Anda di halaman 1dari 16

EMOSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS PSIKOLOGI UMUM

DISUSUN OLEH :

CAHYA KHAIRANI NIM 0105192004

ELZA HASYIM NASUTION NIM 0105191093

RATIPA MUSITA NIM 0105191098

DOSEN PENGAMPU NURHAYANI, S.Ag. , S.S., M.Si.

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, mungkin makalah ini masih jauh dari kata
sempurna walaupun kami telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca.
Sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun
demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi

Medan, 23 Oktober 2019

Penulis,

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Emosi ................................................................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Emosi ................................................................................................ 4
2.3 Bentuk-Bentuk Emosi ......................................................................................... 4
2.4 Teori-Teori Emosi ............................................................................................... 7
2.5 Pengaruh Emosi terhadap Fisik dan Tingkah Laku ............................................ 8
2.6 Kecerdasan Emosional ........................................................................................ 9
2.7 Pengendalian Emosi .......................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11
3.1 Simpulan ........................................................................................................... 11
3.2 Saran ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa dan emosi. Hidup manusia
diwarnai dengan emosi dan berbagai macam perasaan. Manusia sulit menikmati
hidup secara optimal tanpa memiliki emosi. Manusia bukanlah manusia, jika
tanpa emosi. Kita memiliki emosi dan rasa, karena emosi dan rasa menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai manusia.

Emosi sangat mendukung dalam kehidupan, apakah itu emosi positif atau
emosi negatif. Pentingya individu mengelola emosi dalam kehidupan karena
seseorang yang cakap secara emosi akan mampu mengetahui dan menangani
perasaan mereka sendiri dengan baik, kecakapan mengelola emosi akan
mempunyai andil yang lebih besar dalam kesuksesan seseorang lebih dari
mengandalkan kecerdasan interlektual. Hubungan personal membutuhkan
pengelolaan emosi yang baik, pengelolaan emosi disini menyangkut bagaimana
individu mampu memahami perasaan orang lain dan mampu mengatur diri sendiri
sehingga bisa menempatkan diri dalam posisi yang tepat dan bersikap baik
terhadap diri sendiri dan orang lain.

Emosi tidak hanya berupa amarah, ada beberapa macam emosi dasar yang
sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir. Oleh karena itu kita perlu mempelajari
materi psikologi tentang psikologi agar kita dapat mengenali emosi pada diri kita
sendiri sehingga kita dapat mengendalikan dan mengembangkan emosi kita
dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan emosi ?
2. Apa saja jenis-jenis emosi ?
3. Apa saja teori-teori emosi ?
4. Bagaimana pengaruh emosi terhadap fisik, pikiran dan tingkah laku?
5. Apa yang dimaksud kecerdasan emosi ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari emosi.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis emosi.
3. Untuk mengetahui teori-teori emosi.
4. Untuk mengetahui emosi terhadap fisik dan tingkah laku.
5. Untuk mengetahui maksud dari kecerdasan emosi.

1.4 Manfaat

Sedangkan manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Agar dapat digunakan sebagai bahan bacaan oleh setiap orang untuk
menambah wawasan pembaca tentang emosi .
2. Setelah para pembaca mengetahui dan memahami isi makalah ini,nantinya
bisa menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi pembac auntuk kehidupan
sehari-hari, khususnya dalam perkembangan,pengendalian serta kematangan
emosi.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Emosi
Emosi berasal dari kata e yang berarti energi dan motion yang berarti getaran.
Emosi kemudian bisa dikatakan sebagai sebuah energi yang terus bergerak dan
bergetar1.
Menurut Darwis mendefinisikan emosi sebagai suatu gejala psiko-fisiologis
yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap, dan tingkah laku, serta
mengejawantah dalam bentuk ekspresi tertentu. Emosi dirasakan secara psikofisik
karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik. Ketika emosi bahagia meledak-
ledak, ia secara psikis memberi kepuasan, tapi secara fisiologis membuat jantung
berdebar-debar atau langkah kaki terasa ringan, juga tak terasa ketika berteriak
puas kegirangan, Namun hal-hal yang disebutkan ini tidak spesifik terjadi pada
semua orang dalam seluruh kesempatan. Kadangkala orang bahagia, tapi justru
meneteskan air mata, atau kesedihan yang sama tidak membawa kepedihan yang
serupa2.
Sedangkan menurut Sudarsono emosi adalah Suatu keadaan yang kompleks
dari organisme seperti tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-
perubahan dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditambahi dengan
perasaan yang kuat yang mengarah ke suatu bentuk tingkah laku atau perilaku
tertentu. Erat hubungannya dengan kondisi tubuh, denyut jantung, sirkulasi darah,
pernafasan, dapat diekspresikan seperti tersenyum, tertawa, menangis, dapat
merasakan sesuatu seperti merasa senang, merasa kecewa3.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan emosi adalah
suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah
laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

