Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai sesuai waktu yang telah ditentukan. Tidak lupa
kami ucapkan terimakasih atas bantuan pihak yang telah berkontribusi atas selesainya
makalah ini.
Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran mata kuliah Akuntansi
Perpajakan dan e-SPT Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya dalam rangka memenuhi
tugas yang berkaitan dengan bahan pembelajaran.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi
para pembaca. Pada penulisan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangan yang perlu
dibenarkan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun semi
kesempurnaan makalah kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iv
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
2.1 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak.........................................................................2
2.1.1 Definisi.......................................................................................................................2
2.1.2 Investasi pada Entitas dalam Neraca.........................................................................3
2.1.3 Ivestasi pada Entitas dalam Laporan Laba Rugi........................................................4
2.2 Properti Investasi..............................................................................................................9
2.2.1 Akuntansi...................................................................................................................9
2.2.2 Perpajakan................................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PEMBAHASAN......................................................................................................................12
3.1 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Anak.......................................................................12
3.2 Properti Investasi............................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................18
KESIMPULAN........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai transaksi dalam
investasi pada entitas asosiasi dan anak dikaitkan dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca menganai properti investasi
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai transaksi dalam aset
tetap dikaitkan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Investasi secara umum dapat didefinisikan sebagai bentuk penyerahan atau
penanaman modal kepada suatu entitas tertentu. Investasi pada entitas asosiasi
dan anak dimaksudkan untuk meningkatkan penghasilan dengan menanamkan
modal pada perusahaan lain. Selain itu juga, entitas mempunyai maksud
memiliki kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan
dan operasional strategik atas entitas. Jadi dengan melihat maksud investasi
ini, maka dapat digolongkan dalam kelompok aset tidak lancar.
SAK ETAP mendefinisikan entitas asosiasi sebagai suatu entitas, termasuk
entitas bukan Perseroan Terbatas seperti persekutuan, dimana investor
mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun
bagian dalam joint venture. Pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk
berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional strategik
atas suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.
Apabila investor memiliki hak suara sebanyak kurang dari 20%, maka
dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan
sebaliknya. Jika investor memilik hak suara sebanyak 20% atau lebih maka
investor dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan
sebaliknya.
Menurut IAI (2009:59) dalam SAK ETAP menyatakan bahwa investasi
pada entitas anak adalah investasi pada suatu entitas yang dikendalikan oleh
entitas induk. Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan
keuangan dan operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat
dari aktivitas tersebut. Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki
baik secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari
setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat ditunjukkan secara jelas
bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya pengendalian.
2
Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki setengah atau
kurang hak suara suatu entitas tetapi memiliki :
1. Hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan
pemegang saham lain.
2. Hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian.
3. Hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota dewan
direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh
oleh dewan atau badan tersebut.
4. Hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan direksi
atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh dewan
atau badan tersebut.
3
Untuk tujuan perpajakan, tidak terdapat ketentuan yang secara eksplisit
menyabut metode pembukuan investasi jangka panjang saham, selain yang
tersebut dalam penjelasan pasal 10 ayat (6) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.
Penjelasan tersebut menyatakan bahwa investasi saham sama halnya dengan
persediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa memperhatikan
persentase kepemilikan. Jadi, dalam ketentuan perpajakan tidak memperkenankan
pengurangan nilai tersebut sebagai biaya.
Menurut PP 138 Tahun 2000, Saham bonus yang diterima oleh pemegang
saham yang berasal dari konversi agio saham, tidak termasuk dalam pengertian
dividen dan tidak termasuk objek pemotongan PPh 23. Sedangkan, saham bonus
yang berasal dari retained earnings merupakan bagian keuntungan sehingga
termasuk pengertian dividen. Penghasilan berupa saham bonus tersebut harus
4
dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh, dengan ketentuan bahwa pengakuan
penghasilan atas saham bonus yang berasal dari konversi agio adalah pada saat
dijual, karena belum dimasukkan sebagai penghasilan pada saat diterima.
Contoh:
WP Alain adalah pemegang saham PT XYZ, pada tahun 1990 memiliki 5000
lembar saham dengan harga perolehan Rp3000 per lembar saham. Pada tahun
1992 PT XYZ membagikan saham bonus yang berasal dari konversi agio saham
dengan perbandingan 1:1 yaitu setiap 1lembar saham memperoleh 1 saham bonus.
Pada bulan Agustus 1993 WP Alain menjual 1000 lembar saham dengan harga
RP5000 per lembar saham.
Dengan demikian penghasilan yang harus dimasukkan dalam SPT Tahunan PPh
Tahun 1993 dari keuntungan atas penjualan saham adalah sebagai berikut:
Laba/rugi dari penjualan investasi pada entitas asosiasi dan pada entitas
anak, biasanya dilaporkan dalam perhitungan laba rugi. Penghasilan dari
penjualan investasi tersebut umumnya dipisahkan dari penghasilan yang diterima
dari kegiatan usaha. Berbeda dengan dividen, keuntungan pengalihan saham
dikenakan pajak.
