(DSD)
Serlie – 102016116
Abstrak
Abstract
Genetic disorder is a condition in which there are changes in the nature and
components in genes that cause disease. This incident can be caused by a new
mutation of DNA, or because of abnormalities in genes inherited from parents. Lots of
diseases caused by genetic or chromosomal abnormalities, one of them is Disorder of
Sexual Development (DSD). If a patient presents with a complaint like this,
chromosomal analysis is done immediately. This chromosome analysis is usually done
by taking a blood sample and doing it in a laboratory. After doing chromosome
analysis does not rule out the possibility of the baby affected by disorders such as
klinefelter syndrome (47, XXY karyotype), turner syndrome (45, XO karyotype), mixed
gonadal dysgenesis (45, XO / 46, XY karyotype), tetragametic chimerism (46, XO
karyotype) XX / 46, XY karyotype, congenital adrenal hyperplasia.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Analisa Kromosom
Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan Hormon
Working Diagnostic
Epidemiologi
Patofosiologi
Gejala klisi yang utama yaitu perawakan pendek (tinggi saat dewasa kurang
dari 150cm pada perempuan yang tidak ada pengobatan), infantilisime seksual, dan
konsekuensi anomaly kongenital. Insidensi katup aorta bicuspid dan koarktasio aorta
wanita dewasa dan anak perempuan dalam sindrom Turner. Pada neonates bisa
terdapat edema karpal dan pedal yang bsia sembuh secara spontan, tetapi dapat
berulang pada remaja bila terapi estrogen dimulai. Gambaran lain termasuk batas
rambut rendah, leher berselaput, putting susu hipoplastik jarak lebar, ginjal tampak
kuda, dan kubitus valgus siku. Penanganan perawakan rendah pendek telah berhasil
dengan menggunakan hormon pertumbuhan manusia (human growth hormone) secara
parenteral dan steroid anabolik per oral. Karakteristik seksual sekunder dapat
dikembangkan dengan estrogen atau kombinasi estrogen dan progesteron (atau
pengganti sintetisnya). Sebagian kecil anak perempuan akan menghasilkan
estrogennya sendiri; sebagian besar tidak menghasilkan estrogen dan mengalami
pengingkatan gonadotropin, yang menggambarkan kegagalan ovarium. Anak
perempuan yang sel berisi kromosom Y-nya bersifat mosaik, ketika mencapai masa
remaja gonadnya harus diambil untuk melenyapkan risiko neoplasma di kemudian
hari. Sebagian kecil perempuan bisa hamil dan mengandung hingga cukup bulan
(agaknya mereka mempunyai ovarium yang berfungsi). Beberapa perempuan dengan
sindrom Turner telah melakukan fertilisasi in vitro dengan relur donor dan telah
mengandung sampai cukup bulan.11
Konsultasi medikolegal
Daftar Pustaka
5. Ghai OP, Gupta P. Endocrine and Metabolic Disorders. Essential Pediatrics. 6th
Ed. New Delhi: CBS Publisher 2004: 487-94.
6. Susanto, Rudi. Ambiguous Genitalia pada Bayi Baru Lahir. [Online]. 2006.
[Dikutip] 24 September 2019.
7. Chavhan, Govind B, et al. Imaging of Ambiguous Genitalia: Calssification and
Diagnostic approach. [Online] 2008. [Dikutip] 24 September 2019. Available
from: http://radiographics.rsna.org/content/28/7/1891.full
8. Mirani, erna. Pengaruh Konseling Genetik pada Tingkat Kecemasan dan
Depresi Terhadap Penentuan Gender Ambigus Genitalia. [Online]. 2010
[Dikutip] 24 September 2019. Available from: http://eprints.undip.ac.id/17421/
9. Siregar, Charles Darwin. Pendekatan Diagnostik Interseksualitas pada Anak.
Dalam Cermin Dunia Kedokteran No. 126. Jakarta; 2000. P. 32-6.
10. Diamond DA, Burns JP, Mitchell C, et al. Sex assignment for newborns with
ambiguous genitalia and exposure to fetal testosterone: attitudes and practices of
pediatric urologist. J Pediatr.2006;148.p.445-9.
11. Behrman RE, Kliegman RM, editors. Nelson Esensi Pediatri. 4th ed. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2010.h.157-8.
12. Diambil dari
http://m.prodia.co.id/id/produklayanan/pemeriksaanlaboratoriumdetails/17-oh-
progesteron-lc-msms, 25 September 2019.
13. Witchel SF, Azziz R. Congenital adrenal hyperplasia. J Pediatric and Adolescent
Gynecol. 2011;24:116-26