1
Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009 . Manajemen Emosi . jakarta : PT Bumi
Aksara, h. 14.
2
Darwis Hude. 2006. Emosi-Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia Dalam Al
Qur’an. Jakarta: Erlangga, h. 19
3
Sudarsono. 1993 . Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, h. 24

3
2.2 Jenis-Jenis Emosi
Berkaitan dengan aspek dalam diri dan luar diri yang melatarbelakangi emosi,
emosi pada individu dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Emosi sensoris: Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh
rangsangan dari luar tubuh seperti dingin, panas, lapar, sakit.
b. Emosi psikis: merupakan emosi yang memiliki alasan kejiwaan seperti
perasaan intelektual yang berhubungan dengan perasaan benar atau
perasaan terkait hubungan dengan orang lain baik secara perorangan
maupun kelompok.

Selain itu, pada dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori
umum jika dilihat dari dampak yang ditimbulkan4.

a. Emosi Positif

yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang


mengalaminya. Contoh : tenang, santai, rileks, senang, dan lain-lain.

b. Emosi Negatif
yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang
mengalaminya. Contoh : sedih, kecewa, marah, dan lain-lain

2.3 Bentuk-Bentuk Emosi


Dalam psikologi banyak bentuk-bentuk emosi, tetapi kali ini kami hanya
membahas tiga dari sekian banyak emosi tersebut.
1. Emosi Senang
Emosi senang umumnya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang membuat
kepuasan dalam hidup. “We define happiness as overall satisfaction with life”.
Perasaan senang (cinta, gembira, puas, bahagia) adalah kondisi-kondisi yang
senantiasa didambakan oleh setiap individu apa pun latar belakangnya. Hal yang
mungkin berbeda adalah persepsi terhadap sesuatu yang dapat membuat orang
senang. Oleh karena itu, objek yang dapat membuat orang senang atau bahagia
tidak bisa diukur sama untuk semua individu.

4
Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra, Op.cit, h.13

4
‫اح َكتٌ ُم ْستَب ِْش َرة‬
ِ ‫ض‬َ ٌ‫ُوجُوهٌ يَ ْو َمئِ ٍذ ُم ْسفِ َرة‬
“Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria.” (Q.S.
‘Abasa [80]: 38-39)

2. Emosi Marah
Emosi marah adalah reaksi emosional akut yang ditimbulkan oleh sejumlah
situasi yang merangsang dan adanya perasaan tidak suka yang kuat yang
disebabkan adanya kesalahan. Tingkah laku yang menyertai emosi marah sangat
beragam mulai dari tindakan diam atau menarik diri (withdrawal) hingga tindakan
agresif yang dapat mencederai atau mengancam nyawa orang lain. Pemicunya
juga sangat beragam, dari hal-hal yang sangat sepele sampai pada pelanggaran
berat terhadap hak asasi manusia. Pada umumnya emosi marah pada manusia
dikenali dengan terjadinya perubahan pada raut muka (tegang, merah padam),
nada suara yang berat, anggota badan bergetar, atau sikap siap menyerang. Atau,
agresivitas itu tidak menggejala karena disembunyikan dengan alasan-alasan
tertentu.

“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad, 1: 239.
Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan lighairihi).

Karena yang namanya marah itu jika keluar bisa jadi keluar kata-kata yang
tidak Allah ridhai. Ada yang marah keluar kata-kata kufur, ada yang marah keluar
kalimat mencaci maki, ada yang marah keluar kalimat laknat, ada yang marah
keluar kalimat cerai hingga hal-hal sekitarnya pun bisa hancur. Kalau seseorang
memaksa dirinya untuk diam ketika akan marah, hal-hal yang rusak tadi tidak
akan terjadi.
Faktor penyebab keterbangkitan emosi marah ada yang bersifat eksternal dan
ada pula yang bersifat internal.
a. Faktor eksternal adalah stimuli yang datang dari luar diri kita, baik
lingkungan sosial maupun lingkungan alam seperti cuaca, gangguan alam,
atau yang lain.

5
b. faktor internal datang dari dalam diri manusia sendiri atau sering juga
disebut sebagai faktor personal. Orang yang tempramental sangat mudah
tersinggung dan terpancing untuk melampias-kan emosi marahnya
ketimbang dengan orang penyabar. Sikap dan tingkah laku marah dimiliki
oleh semua makhluk, bahkan Allah sebagai al-Khâliq dapat marah
(murka). Allah marah kepada orang yang membunuh manusia tanpa haq,
musyrik, munafik, bersumpah palsu, dan sebagainya.

3. Emosi Sedih

Dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak selamanya manusia bergembira,


adakalanya juga bersedih. Sedih karena gagal meraih sukses, mendapat kesulitan,
ditinggal orang yang dicintai, atau sebab yang lain. Begitulah kehidupan terjadi
silih berganti (Q.S. Âlu ‘Imrân [3]: 140). Tertawa atau menangis sudah
merupakan bawaan (naluri, gharîzah) karunia dari Allah. Dari sejak lahir manusia
sudah pandai menangis dan tersenyum. Setelah mulai menapaki kehidupan orang
belajar dari lingkungannya kapan tempatnya tertawa dan kapan pula menangis.
Q.S. al-Najm [53]: 43 menjelaskan:

“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.”

Kesedihan memang sesuatu yang tidak diharapkan, tetapi senang atau


tidak senang, pasti mampir juga dalam perjalanan hidup manusia. Rasulullah saw.
sendiri pernah mengalami kesedihan bertubi-tubi, antara lain ditinggalkan oleh
orang-orang yang dikasihinya dalam selang waktu relatif singkat, sehingga tahun
kejadian itu dikenal dalam sejarah sebagai âm al-huzn (tahun kesedihan, tahun
619 H). Cobaan yang dialaminya cukup berat sampai tiba saatnya mendapat
kelapangan (al-insyi-râh, enlightenment, pencerahan). Kesedihan berganti dengan
kebahagiaan, beban berat terlewati, dan memang sesudah kesulitan pasti ada
kemudahan. Sungguh! (Q.S. al-Insyirâh [94]: 1-8).

6
2.4 Teori-Teori Emosi
1. Teori James-Lange

Teori ini dicetuskan oleh dua orang yaitu William James dari Amerika Serikat
dan Carl Lange dari Denmark. Carl Lange (dalam Sarlito, 2000:85-86)
mengemukakan bahwa emosi identik dengan perubahan-perubahan dalam sistem
peradaran darah. Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James dengan
mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi sesseorang terhadap perubahan-
perubahanyang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap rangsangan-
rangsangan yang datang dari luar. Teori ini menekankan emasi sebagai respon
dari perubahan faali yang terjadi pada dirinya.

Contoh tentang teori ini sebagai mana yang dijelaskan oleh Atkinson: Bila
Anda tiba-tiba terjerembab di tangga, secara otomatis Anda akan berpegang pada
pegangan tangga sebelum Anda sempat menyadari adanya rasa takut. Setelah saat
kritis itu berlalu, emosi Anda akan terasa dengan adanya persepsi terhadap jantun
yang berdebar keras, napas yang terengah-engah, dan perasaan lemas atau
gemetar pada tangan dan kaki. Karena perasaan takut terjadi setelah respon
badani, situasi semacam ini membuat teori ini masuk akal.

