Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN KOMUNIKASI ANTAR SEL

Informasi dapat datang dalam berbagai bentuk dan seringkali melalui proses
merubah sinyal informasi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Ketika kita
menelepon teman, sederhananya, gelombang suara kita dirubah ke dalam
bentuk sinyal listrik sehingga dapat melalui kabel telepon. Poin penting dari
proses tersebut adalah ketika pesan dirubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Proses pengubahan ini disebut transduksi sinyal.

Pada tumbuhan dan hewan dikenal kumunikasi antar sel menggunakan


molekul signal ekstraseluler (ligan). Ini merupakan cara organisme
untuk mengontrol metabolisme sel, pertumbuhan, diferensiasi jaringan,
sintesis dan sekresi protein serta mengatur komposisi cairan ekstraseluler.
Molekul sinyal ini disintesis dan di sekresikan oleh adanya sel sinyal dan
hanya menghasilkan respon spesifik pada sel target yang memiliki reseptor
untuk molekul sinyal yang spesifik. Pada organisme multiseluler, molekul
sinyal dapat berupa molekul hidrofilik atau hidrofobik. Kedua kelompok
molekul ini memiliki mekanisme yang berbeda dalam aktivasi proses-proses
dalam sel.

Beberapa molekul signal hidrofibik,misalnya steroid,retinoid dan tiroksin


dapat berfungsi ke dalam sel dan berikatan dengan reseptor intraseluler.
Reseptor intraseluler (RC) ada 2 macam, yaitu reseptor yang terdapat di
sitoplasma (Cytoplasmic Receptor) dan di dalam inti sel (Nuclear Receptor).
Perbedaan mekanisme aktivasi transkripsi keduanya dapat dilihat pada
gambar 2. Berbagai molekul kecil hidrofilik seperti (asam amino, lipid, dan
asetilkolin), peptide dan protein digunakan untuk komunikasi antar sel.

Molekul signal berupa hormon steroid (estradiol, progesteron, testosteron),


vitamin D3 dan asam retinoic dapat menembus membran sel dan berikatan
dengan reseptor spesific intraseluler dan membentuk kompleks hormon-
reseptor, kemudian translokasi ke dalam inti sel dan berikatan dengan
elemen DNA yang responsif terhadap kompleks hormon-reseptor. Ini
menyebabkan diaktifkannya gen target untuk mensintesis protein tertentu.

Cara komunikasi antar sel lainnya adalah melalui reseptor yang terdapat
dipermukaan membran sel (reseptor membran). Dalam hal ini molekul ligan
bekerja sebagai ligan yang berikatan dengan molekul komplemen pada
permukaan luar membran sel. Ikatan ini menyebabkan perubahan
komponen reseptor di dalam sel atau menginduksi respons seluler yang
spesifik. proses-proses tersebut dikenal dengan signal transduksi.salah satu
kelompok reseptor pada permukaan membran mengaktivasi protein G yang
dikenal dengan G protein-coupled receptors (GPCRs),yang di temukan pada
semua sel eukariotik,mulai dari yeast hingga manusia.Genum manusia
misalnya mengkode beberapa ribu GCPR. Termasuk di sini reseptor pada
mata,peraba,perasa,beberapa reseptor neurotrasmiter dan reseptor hormon
yang mengontrol metabolisme karbohidrat,asam amino pada umumnya.

MOLEKUL SIGNAL DAN RESEPTOR MEMBRAN (LIGAN)

Kumunikasi menggunakan signal ektraseluler biasanya melibatkan beberapa


langkah berikut :

1. Sintesis

2. Pelepasan molekul signal oleh sel signal


3. Transpor signal menuju sel target
4. Molekul signal berikatan ke protein reseptor untuk mengaktivasinya
5. Inisiasi satu atau lebih jalur signal transduksi yang telah diaktivasi oleh
reseptor
6. Terjadi perubahan spesifik pada fungsi seluler, metabolisme atau
perkembangan dan
7. Pelepasan signal sehingga seringkali menyebabkan terhentinya respon
seluler.

