Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FARMASETIKA DASAR

LABORATORIUM FARMASETIKA
LAPORAN PRAKTIKUM HARIAN
FARMASETIKA DASAR

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Maksud dan tujuan praktikum
Maksud dan tujuan dari praktikum farmasetika dasar ini yaitu agar praktikan
dapat mengetahui, memahami, memahami, dan menguraikan apa yang dimaksud
pulvis (serbuk bagi) sebagai sediaan farmasetika yang merupakan serbuk bagi.

B. Tujuan praktikum
1. Praktikum mampu menyelesaikan resep yang diberikan dengan cara yang
benar.
2. Praktikan mengenal jenis-jenis sediaan farmasi dan mampu
menyiapkannya.
3. Praktikan mampu meracik sediaan serbuk dengan baik dan benar.
4. Praktikan dapat menghitung dosis dan takaran yang tepat dari resep yang
disediakan . ( Tim dosen,2018)
BAB II
TEORI UMUM

Pulvis adalah serbuk yang dibuat untuk pemakaian dalam maupun


pemakaian luar. Pada pemakaian dalam, serbuk tak terbagi hanya terbatas pada
obat yang relatif tidak poten seperti laxatif, antasida, makanan diet, dan analgesik
tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau
penakar lain. ( Tim dosen,2018)
Untuk pemakaian luar serbuk pemakaian luar serbuk tak terbagiharus bebas
dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya harus
melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi.
Sedangkan serbuk yang mengandung lemak harus melewati pengayak no. 44
contohnya serbuk tabur. (Tim dosen,2018)
Pulveres adalah serbuk terbagi yang dibungkus dengan kertass perkamen
dan untuk lebih melindungi dari pengaruh lingkungan. Serbuk ini dapat dilapisi
dengan kertas selofan atau sampul polietilena. ( Syamsuni,2006)
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan
untuk pemakaian oral/dalam atau untuk pemakaian luar. ( Syamsuni,2006)
Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu persatu, sedikit
demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian
diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi. Jika
serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan pengayak nomor 44. (FI edisi III,
hal 23)
 Keuntungan bentuk serbuk, antara lain:
1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
dipadatkann.
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih
mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak
ditemukan dalam sediaan serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalm suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat
dibuat dalam bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan
penderita.
 Kerugian bentuk serbuk, antara lain:
1. Tidak tertutup nya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengkat
dilidah, dan lain-lain.
2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembap atau basah. (Syamsuni,2006)
SYARAT-SYARAT SERBUK
Secara umum syarat serbuk adalah sebagai berikut :
1. Kering
2. Halus
3. Homogen
4. Memenuhi uji keseragaman bobot (seragam dalam bobot) atau keseragam
kandungan (seragam dalm zat yang terkandung) yang berlaku untuk
serbuk terbagi/ pulveres yang mengandung obat keras, narkotik, dan
psikotropik. (Syamsuni,2006)
Jenis-jenis serbuk menurut cara pemakaian:
1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur)
Serbuk ringan, bebas butiran kasar dimaksudkan untuk pemakaian luar,
umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus
untuk memudahkan pengguna. Talk, kaolin, dan bahan mineral yang
digunakan untuk sebuk tabur harus bebas dari bakteri Clostridium Tetani
dan Clostridum Welchii, dan Bacillus Antrachis. Tidk boleh dipakai pada
luka terbuka.
2. Pulvis dentifriciius (serbuk gigi)
Serbuk yang bisa mengobati sakit gigi, penggunanya dengan cara
ditaburkan pada gigi yang sakit yang sakit atau berlubang.
3. Pulvis stemutatorius ( serbuk bersin)
Penggunaanya dihisap melalui hidung sehingga serbuk tersebut harus
halus sekali.
4. Pulvis effervescent
Serbuk biasa yang sebelum ditelan harus dilarutkan dulu sebelum air
hangat, dan menghasilkan CO2 kemudian membentuk larutan yang
umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran senyawa asam dan
