Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I.......................................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................2

1. Latar Belakang............................................................................................2

2. Rumusan Masalah.......................................................................................2

3. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................3

1. Definisi Gas Mulia................................................................................3

2. Sejarah Gas Mulia.................................................................................4

3. Kelimpahan di Alam..............................................................................5

4. Sifat-sifat gas mulia...............................................................................6

5. Pembuatan Gas Mulia...........................................................................8

6. Pembentukan Senyawa pada Gas Mulia...............................................9

7. Kegunaan Gas Mulia...........................................................................12

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas
mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon
(Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi.
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar
atmosfer. Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan
thorium. Semua unsur - unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri
sendiri. Unsur gas mulia yang terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak
terdapat di bintang) yang merupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat
sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat
berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radio aktif. Dan karena
jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang.
2. Rumusan Masalah
Masalah yang kami bahas dalam makalah gas mulia ini adalah :
1) Definisi gas mulia.
2) Sejarah gas mulia
3) Sifat-sifat gas mulia
4) Pembuatan gas mulia.
5) Senyawa pada gas mulia
6) Kegunanan Gas mulia
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1) Menjelaskan definisi gas mulia
2) Menjelaskan sejaran penemuan unsure gas mulia
3) Menjelaskan sifat fisi dan sifat kimia gas mulia
4) Menjelaskan pembuatan dan senyawa pada gas mulia
5) Menjelaskan kegunaan gas muli
BAB II
PEMBAHASAN

2
1. Definisi Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur
yang terdapat dalam golongan VIIIA
yang memiliki kestabilan yang sangat
tinggi dan sebagian ditemukan di alam
dalam bentuk monoatomik karena sifat
stabilnya, mempunyai sifat lengai,
tidak reaktif, dan susah bereaksi
dengan bahan kimia lain. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang
unsur-unsurnya memiliki elektron
valensi luar penuh, sehingga menjadi
golongan yang paling stabil dalam
sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar
(Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon) yang bersifat radioaktif.
Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6, kecuali He 1s2.
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena
unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar
bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas
mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut disebabkan konfigurasi
elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet untuk Helium).
Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat besar, dan
afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari
bahasa Yunani, yaitu:
1. Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2. Neon à νέος (néos) = Baru
3. Argon à αργός (argós) = Malas
4. Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5. Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6. Radon (pengecualian) diambil dari Radium

3
2. Sejarah Gas Mulia
Sejarah gas mulia awal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785.
Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/200 bagian)
sama sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.
Pada tahun 1894, seorang ahli kimia Inggris bernama Lord Raleigh dan Sir
William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel
udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida
dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang
tidak reaktif (inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga
dinamakan argon (dari bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun
kemudian Ramsay menemukan unsur baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan
mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar alfa yang merupakan
spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis tertentu
dalam spektrum matahari. Untuk itu, diberi nama helium (dari bahasa Yunani
helios berarti matahari). Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan
Frankland. Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke
dalam golongan unsur-unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat
berbeda. Kemudian Ramsey mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada
suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan
alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan tersebut, pada tahun 1898
Ramsey dan Travers terus melakukan penelitian dan akhirnya menemukan lagi
unsur-unsur lainnya, yaitu neon (ditemukan dengan cara mencairkan udara dan
melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat), kripton, dan
xenon (ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair hampir menguap
semua / hasil destilasi udara cair). Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh
Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai pancaran radium. William
Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya sebagai niton serta menentukan
kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di
masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada tahun 1923.
Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan
akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. unsur gas

4
mulia terbanyak di alam semesta adalah helium (pada bintang-bintang) karena
Helium merupakan bahan bakar dari matahari.
Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang
tidak bereaksi dengan unsur-unsur lain (inert) dan diberi nama golongan unsur gas
mulia.
Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas)
dari bahasa Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia
yang sangat rendah. Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia),
emas, yang dihubungkan dengan kekayaan dan kemuliaan.
Para ahli zaman dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar
inert. Pendapat ini dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli
kimia dari Kanada berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu,
berbagai senyawa gas mulia berhasil dibuat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut
zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti
menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar bereaksi. Senyawa gas mulia
yang ditemukan pertama kali adalah XePtF6.

3. Kelimpahan di Alam
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali radon yang merupakan
unsur radioaktif. Unsur gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah
argon yang merupakan komponen ketiga terbanyak dalam udara setelah nitrogen
dan oksigen. Unsur-unsur Gas Mulia, kecuali Radon, melimpah jumlahnya karena
terdapat dalam udara bebas. Argon terdapat di udara bebas dengan kadar 0,93%,
Neon 1,8×10-3%, Helium 5,2×10-4%, Kripton 1,1×10-4%, dan Xenon 8,7×10-6%.
Helium adalah unsur terbanyak jumlahnya di alam semesta karena Helium adalah
salah satu unsur penyusun bintang. Helium diperoleh dari sumur-sumur gas alam
di Texas dan Kansas (Amerika Serikat). Helium dapat terbentuk dari peluruhan
zat radioaktif uranium dan thorium. Udara mengandung gas Mulia (Ar, Ne, Xe,
dan Kr) walaupun dalam jumlah yang kecil, gas mulia di Industri di peroleh
sebagai hasil samping dalam Industri pembuatan gas nitrogen dan O 2.

5
4. Sifat-sifat gas mulia
Sifat-Sifat Umum :

Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.

Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2.


Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya
beberapa derajat di atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya
bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya
berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.
Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia
Gas Nomor Atom Titik Leleh (˚C) Titik Didih (˚C) Energi Ionisasi Jari-jari Atom
Mulia (kJ/mol) (Angstrom)
He 2 -272,2 -268,9 2738 0,50
Ne 10 -248,7 -245,9 2088 0,65
Ar 18 -189,2 -185,7 1520 0,95
Kr 36 -156,6 -152,3 1356 1,10
Xe 54 -111,9 -107,1 1170 1,30
Rn 86 -71 -62 1040 1,45

Dari tabel diatas dapat dilihat jari – jari atom yang kecil (dalam satu
golongan, semakin keatas semakin kecil) mempunyai energi ionisasi besar artinya
elektronnya sangat sukar dilepaskan, elektron terluar relatif lebih tertarik ke inti
atom. Oleh sebab itu, atom-atom gas mulia sangat sukar untuk bereaksi. Dari atas
ke bawah jari – jari atom makin besar, energi ionisasinya makin kecil atau makin
mudah melepaskan elektron, sehingga gas mulia dari atas ke bawah makin reaktif.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga
energi ionisasi suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk
ion (terionisasi), artinya sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion
positif. Selain itu makin besar ukuran sebuah atom, makin mudah melepas
elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh dari intinya yang bermuatan
positif.

6
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom yang mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap
elektron kulit terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik
oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki
konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas
mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan
berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke
atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia
yang sudah dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan
helium, neon, dan argon masih sangat stabil.
Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu
kamar (250C atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena
kestabilan unsur-unsur gas mulia, maka di alam berada dalam bentuk
monoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur – unsur gas mulia perbedaannya
sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan mendidih pada suhu
-2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.
Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu
konfigurasi elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah
Duplet untuk He dan kaidah Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi
elektron gas mulia (kecuali He) berakhir pada ns2 np6. Konfigurasi tersebut
merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua elektron pada kulitnya
sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya ikatan
kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia
sukar menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
He 2 1s2
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6

7
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan
untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur
gas mulia yang lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit
terluarnya telah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi
afinitas elektronnya mendekati nol.
5. Pembuatan Gas Mulia
a. Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas
helium mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8˚C sehingga
pemisahan gas helium dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai
gas alam akan mencair (sekitar -156˚C) dan gas helium terpisah dari gas alam.
b. Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan
xenon (Xe) walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh
sebagai hasil samping dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen
dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan
sehingga terbentuk udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur
dengan banyak gas oksigen dan sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-
189,4˚C) tidak jauh beda dengan titik didih gas oksigen (-182,8˚C). Untuk
menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran secara katalitik dengan
gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang terbentuk.
Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga
dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyai titik

8
didih rendah (-245,9˚C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang
tidak terkonsentrasi (tidak mencair).
Gas kripton (Tb = -153,2˚C) dan xenon (Tb = -108˚C) mempunyai titik
didih yang lebih tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom
oksigen cair di dasar kolom destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik
didih, maka masing-masing gas akan terpisah.
Semua unsur gas mulia terdapat di udara, kecuali Radon(Rn) yang hanya
terdapat sebagai isotop radioaktif berumur pendek, yang diperoleh dari peluruhan
radio aktif atom radium.
Unsur radon (Rn) yang merupakan unsur radioaktif Radium (Ra) dengan
memancarkan sinar alfa (helium) sesuai dengan persamaan reaksi:
88
Ra226 → 86Rn222 + 2He4

6. Pembentukan Senyawa pada Gas Mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom
lain. Karena sebenarnya tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub
kulit d jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas
mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet
berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur
lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi
ionisasi 1165 kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi
unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.

9
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba
mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil
sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF 6, maka gugurlah anggapan
bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba
melakukan penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat,
diantaranya langsung dengan gas flourin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4,
dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF 2. Radon
dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa
KrF2 dan RnF2 bersifat (tidak stabil).
Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon
Tingkat Senyawaan Bentuk Titik Didih Struktur Tanda-tanda
Oksidasi (˚C)
II XeF2 Kristal tak129 Linear Terhidrolisis menjadi Xe +
berwarna O2; sangat larut dalam HF
IV XeF4 Kristal tak117 Segi-4 Stabil
berwarna