5
282/KMK.04/1997 jo. SE-06/PJ.4/1997 jo. SE - 15/PJ.42/1997, besarnya PPh
yang dipungut dari transaksi penjualan saham di bursa efek ditentukan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi
penjualan saham di bursa efek dipungut PPh yang bersifat final sebesar 0,1% dari
jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham.
6
Sedangkan, jurnal akuntansi perpajakan untuk transaksi investasi dalam
saham pada investasi entitas anak dengan menggunakan metode ekuitas (equity
method) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.3.2 Tabel Jurnal Transaksi Metode Ekuitas Saham < 25%
7
Tabel 2.1.3.3 Tabel Jurnal Transaksi Metode Ekuitas Saham > = 25%
Contoh:
Cost Method :
8
Equity Method :
2 Jan Dibeli 5000 lembar saham PT S dengan harga 20 per lembar
Investasi pada entitas asosiasi – PT S 100000 -
Kas - 100000
31 Okt Diterima dividen 0.8 per lembar dari PT S
Kas 4000 -
Investasi pada entitas asosiasi – PT S - 4000
31 Des PT S mengumumkan earnings tahun berjalan sebesar 60000
Investasi pada entitas asosiasi – PT S 12000 -
Pendapatan investasi - 12000
2.2.1 Akuntansi
Properti investasi merupakan bentuk aset berwujud tanah, bangunan atau
bagian dari suatu bangunan atau keduanya. Properti ini ditujukan untuk
menghasilkan sewa dan untuk kenaikan nilai atau keduanya tetapi tidak untuk
digunakan dalam produksi, penyediaan barang atau jasa, untuk administratif, dan
bukan pula untuk dijual. Properti investasi dikuasai penuh oleh pemiliknya.
Tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan
untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum
ditentukan. (Apabila entitas belum menentukan penggunaan tanah sebagai
properti yang digunakan sendiri atau akan dijual jangka pendek dalam
9
kegiatan usaha sehari-hari, maka tanah tersebut diakui sebagai tanah yang
dimiliki dalam rangka kenaikan nilai.)
Bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui
sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau
lebih sewa operasi.
2.2.2 Perpajakan
Properti investasi menurut perpajakan sesuai dengan Pasal 11 UU PPh
Nomor 36 Tahun 2008 merupakan aset tetap adalah harta berwujud yang dapat
disusutkan, berada di indonesia, mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud tersebut harus dibebankan sebagi
pengeluaran melalui metode penyusutan. Penyusutan dimulai pada saat bulan
pengeluaran aset tetap tersebut. Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam
ketentuan fiskal adalah metode garis lurus (straight line method).
Baik menurut akuntansi ataupun pajak, tanah yang berstatus hak milik, hak
guna bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak pakai untuk pertama
kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian. Apabila
WP membangun bangunan sendiri dengan luas 300m2 atau lebih dan tidak dalam
kegiatan usaha maka akan dikenakan PPN sesuai dengan pasal 16C UU PPN
Nomor 42 tahun 2009 sebesar 10% x 40% x jumlah biaya yang dikeluarkan
dan/atau yang dibayarkan, tapi tidak termasuk harga perolehan tanah. Saat
terutang PPN tersebut adalah pada saat setiap bulan sejak saat dimulainya
kegiatan membangun sendiri secara fisik.
10
Wajib Pajak wajib melakukan penyetoran setiap tanggal 15 bulan
berikutnya setelah bulan terjadinya pengeluaran atau berakhirnya masa pajak.
Apabila WP adalah PKP maka yang bersangkutan wajib melaporkannya
menggunakan SPT Masa PPN masa pajak yang sama dengan bulan pengeluaran,
tetapi apabila WP adalah non-PKP maka yang bersangkutan wajib menggunakan
SSP lembar ke-3 paling lambat akhir bulannya setelah berakhir masa pajak. PPN
Pasal 16C yang dibayar atas kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan
dengan Pajak Keluaran
Contoh:
PT A memiliki properti
investasi yang
disewakan kepada
pihak lain. Penyajian
di neraca 31 Desember
2010, properti investasi
disajikan pada nilai
wajarnya
Rp540.000.000,-
sesuai dengan nilai
wajar pada tanggal
yang sama. Pada
11
tanggal 4 April 2011,
properti investasi
tersebut telah selesai
masa sewanya
dan diputuskan untuk
digunakan sendiri.
Harga wajar pada
tanggal perubahan
tersebut sebesar
Rp510.000.000,-.
Bagaimana
pencatatan /jurnal
transfer pada tanggal 4
April 2011?
PT A memiliki properti
investasi yang
12
disewakan kepada
pihak lain. Penyajian
di neraca 31 Desember
2010, properti investasi
disajikan pada nilai
wajarnya
Rp540.000.000,-
sesuai dengan nilai
wajar pada tanggal
yang sama. Pada
tanggal 4 April 2011,
properti investasi
tersebut telah selesai
masa sewanya
dan diputuskan untuk
digunakan sendiri.
13
Harga wajar pada
tanggal perubahan
tersebut sebesar
Rp510.000.000,-.
Bagaimana
pencatatan /jurnal
transfer pada tanggal 4
April 2011?
PT A memiliki properti
investasi yang
disewakan kepada
pihak lain. Penyajian
di neraca 31 Desember
2010, properti investasi
disajikan pada nilai
wajarnya
14
Rp540.000.000,-
sesuai dengan nilai
wajar pada tanggal
yang sama. Pada
tanggal 4 April 2011,
properti investasi
tersebut telah selesai
masa sewanya
dan diputuskan untuk
digunakan sendiri.
Harga wajar pada
tanggal perubahan
tersebut sebesar
Rp510.000.000,-.
Bagaimana
pencatatan /jurnal
15
transfer pada tanggal 4
April 2011?
PT A memiliki properti investasi yang disewakan kepada pihak lain. Penyajian di
neraca 31 Desember 2010, properti investasi disajikan pada nilai wajarnya
Rp540.000.000,- sesuai dengan nilai wajar pada tanggal yang sama.
Pada tanggal 4 April 2011, properti investasi tersebut telah selesai masa
sewanyadan diputuskan untuk digunakan sendiri. Harga wajar pada tanggal
perubahantersebut sebesar Rp510.000.000,-. Bagaimana pencatatan/jurnal pada
tanggal 4 April 2011?
Jurnal yang dibuat PT A adalah :
4 April Property Plant and Equipment (PPE) Rp510.000.000
Rugi penurunan nilai Rp 30.000.000
16
BAB III
PEMBAHASAN
Tahun 2003
Stock Dividen merupakan penerimaan dividen dalam bentuk saham di perusahaan
yang membagi saham tersebut. Bagi pemegang saham, stock dividen berarti
penambahan jumlah lembar saham, namun harga perolehan sahamnya tetap. Jadi
tidak perlu dijurnal, hanya memerlukan memo saja.
Memo:
Diterima dividen saham sebesar 25% dari 100 lembar saham
17
Jumlah saham baru : 100 + (100 x 25%) = 125 lembar
Harga pokok per lembar saham baru : 105.000/125 = Rp 840 / lembar
Harga nominal per lembar saham baru : 100.000/125 = Rp 800 / lembar
Tahun 2004
Terjadi stock spits up 1 lembar saham menjadi 2 lembar saham
Jumlah lembar saham baru : 125 x 2 = 250 lembar
Harga pokok per lembar saham baru : Rp 840/2 = Rp 420 / lembar
Harga nominal per lembar saham baru : Rp 800/ 2 = Rp 400 / lembar
Jurnal penjualan saham :
Kas 45000
Investasi saham pada PT. Makindo 42000
Laba Penjualan Saham 3000
(Mencatat penjualan 100 lembar saham dengan harga Rp 45000)
Tahun 2005
Sisa saham : 150 lembar dengan harga pokok 150 x 420 = Rp 63000
Hak beli saham : Harga pasar saham – harga nominal = 450 – 400 = 50
18
Jurnal penerimaan hak beli saham :
Investasi dalam hak beli saham 6300
Investasi saham pada PT. Makindo 6300
(Pembelian 100 lembar saham dengan nilai nominal @ Rp 1.000)
Jika hak beli saham tersebut diambil (sahamnya dibeli), maka jurnalnya :
Investasi saham pada PT.Makindo 63000
Kas 56700
Investasi dalam hak beli saham 6300
Apabila Hak Beli Saham tidak diambil, maka dianggap sebagai kerugian dan
jurnalnya :
Rugi hak beli saham tidak terpakai 6300
Investasi dalam hak beli saham 6300
19
650 m2. Kegiatan yang dilakukan oleh tukang batu dan tukang kayu dibayar
secara harian dan diawasi sendiri oleh PT SWat.
Pada awal tahun 2010, gedung yang telah selesai dibangun tersebut mulai
disewakan kepada PT Bintang sebesar Rp 80.000.000. Pihak manajemen
memutuskan bahwa Properti investasi tesebut memiliki masa manfaat 20 tahun.
20
Tanggal Keterangan Debit Kredit
05-09-08 Properti investasi 741.000.000 -
Pajak masukan 59.500.000 -
Bank Arles - 800.500.000
Pada tahun 2008, perusahaan belum melakukan penyusutan atas properti investasi
yang dibeli PT Swat karena properti investasi yang dimiliki masih berupa tanah
kaveling.
21
desember 2009 yang telah disetorkan setiap tanggal 15 bulan berikutnya setelah
bulan pengeluaran.
Selain itu juga, perusahaan melaporkan pengenaan PPN Pasal 16C dengan
menggunakan SPT Masa PPN masa pajak yang sama dengan bulan pengeluaran.
22
BAB IV
KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
24