2. Teori Proses-berlawanan

Teori Proses-Berlawanan dikembangkan oleh Ridhard Solomon. Ia


berpendapat bahwa otak manusia berfungsi memicu emosi. Dua emosi
berlawanan, seperti senang dan tidak senang, akan selalu muncul dalam satu
rentetan peristiwa. Jika emosi A terjadi kemudian disebut sebagai emosi primer,
maka emosi B yang menjadi lawannya dan disebut sebagai emosi sekunder. Akan
muncul pula hingga emosi turun kembali pada titik normal seperti sediakala.
Otaklah yang terus-menerus berfungsi memelihara keseimbangan atau menjaga
kondisi ekuilibrium itu.

Contoh dari teori ini adalah para penerjun payung amatiran akan merasa
senang ketika berhasil mendarat dengan selamat. Senang merupakan lawan dari
emosi takut yang dialaminya sebelum terjun hingga parasut mengembang. Setelah
beberapakali terjun, rasa takut itupun berkkurang, tetapi rasa senang masih cukup

7
kuat sehingga aksipenerjunan masih tetap dilakukan. Emosi takut adalah emosi
primer, dan senang adalah emosi sekunder.

2.5 Pengaruh Emosi terhadap Fisik dan Tingkah Laku


1. Pengaruh emosi terhadap fisik

Emosi seseorang disebutkan juga berhubungan dengan anatomi, fisiologi dan


terapi. Peneliti lantas menyimpulkan bahwa organ tubuh dapat dipengaruhi oleh
emosi sukacita, kemarahan, kesedihan, ketakutan dan pensiveness.

a. Suka cita- Jantung


Jantung berhubungan dengan perasaan sukacita dan kegembiraan. Di sini,
sukacita tidak mengacu pada gagasan kepuasan tetapi untuk agitasi dan lebih
stimulasi. Over-kegembiraan dapat menyebabkan insomnia, agitasi dan
jantung berdebar-debar.

b. Kemarahan - Hati
Emosi kemarahan dikaitkan dengan humor tersinggung dan dapat
menyebabkan kebencian dan mudah tersinggung. Hal ini diyakini bahwa
emosi ini disimpan dalam hati dan kantung empedu. Kemarahan dapat
menyebabkan sakit kepala dan hipertensi yang pada gilirannya dapat
mempengaruhi perut dan limpa.

c. Duka / Kecemasan – Paru-Paru


Kesedihan diketahui memengaruhi paru-paru dan kecemasan diketahui
memengaruhi paru-paru serta usus besar. emosi ini dapat menyebabkan
kelelahan, sesak napas atau kolitis ulserativa.

d. Takut - Ginjal
Jika ketakutan dirasakan terlalu dalam dan untuk jangka waktu lama, dapat
mulai mempengaruhi ginjal Anda dengan cara yang berbahaya. Ini
menjelaskan dorongan untuk buang air kecil setiap kali seseorang takut,
khususnya anak-anak.

8
e. Bingung - Limpa
Bingung dikaitkan dengan proses berpikir berat yang dapat menguras
energi Anda dan menyebabkan ketidakharmonisan. emosi melankolis ini
diketahui mempengaruhi limpa dan dapat menyebabkan kelesuan dan
kurangnya konsentrasi.

2. Pengaruh emosi terhadap tingkah laku


pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut :
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil
yang telah dicapai.
b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan
sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang
mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup
(nervous) dan gagap dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya
akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain.

2.6 Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ (emotional


quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola,
serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya.Peserta didik yang
memiliki kecerdasan emosional yang baik, akan membentuk generasi yang
berpendidikan berkarakter.

