. E-
Procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa tertentu di lingkungan
Perseroan, di mana seluruh proses pengadaan dilakukan sesuai prosedur yang telah ada
namun diterapkan secara elektronik. E-Risk merupakan aplikasi yang digunakan untuk
mendokumentasi tiap tahap manajemen risiko secara otomatis, yang meliputi risiko beserta
monitoringnya. Sementara U-Shape Girder merupakan struktur beton yang digunakan
Perseroan dalam membangun LRT. Untuk pertama kali U-Shape Girder lahir di Indonesia
melalui Pabrik Precast milik Perseroan di Sentul.

Ruang lingkup bidang usaha Perusahaan meliputi:

a. Konstruksi;
Melaksanakan pembangunan pekerjaan sipil maupun gedung bertingkat
(high-rise building) termasuk fasilitas umum seperti bandara, pelabuhan dan
dermaga, jalan dan jembatan, bendungan dan saluran irigasi, fasilitas olahraga dan
lainnya. Lini bisnis ini ditangani oleh departemen-departemen operasional, seperti
Departemen Infrastruktur I, Departemen Infrastruktur II, Departemen Light Rail
Transit (LRT) serta anak perusahaan PT Adhi Persada Gedung. Proses bisnis
konstruksi pada umumnya dimulai dari tahapan perolehan kontrak yang terdiri dari
kegiatan Info Pasar, PQ, Pra Lelang & Lelang dan Kontrak. Tahapan berikutnya
adalah pelaksanaan proyek yang terdiri dari kegiatan Pra Pelaksanaan,
Pelaksanaan, dan Pasca Pelaksanaan.

b. Konsultasi manajemen dan rekayasa 
 industri (Engineering Procurement and


 Construction/EPC);

Lini bisnis ini ditangani oleh Departemen EPC dan terbagi dalam 2 (dua)
tahap yaitu tahap engineering (basic design, detail design, instrument design dan
commissioning design termasuk di dalamnya kegiatan procurement) dan tahap
construction phase (civil work dan non-civil work). Perseroan memfokuskan
kegiatan usaha EPC pada Power Plant, Oil & Gas, dan Industrial Plant. Dalam hal
ini EPC memainkan peran dalam memperluas penciptaan nilai (value creation).

c. Properti;
Dalam menjalankan bisnis properti, Perseroan juga mengembangkan
kawasan gedung bertingkat, baik untuk komersial, perkantoran maupun residensial,
dan hotel. Selain itu, Perseroan turut mengembangkan kawasan residensial yang
berkualitas seperti rumah hunian, rumah kantor (rukan), rumah toko (ruko) dan
pusat perbelanjaan (mall) baik itu dalam pengembangan lahan maupun dalam
pengembangan desain pemukiman dengan konsep Transit Oriented Development
(TOD), yaitu properti yang terintegrasi dengan stasiun LRT yang saat ini sedang
dibangun oleh Perseroan.
Proses bisnis properti dibagi dalam 4 (empat) tahap kegiatan, yaitu inisiasi,
pengembangan, konstruksi, dan operasi, yang ditangani oleh anak perusahaan PT
Adhi Commuter Properti (ACP) dan PT Adhi Persada Properti (APP). Sedangkan,
proses bisnis hotel dibagi dalam beberapa tahap kegiatan yaitu inisiasi, desain,
rencana bisnis dan perijinan, pelaksanaan konstruksi, operasional hotel, monitoring
& pengendalian yang juga dijalankan oleh PT Adhi Commuter Properti (ACP).
d. Industri;
Perseroan menggarap industri manufaktur melalui anak perusahaannya
yaitu PT Adhi Persada Beton (APB) dengan memproduksi dan memperdagangkan
beton pracetak serta kegiatan usaha terkait. Dan;
e. Investasi
Proses bisnis investasi infrastruktur yang dilakukan Perseroan meliputi
investasi pada proyek air bersih dan proyek-proyek infrastruktur lainnya. Dengan
tagline “Beyond Construction” yang kini dimiliki, ADHI terus melebarkan sayap
bisnisnya tak hanya lewat konstruksi. ADHI juga berinvestasi dalam beberapa
proyek di dalam negeri.

C. Struktur organisasi
Pada tahun 2018 struktur organisasi Perseroan telah mengalami perubahan yang
ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. No. 014-
6/2018/053 tanggal 30 April 2018.

Berikut struktur organisasi Perseroan per 31 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai