Anda di halaman 1dari 6

100

IDENTIFIKASI JENIS PESTISIDA DAN PENGGUNAAN APD PADA


PETANI PENYEMPROT DI KECAMATAN NGANTRU KABUPATEN
TULUNGAGUNG

PESTICIDE IDENTIFICATION AND PERSONAL PROTECTIVE


EQUIPMENT (PPE) USE OF SPRAYING FARMER IN NGANTRU
TULUNGAGUNG DISTRICT

Endah Retnani Wismaningsih1, Dianti Ias Oktaviasari2

Info Artikel Abstrak


Latar belakang: Penggunaan pestisida kimia tidak dapat lepas dari bidang
Sejarah Artikel: pertanian. Salah satu upaya untuk mengurangi risiko keracunan pestisida pada
Diterima 31 Mei 2016 petani adalah dengan menggunakan APD. Tujuan: Mengidentifikasi jenis
Disetujui 13 Juni 2016 pestisida dan APD yang digunakan oleh petani di Kecamatan Ngantru Kabupaten
Dipublikasikan 16 Juni Tulungagung. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
2016 observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi adalah seluruh petani
di Kecamatan Ngantru. Besar sampel sebanyak 28 orang diambil dengan teknik
accidental sampling. Variabel penelitian adalah jenis pestisida dan jenis APD
Kata Kunci:
yang digunakan petani. Hasil: Insektisida yang paling banyak digunakan yaitu
Identifikasi Pestisida, berbahan aktif Klorantraniliprol (67,8%). Fungisida yang paling banyak
APD, Petani digunakan yaitu berbahan aktif Propineb (82,1%). Semua petani selalu
Penyemprot. menggunakan APD berupa masker, topi, baju lengan panjang, dan celana
panjang. Simpulan dan saran: Petani di Kecamatan Ngantru menggunakan
Keywords: insektisida dan fungisida dalam sekali penyemprotan. Petani sudah menggunakan
Pesticide Identification, APD dengan baik untuk melindungi diri dari paparan pestisida. Perlu dilakukan
Personal Protective penelitian untuk menggambarkan risiko keracunan pestisida pada petani serta
Equipment, Spraying menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi.
Farmer.

Abstract
Background: Chemical pesticide always use in agriculture. To reduce pesticide
poisoning in farmer is using PPE. Objectives: To identify pesticide and PPE that
used by farmer in Ngantru Tulungagung District. Methods: This study is
observational descriptive study with cross sectional design. Population were all
farmers in Ngantru. Sample size was 28 farmers by accidental sampling
techniques. Variables were pesticide and PPE that used by farmers. Results:
Insecticide that mostly used by farmers was Chlorantraniliprol (67,8%).
Fumgicide that mostly used by farmers was Propineb (82,1%). All samples
always use PPE such as mask, hat, long sleeved clothes and trouser.
Conclusions and suggestions: Farmers in Ngantru use insecticide and fungicide
in once spraying. Further studies should be examine risk of pesticide poisoning
and analyze factors that associated wuth it.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
1 Staf pengajar S1 Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata Kediri. E-mail: endry.wizh@gmail.com
2 Staf pengajar S1 Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata Kediri. E-mail: dianti.ias@gmail.com
101

Endah Retnani Wismaningsih| Identifikasi Jenis Pestisida …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Salah satu masalah yang tidak dapat Penelitian ini merupakan penelitian
lepas dari kehidupan manusia adalah deskriptif observasional dengan desain cross-
penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida sectional, yaitu peneliti melakukan
identik dengan bidang pertanian, namun tanpa pengukuran atau penelitian dalam satu
disadari masyarakat umum juga waktu6. Penelitian ini dilakukan di wilayah
menggunakan pestisida seperti obat nyamuk. Kecamatan Ngantru, Kabupaten
Pada umumnya sayuran rentan terhadap Tulungagung.
organisme pengganggu tanaman (OPT), Populasi dalam penelitian ini adalah
sehingga penggunaan pestisida kimia tidak seluruh petani sayuran yang menggunakan
dapat terlepas dari para petani1. Studi pestisida di Kecamatan Ngantru, Kabupaten
menunjukkan bahwa biaya petani tomat untuk Tulungagung. Besar sampel dalam penelitian
membeli pestisida di Jawa Barat mencapai ini sebanyak 28 petani diambil dengan teknik
50% dari total biaya yang dikeluarkan2. Hal accidental sampling yaitu petani yang ditemui
tersebut menunjukkan bahwa petani rela pada saat penelitian yang dijadikan sampel.
mengeluarkan biaya yang besar untuk Variabel dalam penelitian ini adalah jenis
penggunaan pestisida. pestisida dan APD yang digunakan petani
Penggunaan pestisida pada pertanian pada saat menyemprot sayuran. Hasil
dapat berdampak negatif terhadap kesehatan penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi dan
petani dan kesehatan masyarakat3,4,5. persentase.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
diketahui bahwa para petani yang berada di HASIL PENELITIAN
Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung Identifikasi jenis sayuran yang
selalu menggunakan pestisida. Petani ditanam dapat dilihat pada Tabel 1.
penyemprot pestisida berisiko untuk
Tabel 1. Jenis sayuran yang ditanam
mengalami keracunan pestisida. Keracunan
pestisida pada petani dapat terjadi akibat Sayuran n %
Tomat 6 21.4
paparan pestisida pada saat petani
Kacang Panjang 5 17.9
menyemprot tanaman. Terung 4 14.3
Pemeriksaan kolinesterase darah dari Mentimun 3 10.7
80 petani yang berada di Kabupaten Cabai 10 35.7
Tulungagung pada tahun 2012 menunjukkan Total 28 100
1.25% termasuk dalam kategori keracunan
Tabel 1 menunjukkan sebagian besar
ringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
petani menanam cabai sebanyak 10 orang
identifikasi jenis pestisida dan alat pelindung
(35.7%). Sayuran lain yang ditanam adalah
diri (APD) apa saja yang digunakan oleh
tomat yaitu sebanyak 6 orang (21.4%),
petani di Kecamatan Ngantru Kabupaten
kacang panjang sebanyak 5 orang (17.9%),
Tulungagung. Tujuan penelitian ini adalah
terung sebanyak 4 orang (14.3%), dan
untuk mengidentifikasi jenis sayuran yang
mentimun sebanyak 3 orang (10.7%).
ditanam, jenis pestisida yang digunakan
Distribusi jenis pestisida yang
petani, dan jenis alat pelindung diri yang
digunakan petani penyemprot di Kecamatan
digunakan petani di Kecamatan Ngantru
Ngantru Kabupaten Tulungagung dapat
Kabupaten Tulungagung.
dilihat pada Tabel 2.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


102

Endah Retnani Wismaningsih| Identifikasi Jenis Pestisida …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

Tabel 2. Jenis pestisida yang digunakan Tabel 2 menunjukkan bahwa jenis


Merk Dagang Bahan Aktif % pestisida yang digunakan petani sayuran
Insektisida terdiri dari berbagai macam merk dagang dan
Regent Fipronil 3.5 berbagai macam fungsi. Sebagian besar
Lanate Metomil 28.5 insektisida yang digunakan oleh petani adalah
Prevaton Klorantraniliprol 67.8 Prevaton dengan bahan aktif Klorantraniliprol
Dimetion Dimetoat 25
Demolis Abamektin 25 (67.8%) dan Score dengan bahan aktif
Astertrin Sipermetrin 28.5 Difenokonzol (57.1%). Sebagian besar
Mexican Klorfenapir 7.1 fungisida yang digunakan oleh petani adalah
Amate Indoksakarb 17.8 Antracol dengan bahan aktif Propineb
Besvidor Imidakloprid 14.2 (82.1%) dan Daconil dengan bahan aktif
Marshal Karbosulfan 14.2
Score Difenokonazol 57.1 Klorotalonil (64.3%). Tidak ada petani yang
Spontan Dimehipo 17.8 menggunakan Rodentisida dan Akarisida.
Fungisida Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Amistar Top Difenokonazol 21.4 semua petani selalu menggunakan masker,
Trivia Propineb 39.3 topi, baju lengan panjang, dan celana panjang.
Daconil Klorotalonil 64.3 Semua petani tidak pernah menggunakan
Bion Mankozeb 32.1
sarung tangan ketika melakukan
Antracol Propineb 82.1
Rodentisida penyemprotan. Tabel 3 berikut ini
- - - menunjukkan distribusi jenis APD yang
Akarisida digunakan petani sayuran di Kecamatan
- - - Ngantru Kabupaten Tulungagung.