Sebagian besar reseptor diaktivasi oleh ikatan molekul dengan membran (


misalnya hormon, faktor pertumbuhan, neutransmiter dan feromon ).
Terdapat beberapa cara kumunikasi sel yang menggunakan reseptor
membran yaitu juktakrin, otokrin,parakin, dan endokrin.

Signalling juktakrin

Signalling juktakrin merupakan komunikasi dua sel yang berdekatan


dengan membentuk pori yang menghubungkan kedua sel tersebut sehingga
ion dan molekul terkecil dapt melalui pori yang terbentuk.

Signalling otokrin

Signalling otokrin sel atau sel-sel merespons molekul yang di


sekresikannya sendiri. Signal ini juga dijumpai pada sel-sel tumor yang
mensekresi faktor pertumbuhan secara berlebihan hingga menginduksi
proliferasi sel yang tidak terkendali. Ini menyebabkan terbentuknya massa
tumor yang dapat menekan jaringan atau organ yang ada disekitarnya.

Signalling parakrin

Signalling parakrin, merupakan komunikasi antar sel jarak pendek. Sel


signal mensekresi molekul signal targetnya pada sel-sel yang berdekatan
dengan sel signal. Misalnya epinefrin merupakan neutotransmiter yang
dilepaskan oleh satu sel saraf ke sel saraf lainnya atau sel saraf ke efektor
pada otot rangka ( merangsang atau menghambat konstraksi). Yang
kemudian dapat berikatan dengan reseptor membran pada sel-sel target
yang ada di sekitarnya dan menginduksi perubahan di dalam sel target.

Signalling endokrin

Signalling endokrin merupakan contoh komunikasi antar sel jarak jauh


karena sel signal terletak dilokasi yang relatif jauh dari sel target. Dalam
signal ini molekul signalnya adalah hormon. Molekul signal dapat sampai ke
sel target karena ditransfor melalui darah atau cairan ektraseluler lainnya.
Signalling endokrin misalnya terjadi pada siklus reproduksi wanita. Hormon
yang terlibat dapat berupa peptida atau steroid. Hormonpeptida misalnya
FSH, LH,follicle stimulating hormon, Lutenizing Hormon, Chorionic
Gonadotropin. Sedangkan hormon teroid misalnya estrogen dan
progesteron. Mekanisme signalling endokrin pada siklus reproduksi wanita
pada gambar 6
SIGNAL RANSDUKSI INTRASELULER

Signal tranduksi merupakan proses pengubahan ikatan molekul signal pada


reseptor sel target untuk menghasilkan respon biologis. Dalam hal ini
terdapat second messenger yang bekerja sebagai agen signal tranduksi.
Second messenger ini dapat membawa signal dari beberapa reseptor.

Dalam signal tranduksi ikatan dengan ligand (first messenger) pada


beberapa reseptor membran dalam waktu singkat dapat meningkatkan atau
menurunkan konsentrasi molekul kecil yang merupakan second messenger.
Beberapa molekul berikut misalnya cAMP ( siklik AMP), cGMP, DAG (1,2-
diasilgliserol) dan inositol trifosfat (IP3) berperan sebagai Second
messenger.

IKATAN RESEPTOR-PROTEIN G (GPCR) YANG MENGAKTIVASI ATAU


MENGHAMBAT ADENIL SIKLASE

Banyak sekiali reseptor membran yang berhubungan dengan signal


transduksi protein G. Semua GPCR terdiri atas tujuh segmen dimana
terminal N terdapat diluar membran dan terminal C terdapat didalam sitosol.
Sejumlah GPCR merupakan reseptor hormon, neurotransmiter, rodopsin dan
ribuan reseptor pembau pada hidung. merupakan protein switch GTPase
dengan kemungkinan ON ketika berikatan dengan GTP dan OFF ketika
berikatan dengan GDP a. Sub unit Ggb tetap berikatan sehingga di kenal
dengan sub unit Gg dan Gb. Selama signaling, Gg dan Gb, GaSignal
transduksi protein G terdiri atas tiga subunit G

-CTP.a dari pada Ggb-GTP justru menghambat tergantung pada sel dan
ligand, subunit Ga-GTP, pada beberapa kasus GaIkatan reseptor
menyebabkan protein G teraktivasi, sehingga mengantarai aktivitas protein
efektor. Walaupun kebanyakan protein efektor diaktivasi oleh G