basa. Bentuk serbuk ini banyak ditemukan pada minuman berenergi yang
banyak beredar. ( Tim dosen, 2018)
Cara mencampur serbuk:
Dalam mencampur serbuk ada beberapa hal yang diperhatikan, antara lain :
1. Obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar harus digerus halus dulu.
2. Obat yang berkhasiat dan jumlahnya sedikit ditambah dengan zat
penambah (konstituen) dalam mortir.
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersama agar tampak bahwa serbuk
sudah merata.
4. Obat yang jumlahnya sedikit/volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
(Tim dosen,2018)
PEMBUATAN SERBUK DENGAN BAHAN-BAHAN
Cara mencampur bahan obat untuk serbuk :
1. Trituritian, mencampurkan bahan obat dalam mortir dengan stamper.
2. Spatulation, mencampurkan bahan obat langsung diatas kertas.
3. Sifting, cara mencampurkan bahan obat dalam tempat tertutp yang
dilengkapi dengan bola logam sebagai, penggiling kemudian digoyang-
goyangkan. ( Syamsuni,2006)
Bahan padat
1. Halus sekali
a) Tidak berkhasiat
1) Belerang, dalam bedak tabur tidak ikut diayak, tidak boleh diayak
dengan sutera/logam.
2) Lodoform karena baunya lengket dan tidak enak harus diayak
dengan ayakan khusus atau terpisah.
3) Rifampisin, sb2s5 (sangat halus hingga dapat masuk pori-pori
lumpang atau mortir naka harus digerus dalam lapisan zat
tambahan.
b) Berkhasiat keras
1) Jumlah banyak : rifampisin, digerus dalam lapisan zat tambahan
2) Jumlah sedikit : luminal, As2O3, dibuat pengenceran bertingkat.
2. Hablur/ kristal
a) Camphorae, mudah mengkristal kembali, maka ditetesi terlebih
dahulu dengan eter atau etanol 95%, kemudian dikeringkan.
b) Asam salisilat, sangat ringan, mudah berterbangan merangsang hidung
hingga bersin, ditetesi dahulu dengan eter atau etanol 95%.
c) Asam benzoat, naftol, menthol, dan salol campurannya mudah
mencair, dikerjakan seperti pada champorae atau champorae atau
asam salisilat.
d) Iodin, tetesi dengan eter atau etanol 95%, keringkan dengan zat
tambahan. Jika menggunakan amilun akan berubah warna dari putih
menjadi biru.
e) Fel 2, fecl 2, feCO3, diambil resep standar pillulae-nya.
3. Bahan setengah padat (biasanya dalam bedak tabur )
1. Jumlah banyak, dileburkan dahulu.
2. Jumlah sedikit, tetesi dengan eter atau aseton dahulu, misalnya adeps
lanae, cera, parafin padat, vaselin.
4. Bahan cair
1. Minyak atsiri, tetesi terakhir atau dibuat olea sacchara yaitu campuran
2 g gula dengan 1 tetes minyak atsiri .
2. Kalii arsentitis solutio (liq. Fowleri) : diaupkan dahulu sampai hampir
kering kemudian tambahkan zat tambahan.
3. So. Formaldehid (formalin) : dapat diganti dengan bentuk padatnya
yaitu para formaldehid sebanyak kadar formalin persediaan.
4. Tingtur (yang tidak menguap dan yang menguap)
a. Tingtur yang tidak menguap ( Tinct. Opii, Tinct. Digitalis, Tinct.
Aconii, Tinct.belladone, Tinct. Ratanhine)
1) Jika jumlahnya sedikit dikerjakan dalam lumpang panas,
dikeringkan dengan zat tambahan.
2) Jika jumlahnya banyak diuapkan sampai sekental, sirop,
kenringkan dengan zat tambahan.
b. Tingtur yang mudah menguap
1) Jika diketahui bagia-bagiannya (Tinct. Iodii, Tinct. Opii,
benszoicum, camphorae spiritus ), ambil zat khasiatnya saja.
2) Jika tidak diketahui bagian-bagiannya ( Tinct. Valerian, Tinct.
Aromatica), uapkan pada suhu serendah mungkin.
5. Ekstrak
a. Ekstrak kering (siccum), misalnya Extr. Opii, Extr.strychnin –
dikerjakan seperti mengerjakan
b. Ekstrak kental (spissum), misalnya Extr. Belladone, Extr.hyoscyami,
Extr. Calis curniti – gunakan etanol 70% dalam lumpang panas,
sedangkan Extr. Canabis Indicae – gunakan etanol 95% juga dalam
lumpang panas/
c. Ekstrak cair ( liquidum), misalnya Extr. Chinae liq., Extr. Hydrastis
liq., Extr. Rhamni purchinae dikerjakan seperti mengerjakan tingtur
lainnya. ( Syamsuni, 2006)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.RESEP ASLI
Dr. Abdullah
Jl. Macam No.23 Makassar
SIP: 0713/kanawi/nakes/88
Telepon(0411)872341
No.01
TGL.02/11/18

R/ champora 0,05
Orto hodroxybenzoezuur 2,5%
Talk ad 10 g
da 5 g
m.f.pilv.adsp
s.u.e
Pro : Fadlan
Alamat : Pangkep