Tabel 3. Jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Pemakaian APD
Jumlah
Jenis APD Petani Selalu Kadang-Kadang Tidak Pernah
responden
n % n % n %
Masker 28 28 100 0 0 0 0
Topi 28 28 100 0 0 0 0
Kaca mata 28 0 0 2 7.1 26 92.9
Baju lengan panjang 28 28 0 0 0 0 0
Celana panjang 28 28 100 0 0 0 0
Sepatu 28 27 96.4 1 3.6 0 0
Sarung tangan 28 0 0 3 10.7 25 89.3

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan


Daerah dataran rendah seperti Ngantru diketahui bahwa sebagian besar jenis
wilayah Kecamatan Ngantru Kabupaten sayuran yang ditanam adalah cabai. Jenis
Tulungagung merupakan salah satu daerah sayuran lain yang ditanam di Kecamatan
penghasil sayuran terutama di wilayah Ngantru adalah tomat sebanyak, kacang
Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya. panjang, terung, dan mentimun.
Sayuran yang dapat ditanam di wilayah Serangan OPT dapat menyebabkan
Kecamatan Ngantru merupakan sayuran yang penurunan produksi lahan, bahkan
dapat ditanam di dua jenis ketinggian yaitu menyebabkan gagal panen sehingga
7
dataran tinggi dan dataran rendah. merugikan petani . Para petani memilih

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


103

Endah Retnani Wismaningsih| Identifikasi Jenis Pestisida …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

menggunakan pestisida kimia untuk Salah satu dampak negatif dari


menghemat waktu. Hasil penelitian ini penggunaan pestisida bagi kesehatan
menunjukkan bahwa pestisida yang masyarakat adalah keracunan pestisida pada
digunakan oleh petani sayuran di Kecamatan petani3. Pada saat melakukan penyemprotan,
Ngantru Kabupaten Tulungagung adalah petani akan terpapar percikan pestisida
insektisida dan fungisida. Tidak ada terutama apabila petani tersebut tidak
responden penelitian yang menggunakan menggunakan APD11. Petani akan merasakan
rodentisida dan akarisida. Insektisida adalah beberapa gejala keracunan seperti mual,
pestisida yang digunakan untuk membasmi pusing, lemah, dan keluar air mata secara
serangga8. Sebagian besar petani terus menerus12,13. Hasil penelitian ini
menggunakan insektisida dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa semua petani responden
mengendalikan hama putih, penyakit keriting sudah menggunakan masker, topi, baju lengan
kuning, hama trips, dan tungau9. panjang dan celana panjang.
Insektisida merupakan semua zat Masker yang digunakan petani berupa
kimia dan bahan lain serta jasad renik, serta baju yang dilingkarkan sedemikian rupa
virus yang dipergunakan untuk memberantas sehingga dapat menutupi hidung. Penggunaan
atau mencegah binatang-binatang yang dapat topi adalah sebagai pelindung dari sinar
menyebabkan penyakit pada manusia. Gejala matahari dan percikan pestisida mengenai
keracunan karena insektisida berupa gejala mata petani. Dengan demikian petani tidak
muskarinik, nikotinik, dan syaraf pusat.10 perlu memakai kaca mata. Sebanyak 26
Fungisida adalah pestisida yang petani tidak pernah menggunakan kaca mata
digunakan untuk membasmi fungi/ jamur8. ketika melakukan penyemprotan pestisida
Petani menyebutkan bahwa penggunaan karena merasa risih.
fungisida adalah untuk mengendalikan Semua petani menggunakan baju
penyakit busuk daun, busuk batang, busuk lengan panjang dan juga celana panjang
buah, dan layu fusarium7. Petani sayuran ketika menyemprotkan pestisida. Baju dan
sering menggunakan fungisida karena celana tersebut adalah pakaian khusus bagi
tanaman jenis sayuran memang sangat rentan petani untuk bekerja di sawah. Sebagian besar
diserang cendawan. petani selalu menggunakan sepatu ketika
Hasil wawancara menunjukkan menyemprotkan pestisida. Jenis sepatu yang
bahwa hampir semua petani di Kecamatan sering digunakan petani adalah sepatu boot
Ngantru Kabupaten Tulungagung dengan bahan karet atau plastik. Berdasarkan
mencampurkan lebih dari satu jenis hasil penelitian ini diketahui bahwa perilaku
insektisida dan fungisida dalam sekali penggunaan APD pada petani sudah cukup
penyemprotan. Pencampuran dilakukan untuk baik, namun masih perlu diawasi.
menghemat waktu dan tenaga petani, Penggunaan APD yang lengkap dan tertib
sehingga diharapkan dalam satu kali diharapkan akan menurunkan risiko petani
penyemprotan dapat membasmi serangga dan terhadap keracunan pestisida. Paparan
jamur. Pada umumnya petani beranggapan keracunan dapat terjadi karena petani tidak
bahwa semakin banyak pestisida yang memperhatikan petunjuk tentang cara
digunakan maka semakin ampuh membasmi menggunakan pestisida dan cara penggunaan
OPT5. alat pelindung diri dan sanitasi dasar14.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