Goleman menyatakan bahwa secara umum ciri-ciri seseorang memiliki


kecerdasan emosi adalah mampu memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi
frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,

9
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berfikir serta berempati dan berdoa5.

Menurut Alan Mortiboys Peter Salovey dan Jack Mayer (1990) Kecerdasan
emosional (EQ) meliputi6:

1. kemampuan untuk merasakan secara akurat, menilai dan mengekspresikan


emosi;
2. kemampuan untuk mengakses dan/atau menghasilkan perasaan ketika ia
bersedia berpikir;
3. kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan emosional;dan
4. Memampuan untuk mengatur emosi untuk mempromosikan pertumbuhan
emosi dan intelektual.

2.7 Pengendalian Emosi


Secara teori, terdapat tiga model pengendalian emosi yang dilakukan oleh
seseorang ketika menghadapi situasi emosi (Hube, 2006), yaitu pengalihan,
penyesuaian kognitif, dan strategi koping.
1. Pengalihan/Displacement. Pengalihan merupakan suatu cara mengalihkan
atau menyalurkan ketegangan emosi pada obyek lain.
2. Penyesuaian Kognitif / Cognitive Adjustment. Yaitu suatu mekanisme
yang menempatkan persepsi berada dalam kondisi positif. Setiap masalah
selalu dilihat dari sisi positifnya.
3. Coping strategy. Coping dimaknai sebagai tindakan seseorang dalam
menanggulangi, menerima atau menguasai suatu kondisi yang tidak
diharapkan (masalah).

5
Goleman, Daniel.1996. Kecerdasan Emosional. Terj.. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, h. 36
6
Salovey,p dan Mayer J. 1990 . Emotional Intelledence, Imagination, cognition, and personality.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan

Emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon
atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar dirinya.

Berkaitan dengan aspek dalam diri dan luar diri yang melatarbelakangi emosi,
emosi pada individu dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Emosi sensoris: Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh


rangsangan dari luar tubuh seperti dingin, panas, lapar, sakit.

b. Emosi psikis: merupakan emosi yang memiliki alasan kejiwaan seperti


perasaan intelektual yang berhubungan dengan perasaan benar atau perasaan
terkait hubungan dengan orang lain baik secara perorangan maupun kelompok.

Teori-Teori Emosi terdiri dari :

1. Teori James-Lange
2. Teori Proses-berlawanan

pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut :

a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil
yang telah dicapai.

b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan


sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)

c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang


mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous)
dan gagap dalam berbicara.

d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.

e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya


akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap orang lain.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis


mengenaimakalah ini adalah:

11
1. Diharapkan penulis nantinya dapat mengembangkan penulisanmakalah
tentang kajian-kajian psikologi khususnya pembahasan emosiyang lebih
luas dengan sajian penelitian-penelitian yang aktual dan faktual.
2. Diharapkan hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan bahan bacaan untuk
menambah ilmu pengetahuan tentang kajian emosi.
3. Dan khususnya bagi remaja untuk bisa memahami serta menguasai
emosinya, sehingga mampu bertindak adaptif di lingkungannya serta dapat
mengembangkan perilaku dan sikap memaafkan untuk membuka peluang
mendapatkan tempat, peran dan penerimaan diri oleh lingkungannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Darwis Hude. 2006. Emosi-Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi


Manusia Dalam Al Qur’an. Jakarta: Erlangga.

Goleman, Daniel.1996. Kecerdasan Emosional Terjemahan. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Gusti, A. Y., & Margaretha P. M. 2010. Perilaku Prososial Ditinjau dari Empati
dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi. Vol. 9 No. 3

Kholisin. 2014. Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri dan


Kecerdasan Emosional . Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 34, 77 - 102

Safaria, Triantoro dan Nofrans Eka Saputra. 2009 . Manajemen Emosi . Jakarta :
PT Bumi Aksara.

Salovey, P dan Mayer J. 1990 . Emotional Intelledence, Imagination, cognition,


and personality. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sudarsono. 1993 . Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.

13

Anda mungkin juga menyukai