B. KELENGKAPAN RESEP
R/ = Recipe = Ambillah
ad = ad = hingga
da = da = berikan
m = misce = campur
f = fac = buatlah
pulv. adsp = serbuk. Tabur
s = signa = tandai
u = usus = pemakaian
e = externus = luar
pro = pronoum = untuk
C. PERHITUNGAN BAHAN
Champora = 0,05 g
2,5
Orto hidroxybenzoezuur = 100 × 5 g = 0,125 g

Talk ad = 5 g – ( 0,05 + 0,125 )


= 5 g – 0,175 g
= 4,825 g
D. PERHITUNGAN DOSIS = -
E. URAIAN BAHAN
1. Camphore ( FI edisi III, halaman 130)
Nama resmi : CAMPHORA
Nama latin : KAMPER
Nama lain : kamper, kapur barus
Pemerian : hablur putih atau massa hablur, tidak berwarna atau putih, bau
khas tajam rasa pedas dan aromatik.
Kelarutan : larut dalam 700 bagian air, dalam satu bagian kloform P, mudah
larut dalam eter P , mudah larut dalam minyak lemah
Khasiat : Anti iritan
Penyimpanan :di wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.
BM : 152, 24
Rumus molekul : C10H16O
Rumus bangun : CH2
O
CH3-C-CH3

2. Asam salisilat (FI edisi IV, halaman 51 )


Nama resmi : Acidum salicylium
Nama latin : Asam salisilat
Nama lain : orto hydroxybenzoezuur,salicyzuur
Pemerian : hablur putih, biasanya berbentuk jamur halus atau serbuk
hablur halus putih, rasa agar manis, tajam , dan stabil di udara .
Kelarutan : sukar larut dalam air dan dalam etanol dan dalam eter. Larut
dalam air mendidih, agak sukar larut dalam kloroform.
Khasiat : Anti fungi
Penyimpanan :di wadah tertutup rapat.
BM :
Rumus molekul : C7H6O3
Rumus bangun : COOH
OH

3. TALK (FI edisi III, halaman 591)


Nama resmi : Talcum
Nama latin : talk, Talcum venetum, speksteenpoeder
Nama lain : Talk
Pemerian : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit
bebas dari butiran, warna putih atau serbuk hablur, hablur kelabu.
Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Khasiat : Antasidum dan zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik .
Rumus molekul : H8Mg3
F. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan .
2. Ditimbang bahan - bahan yang akan digunakan champora sebanyak 0,05
g, orto hydroxybenzoezuur atau asam salisilat sebanyak 0,125 g, dan talk
sebanyak 4,825 g.
3. Dimasukkan champora dan asam salisilat kedalam lumpang teteskan
etanol 95% digerus dengan hati – hati dantidak terlalu lama .
4. Dimasukkan talk sedikit demi sedikit digerus hingga kering .
5. Dikeluarkan dari lumpang dan diayak dengan No. 100 .
6. Dimasukkan ke pot bedak .
7. Di beri etiket biru .
G. ETIKET DAN PENANDAAN
BAB IV
PEMBAHASAN

