Oleh :
Kelompok : IV (Empat)
1. Fatimah (171411079)
2. Hafizha Tsalis (171411080)
3. Iffatul Aziza (171411081)
4. Isnaniah Wahyuni (171411082)
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Memahami proses pemisahan kation dalam air baku dengan system reverse osmosis
2. Membuat kurva atau grafik hubungan antara kadar zat terlarut (solute) di aliran permeat
dan konsentrat terhadap waktu atau volume permeat
3. Menghitung persen zat terlarut yang ditolak (% reject)
BAB II
LANDASAN TEORI
Adanya kemampuan yang terbatas dari suatu media akan memberikan pengaruh dalam
pertimbangan mendesain debit aliran.
a) Pengaruh Debit Air Masuk terhadap Effluent
Debit air baku dipengaruhi oleh dua faktor yaitu debit air hasil penyerapan dan debit air
buangan. Debit air masuk (Qf) berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut pada aliran
masuk (Cf), dimana bila debit pada aliran masuk besar maka konsentrasi zat terlarut pada
aliran masuk akan besar pula. Debit air pada aliran masuk merupakan penjumlahan dari
debit konsentrasi aliran hasil penyerapan ditambah debit dan konsentrasi aliran
pembuangan. Bila konsentrasi ditetapkan maka debit aliran pembuangan (Qc) lebih besar
dibandingkan debit air hasil penyerapan (Qp) hal ini disebabkan oleh banyaknya padatan
tersuspensi yang menempel pada daya serap atau permukaan membran, (Metcalf and Eddy,
2004 dalam Yusuf, dkk, 2009).
b) Pengaruh Tekanan Operasi terhadap Penyerapan Aliran Jika ditinjau dari tekanan operasi
pada membran, maka berlaku persamaan berikut:
Tekanan operasi pada membran (ΔP) dipengaruhi oleh tekanan penyerapan aliran (ΔP).
Untuk mendapatkan tekanan hidrostatik yang besar maka tekanan aliran masuk (Pf) dan
tekanan aliran pada aliran pada zat terlarut (Pc) harus besar, sedangkan tekanan penyerapan
aliran (Pp) harus kecil karena tekanan operasi (Δ ) berbanding lurus dengan tekanan
pnyerapan (ΔPp). Tekanan aliran masuk (Pf) dan tekanan zat terlarut (Pc) berbanding
terbalik dengan tekanan hidrostatik (ΔP ), (Metcalf and Eddy, 2004).
c) Persentase Penyisihan untuk menentukan mutu produk Jika didasarkan pada persentase
penyisihan dapat digunakan dengan persamaan berikut :
Persentase penyisihan berpengaruh terhadap konsentrasi zat terlarut pada aliran masuk.
Persentase penyisihan berbanding terbalik dengan konsentrasi akhir (C akhir), sehingga
bila persentase penyisihan besar maka konsentrasi awal (C awal) akan besar. Begitu juga
sebaliknya bila persentase penyisihan kecil maka konsentrasi awal (C awal) akan kecil
(Hartomo dan Widiatmoko, 1994 dalam Yusuf, dkk, 2009).
a) Sedimen 5 mikron ( Tabung yang berdiri vertikal dan berwarna bening) Menyaring air
langsung dari kran air PAM/sumur terhadap partikelpartikell yang besar atau >5 mikron,
seperti pasir, debu, rambut, lumpur atau endapan-endapan lainnya secara fisika.
b) Granular Actived Carbon (GAC) ( Tabung yang berdiri vertikal berada ditengah dan
berwarna putih) Menyaring air sebagai kelanjuta tahap 1 untuk membuang zat-zat kimia
yang ada di dalam air seperti deterjen kaporit/klorin dsb.