RINGKASAN KOMUNIKASI SEL

tujuan komunikasi sel:


- menghasilkan, mengenali, dan menginterpretasikan dan bereaksi terhadap isyarat yang ada di
lingkungan sel
- memastikan suatu pesan dapat dikonversi dari 1 bentuk ke bentuk lainnya selama perjalanannya
dan masih mempertahankan isi pesan (sinyal transduksi)
KOMPONEN KOMUNIKASI SEL
1. Sinyal (ligan) : molekul kimia organik dan anorganik yang ada dilingkungan tempat sel hidup
2. Reseptor : bagian sel yang mengenal dan dapat menerima sinyal.
3. Isyarat molekul internal : mengubah (transduser) isyarat asli ke dalam perilaku selular
4. Target protein : inti&sitoplasma
5. Respon : gerakan, sintesis protein, dan pembelahan

CARA KERJA:
SINYAL MOLEKUL berikatan dengan PROTEIN RESEPTOR mengaktifkan ISYARAT
MOLEKUL INTERNAL yang diubah oleh TARGET PROTEIN yang menghasilkan RESPON.

SINYAL TRANSDUKSI : proses mempertahankan isi asli pesan


1. sinyal (ligan) dideteksi dan diterima oleh reseptor protein yang mengenali molekul kimia
2. sinyal molekul kimia dikonversi (transduksi) jadi isyarat berbeda didalam sel
3. sinyal mengarahkan perilaku sel

JENIS SINYAL
1. protein
2. peptida
3. asam amino
4. nukleotida
5. steroid
6. gas

LOKASI RESEPTOR
1. Sitoplasma / inti
-mudah menembus dinding sel
-ligan masuk kedalam sel
-mengaktifkan gen
= respon lambat
2. Membran Sel
-tidak bisa menembus dinding sel
-ligan tidak bisa masuk ke dalam sel (harus diubah)
-reseptor dipermukaan
=respon cepat

RESEPTOR MEMBRAN (luar)


-Ligand Gated Channel :berikatan langsung supaya channel bisa buka tutup
-Reseptor Enzim : berikatan lalu mengaktifkan enzim tapi tidak bisa berubah bentuk (hanya
menempel)
-G-Protein-Coupled : berikatan, lalu mengubah bentuk 6 protein, bentuk diubah = respon
berubah
-Integrin: ligan + reseptor integrin = ada respon dari sitoskeleton
KOMUNIKASI ANTAR SEL DALAM ORGANISME
1. Kontak Langsung
=berhubungan 1 sama lain untuk mengirimkan suatu sinyal yang tergantung pada sinyal molekul
yang terikat dipermukaan sel

// Gap junction : hubungan 2 sel tanpa perantara (hub. sitoplasma dan sinyal kimia)
// CAMs (Cell Adhesion Molecule) : perlu molekul membran antara 2 sel dan sinyal kimia)
// Local communication : sinyal kimia menyebar ke sel target
>>autokrin : reseptor terdapat pada sel itu sendiri
>>parakrin : sinyal diekskresikan oleh 1 sel dan menyebar ke sel yang lain.

2. Kontak Tidak Langsung


=sinyal kimia yang dihasilkan oleh sel endokrin, dipindah melalui darah dan resepot terdapat
pada sel target.

//endokrin
-cara pengeluaran sinyal kedalam pembuluh darah dari binatang atau getah dari tumbuhan.
- sinyal molekul = hormon (diproduksi oleh kelenjar endokrin)
//neuronal
-dilakukan melalui akson
-neuron dapat mengirim isyarat elektrik seoanjang aksonnya
-merangsang pelepasan isyarat = NEUROTRANSMILTER (diterima sel target)
- NEUROHORMON : dihasilkan oleh neuron dan masuk pembuluh darah menuju sel target di
tempat lain.

