Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI MASSA

Drs. Riyono Pratikto

A. PENGERTIAN
Komunikasi massa adalah
B. CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASSA
1. Komunikasi Massa Berlangsung Satu Arah
2. Komunikator Pada Komunikasi Massa Melembaga
3. Pesan Pada Komunikasi Massa Bersifat Umum
4. Media Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
5. Komunikan Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
C. FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
1. Pengawasan (Surveillance)
2. Interpretasi (Interpretation)
3. Hubungan (Linkage)
4. Sosialisasi
5. Hiburan (Entertainment)
Sumber: lihat buku Komunikasi: Teori dan Praktek (Prof.Drs. Onong Uchjana
Effendy, M.A., warna Hijau, hitam, putih, dan merah.

D. PROSES KOMUNIKASI MASSA


Sebagai suatu proses, maka komunikasi massa pada dasarnya tidak berbeda jauh
dengan proses-proses komunikasi lainnya. Perbedaan khasnya adalah bahwa pada
komunikasi massa dipergunakan media massa. Bahkan teknologi modern dalam
bentuk media massa itu adalah esensial bagi proses komunikasi massa tersebut.
Wilbur Schramm menyatakan, bahwa perbedaan antara proses komunikasi massa
dengan yang lain, seperti komunikasi sosial, adalah pada sifat-sifat yang terkandung
di dalam proses tersebut. Misalnya: sumbernya atau komunikatornya lebih banyak
yang bersifat terorganisasikan dan terlembagakan; kemudian disalurkan melalui
media massa secara massalitas dan ditujukan kepada orang banyak yang bersifat
anonym dan heterogen.
Charles Wright (1959) mengidentifikasi beberapa karakteristik komunikasi massa,
yaitu :
1. Komunikasi massa ditujukan kepada audience yang relative besar/luas, bersifat
heterogen, dan anonym.
2. Kegiatannya dilakukan secara cepat dan dalam waktu-waktu tertentu.
3. Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicly), seringkali sudah ditentukan
waktunya untuk mencapai sebagian besar audience secara simultan atau serempak.
4. Komunikator dikerjakan oleh suatu bentuk organisasi yang menggunakan
pembiayaan yang sangat besar.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut diatas, maka kita dapat melihat bahwa setiap
kegiatan komunikasi massa dapat dibagi ke dalam lima komponen, yaitu: (1) para
komunikator yang menyampaikan (2) pesan-pesan melalui (3) media massa kepada
(4) audience dengan (5) beberapa efek tertentu.

Komunikator seringkali juga disebut sebagai sumber, meskipun dapat dikatakan


tunggal, namun yang sesungguhnya adalah terdiri atas banyak orang. Kegiatan para
komunikator adalah melalui organisasi komunikasi yang rumit dengan tingkat
kemahalan tertentu. Melakukan kegiatan dengan komunikasi massa adalah jauh lebih
sukar daripada komunikasi antarpersona atau tatap muka. Sebabnya adalah karena
komunikator itu harus menyampaikan pesan kepada banyak komunikan yang masing-
masingnya berbeda tapi dalam waktu yang sama. Meskipun jumlah audience atau
komunikan ini dapat mencapai jumlah jutaan orang, namum sesungguhnya kontak
komunikasi yang yang fundamentalnya adalah sama,yaitu antara dua orang, antara
otak atau kepala komunikator yang harus mengenai otak atau kepala komunikan yang
sedemikian banyaknya, sehingga kita dapat mengatakan sebagai kontak pribadi –
kontak pribadi secara serentak.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa adalah komunikasi yang disatukan melalui


media massa, dan bersifat massalitas karena ditujukan kepada audience yang banyak
dan luas. Penyampaian pesan-pesan bersifat umum atau publik, disampaikan secara
cepat, bersifat transien, dan terbuka untuk semua orang.

Media massa yang dimaksud disini yaitu dalam pengertian bukan sebagai alat atau
instrument itu sendiri, melainkan sebagai cara memakainya, bagaimana jalannya, atau
mempergunakannya. Hal inilah yang membedakan suatu media, apakah merupakan
media massa atau hanya media terbatas, dalam arti ditujukan kepada public atau
hanya kepada sejumlah orang tertentu saja. Untuk dapat mengkualifikasikan suatu
media itu sebagai media massa atau bukan, maka ia tidak hanya harus mempunyai
syarat dapat menyampaikan komunikasi yang menimbulkan hubungan yang bersifat
impersonal, melainkan juga harus dapat membuktikan sebagai komunikasi dari suatu
sumber tunggal yang ditujukan kepada sejumlah besar orang (massa).