c) Clorine Taste Odor (CTO) Carbon Block ( Tabung yang berdiri vertikal berada kiri dan
berwarna putih) Menyaring air sebagai kelanjutan tahap 1 untuk membuang zat-zat kimia
yang ada di dalam air kaporit/klorin, netralisir rasa, bau, trikolometana dengan tingkat
lebih baik. Juga menyaring partikel >10 mikron
d) Membrane Reverse Osmosis ( Tabung besar berwarna putih melintang secara horisontal
) Penyaringan pada tahap ini berbeda dari tahap sebelumnya, pada tahap penyaringan ini
memiliki dua saluran yaitu pertama, air minum RO, air yang telah melalui filter 0.0001
mikron dan kedua, air limbah atau air buangan yang tidak dapat masuk kedalam membran
seperti pencemaran kimia dan fisika, bakteri dan virus.
e) Post Carbon (Tabung kecil berwarna putih melintang secara horisontal diatas membrane)
Menyaring air sebagai kelanjutan tahap 1 untuk membuang zat-zat kimia yang ada di
dalam air kaporit/klorin, netralisir rasa, bau, trikolometana dengan tingkat lebih baik. Juga
menyaring partikel >10 mikron.
f) Pompa diafragma adalah jenis Positive displacement pumps menggunakan kombinasi
dari perlakuan reciprocating dari karet , termoplastik atau teflon diafragma dan cocok
untuk penggunaan pada katup searah / check valve untuk memompa fluida . Kadang-
kadang pompa jenis ini juga disebut pompa membrane (Buku Manual Desalite).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Setelah aliran berjalan normal, memulai pengukuran DHL dan TDS di aliran permeat dan konsentrat
setiap 10 menit selama 40 menit
Hasil pengukuran di aliran permeat ditampung dan dimasukkan ke tempat atau bak penampungan,
sedangkan aliran konsentrat dibuang ke saluran pembuangan
PENGOLAHAN DATA
Umpan
Laju Alir : 15,57 ml/ menit
Konsentrasi :
TDS = 205,3 mg/L
DHL = 419,9 uS/cm
pH = 6
Tabel 1. Tabel Data Pengamatan
𝑇𝐷𝑆(𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛)−𝑇𝐷𝑆(𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑡)
%R = 𝑇𝐷𝑆 (𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛)
x 100 %
Tabel 2. Tabel Hasil Perhitungan Persen Reject
Waktu Umpan Konsentrasi di Aliran Permeat
% Rejection
(menit) TDS TDS (mg/L) DHL (uS/cm) pH
0 205,3 10,77 20,75 5 94,75401851
10 205,3 5,167 9,712 6 97,48319532
20 205,3 9,361 18,1 5 95,44033122
30 205,3 5,443 9,853 5 97,34875792
40 205,3 5,742 10,68 5 97,20311739
50 205,3 5,144 9,593 5 97,49439844
60 205,3 12,18 23,86 5 94,0672187
70 205,3 10,58 21,24 5 94,846566
80 205,3 8,985 17,7 5 95,62347784
90 205,3 8,514 16,59 5 95,8528982
100 205,3 6,198 11,68 5 96,98100341
110 205,3 4,218 7,688 5 97,94544569
120 205,3 8,25 15,71 5 95,9814905
4.3 Hubungan DHL dan TDS terhadap Waktu untuk Permeat dan Konsentrat
4.3.1 Hubungan DHL terhadap Waktu untuk Permeat dan Konsentrat
600
500
DHL uS/cm
400
300 Permeat
200 Konsentrat
100
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
300
250
TDS (mg/L)
200
150 Permeat
100 Konsentrat
50
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)
Mukhtar, Ghozali. 2008. “Revese Osmosis : Jobsheet Praktikum Pengolahan Limbah Industri”.
Politeknik Negeri Bandung.
Wenten, I G, Khoiruddin, dan Hakim, A. 2014. Osmosis Balik. Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN
Pertanyaan
Jawaban
1.
𝑇𝐷𝑆(𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛)−𝑇𝐷𝑆(𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑡)
2. %R = x 100 %
𝑇𝐷𝑆 (𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛)