Lapsus
Lapsus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pasien masuk ke UGD Jiwa RSKD pada tanggal 6 November 2019 untuk
Nama : Ny. S
Agama : Islam
Alamat : Luwu
40
A. Keluhan Utama:
Gelisah
Gelisah sejak kurang lebih 2 mingg terakhir, diantar oleh Ibu dan tante pasien.
dianggap aneh, seperti barang yang lihat ada gambar salipnya pasien
bisikan,pasien menganggap istrinya adalah seorang artis ( via vallen ) dan jika
dia berkata istriku via vallen, seperti ada yang membisikannya “ ia suamiku”.
Pasien suka berbicara sendiri dengan kalimat yang tidak jelas. Pasien suka
terkaget. nafsu makan pasien baik, 4 kali sehari. Pasien mandi 2 kali sehari.
Awal perubahan perilaku dialami kurang lebih 3 bulan sejak bulan agustus
terbangun lalu menangis dan tidak bisa tidur kembali karena ketakutan,
keesokan harinya pasien mengamuk dan mau keluar dari rumah. Sehingga
diikat oleh keluarganya. Pasien mempunyai riwayat minum pil kianpi (obat
2. Hendaya Fungsi
psikis sebelumnya
42
Pasien lahir dalam keadaan normal dan cukup bulan di rumahnya pada tanggal
1 juli 1999. Kelahiran pasien dibantu oleh dukun. Tidak ditemukan cacat lahir
ataupun kelainan bawaan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat.
Di usia ini, pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Sejak pasien dilahirkan
pasien mendapat ASI. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami demam
Saat ini, pasien masih diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien mulai bersekolah
SD di usia 6 tahun dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik serta memiliki
banyak teman.
setelah lulus masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga kelas XII SMA.
dan pemalu
43
Pasien merupakan anak ke-1 dari 4 bersaudara ♂,♂,♂,♂ Pasien Belum
menikah Saat ini pasien tinggal bersama orang tuanya dan ketiga adiknya. Tidak
Genogram
Keterangan :
: Laki-Laki / : Meninggal
: Perempuan
: Pasien
44
F. Situasi Sekarang :
Pasien tinggal dengan orangtuanya dan Ketiga adiknya . Pasien selalu berbicara
dan sangat gelisah, Kadang pasien mengamuk. Pasien seorang ibu rumah tangga.
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak perlu minum obat.
46
f. Pengendalian Impuls : baik
g. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : baik
2. Uji Daya Nilai : baik
3. Penilaian Realitas : baik
4. Tilikan : derajat 1 (Penyangkalan)
h. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya.
47
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status internus dan
neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan
medis umum yang menimbulkan disfungsi otak maupun gangguan yang secara
patologis langsung mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien saat ini,
sehingga menurut PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non
Organik.
Pada pemeriksaan autoanamnesis ditemukan beberapa hal yang bermakna
yaitu adanya afek cemas, waham kejar yaitu pasien berpikir bahwa neneknya
yang telah lama meninggal dan teman-teman neneknya terus mendatangginya,
Halusinasi Visual dimana pasien melihat sosok neneknya yang telah lama
meninggal, serta halusinasi auditorik yang menonjol berupa mendengar suara
neneknya yang memarahinya, serta keluhan-keluhan ini telah berlangsung lebih
dari 1 bulan sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat digolongkan ke diagnosis
Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II
Tidak memenuhi kriteria salah satu ciri kepribadian tertentu sehingga pada
pasien ini dikatakan belum mengarah ke salah satu ciri kepribadian.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Stressor tidak jelas
Aksis V
GAF Scale sekarang 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)
48
Psikologik:
Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga memerlukan psikoterapi.
Sosiologi:
Didapatkan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang, sehingga memerlukan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS :
Dubia
Faktor pendukung :
Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
Faktor penghambat :
Keluarga bersifat tidak cukup kooperatif dan tidak punya waktu untuk
mengawasi pasien
IX. RENCANA TERAPI
Haloperidol 5mg 3x1
Clozapin 25 mg 0-0-1
THD 2mg 3x1
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain
itu menilai efektifitas terapi dan kemungkinan efek sampingnya.
XI. DISKUSI
Berdasarkan PPDGJ III, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang
amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas):1
a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda, atau
- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (Withdrawal) dan
49
- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnya mengetahuinya.
b. - Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus).
- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
mahluk asing atau dunia lain) Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini
yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
50
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neureptika.
* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan
penarikan diri secara sosial.1
51
Rubrik diagnostic ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena
tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau dengan
gangguan kepribadian skizoid atau paranoid.
Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas berikut
ini harus sudah ada, secara terus menerus atau secara episodik, sedikitnya
untuk 2 tahun lamanya:
a) afek yang tidak wajar atau yang menyempit / "constricted" (individu
tampak dingin dan acuh tak acuh
b) perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
c) hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri
dari pergaulan sosial;
d) kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik, yang mempengaruhi
perilaku dan tidak serasi dengan norma norma budaya setempat;
e) kecurigaan atau ide ide paranoid
f) pikiran obesif berulang-ulang yang tak terkendali, sering dengan isi
bersifat "dysmorphophobic" (keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak
normal/ buruk dan tidak terlihat secara objektif oleh orang lain), seksual
atau agresif;
g) persepsi-persepsi pascaindera yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh
(somatosensory) atau ilusi ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi;
h) pikiran yang bersift samar-samar (vague), berputar-putar (circumstansial),
penuh kiasan (metaphorical) sangat terinci dan ruwet (overelaborate),
atau stereotipik, yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau
cara lain, tanpa inkoheransi yang jelas dan nyata;
i) sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat
sementara dengan ilusi halusinasi auditorik atau lainnya yang bertubi-tubi
dan gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar
Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium
manapun
52
Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota keluarga terdekat
memberika bobot tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukanlah sautu
prasyarat
Diagnosa Banding :
– Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan
– Keadaan paranoid involusional (F22.8)
– Paranoid (F22.0)
Farmakokinetik:
Puncak haloperidol tingkat plasma terjadi dalam waktu 2 sampai 6 jam pemberian dosis
oral dan sekitar 20 menit setelah im administrasi. Mean plasma (terminal tereliminasi)
paruh telah ditetapkan sebagai 20,7 ± 4.6 (SD) jam, dan meskipun ekskresi dimulai
dengan cepat, hanya 24 sampai 60% dari obat radioaktif tertelan diekskresikan
(terutama sebagai metabolit dalam urin, beberapa di tinja) pada akhir minggu pertama,
dan sangat kecil tetapi tingkat radioaktivitas dideteksi terus berada di dalam darah dan
dikeluarkan selama beberapa minggu setelah pemberian dosis. Sekitar 1% dari dosis
yang tertelan kembali berubah dalam urin.
Indikasi Dan Penggunaan Klinis:
Terapi psikosis akut dan kronis, termasuk skizofrenia dan manik. Ini mungkin juga nilai
dalam pengelolaan perilaku agresif dan gelisah pada pasien dengan sindrom otak
53
kronis dan keterbelakangan mental dan dalam mengendalikan gejala Gilles de la
Tourette’s syndrome.3
Kontra-Indikasi:
Pada keadaan koma dan dalam kehadiran depresi SSP karena alkohol atau obat
depresan lainnya. Hal ini juga kontraindikasi pada pasien dengan depresi berat negara,
penyakit kejang sebelumnya, lesi ganglia basal, dan dalam sindrom Parkinson, kecuali
dalam kasus dyskinesias akibat pengobatan levodopa. Tidak boleh digunakan pada
pasien yang diketahui sensitif terhadap obat, atau di pikun pasien dengan Parkinson
yang sudah ada gejala seperti. Anak-anak: Keamanan dan efektivitas pada anak-anak
belum ditetapkan, karena itu, haloperidol adalah kontraindikasi pada kelompok usia ini. 3
Pencegahan:
Administrasi untuk pasien dengan keterlibatan jantung berat harus dijaga, terlepas dari
kenyataan bahwa baik haloperidol ditoleransi oleh pasien dengan insufisiensi jantung
dan itu telah digunakan dengan hasil yang baik untuk mempertahankan fungsi
kardiovaskular pasien dengan excitive krisis. Dalam kasus yang sangat jarang, telah
merasa bahwa sumbangan untuk haloperidol adalah presipitasi serangan di angina-
54
pasien rawan. Moderat hipotensi dapat terjadi dengan administrasi atau berlebihan
parenteral dosis haloperidol oral, namun, vertigo dan sinkop terjadi hanya jarang. 4
Interaksi Obat:
Haloperidol dilaporkan dapat mengganggu sifat antikoagulan phenindione dalam
kasus yang terisolasi, dan kemungkinan harus diingat efek yang serupa terjadi
ketika haloperidol digunakan dengan antikoagulan lain.
Dalam studi farmakokinetik, ringan sampai sedang meningkat tingkat haloperidol
telah dilaporkan ketika haloperidol diberikan secara bersamaan dengan obat-
obatan berikut: quinidine, busipirone, fluoxetine. Mungkin perlu untuk mengurangi
dosis haloperidol.3,5
Overdosage:
Gejala: Secara umum, gejala akan overdosage berlebihan efek farmakologi yang sudah
diketahui dan reaksi yang merugikan, yang paling menonjol dari daerah yang akan 1)
reaksi ekstrapiramidal berat, 2) hipotensi, atau 3) sedasi. Pasien akan muncul pingsan
dengan depresi pernapasan dan hipotensi yang dapat cukup parah untuk menghasilkan
shock-seperti negara. Reaksi yang ekstrapiramidal akan terwujud oleh kelemahan otot
atau kekakuan dan getaran umum atau lokal seperti yang ditunjukkan oleh akinetic atau
agitans masing-masing jenis.3
55
1. Skizofrenia dan psikosis lain, mania, terapi tambahan jangka pendek untuk agitasi
psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan atau impulsif yang berbahaya:
dosis awal 1,5-3 mg, 2-3 kali sehari
atau 3-5 mg, 2-3 kali sehari pada kasus berat atau resisten.
2. Pada skizofrenia resisten
sampai 100 mg (jarang sampai 120 mg) per hari mungkin diperlukan.
Sesuaikan dengan respons, dosis pemeliharaan efektif serendah mungkin
(sampai serendah 5-10 mg/hari).
LANSIA (atau debil) dosis awal setengah dosis dewasa.3
56
57