Anda di halaman 1dari 6

 Berikut ini adalah data biaya produksi dan persediaan akhir tahun 2013 PT OTI

 PRODUKSI SELAMA TAHUN 2013 SEBANYAK 200.000 UNIT


 80% DARI PRODUKSI PADA TAHUN 2013 TERJUAL DAN SISANYA MASIH TERSIMPAN
DI GUDANG PAKHIR TAHUN
 BBB Rp 3.000.000
 Upah langsung Rp 2.500.000
 Bop variabel Rp 1.000.000
 BOP tetap Rp 600.000
 Harga jual perunit Rp 50
 Biaya adm dan umum Rp 250.000
Diminta :
a. Hitung nilai persediaan akhir th 2013 dengan metode variabel costing dan full costing
b. Buat laporan laba/rugi menurut metode variabel costing dan full costing

Jawaban :

a) Nilai persediaan akhir tahun 2013 dengan metode variabel costing :

Bahan Baku Rp 3.000.000


Upah Langsung Rp 2.500.000
BOP Variabel Rp 1.000.000
Biaya Produksi Rp 10.000.000
Unit yang diproduksi Rp 50
Biaya produksi per unit Rp 10.000.000 / 50 = Rp 200.000
Persediaan akhir 2013 : 80% x 50 unit = 40 unit

Nilai persediaan akhir dengan methode full costing : 200.000 x 40 = Rp 8.000.000

Nilai persediaan akhir dengan metode full costing :

Bahan Baku Rp 3.000.000


Upah Langsung Rp 2.500.000
BOP Variabel Rp 1.000.000
BOP Tetap Rp 600.000
Unit yang diproduksi Rp 50
Rp 1.600.000
Biaya produksi Rp 7.100.000
Rp 50
Biaya produksi per unit Rp 7.100.000 / 50 = Rp 142.000
Nilai persediaan akhir menurut metode full costing

(100% – 80% ) x 50 x Rp 142.000 = Rp 1.420.000


b) Metode Variabel Costing
PT OTI
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 2013

Penjualan ( Rp2.000 x 1.000) Rp2.000.000


Dikurangi biaya-biaya variabel:
Harga Pokok Produksi Rp750.000
Biaya pemasaran variabel (Rp300 x 1.000) Rp300.000
Rp1.050.000
Kontribusi Marjin Rp950.000
Dikurangi Biaya-biaya tetap :
Biaya overhead tetap Rp150.000
Biaya pemasaran tetap Rp100.000
Biaya adm. & umum tetap Rp200.000
Rp450.000
Laba/Rugi Bersih Rp500.000

 Sebutkan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam menghitung tarif bop dan jelaskan bagaimana
perlakuan terhadap saldo rekening selilih bop pd akhir tahun
Jawaban :
a. Jumlah Satuan produk. Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk dan
lebih cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Beban biaya
overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan rumus :

b. Biaya Bahan Baku. Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan, maka tarif biaya
overhead pabrik dapat dihitung dengan rumus :
c. Biaya Tenaga Kerja. Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung
dengan rumus :

d. Jam Tenaga Kerja Langsung. Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan
waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja
langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus :

e. Jam Penggunaan Mesin. Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin
maka dasar yang dipakai membebankan adalah jam mesin. Tarif biaya overhead pabrik dihitung
dengan rumus :

Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun tergantung pada penyebab terjadinya
selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif biaya
overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi seperti karena
perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja tidak langsung maka selisih tersebut dibagi
rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga
Pokok Penjualan. Sebagai akibatnya, harga pokok produksi yang semula berisi biaya overhead pabrik
yang diperhitungkan berdasarkan taksiran dan disesuaikan menjadi biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi.
Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidak efisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di
atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau
penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Tidak ada alasan yang kuat untuk menaikkan harga pokok
persediaan hanya karena ketidak-efisienan atau adanya kapasitas yang tidak terpakai. Metode perlakuan
terhadap selisih biaya overhead pabrik ini seringkali digunakan tanpa memperhatikan penyebab terjadinya
selisih itu sendiri dengan alasan sebagai berikut : manajemen tidak pernah mencoba menentukan
penyebab terjadinya selisih biaya overhead pabrik jumlah selisih tersebut relatif kecil bila dibandingkan
dengan saldo rekening-rekening yang akan dibebani dengan pembagian selisih tersebut. Saldo rekening-
rekening Barang Dalam Proses dan Persediaan Produk Jadi biasanya relatif kecil bila dibandingkan
dengan Harga Pokok Penjualan. Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi-laba diilustrasikan
sebagai berikut :

 PT MUTIARA mengolah produknya melalui tiga departemen produksi yaitu departemen a,b dan c.tiga
departemen pembantu yaitu dept x,y dan z Budget BOP per departemen untuk tahun 1995 nampak sbb :
PT MUTIARA
BUDGET BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN TAHUN 1995
JUMLAH DEPARTEMEN DEPARTEMEN
PRODUKSI PEMBANTU
A B C X Y Z
BBB 6500 3250 1800 700 400 200 150
BTKL 8750 3750 2250 1275 700 500 275
Biaya bahan penolg 2900 1100 1100 500 100 150 50
Biaya Bhn bakar 2000 2000
Biaya ksjtrhn krywn 2310 1000 500 600 100 60 50
Biaya rprsi mesin 2750 800 600 500 400 300 150
Biaya penyusutan 1800 500 550 400 150 75 125
Biaya ansuransi 1000 200 172 190 188 94 156
Biaya listrik 2000 600 500 350 250 200 100
30010 11200 7372 4515 2288 3579 1056
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi :
DEPARTEMEN PRODUKSI
DEPT A DEPT B DEPT C
DEPT PEMBANTU X 50% 30% 20%
DEPT PEMBANTU Y 40% 35% 25%
DEPT PEMBANTU Z 45% 45% 10%

Atas dasar diatas saudara diminta mengalokasikan bop dept pembantu ke dept produksi dengan metode
alokasi langsung,dan hitunglah vrp besar biaya produksi tiap dept produksi
Jawaban :

PT MUTIARA
Alokasi Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke Departemen Produksi
(dalam ribuan rupiah)
Keterangan Departemen Produksi Departemen Pembantu
A B C X Y Z
Jumlah biaya overhead langsung dan tidak 11.200 7.372 4.515 2.288 3.579 1.056
langsung departemen
Alokasi biaya overhead departemen Z 528 316,8 211,2 1.056
Alokasi biaya overhead departemen Y 1.431,6 1.252,65 894,75 3.579
Alokasi biaya overhead departemen X 1.029,6 1.050,19 228,8 2.288
Jumlah alokasi biaya overhead 2.989,2 2.619,64 1.334,75
dari departemen pembantu
Jumlah biaya departemen produksi setelah 14.189,2 9.991,64 5.849,75
menerima alokasi biaya dari dep. pembantu

Anda mungkin juga menyukai