Definisi
Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai dengan rasa tidak enak yang
berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang berkaitan yang disebabkan oleh
ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi nekrosis. (Kasron, 2016, p. 144)
Angina pectoris adalah sindrom klinis dimana pasien mendapat serangan dada
yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar
ke lengan kiri. (Manurung, 2016, p. 93)
Berdasakan uraian diatas angina pectoris adalah suatu sindrom klinis yang
menadapat serangan tidak enak didada yang sering menjalar sampai ke rahang
atau ke lengan, tetapi jarang ke bawah diafragma.
Etiologi
Stable angina – sakit berhenti dengan istirahat atau nitrat dan gejala konsisten.
Unstable angina – rasa sakit terjadi saat istirahat ; adalah serangan awal yang baru
; yaitu meningkatnya intensitas, kekuatan, atau durasi; tidak sembuh dengan
istirahat; dan lambat merespons nitroglycerin.
Prinzmetal’s atau vasopatic angina – biasanya terjadi pada posisi istirahat atau
dengan olahraga ringan; sering terjadi pada malam hari.
Penyakit jantung atherosclerotic terjadi kerika ada plak di dalam arteri koroner.
Angina sering menjadi gejala pertama bahwa ada penyakit jantung. Ketika
permintaan oksigen oleh otot jantung melebihi persediaan, dada menjadi sedikit.
(Digiulio, 2014, p. 7)
Tanda dan gejala
Dada sakit selama 3 sampai 5 menit – tidak semua pasien mengalami sakit
substernal : dapat digambarkan sebagai tekanan, rasa berat, himpitan, atau
kesesakan. Gunakan istilah yang digunakan pasien.
Dapat terjaid setelah istirahat atau setelah kehabisan tenaga, gembira luar biasa,
atau terpapar dingin – karena naiknya permintaan oksigen.
Sakit dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti rahang, punggung, atau lengan
–sakit tidak selalu terasa didada. Tanyakan apakah pasien mengalami sakit yang
sama dimasa lalu.
Kesulitan bernapas, napas pendek (dyspnea) – denyut jantung naik meningkat laju
pernapasan dan meningkat oksigenasi.
Patofisisologi
Saat istirahat, jantung mempergunakan oksigen dalam jumlah yang cukup besar
(75%) dari aliran darah koroner, lebih besar daripada beberapa organ utama yang
lain dalam tubuh. Saat metabolisme, beban kerja otot jantung dan konsumsi
oksigen meningkat sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat berlipat
ganda.Oksigen tambahan disuplai oleh peningkatan aliran darah arteri koroner.
Bila aliran darah koroner tidak dapat menyuplai kebutuhan sejumlah oksigen yang
diperlukan oleh otot jantung, maka terjadi ketidaksinambungan antara suplai dan
kebutuhan menjadi seimbang, jaringan otot jantung menjadi iskemia dan infark.
Di sekitar area infark ada dua zona yang disebut sebagai injuri zone dan iskemik
zone. Area infarak akan terus berkembang bila suplai darah tetap membahayakan
atau kurang dari kebutuhan miokard. Luas nyata area infatak tergantung pada tiga
faktor yaitu sirkulasi kolateral, metabolismeanaerobik, dan peningkatan beban
kerja miokard. Sering kali iskemik dan infark berkembang dari endokardium ke
epikardium. (Udjianti, 2010, p. 66)
Pathway
Disebut juga angina klasik, terjadi jika arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat berdilatasi untuk meningkatkan alirannya sewaktu kebutuhan oksigen
meningkat. Peningkatan kerja jantung dapat menyertai aktivitas misalnya berolah
raga atau naik tangga.
Awalan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktivitas yang meningkatkan
kebutuhan oksigen miokard.
Angina pectoris tidak stabil dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit
arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung.
Hal ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai oleh
thrombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.
Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pectoris stabil.
Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tingkat aktivitas ringan.
Angina yang terjadi karena spasme arteri koronaria. Berhubungan dengan risiko
tinggi terjadinya infark.
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, sering kali pagi hari.
Komplikasi
Tidak ada tanda klinis, gejala klinis, atau pemeriksaan tunggal yang difinit untuk
diagnosis setiap keadaan ini.
Pasien yang lain dapat dipulangkan dari rumah sakit dengan penindaklanjutan
yang sesuai. (Jeffrey M. C., 2012, p.57)
Pengkajian
Identitas
Keluhan Utama
Keluhan nyeri dada seperti tertekan beban berat, terasa berat, dan seperti diremas
yang timbul mendadak. Nyeri dada yang timbul berhubungan dengan aktifitas
fisik berat atau emosi yang hebat (marah dengan rangsangan seksual). Nyeri dada
dapat disertai denhan gejala mual, muntah, diaphoresis, dan sesak nafas. Bila
nyeri timbul saat klien istirahat atau tidur, maka prognosisnya buruk. (Udjianti,
2010, p. 70)
Penyakit yang pernah dialami oleh keluarga, serta apabila ada anggota keluarga
yang meninggal, maka penyebab kematian juga ditanyakan. (Muttaqin, 2012, p.
67)
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda vital : Tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg, denyut jantung kurang
dari 60/menit. (Digiulio, 2014, p. 11)
Body system
Sistem pernafasan
Kesulitan bernafas, nafas pendek (dyspnea) denyut jantung naik meningkat laju
pernafasan dan meningkatkan oksigenasi. (Digiulio, 2014, p. 8)
Sistem kardiovaskuler
Biasanya pada pasien angina terdapat takikardia, jantung memompa lebih cepat,
berusaha memenuhi kebutuhan oksigen ketika kecemasan meningkat. (Digiulio,
2010, p. 8)
Sistem persyarafan
Keluhan pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, saat duduk atau
istirahat. (Muttaqin, 2012, p. 107)
Sistem perkemihan
Penurunan produksi urin yang terjadi karena perfusi ginjal. (Muttaqin, 2012, p.
107)
Sistem pencernaan
Keluhan mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati.
(Muttaqin, 2012, p. 107)
Sistem integument
Sistem musculoskeletal
Pada saat serangan akan timbul sakit pada bagian tubuh sperti rahang, punggung,
atau lengan. (Digiulio, 2014, p. 8)
Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiografi
Disritmia (takikardia abnormal, AV block, atrial flutter, atau atrial fibrilasi) bila
ada harus dicatat.
Laboratorium darah
Radiologi
Thorax rontgen: melihat gambaran kardiomegali seperti hipertrofi ventrikel atau
cardio-thorax ratio (CTR) lebih dari 50%.
Penatalaksanaan
Pada kasus dengan etiologi jantung perlu diberikan terapi darurat yang agresif
Obat-obatan :
Amlodipin (norvasc) dosis umum 5mg/hari PO, kurangi dosis pada pasien yang
mengalami kerusakan hati atau pasien lansia.
Diagnosa keperawatan
Nyeri dada
Batasan Karakteristik :
Subjektif:
Mengeluh nyeri
Objektif:
c). Gelisah
Kondisi pembedahan
Cedera traumatis
Infeksi
Batasan Karakteristik:
Subjektif:
Palpitasi
Objektif:
a). Bradikardia/takikardia
Perubahan Preload
Subjektif:
Lelah
Objektif:
a). Edema
d). Hepatomegali
Perubahan Afterload
Subjektif:
Dispnea
Objektif:
d). Oliguria
Perubahan Kontraktilitas
Subjektif:
b). Ortopnea
c). Batuk
Objektif:
Perubahan kontraktilitas
Perubahan preload
Perubahan afterload
Stenosis mitral
Regurgitasi mitral
Stenosis aorta
Regurgitasi aorta
Stenosis trikuspidal
Regurgitasi trikuspidal
Stenosis pulmonal
Regurgitasi pulmonal
Aritmia
Definisi: ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topic
tertentu.
Batasan Karakteristik:
Subjektif
Objektif
Keterbatasan kognitif
Penyakit akut
Penyakit kronis
(PPNI, 2016, p. 246)
Intervensi
Nyeri dada
Tujuan:
Kriteria Hasil:
Intervensi NIC
Aktifitas Keperawatan
Pengkajian
Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk menumpulkan
informasi pengkajian.
Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0 sampai 10
(0 = tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan, 10 = nyeri hebat).
Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaan nyeri oleh analgesic dan
kemungkinan efek sampingnya.
Kaji dampak agama, budaya, kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri dan
respon pasien.
Dalam mengkaji pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien.
Sertakan dalam intruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan interaksi obat,
kewaspadaan khusus saat mengonsusmi obat tersebut (misalnya pembatasan
aktivitas fisik, pembatsan diet), dan nama orang yang harus dihubungi bila
mengalami neyri membandel.
Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan
tawarkan strategi koping yang disarankan.
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.
Aktivitas Kolaboratif
Kelola nyeri pascabedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (misalnya
setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA.
Aktivitas Lain
Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikator melalui pengkajian nyeri dan efek
samping.
Hadir di dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan aktivitas lain
untuk membantu relaksasi, meliputi tindakan sebagai berikut:
Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas bukan pada nyeri dan rasa tidak
nyaman dengan melakukan pengalihan melalui televisi, radio, tape, dan interaksi
dengan pengunjung.
Tujuan
Kriteria Hasil:
Mempunyai haluaran urin, berat jenis urin, blood urea nitrogen (BUN) dan
kreatinn plasma dalam batas normal
Menjelaskan diet, obat, aktivitas, dan batasan yang diperlukan (misalnya untuk
penyakit jantung)
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernapasan, dan
status mental.
Pantau tanda kelebihan cairan (misalnya edema dependen, kenaikan berat badan).
Pantau denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta warna
ekstremitas.
Pantau asupan dan haluaran, haluaran urine, dan berat badan pasien, jika perlu.
Auskultasi suara paru terhadap bunyi crackle atau suara napas tambahan lainnya.
Ajarkan untuk melaporkan dan menggambarkan awitan palpatsi dan nyeri, durasi,
faktor pencetus, daerah, kualitas, dan intensitas
Aktivitas Kolaboratif
Aktivitas Lain
Ubah posisi pasien ke posisi datar atau Trendelenburg ketika tekanan darah pasien
berada pada rentang lebih rendah dibandingkan dengan yang biasanya
Untuk hipotensi yang tiba-tiba, berat atau lama, pasang akses intravena untuk
pemberian cairan intravena atau obat untuk meningkatkan tekanan darah
Ubah posisi pasien setiap dua jam atau pertahankan aktivitas lain yang sesuai atau
dibutuhkan untuk menurunkan statis sirkulasi perifer
Regulasi Hemodinamik (NIC):
Tujuan
Kriteria Hasil:
Intervensi NIC
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Lakukan penilaian terhadap tingkat pengetahuan pasien saat ini dan pemahaman
terhadap materi (misalnnya pengetahuan tentang prosedur atau penanganan yang
diprogramkan)
Beri penyuluhan sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, ulangi informasi bila
diperlukan
Aktivitas Kolaboratif
Aktivitas Lain
Aru, S. W. 2010. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna
Publising.