104

Endah Retnani Wismaningsih| Identifikasi Jenis Pestisida …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

SIMPULAN 3. Adriyani, R. (2006). Usaha Pengendalian


1. Jenis sayuran yang ditanam oleh petani di Pencemaran Lingkungan Akibat
Kecamatan Ngantru Kabupaten Penggunaan Pestisida Pertanian. Jurnal
Tulungagung adalah cabai, tomat, kacang Kesehatan Lingkungan, 3(1), 95-10.
panjang, terung, dan mentimun. 4. Tomer, V., Sangha, V. (2013). Vegetable
2. Insektisida yang paling banyak digunakan Processing At Household Level:
oleh petani di Kecamatan Ngantru Effective Tool Against Pesticide Residue
Kabupaten Tulungagung adalah Prevaton Exposure. IOSR Journal Of
dengan kandungan bahan aktif Environmental Science, Toxicology And
Klorantraniliprol. Food Technology (IOSR-JESTFT) e-
3. Fungisida yang paling banyak digunakan ISSN:2319-2402, 6(2), 43-53.
oleh petani di Kecamatan Ngantru 5. Hartini, E. (2014). Kontaminasi Residu
KabupatenTulungagung adalah Antracol Pestisida Dalam Buah Melon (Studi
dengan kandungan bahan aktif Propineb. Kasus Pada Petani di Kecamatan
4. Semua petani selalu menggunakan Penawangan). Jurnal Kesehatan
masker, topi, baju lengan panjang, dan Masyarakat, 10(1), 96-102.
celana panjang serta sepatu ketika 6. Budiarto, E. (2003). Metodologi
melakukan penyemprotan pestisida pada Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC.
sayuran. 7. Yasa, I., Sudiarta, I., Wirya,
I.,Sumiartha, K., Utama, I., Luther, G.,
SARAN Mariyono, J. (2012). Kajian Ketahanan
Perlu suatu upaya edukasi kepada Terhadap Penyakit Busuk Daun
petani agar lebih berhati-hati dalam (Phytophthora infestans) pada Beberapa
menggunakan pestisida terutama jumlah Galur Tomat. Agroekoteknologi Tropika.
pestisida dan dosis yang digunakan dalam 1(2).
sekali penyemprotan untuk mengurangi risiko 8. Djojosumarto, P. (2008). Teknik Aplikasi
keracunan pestisida pada petani. Selain itu Pestisida Pertanian. Yogyakarta:
juga perlu dilakukan penelitian untuk Kanisisus.
menggambarkan risiko keracunan pestisida 9. Hendrival, Hidayat, P., Nurmansyah, A.
pada petani serta menganalisis faktor-faktor Keanekaragaman dan Kelimpahan
yang mempengaruhi. Musuh Alami Bemisia tabaci
(Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae)
REFERENSI pada Pertanaman Cabe Merah di
1. Fantke, P.,Charles, R., Alencastro, L. F., Kecamatan Pakem, Kabupaten
Friedrich, R. (2011). Plant Uptake of Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pesticides and Human Health: Dynamic Journal Entomologi Indonesia,
Modelling of Residue in Wheat and September 2011, Vol. 8, No. 2, 96-109
Ingestion Intake. Chemosphere, 85, 1639- 10. Kemenkes (2012). Pedoman
1647. Penggunaan Insektisida (Pestisida)
2. Setiawati, W., Sulastrini, I., Gunaeni, N. dalam Pengendalian Vektor. Jakarta:
(2001). Penerapan Teknologi PHT Pada Direktorat Jenderal Pengendalian
Tanaman Tomat. Bandung: Balai Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Penelitian Tanaman Sayuran. Kemenkes

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001


105

Endah Retnani Wismaningsih| Identifikasi Jenis Pestisida …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 1 Tahun 2016

11. Budi, G. P. (2009). Beberapa Aspek 13. Mukono, H. J. (2006). Prinsip Dasar
Perbaikan Penyemprotan Pestisida Untuk Kesehatan Lingkungan (Edisi Kedua).
Mengendalikan Organisme Pengganggu Surabaya: Airlangga University Press.
Tanaman. Agritech, 11(2), 69-80. 14. Damalas, C.A., Eleftherohorinos, I.G.
12. Raini, M. (2007). Toksikologi Pestisida (2011). Pesticide Exposure, Safety
dan Penanganan Akibat Keracunan Issues, and Risk Assessment Indicators.
Pestisida. Media Litbang Kesehatan, Int. J. Environ. Res. Public Health. 8,
17(3). 1402-1419.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 9772442655001

Anda mungkin juga menyukai