VI XeF6 Kristal tak49,6 Oktahedral Stabil


berwarna terdistorsi

Cs2XeF8 Padatan Archim. Stabil pada 400˚


kuning Antiprisma
XeOF4 Cairan tak -46 Piramid segi-4 Stabil
berwarna

XeO3 Kristal tak Piramidal Mudah meledak, higroskopik;


berwarna stabil dalam larutan

VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak


berwarna

10
XeO6 4- Garam tak Oktahedral Anion- anion HXeO63-,
berwarna H2XeO62-, H3XeO6- ada juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin
karena tingkat kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi. dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas
mulia sebagai berikut : Helium = 0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934
%; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008; Radon = Radioaktif*
Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia

Nama senyawa yang


Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
terbentuk
Senyawa ini dihasilkan oleh fotolisis
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida dan matriks Ar padat dan stabil pada
suhu rendah
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida
-196 0C lalu diberi loncatan muatan
listrik atau sinar X
XeF2 dan XeF4 dapat
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s)
diperoleh dari pemanasan Xe dan
Xe(g) + 2F2(g) → XeF4(s)
F2pada tekanan6 atm, jika umlah
Xenon flourida
peraksi F2 lebih besar maka akan
Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)
diperoleh XeF6

Xe(Xenon)
XeO4 dibuat dari reaksi
XeF6(s) + 3H2O(l) → XeO3(s)
disproporsionasi(reaksi dimana unsur
+6HF(aq)
pereaksi yang sama sebagian
6XeF4(s) + 12H2O(l) → Xenon oksida
teroksidasi dan sebagian lagi
2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O(2)(g) +
tereduksi) yang kompleks dari
24HF(aq)
larutan XeO3 yang bersifat alkain
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida Bereaksi secara spontan.

11
Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan
flouor dalam kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini,
xenon mempunyai bilangan oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi
kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-fluorida adalah lahan permulaan untuk
mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor
adalah difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari
kira-kira selusin senyawaan krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam
kompleks yang diturunkan dari KrF2. Karena radon bersifat radioaktif dan
mempunyai waktu paruh empat hari, kekimiawiannya sukar dipelajari. Namun,
eksistensi radon fluorida, baik yang mudah menguap maupun yang tak mudah
menguap, telah didemonstrasikan.

7. Kegunaan Gas Mulia


1) Helium
Helium merupakan zat yang ringan dan tidak mudah terbakar, Helium biasa
digunakan untuk mengisi balon udara, dan helium yang tidak reaktif digunakan
untuk mengganti nitrogen untuk membuat udara buatan yang dipakai dalam
penyelaman dasar laut. Para penyelam bekerja pada tekanan tinggi. Jika
digunakan campuran nitrogen dan oksigen untuk membuat udara buatan, nitrogen
yang terisap mudah terlarut dalam darah dan dapat menimbulkan halusinasi pada
penyelam. Oleh para penyelam, keadaan ini disebut “pesona bawah laut”. Ketika
penyelam kembali ke permukaan, (tekanan atmosfer) gas nitrogen keluar dari
darah dengan cepat. Terbentuknya gelembung gas dalam darah dapat
menimbulkan rasa sakit atau kematian. Helium yang berwujud cair juga dapat
digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat rendah.
2) Neon
Neon biasanya digunakan untuk pengisi bola lampu neon. Selain itu juga neon
dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indicator tegangan tinggi, zat
pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
3) Argon

12
Argon digunakan dalam las titanium pada pembuatan pesawat terbang atau roket.
Argon juga digunakan dalam las stainless steel dan sebagai pengisi bola lampu
pijar karena argon tidak bereaksi dengan wolfram (tungsten) yang panas.
4) Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan
rendah. Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan
tinggi.
5) Xenon
Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh
bakteri) dan pembuatan tabung elektron.
6) Radon
Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun
demikian, jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan
kanker paru-paru. Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa,
karena bila lempengan bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa
diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang
memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam
bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi
dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia.

13
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi
standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan
reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel
periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne),
argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang
struktur atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi
mereka sedikit sekali kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan
hanya beberapa ratus senyawa yang telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas
mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda kurang dari 10 °C (18 °F); yang
mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan suhu yang pendek. Jari-
jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah
semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin
lemah. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir
mendekati nol. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan
kenaikan massa atom.

DAFTAR PUSTAKA

Farida, Ida. 2009. Modul Perkuliahan Kimia Anorganik I. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Bandung
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press
Keenan, dkk. 1979. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Http _gas-mulia.blogspot.com_.html
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/03/kimia-unsur-gas-mulia-yang-
stabil.html

14
http://chemiscihuy.wordpress.com/2009/11/05/definisi-sejarah-dan-sifat-gas-
mulia/
http://masterkimiaindonesia.com/
http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_mulia
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Roni%20Sudra%20jat/ho
me.html
http://adypurwoko.blogspot.com/2009/01/gas-mulia.html
http://h4rv3st.blogspot.com/2008/06/unsur-unsur-gas-mulia.html
http://www.scribd.com/doc/19015264/Tabel-Periodik-Golongan-VIIIA-2
http://handoyodwiprakoso.blogspot.com/2009/02/tugas-kimia-bu-ninin.html

15

Anda mungkin juga menyukai