UKURAN 12, RATA TENGAH, SPASI BARIS 1,5, SPASI BEFORE 0 SPASI AFTER 6PT
Digunakan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya / Sarjana Sains
Terapan
Oleh :
Nama 1
NIM. ..........................
Nama 2
NIM. ..........................
Nama 3
NIM. ..........................
Gambar 2.1. Konverter dc-dc dua-fasa dengan tapis masukan dan keluaran .................................. 8
Gambar 2.2. Riak arus di sisi keluaran konverter multifasa ............................................................ 8
Gambar 3.1. Wertertyersdf .............................................................................................................. 9
Gambar 3.2. dsfgsdfgsdfgsdfg ......................................................................................................... 9
DAFTAR TABEL
Penyulang adalah salah satu komponen yang penting dalam sistem distribusi tenaga listrik.
Penyulang memiliki fungsi untuk mengalirkan energi listrik dari gardu induk ke gardu distribusi.
Oleh karena itu kita harus menjaga keandalan dan kontinuitas transfer energi listrik.
PT PLN (Persero) Area Malang Rayon Dinoyo membawahi tujuh penyulang yang satu
diantaranya adalah Penyulang Dinoyo. Pada Penyulang Dinoyo terdapat satu buah recloser, empat
buah LBS (Load Break Switch) manual posisi on dan dua buah LBS (Load Break Swistch) manual
posisi off, satu buah LBS motorise, lima buah FCO (Fuse Cut Out), dan satu buah AVS (Automatic
Vacum Switch) cut antara Penyulang Dinoyo dan Penyulang Tegal Gondo posisi off. Namun
dengan banyaknya peralatan proteksi tersebut, Penyulang Dinoyo masih sering terjadi pemadaman
karena gangguan short circuit maupun petir. Gangguan short circuit yang bekerja adalah rele DGR
dan gangguan yang dikarenakan sambaran petir rele yang bekerja adalah rele OCR.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
Break Switch) manual, LBS motorise, CO (Cut Out) dan AVS (Automatic Vacum
Switch) Penyulang Dinoyo sudah sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan untuk
2.1. Pustaka 1
Dengan teknik penyaklaran tertentu, hubungan paralel dari beberapa buah konverter dapat
membentuk suatu sistem konverter dc-dc multifasa. Adapun pengembangan konverter multifasa
ini bertujuan untuk menghasilkan arus keluaran yang lebih besar tanpa harus meningkatkan arus
yang mengalir pada saklar. Atau dengan kata lain, penggunaan sistem multifasa bisa mengurangi
besarnya arus yang disaklarkan.
Besarnya arus keluaran konverter n-fasa ini adalah sebesar n kali arus keluaran konverter
dc-dc satu-fasa. Selain itu, konverter multifasa juga dikembangkan untuk meningkatkan power
density dan untuk meminimisasi riak arus dan tegangan pada sisi keluaran konverter dc-dc, dimana
frekuensi riak arus dan tegangan keluaran dapat ditingkatkan tanpa harus meningkatkan frekuensi
saklar. Gambar 2.2. merupakan topologi konverter dc-dc dua-fasa secara umum. Konverter dua-
fasa ini dipilih sebagai pembanding untuk mengevaluasi kinerja dari konverter topologi baru yang
diusulkan. Topologi dua-fasa dipilih karena memiliki jumlah komponen saklar yang sama dengan
topologi baru yang diusulkan. Untuk dapat digunakan sebagai konverter buck dua-fasa, maka
komponen saklar yang digunakan adalah S1, S2, D3, dan D4.
Lo
Ls io
S1
Lo
Co
BEBAN
Cs S2 vo
Ed D3 D4
Dalam operasinya, sinyal ON-OFF pada saklar konverter dc-dc multifasa dibangkitkan
dengan metoda PWM, yaitu perbandingan antara suatu gelombang acuan dan gelombang segitiga
frekuensi tinggi. Saklar konverter dc-dc multifasa ini nantinya akan bekerja secara bergantian
dengan perbedaan sinyal yang diberikan pada masing-masing fasanya sebesar 360o/jumlah fasa.
Jadi untuk konverter dua-fasa yang akan dibahas, perbedaan fasa antara satu saklar dengan saklar
lainnya adalah sejauh 180o dan gambaran perbedaan pola penyaklaran antara fasa pertama dan fasa
kedua dapat dilihat pada Gambar 2.3. Perbedaan fasa pada sinyal kontrol ini juga dirasakan oleh
riak arus yang mengalir pada masing-masing fasa [2]. Sehingga pada konverter dua-fasa, perbedaan
fasa dari riak arus adalah sebesar 180o.
2.3. Pustaka 3
METODE PENELITIAN
Wertertyersdf
dsfgsdfgsdfgsdfg
3.3. Detail Metode 1
4.1. Analisa 1
4.2. Analisa 2
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mohan N., et al., “Power Electronics – Converters, Aplications, And Design”, 3nd Edition
Chapter 7 & 10. John Wiley&Sons Inc. United States.2003.
Rashid M. H., “Power Electronics – Circuits, Devices And Applications”, 3nd Edition Chapter
5&14. Pearson Prentice Hall. United States. 2004.
Dong. Dong, “Modeling and Control Design of a Bidirectional PWM Converter for Single-Phase
Energy Systems”, Virginia Polytechnic Institute and State University. 2009.
Dahono, P.A, Krisbiantoro, I., “A Hysteresis Current Controller for Single-Phase Full-Bridge
Rectifier”Proceedings., 2001 4th IEEE International Conference onPower Electronics and Drive
Systems, 2001.
Rodriguez J., Dixon J., Espinoza J., “PWM Regenerative Rectifiers : State of the Art”,IEEE.
Best. E Roland, “Phase-Locked Loops”, 4th edition. McGraw-Hill
Sasongko F, “Teknik Kendali Konverter DC-DC Topologi Baru Mode Boost”, ITB 2008
Ogata K., “Modern Control Engineering”, 3nd Edition Chapter 8&10. Prentice Hall Inc. United
States. 1997