KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Hirsprung”. Selain bertujuan untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Anak. Makalah ini juga disusun dengan
maksud agar teman-teman mahasiswa dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang
Hirsprung.
Pembahasan makalah ini dilakukan secara lugas dan sederhana sehingga akan
literature, yang berhubungan dan sesuai dengan apa yang sudah disarankan demi untuk
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
A. Latar belakang........................................................................................................ 1
A. Pengertian .............................................................................................................. 3
B. Etiologi................................................................................................................... 4
C. Patofisiologi ........................................................................................................... 4
F. Penatalaksanaan ..................................................................................................... 7
G. Prognosis ................................................................................................................ 9
H. Komplikasi ............................................................................................................. 9
A. Pengkajian ............................................................................................................ 11
C. Intervensi ............................................................................................................. 14
3
D. Implementasi ........................................................................................................ 30
E. Evaluasi ................................................................................................................ 30
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 32
B. Saran .................................................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
pergerakan usus yang dimulai dari spingter ani internal ke arah proksimal dengan panjang
yang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Penyakit hisprung adalah penyebab
obstruksi usus bagian bawah yang dapat muncul pada semua usia akan tetapi yang paling
Penyakit hisprung juga dikatakan sebagai suatu kelainan kongenital dimana tidak
terdapatnya sel ganglion parasimpatis dari pleksus auerbach di kolon, keadaan abnormal
tersebutlah yang dapat menimbulkan tidak adanya peristaltik dan evakuasi usus secara
spontan, spingter rektum tidak dapat berelaksasi, tidak mampu mencegah keluarnya feses
secara spontan, kemudian dapat menyebabkan isi usus terdorong ke bagian segmen yang tidak
adalion dan akhirnya feses dapat terkumpul pada bagian tersebut sehingga dapat
Pasien dengan penyakit hisprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick Ruysch pada
tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald Hirschsprung yang
penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan Kernohan
menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan oleh gangguan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan pola fikir secara ilmiah kedalam
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hisprung atau mega kolon adalah penyakit yang tidak adanya sel – sel ganglion
dalam rectum atau bagian rectosigmoid colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan
abnormal atau tidak adanya evakuasi usus spontan (Betz, Cecily &Sowden : 2000).
keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik). Jadi, karena
ada bagian dari usus besar (mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai
fungsinya sehingga usus menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar yang
ganglion dalam rektum atau bagian rektosigmoid kolon. Dan ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak adanya evakuasi
usus spontan. (Betz & Sowden, 1987 : 196). Penyakit hirschprung adalah suatu kelainan
tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada usus, dapat dari kolon sampai pada usus
gangguan pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan terjadi pada bayi aterm
dengan berat lahir < 3 Kg, lebih banyak laki – laki dari pada perempuan. ( Arief
obstruksi mekanik karena ketidak adekuatan motilitas sebagian dari usus. (Donna L.
B. Etiologi
submukoisa untuk berkembang ke arah kranio kaudal di dalam dinding usus. Disebabkan
oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari pleksus Auerbach di kolon.
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu sendiri adalah
diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering terjadi pada anak dengan
Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub mukosa dinding plexus.
(Darmawan,Kartono 2014).
C. Patofisiologi
ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid kolon. Ketidakadaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya peristalsis serta tidak adanya evakuasi usus spontan.
Selain itu, sfingter rectum tidak dapat berelaksasi, mencegah keluarnya feses secara
normal. Isi usus terdorong ke segmen aganglionik dan feses terkumpul didaerah tersebut,
menyebabkan dilatasinya bagian usus yang proximal terhadap daerah itu. Penyakit
Hirschsprung diduga terjadi karena factor-faktor genetic dan factor lingkungan, nmaun
etiologi sebenarnya tidak diketahui. Penyakit hirschsprung dapat muncul pada sembarang
usia, walaupun paling sering terjadi pada neonatus. (Buku Saku, Keperawatan Pediatri,
Distensi Gangguan
Nutrisi kurang Volume
abdomen hebat pola BAB
dari kebutuhan cairan tubuh
tubuh menurun
D. Manifestasi klinik
Menurut (Buku Saku, Keperawatan Pediatri, Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC :
2012) :
Masa Neonatal
3. Enggan minum
4. Distensi abdomen
6
1. Konstipasi
2. Diare berulang
4. Distensi Abdomen
5. Gagal tumbuh.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa dengan alat penghisap and
2. Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum, dilakukan dibawah
3. Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap. Pada penyakit ini klhas