KOMUNIKASI ANTAR SEL

KOMUNIKASI ANTAR SEL

A. Pendahuluan

Komunikasi antar sel berperan penting untuk pengaturan dan pengendalian kegiatan sel,
jaringan, organ tubuh, dan untuk mempertahankan homeostasis. Dalam tubuh manusia terdapat
dua jenis komunikasi antar sel, yaitu: wired system (komunikasi melalui saraf atau listrik) dan
non-wired system (komunikasi kimiawi). Sedangkan komunikasi intra sel adalah komunikasi
yang terjadi di dalam sel. Komunikasi intra sel merupakan proses pengubahan sinyal di dalam sel
itu sendiri. Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap: 1)sintesis, 2) pelepasan hormon,
3) transpor ke organ target, 4) pengenalan petunjuk (sering oleh reseptor protein yang spesifik),
5) penerjemahan,6)respons.

Informasi yang dihantarkan sepanjang sel saraf berbentuk potensial aksi. Penghantaran informasi
dari sel saraf ke sel target berlangsung melalui sinaps, yang dikenal sebagai transmisi sinaps.
Sedangkan komunikasi kimiawi berlangsung lebih lambat namun efeknya lebih lama.
Komunikasi saraf dan komunikasi kimiawi dapat terjadi secara tumpang tindih. Beberapa zat
kimia seperti neurotransmitter, hormon, dan neurohormon tidak dapat menembus sel. Informasi
yang akan dihantarkan harus dirubah dulu oleh protein membran sel ke sinyal kimia di dalam sel.

Komunikasi sel berperan penting dalam menyelenggarakan homeostasis karena tubuh harus
senantiasa memantau adanya perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu
mengkoordinasikan respons yang sesuai sehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk
itu sel-sel tubuh harus mampu berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi antar sel
merupakan media yang menopang pengendalian fungsi sel atau organ tubuh. Pengendalian yang
paling sederhana terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu dengan komunikasi antar sel yang
berdekatan. Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan dimungkinkan melalui
refleks yang dapat melibatkan sisitem saraf (lengkung refleks) maupun sistem endokrin
(pengaturan umpan balik).

B. Penyampaian Molekul Sinyal

Dalam penyampaian molekul sinyal terdapat empat tipe, yaitu:

1. Endokrin: sel target jauh, mengggunakan mediator hormon. Hormon dibawa melalui pembuluh
darah. Contohnya komunikasi hipofisis ke gonad, harus menggunakan substansi tertentu untuk
menghantarkan sinyal.
2. Parakrin: mediator lokal. Mempengaruhi sel target tetangga, dirusak oleh suatu enzim
ekstraselular atau diimobilisasi oleh Ekstra Cellular Matriks. Contohnya Sel folikel menghasilkan
estrogen yang hanya diketahui oleh sel folikel saja.
3. Autokrin: Sel responsif terhadap substansi yang dihasilkan oleh sel itu sendiri, contohnya
komunikasi yang terjadi ketika pertukaran ion pada sel dalam jaringan.
4. Sinaptik: Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein dari suatu sel berikatan
langsung dengan protein lain pada sel lain.

C. Metode Komunikasi Antar Sel

Di dalam tubuh terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:

1) Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi
ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang
sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus yang
dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal
listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam
sitoplasma kedua sel yang berhubungan. Contohnya pertukaran ion dan garam antar sel dalam 1
jaringan.

2) Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal
parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin). Contohnya Endoprin dikeluarkan oleh sel-sel otak,
untuk merasakan sensasi puas, hanya dirasakan oleh otak saja.

3) Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh.
Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan
sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah. Contohnya komunikasi
yang terjadi antara hipofisa ke sel gonad.

D. Transduksi Sinyal

Transduksi sinyal mencakup pengubahan sinyal dari satu bentuk ke bentuk lain dalam sel.
Akhirnya, respon terjadi sebagai hasil dari sinyal awal. Sinyal-sinyal kimia dapat berupa protein,
asam amino, peptida, nukleotida, steroid, dan gas. Sebagian besar sinyal bersifat hidrofilik
sehingga tidak dapat melewati membran (contohnya protein, asam amino, dan peptida).
Beberapa sinyal bersifat hidrofobik dan mampu melalui membran untuk memulai respon
(contohnya hormon steroid). Sinyal-sinyal tersebut diproduksi oleh signal cell dan dideteksi oleh
protein reseptor pada sel target.

Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:

1) Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan membran sel.

2) Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.

3) Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel atau efektor
spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon spesifik
terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis sinyal yang diterima.
Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi
sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa DNA, perubahan ekspresi
genetik atupun program apoptosis.

4) Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai berkurang atau
terputus. Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak aktifnya sebagian
atau seluruh molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi akan melewati jalur rangsang
(signal transduction pathway) yang terdiri dari berbagai protein berbeda atau molekul tertentu
seperti berbagai ion dan kanalnya, berbagai faktor transkripsi, ataupun berbagai tipe sububit
regulator. Setiap protein yang terlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi
protein yang berada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang terlibat dalam
jalur rangsang pada umumnya adalah kinase dan posphatase, yang beberapa diantaranya
merupakan protein yang terdapat/larut dalam sitoplasma. Kedua protein ini mampu melepaskan
atau menerima grup posphat dari protein lain sehingga proses penghantaran atau penghentian
sinyal dapat berlangsung.

Secara singkat langkah-langkah transduksi sinyal adalah:

1) Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.


2) Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.

3) Transpor sinyal oleh sel target.

4) Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor tersebut.

5) Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.

6) Perubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.

7) Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.

Disamping reseptor, terdapat pula berbagai kanal ion yang ikut berperan pada transduksi sinyal.
Aktifitas kanal ion (khususnya ion-Ca) ataupun reseptor kalsium seperti calcium sensing
receptor (CaSR) yang termasuk dalam kelompok C-family of G-protein coupled receptor dapat
mempengaruhi keseimbangan kalsium dengan merubah konsentrasi ion sitosolik. Ion-Ca dalam
sitoplasma akan bekerja sebagai second messenger dan dapat memicu timbulnya tranduksi sinyal
yang berkelanjutan.

Pengubahan sinyal di dalam sel dapat terjadi sebagai berikut:

1) Sinyal molekul ekstrasel berikatan dan mengaktifkan protein atau glikoprotein membran
sel. Molekul protein yang diikat reseptor akan mengaktifkan: a) protein kinase, b) enzim penguat
yang menggiatkan second messengers.

2) Second messengers, berperan:

a) Mengubah kegiatan enzim, khususnya protein kinase

b) Meningkatkan ion kalsium intrasel

c) Menggiatkan kanal ion tertentu

E. Reseptor Pada Membran Sel

Reseptor yang terdapat pada membran sel meliputi:

1) G-protein (GTP-binding protein)-coupled receptors, merupakansuatu reseptor pada sel


membran yang mempunyai tujuh helix transmembran. Penyaluran sinyal yang timbul setelah G-
protein coupled receptors berikatan dengan ligan, baru mungkin terjadi bila G-protein ikut
berperan aktif untuk mempengaruhi efektor yang berada dibawah pengaruhnya.

2) Reseptor tirosin-kinase (RTK). Reseptor yang terdapat pada membran sel, terkadang
bukan hanya suatu protein yang bekerja sebagai reseptor saja, namun juga merupakan suatu
enzim yang mampu menambah grup posphat kepada residu tirosin spesifik dari protein itu
sendiri. Terdapat dua macam tirosin kinase (TK) yakni: pertama, RTK yang merupakan protein
transmembran yang memiliki domain diluar membrane sel yang mampu berikatan dengan ligan
serta domain didalam membrane sel yang merupakan suatu katalitik kinase. Jenis kedua,
merupakan non-RTK yang tidak memiliki protein transmembran serta terdapat dalam sitoplasma,
inti dan bagian dalam dari membran sel. Pada G-proteincoupled receptors terdapat tujuh helix
transmembran, sedangkan reseptor tirosin kinase hanya mempunyai satu segmen transmembran
meskipun reseptor tipe ini dapat berupa monomer, dimmer ataupun tetramer.

3) Reseptor kinase serin, berperan pada aktivitas kerja dari aktivin, TGF-beta,
mulerianinhibiting substance (MIS), dan bone morphegenic protein (BMP). Sebagai efektor dari
reseptor kinase serin adalah kinase serin sendiri. Keluarga dari reseptor ini meneruskan signal
melalui suatu protein yang disebut sebagai smads. Protein ini dapat berperan ganda, baik
berperan sebagai penerus sinyal (transducer) maupun sebagai faktor transkripsi.