Audience atau komunikan dari komunikasi massa adalah sejumlah besar orang, yang
bersifat heterogen, anonym, terpisah-pisah, dan dengan jarak yang dapat sangat jauh.

Dibandingkan dengan komunikasi sosial, dapat dikatakan bahwa komunikasi massa :


(1) kegiatannya mempunyai tujuan dan terarah, karenanya disebut kegiatan yang
terencana; (2) tidak bersifat alamiah, melainkan selalu dibentuk dan direncanakan,
tersusun, dan bahkan terorganisasikan atau terlembagakan; (3) dikerjakan dalam
bentuk jamak serta massalitas; dan (4) berlangsung dalam jangkauan yang luas, dan
karena itulah tidak bersifat pribadi atau personal.

E. MEDIA MASSA
Biasanya dikatakan bahwa media massa adalah pers, film, radio, dan televisi. Hal ini
tentu saja akan mudah menimbulkan kesimpangsiuran dan kesalahpahaman penger-
tian. Seperti apa yang telah disampaikan sebelumnya, maka perlu digarisbawahi bah-
wa media massa itu bukanlah instrumennya itu sendiri, melainkan sebagai jalan atau
cara mengenai bagaimana mempergunakan media tersebut. Artinya, suatu media baru
dapat dikualifikasikan sebagai media massa jika ia tidak hanya (1) mempunyai
kemampuan untuk dapat menyalurkan suatu komunikasi yang dapat membuat
hubungan yang impersonal antara komunikator dengan kemunikannya saja,
melainkan juga (2) dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dari suatu sumber
tunggal kepada sejumlah besar orang/audience yang luas.
Oleh karena itu :
1. Televisi yang dipergunakan untuk memutar video kaset, bukanlah media massa.
2. Film (keluarga / rumah tangga) yang diputar di tengah keluarga di rumah, juga
bukan media massa. Perhatikan dan bedakan dengan pemutaran sebuah film oleh
salah satu stasiun televisi untuk para pemirsa di rumah. Atau
3. Radio yang dipergunakan dalam kalangan terbatas (seperti: radio antarpenduduk
[CB]), atau dipergunakan untuk menperdengarkan musik dari kaset, juga bukan
media massa.

Istilah “media massa”, sesungguhnya adalah merupakan ringkasan dari “media


komunikasi massa”, yang dipergunakan untuk menunjukkan penerapan suatu alat
teknis (media) yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa.
Berdasarkan pada sudut pandang tersebut diatas, maka kita dapat mengatakan bahwa
media massa itu terdiri dari :

1. Media tercetak atau cetakan, seperti: surat kabar, majalah, buku, pamphlet, dan
bahkan termasuk billboard, serta alat teknis lainnya yang dapat membawakan
pesan-pesan untuk orang banyak.
2. Media elektronika, seperti: radio siaran atau programa yang bersifat auditif;
televisi siaran atau programa; Film atau gambar hidup yang bersifat audiovisual;
dll..

Dewasa ini, secara konvensional, bentuk-bentuk media massa yang kita kenal adalah
pers, film, radio, dan televisi, karena sampai kini hanya keempat bentuk itu saja yang
untuk sementara waktu ini memenuhi syarat-syarat untuk dapat berfungsi sebagai
media massa.

Syarat-syarat untuk dapat berfungsi sebagai media massa, yaitu: (1) pluralitas dalam
penyajiannya, (2) “timely” serta “publicly” dalam penyiarannya, (3) massalitas dalam
produksinya, (4) simultan (keserempakan) penerimaannya oleh audience, (5)
produknya itu mudah didapat oleh orang banyak, (6) harganya menjadi relative lebih
murah sehingga (diharapkan) setiap orang dapat membelinya.
F. PERS DAN JURNALISTIK
Pers adalah salah satu media massa. Pers dalam arti sempit meliputi surat kabar dan
majalah. Dalam arti luas, dapat meliputi semua media tercetak. Berbicara tentang
pers, maka kita tidak dapat melepaskan diri dari jurnalistik, masalahnya adalah kedua
pengertian ini seringkali tertukar-tukar.
Jurnalistik adalah kegiatan komunikasinya, isi komunikasinya, atau komunikasi
massanya. Sedangkan pers adalah wadahnya, atau medianya tempat komunikasi
massa itu disalurkan. Dengan demikian maka kita akan mengenal istilah-istilah seperti
: jurnalistik pers, jurnalistik film, jurnalistik radio, dan jurnalistik televisi.
Sebelumnya telah diramalkan (1995), bahwa pada tahun dua ribuan akan terjadi
penyatuan antara media cetak dengan media elektronika. Misalnya, melalui
perkembangan televisi dengan system teletext, sehingga akan dikenal istilah “Surat
kabar di udara”. Kecepatan penyiaran berita tentang suatu peristiwa di suatu tempat di
bumi kita ini, ditunjang oleh mungkinnya penyuntingan cepat melalui komputer.