4. Manometri anorektal ; untuk mencatat respons refluks sfingter interna dan eksterna.
F. Penatalaksanaan
1. Medis
besar untuk membebaskan dari obstruksi dan mengembalikan motilitas usus besar
sehingga normal dan juga fungsi spinkter ani internal. Ada dua tahap pembedahan
pertama dengan kolostomi loop atau double barrel dimana diharapkan tonus dan
ukuran usus yang dilatasi dan hipertropi dapat kembali menjadi normal dalam waktu 3-
a) Prosedur duhanel biasanya dilakukan terhadap bayi kurang dari 1 tahun dengan
end to end pada kolon yang berganglion dengan saluran anal yang dilatasi dan
c) Prosedur soave dilakukan pada anak-anak yang lebih besar dengan cara
membiarkan dinding otot dari segmen rectum tetap utuh kemudian kolon yang
2. Keperawatan
Perhatikan perawatan tergantung pada umur anak dan tipe pelaksanaanya bila
a. Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital pada anak
secara dini
Pada perawatan preoperasi harus diperhatikan juga kondisi klinis anak – anak dengan
malnutrisi tidak dapat bertahan dalam pembedahan sampai status fisiknya meningkat. Hal
ini sering kali melibatkan pengobatan simptomatik seperti enema. Diperlukan juga
adanya diet rendah serat, tinggi kalori dan tinggi protein serta situasi dapat digunakan
1) Ajarkan pada orang tua untuk memantau adanya tanda dan gejala komplikasi
b) Inkontinensia
a) Persiapan kulit
e) Irigasi kolostomi
kolostomi.
a) Tampilan
b) Bau
3. Kolaboratif
perut yang disambungkan dengan ujung usus besar. Pengangkatan bagian usus yang
terkena dan penyambungan kembali usus besar biasanya dilakukan pada saat anak
berusia 6 bulan atau lebih. Jika terjadi perforasi (perlubangan usus) atau enterokolitis,
G. Prognosis
Secara umum prognosisnya baik, 90% pasien dengan penyakit hirschprung yang
mendapat tindakan pembedahan mengalami penyembuhan dan hanya sekitar 10% pasien
yang masih mempunyai masalah dengan saluran cernanya sehingga harus dilakukan
kolostomi permanen. Angka kematian akibat komplikasi dari tindakan pembedahan pada
bayi sekitar 20%. Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC : 2012) .
H. Komplikasi
10
2. Enterokolitis (akut)
4. Inkotinensia (jangka panjang) Cecily L. Betz dan Linda A. Sowden, EGC : 2012) :
32
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Informasi identitas/data dasar meliputi, nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
1. Anamnesis
Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan
diagnosis medis.Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat dilakukan
kembung, muntah.
Yang diperhatikan adanya keluhan mekonium keluar setelah 24 jam setelah lahir,
Tanyakan sudah berapa lama gejala dirasakan pasien dan tanyakan bagaimana
d. Riwayat Nutrisi
e. Riwayat psikologis
Bagaimana perasaan klien terhadap kelainan yang diderita apakah ada perasaan
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang menderita
Hirschsprung.
g. Riwayat social
Apakah ada pendakan secara verbal atau tidak adekuatnya dalam mempertahankan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat dilihat
b. Sistem respirasi
c. Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi apikal,
d. Sistem penglihatan
e. Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus, adanya
Pre Operasi
Post Operasi
1) Kaji status pascabedah anak (tanda-tanda vital, bising usus, distensi abdomen)
B. Diagnosa keperawatan
Pre operasi
1. Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
inadekuat.
Post operasi
kolostomi.
C. Intervensi
Pre operasi
No Dx Tujuan Intervensi
berhubungan dengan
kriteria : - Catat BAB terakhir
mekanik : megakollon
- Faeses lunak - Monitor tanda konstipasi
colostomi perlu.
2. Bowel irrigation
irigasi rektum.
orangtua pasien.
sesuai.
suhu tubuh.
rektal dimasukkan.
irigasi.
3. Persiapan preoperatif
16
harus dilakukan.
- lakukan pemeriksaan
elektrolit, AGD.
perlu.