4) Integrin. Hubungan antara sel dengan substrat dimediasi dengan adanya integrin yang
merupakan suatu protein transmembran yang mempunyai tempat ikatan dengan berbagai
material ekstra sel seperti fibronektin, kolagen ataupun proteoglikan. Pada proses inflamsi,
makrofag maupun fibroblast akan mensintesa fibronektin yang merupakan matriks protein yang
besar. Fibronektin mempunyai fungsi sebagai chemotractant dan fungsi mitogenik untuk
fibroblast. Untuk menjalankan fungsi tersebut perlu adanya ikatan fibronektin dengan reseptor
integrin pada sel mononuklear maupun fibroblast.

Setiap reseptor pada membrane sel memiliki protein efektor dan jalur sinyal tertentu. Efektor
berperan dalam amplifikasi (peningkatan) suatu signal yang timbul akibat adanya ikatan suatu
ligan dengan reseptor spesifik pada membran sel.
Komunikasi Sel

Dalam perkembangbiakannya, sel harus berkomunikasi dengan sel-sel lain dan lingkungannya. Bentuk
komunikasi ini dinamakan interaksi sel atau komunikasi antar sel.
Menurut Miami.edu dalam How Do Cells Communicate, interaksi yang terjadi mencakup antarsel,
antarsel dan matriks ekstraseluler, dan komunikasi antarsel. Matriks ekstraseluler adalah komponen
paling besar pada lapisan kulit dermis.
Komunikasi antarsel dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Cell Junctions
Cell junctions adalah situs hubungan yang menghubungkan banyak sel dalam jaringan dengan sel
lainnya dan matriks ekstraseluler.
Terdapat 3 kelompok cell junctions, yaitu occluding junctions yang bertugas menempelkan sel bersama-
sama dalam epitel dengan cara mencegah molekul-molekul kecil dari kebocoran satu sisi sel ke sel
lainnya.
Anchoring junctions bertugas melekatkan sel-sel dan sitoskeleton ke sel tetangga atau ke matriks
ekstraseluler.
Communicating junctions bertugas sebagai perantara jalan lintasan sinyal-sinyal kimia atau elektrik dari
satu sel yang sedang berinteraksi ke sel lainnya.

Occluding Junctions
Terdapat dua klasifikasi fungsi occluding junctions, yaitu sebagai berikut.

1. Tight junctions hanya dimiliki oleh vertebrata, yang fungsinya menyegel ruang antar 2 sel serta
mencegah lalu lintas molekul di ruang antarsel.
2. Septate junctions hanya dimiliki invertebrate, terdapat protein discs-large yang terhubung dengan
protein ZO dalam tight junctions.
Anchoring Junctions
Terdapat 4 bentuk yang tidak sama secara fungsi, yaitu sebagai berikut.

1. Adherens junctions dan desmosom. Mereka sama-sama memegang sel dan pembetukannya
oleh membrantrans adhesion protein pada family chaderin.
2. Focal adhesions dan hemidesmosom. Mengikat sel-sel pada matriks ekstraseluler dan
pembentukannya oleh membran trans adhesions protein pada famili integrin.

Communicating Junctions
Terdapat 3 kelompok perantara, yaitu sebagai berikut.

1. Gap junctions, celah sempit di antara 2 membran atau dinding sel ini membolehkan jalan lintasan
ion-ion dan molekul-molekul kecil yang dapat larut dalam air.
2. Chemical synapses, sambungan khusus letak sinyal neuron yang berhubungan satu sama lain
dengan sel-sel nonsaraf seperti pada otot atau kelenjar.
3. Plasmodesmata, hanya terdapat pada tumbuhan. Fungsinya menghubungkan sel yang satu
dengan sel lainnya melalui retikulum endoplasma, memudahkan pergerakan ion-ion dan molekul-
molekul kecil seperti gula, asam amino, dan RNA (ribonucleat acid) antar sel.

Anda mungkin juga menyukai