G. MODEL-MODEL KOMUNIKASI MASSA


Sampai saat ini kita mengenal adanya empat model komunikasi massa, yaitu :
1. Model Jarum Hipodermis
Keberadaannya diakui karena (1) adanya anggapan bahwa pengaruh media massa
itu sangat kuat, cepat, dan langsung, sehingga hampir tidak ada kekuatan apa pun
yang dapat menghambatnya; (2) audience dianggap bersifat atomistis, dalam arti
bahwa individu-individu terhubungkan langsung kepada media, dan tidak kepada
individu-individu lainnya atau kelompoknya, audience dianggap bersifat pasif.
2. Model Komunikasi Dua Tahap
Setelah berbagai penelitian dari Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet (1948), mereka
memperkenalkan konsep model komunikasi dua tahap.
Tahap I : adalah pengalihan informasi dari media massa kepada para pemuka
pendapat, dan ini merupakan bentuk komunikasi massa.
Tahap II : adalah dari para pemuka pendapat kepada para pengikutnya atau
anggota-anggota lain masyarakatnya (merupakan penyebarluasan pengaruh), ini
bukan lagi berbentuk komunikasi massa, melainkan sebagai bentuk komunikasi
antarpersona.
Pada model komunikasi dua tahap ini, selain diperkenalkannya orang-orang yang
dianggap kaya informasi dan disebut para pemuka pendapat, diperkenalkannya
pula hubungan maupun peranan yang sangat erat antara kedua bentuk komunikasi
tadi, yaitu komunikasi massa dan komunikasi antarpersona.
Ketika kemudian setelah sekitar 25 tahun dipergunakan, ternyata terdapat
kelemahan-kelemahan yang ada pada model komunikasi dua tahap ini, sehingga
kemudian timbul dua model lainnya.
3. Model Komunikasi Massa Satu Tahap
Meskipun sama satu tahapnya dengan model jarum hypodermis, namun terdapat
beberapa perbedaan. Misalnya: model komunikasi satu tahap mengakui bahwa
tidak semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama. Model komunikasi
satu tahap memperhitungkan peranan selektivitas sebagai factor yang menentukan
penerimaan audience. Kemudian, model komunikasi satu tahap mengakui
kemungkinan timbulnya reaksi yang berbeda dari audience terhadap pesan
komunikasi yang sama.
4. Model Komunikasi Banyak Tahap
Selain model komunikasi massa satu tahap, timbul model komunikasi banyak
tahap, yang mencakup semua model tahapan komunikasi terdahulu. Model ini
menunjukkan bahwa dalam suatu penyebarluasan pesan-pesan yang berasal dari
suatu sumber informasi kepada audience yang besar, banyak, dan luas akan
terdapat banyak variasi; sehingga dalam menganalisis berbagai situasi komunikasi
ataupun suatu kejadian dalam proses itu juga akan mempunyai banyak variasi.
Misalnya, mungkin sebagian audience memperoleh informasi langsung dari media
massa sebagai sumber informasi, tanpa terikat kepada keharusan bahwa mereka
itu merupakan para pemuka pendapat. Mungkin sebagian audience memperoleh
informasi setelah melalui berbagai tahap yang harus dilalui setelah disebarluaskan
oleh suatu sumber informasi.

H. KOMUNIKASI MASSA DALAM “MASYARAKAT INFORMASI”


Informasi membentuk masyarakat, dan perasaan-perasaan masyarakat dalam
informasi. Ramalan akan adanya model komunikasi baru, yaitu model arus atau tahap
yang bebas, atau model komunikasi bebas arus/tahap karena jelas hal itu akan banyak
menimbulkan dampaknya.
Dengan ditemukannya teknologi baru di bidang komunikasi/informasi, seperti:
1. Satelit Siaran langsung (SSL) – Direct Broadcasting from Satellite to Home
(DBS);
2. System High Definition TV Broadcasting (HDTV) dengan tiga sistemnya, yaitu
NTSC, PAL, dan SECAM. Dengan siaran televisi (HDTV) ini akan dinikmati
melalui layar lebar dengan mempergunakan film ukuran 35 mm atau 70 mm;
3. Ditemukannya Sistem Videoscope yang mengantarkan perkembangan di bidang
video cassette ini untuk bisa dinikmati oleh penontonnya melalui layar lebar yang
berukuran 3 x 4 m atau pun 4 x 5 m;
4. Ditemukannya Imax dengan ukuran layar vertical-horizontal 20,5 x 28,5 m yang
mampu membuat kesan seluruh penontonnya seolah-olah tenggelam dan terlibat
di dalam jalannya cerita film yang disajikan;
5. Ditemukannya Diamond Vision atau Color Out-Door Video Display System,
suatu system peralatan baru yang dapat memproyeksikan signal gambar televisi
(video signal) pada sebuah layar yang jauh lebih lebar dari layar televisi yang
pernah diproduksi, yaitu 5,4 x 4,1 m, dst.;
6. Ditemukannya System Teletext yang dalam pola penyiarannya menggunakan lima
cara, dan pada dasarnya merupakan cara efekktif untuk memberikan tambahan
informasi dan penerangan kepada khalayak dengan cara memanfaatkan siaran
melalui layar televisi, ditemukannya Still Picture Broadcasting, yang terutama
dapat dipergunakan dalam dunia pendidikan;
7. Kemudian, Cable Television yang juga disebut Community Antenna Television
(CATV) yang memberikan pelayanan khusus kepada penonton televisi di wilayah
tertentu;
8. Ditemukannya Paytelevision (Pay TV) yang disiarkan melalui sentral video yang
terbatas di salah satu tempat hiburan atau pun hotel.

Semua penemuan baru (inovasi) tersebut pastilah mengharuskan adanya peninjauan


pandangan baru terhadap konsep-konsep komunikasi massa yang telah ada sampai
saat ini. Komunikasi massa dengan media massanya, yang pernah mendesak atau pun
mendominasi system komunikasi tradisional yang lebih mendasarkan dirinya pada
komunikasi antarpersona maupun komunikasi kelompok, yang kemudian ternyata
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat umumnya maupun system komunikasi
pada khususnya tidak sekuat/sebesar yang diduga semula, yang ternyata kemudian
harus “bergandengan tangan” dengan maupun “mengakui” peranan penting dari
komunikasi antarpersona; di kemudian hari nanti, penemuan-penemuan baru tersebut
akan mengubah beberapa syaratnya atau pun karakteristiknya, misalnya: ciri yang
dapat menimbulkan keserempakan. Sebab kini atau di masa dating, makin ada
kecenderungan individu-individu tidak mau lagi atau enggan untuk mengikuti
“jadwal“ siaran atau pun penyebarluasan informasi melalui media massa; individu-
individu makin cenderung membuat ”jadwal” atau “acara”-nya sendiri melalui
sumber suatu “narrow-casting” atau sumber-sumber informasi yang dapat disimpan
sendiri di rumah, atau menghubungi suatu informasi dengan kebebasan tidak terikat
ruang dan waktu.

Windahl (1981) yang mulai memperkenalkan konsepnya tentang pengaruh (atau efek)
ini, dengan membedakannya : (1) pengaruh yang disebabkan oleh isi media yang
disebutnya sebagai “effects”, dengan penggunaan media sebagai variabel antara (2).
Sedangkan pengaruh yang disebabkan oleh penggunaan media saja disebutnya
sebagai “consequences”. Dan (3) ? adalah “conseffects” yang merupakan gabungan
dengan effects.

I. PENUTUP

Dengan keadaan seperti tersebut diatas, maka akan timbul suatu keadaan dimana
komunikator harus menggunakan media massa, dan untuk itu harus dipenuhi persyaratan
tertentu, khususnya yang menyangkut komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang berciri-ciri sebagai berikut, yaitu :

1. Komunikasi ditujukan kepada orang banyak (massa) sebagai komunikan.


2. Komunikasi dilakukan serentak.
3. Komunikator merupakan suatu organisasi, lembaga, atau orang yang dilembagakan
(institutionalized person).
4. Pesannya bersifat umum.
5. Media yang digunakan adalah media massa, artinya bisa menjangkau orang banyak
sekaligus.
6. Umpan balik atau feedback tidak langsung (terlambat).

Anda mungkin juga menyukai