- bantu pasien
mengungkapkan ketegangan
dan kecemasan.
17
harus dilakukan.
- Informasikan jadwal
lama operasi.
- Jelaskan kegiatan
pemeriksaan lab,
tunggu keluarga.
2. health education:
- jelaskan tindakan
18
dilakukan.
- Jelaskan mengenai
penyakit,prosedur
tindakandancara perawatan
dengan dokter.
post operatif.
masa anak-anak).
tapi sering.
menyesuaikan dengan
asing.
- Informasikan tentang
mungkinmereka perlukan.
mendukunguntuk bertanya,
mengungkapkan
kekecewaan dan
20
perasaannya.
- Hadirkan
pasien.
output
- menunjukkan TD, nadi
TD)
- Mampu menjelaskan
menunjukkan retensi
cairan
monitor
keadaan hemodinamik
21
monitor tanda-tanda
volume cairan
administrasi terapi
Intra vena
intake oral.
2. monitor cairan
kebiasaan eliminasi
- kaji faktor
resiko terjadinya
ketidakseimbangan cairan
output
elektrolit
- jaga keakurtan
- administrasi
pemberian cairan
3. managemen hipovolemi
vena
- monitor kehilangan
cairan
- monitor hasil
laboratorium
- administrasi pemberian
cairan hipotonik/isotonik
- observasi indikasi
dehidrasi
oral
over hidration
Post Operasi
- Observasi
- tanda vital dbn
ketidaknyamanan non
verbal
nyaman
tenang.
- Tingkatkan istirahat
24
2 Teaching
nyeri
- Pertahankan imobilisasi
atau ketidaknyamanan
3. Administrasi analgetik
- Tentukan lokasi,
pemberian obat.
frekuensi pemberian
memberikan obat
pemberian obat
- Dokumentasikan
pemberian obat
melakukan tindakan
- tanda vital dalam batas
keperawatan.
normal
- Berikan personal
2. Proteksi infeksi
- monitor tanda-tanda
sistemik.
lain.
- Batasi pengunjung
insisi operasi.
3. Ostomy care
melakukan perawatan
kolostomi
kolostomi
indikasi.
setiap kotor.
4. Medikasi terapi
program
- Tingkatkan nutrisi
- Monitor keefektifan
terapi.
5. Health education
infeksi.
colostomi
output
- menunjukkan TD, nadi
monitor keadaan
hemodinamik
monitor tanda-tanda
volume cairan
vena
intake oral.
5. monitor cairan
eliminasi
terjadinya
29
ketidakseimbangan cairan
output
elektrolit
- jaga keakurtan
- administrasi pemberian
cairan
6. managemen hipovolemi
vena
- monitor kehilangan
cairan
- monitor hasil
laboratorium
- administrasi pemberian
30
cairan hipotonik/isotonik
- observasi indikasi
dehidrasi
oral
over hidration
D. Implementasi
perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana
perawatan pasien.
ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
d. Tindakan kolaborasi
E. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
masalah fisik, psikologis maupun psikososial. Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan buang air besar. Orang tua yang
mengusahakan agar anaknya bisa buang air besar dengan cara yang awam akan menimbulkan
masalah baru bagi bayi/anak. Penatalaksanaan yang benar mengenai penyakit hisprung harus
difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik tenaga medis maupun keluarga. Untuk
tecapainya tujuan yang diharapkan perlu terjalin hubungan kerja sama yang baik antara
pasien, keluarga, dokter, perawat maupun tenaga medis lainnya dalam mengantisipasi
B. Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang penyakit
hsaprung. Walaupun dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden, 20 02, Keperawatan Pediatric Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Carpenito, 1998, Diagnosis Keperawatan, Editor Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Betz, Cecily, L. Dan Linda A. Sowden 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi ke-3.
Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Alih bahasa : Brahm U Pendit. Jakarta :
EGC.
Carpenito , Lynda juall. 1997 . Buku saku Diagnosa Keperawatan.Edisi ke -^. Jakarta : EGC
Staf Pengajar Ilmu kesehatan Anak . 1991. Ilmu Kesehatan Anak . Edisi Ke-2 . Jakarta :
FKUI .
Mansjoer , Arif . 2009 . Kapita Selekta Kedokteran .Edisi Ke-3 . Jakarta : Media Aesulapius
FKUI