Alat yang di gunakan dalam pembuatan serbuk bagi ( pulvis ) adalah


timbangan di gunakan untuk menimbang bahan yang akan di buat sebagai
sediaan . Kedua, lumpang dan alu di gunakan untuk menghaluskan atau
menggerus bahan yang masih dalam bentuk bongkahan agar menjadi halus dan
dapat di gunakan untuk di bagi . ketiga, sudip di gunakan untuk membersihkan
lumpang dan alu dari sisa-sisa bahan yang sudah di gerus. Keempat pipet tetes
di gunakan untuk mengambil cairan seperti alkohol ke lumpang. Kelima, sendok
tanduk di gunakan untuk mengambil bahan yang ingin di timbang. Keenam kerts
perkamen di gunakan untuk lapisan pada saat penimbangan dan membungkus
bahan. Ketujuh, pot pada bedak di gunakan untuk menyimoan serbuk yang
sudah jadi. Kedelapan, pengayat di gunakan untuk mengayat bahan yang ingin di
haluskan.
CAMPORA
Di indikasikan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, perbaikan penyakit
seperti gejala infeksi, getal-gatal kulit, sendi yang meradang, terkilir, penyakit
rematik. Adapun efek samping dari champora adalah mual, muntah, perasaan
kehangantan, sakit kepala, kebingungan, rasa pusing, kegembiraan, kegelisahan,
halusinasi, dan penigkatan rangsangan otot. Simpan obat di temperatur ruanagn,
jauh dari panas, dan cahaya langsung, jangan membekukan obat kecuali di
perlukan oleh brosur kemasan jauhkan obat dari anak-anak dan hewan
peliharaan .
Asam Salisilat
Di indikasikan untuk mengobati penyakit kulit seperti panu, kadas, kurap,
dan kutu air. Cara kerja obat ini dengan meningkatkan kelembapan di kulit dan
melarutkam zat penyebab sel-sel kulit saling melekat, membuat sel-sel kulit
lebih mudah di lepaskan. Adapun efek samping dari obat ini adalah iritasi kulit,
yang tidak terjadi sebelum menggunakan obat ini, masalah kesehatan yang tidak
di ketahui, sulit bernafas, kulit kering, dan terkelupas, pingsan, gatal-gatal, kulit
merah, ( mata, muka, bibir, atau lidah bengkak ). Tenggorokan tebal, dan kulit
panas.
TALKUM
Di indikasikan untuk penyakit dengan gejalah seperti keringat berlebih.
Adapun efek sampingnya adalah masalah saluran dari gangguan.
Cara kerja dari resep obat ini adalah di siapkan alat dan bahan yang akan di
gunakan, di timbang bahan-bahan yang di butuhkan champora sebanyak 0,05
gram, ortohidroxybenzoezuur atau asam salisilat sebanyak 0,125 gram, dan talk
sebanyak 4,825 gram. Masukkan champora dan asam salisilat ke dalam lumpang
teteskan etanol 95% di gerus dengan hati-hati dan tidak terlalu lama. Di
masukkan talk sedikit demi sedikit di gerus hingga kering dan homogen. Di
keluarkan dari lumpang dan di ayak dengan ayakan no. 100 ( jaika masih
tertinggal bahan di gerus lagi dan di ayak kembali ). Di masukkan ke dalam pot
bedak di beri etiket biru.
Dalam penimbangan pada praktikum di gunakan neraca analitik dan
naraca ohaus. Di mana sebelum di timbang neraca di setarakan dahulu. Pada
neraca analitik di bersihkan dahulu piringan timbanagn, setelah bersih masukkan
kertas perkamen apabila belum ada tanda setara tekan tombol Tave agar
timbangan setara, naikkan bahan dan lakukan penimbangan. Sedangkan pada
nearca ohaus di bersihkan piringan timbangan lalu naikka kertas perkamen untuk
menyetarakan timbangan atau neraca ohaus denagn memantau mor kalibrasi
hingga garis kesetimbangan( titik nol) dan sudah di nyatakan setara naikkanlah
bahan yang akan di timbang. Pemberat( anting ) di gerakkan menggunakan
pinset.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Praktikum mampu menyelesaikan resep yang di berikan dengan cara yang
benar .
2. Prktikum mengenal jenis-jenis sediaan farmasi dan mampu
menyiapkannya .
3. Praktikum mampu meracik sediaan serbuk dengan baik dan benar
4. Praktium dapat menghitung dosis dan takaran yang tepat dari resep yang di
sediakan .
5. Praktikum dapat membuat serbuk tabur atau bedak herocyn dari bahan-
bahan yang telah di siapkan .
6. Praktikum dapat menetahui cara-cara dalam pembuatan bedak herocyn .
7. Praktikum dapat menegtahui kegunaan bedak herocyn sebagai obat untuk
gatal-gatal pada kulit.
B. Saran
1. Tetap selalu memperhatikan penjelasan dari dosen maupun asisten dosen
dalam pemberian materi praktikum .
2. Memperhatikan selalu pengerjaan dan perhitungan resep agar tidak salah
dalam meracik .
3. Tetap di jaga keramahan dan murah senyum dan tetap dengan kepribadian
yang tertutup.
4. Tetap menjaga prinsip di siplin waktu .
5. Sebaiknya sebelum jalannya praktikum praktikan membersihkan terlebih
dahulu di dalam laboratorium.
6. Sebaiknya pada saat praktikum di laksanakan selalu di sediakan air agar
pada saat cuci mencuci lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979, “ Farmakope Indonesia” Edisi 111 “ Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 23-130-591.

Depkes. RI. 1995,” Farmakope Indonesia “ Edisi 1V ”, Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 51.

Syamsuni, Drs.H.A. 2007, “ Ilmu Resep “, Jakarta : EGC.

Tim Dosen, 2018. “ Penuntun Farmasetika Dasar “. STIKES


SALEWANGANG MAROS.

Anda mungkin juga menyukai