Anda di halaman 1dari 18

I.

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Y

Umur : 19 tahun

Alamat : Dusun bungatoi RT 002

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Pasien masuk ke UGD Jiwa RSKD pada tanggal 6 November 2019 untuk

pertama kalinya diantar oleh keluarganya

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis, dan alloanamnesis dari :

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Alamat : Luwu

Hubungan dengan pasien : Ibu kandung

40
A. Keluhan Utama:

Gelisah

B. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang

1. Keluhan dan gejala

Seorang perempuan datang ke UGD RSKD Dadi dengan keluhan

Gelisah sejak kurang lebih 2 mingg terakhir, diantar oleh Ibu dan tante pasien.

Pasien sering mondar-mandir dirumah, kadang-kadang pasien tidur setelah itu

tebangun dengan kaget. Pasien suka melempar barang-barang yang

dianggap aneh, seperti barang yang lihat ada gambar salipnya pasien

melempar barang tersebut. Pasien sering mendengar suara bisikan-

bisikan,pasien menganggap istrinya adalah seorang artis ( via vallen ) dan jika

dia berkata istriku via vallen, seperti ada yang membisikannya “ ia suamiku”.

Pasien suka berbicara sendiri dengan kalimat yang tidak jelas. Pasien suka

menyanyi-menyanyi sendiri. Pasien susah tidur, dan kadang tiba-tiba bangun

terkaget. nafsu makan pasien baik, 4 kali sehari. Pasien mandi 2 kali sehari.

Awal perubahan perilaku dialami kurang lebih 3 bulan sejak bulan agustus

tahun 2019. Awalnya pasien bermimpi ayahnya meninggal dunia, kemudian

terbangun lalu menangis dan tidak bisa tidur kembali karena ketakutan,

keesokan harinya pasien mengamuk dan mau keluar dari rumah. Sehingga

diikat oleh keluarganya. Pasien mempunyai riwayat minum pil kianpi (obat

penggemuk) dengan teman-temannya sewaktu kelas 3 SMA . Hubungan

pasien dengan teman-temannya baik. Sehari-hari pasien suka mengikuti

ayahnya dikelapa sawit. Pasien pernah berobat di RS belopa selama 1


41
minggu pada tanggal 2 November 2019. Riwayat pengobatan ada, Obat yang

pernah dikonsumsi adalah haloperidol dan clozapine tetapi pasien tidak

teratur minum obat.

2. Hendaya Fungsi

 Hendaya dalam bidang sosial : Terganggu

 Hendaya dalam aspek pekerjaan : Terganggu

 Hendaya dalam penggunaan waktu senggang : Terganggu

3. Faktor stressor psikososial : ?

4. Hubungan gangguan sekarang dengan gangguan riwayat penyakit fisik dan

psikis sebelumnya

 Riwayat infeksi : Tidak Ada

 Riwayat trauma : Pasien pernah jatuh dari motor tahun 2018

 Riwayat kejang : Tidak Ada

 Riwayat merokok : Tidak Ada

 Riwayat alkohol : Tidak Ada

 Riwayart NAPZA : Tidak Ada

C. Riwayat Gangguan Psikiatri sebelumnya


Awal perubahan perilaku dimulai Agustus 2019 . Pasien pernah dirawat di
RS belopa tahun 2019 selama 1 minggu, obat yang dikonsumsi oleh pasien yaitu
haloperidol dan clozepine. Pasien tidak rutin meminum obat.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

42
Pasien lahir dalam keadaan normal dan cukup bulan di rumahnya pada tanggal

1 juli 1999. Kelahiran pasien dibantu oleh dukun. Tidak ditemukan cacat lahir

ataupun kelainan bawaan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 0-3 tahun)

Di usia ini, pasien diasuh oleh kedua orang tuanya. Sejak pasien dilahirkan

pasien mendapat ASI. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami demam

tinggi dan kejang. Pasien mengalami keterlambatan Berbicara.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Saat ini, pasien masih diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien mulai bersekolah

SD di usia 6 tahun dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik serta memiliki

banyak teman.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Usia remaja, pasien masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), kemudian

setelah lulus masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga kelas XII SMA.

Selama disekolah hubungan pasien dengan guru dan teman-temannya baik,

tetapi pasien tipe orang yang pendiam dan pemalu.

5. Riwayat Masa Dewasa

- Riwayat Pekerjaan : Tidak ada

- Riwayat Pernikahan : belum menikah

- Riwayat Agama : Pasien memeluk agama Islam.

- Aktivitas Sosial : Sebelum perubahan perilaku, termasuk orang yang Pendiam

dan pemalu

E. Riwayat Kehidupan Keluarga

43
Pasien merupakan anak ke-1 dari 4 bersaudara ♂,♂,♂,♂ Pasien Belum

menikah Saat ini pasien tinggal bersama orang tuanya dan ketiga adiknya. Tidak

ada riwayat penyakit yang sama di dalam keluarga pasien.

Genogram

Keterangan :

: Laki-Laki / : Meninggal

: Perempuan

: Pasien

44
F. Situasi Sekarang :

Pasien tinggal dengan orangtuanya dan Ketiga adiknya . Pasien selalu berbicara

dan sangat gelisah, Kadang pasien mengamuk. Pasien seorang ibu rumah tangga.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya :

Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak perlu minum obat.

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI


a. Status Internus
Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 78x/menit, frekuensi pernapasan
18x/menit, Suhu 36,5 ºC, konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus.
Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ditemukan kelainan.
b. Status Neurologi
Gejala rangsang selaput otak; kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat
dan isokor, reflex cahaya (+)/(+). Fungsi motorik dan sensorik keempat
ekstremitas dalam batas normal, dan tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


a. Deskripsi umum
1. Penampilan : Seorang laki-laki, wajah sesuai umur (19-an tahun),
perawakan pendek, rambut hitam lurus, wajah sesuai umur, kulit agak
putih, memakai kaos abu-abu, celana pendek hitam, sendal hitam,
memakai kacamata hitam,perawatan diri cukup.
2. Kesadaran : Normal
3. Perilaku dan aktifitas psikomotor: Tenang
4. Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa, cerewet, dan tidak
nyambung
5. Sikap terhadap pemeriksa: Cukup Kooperatif
b. Keadaan afektif
1. Mood : eutimia
2. Afek : afek luas
45
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
c. Fungsi Intelektual (Kognitif)
1. Taraf pendidikan:
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat
pendidikannya
2. Orientasi
a. Waktu : Baik
b. Tempat : Baik
c. Orang : Baik
3. Daya ingat
a. Jangka panjang : Baik
b. Jangka pendek : Baik
c. Jangka segera : Baik
4. Konsentrasi dan Perhatian : Cukup
5. Pikiran abstrak : tidak ada
6. Bakat Kreatif : tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
d. Gangguan Persepsi
 Halusinasi :
- Visual : Tidak Ada
- Auditorik : ada
 Ilusi : tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada
e. Proses berfikir
1. Produktivitas : cukup
Kontuinitas : cukup
Hendaya berbahasa: Tidak ada
2. Isi pikiran
Preokupasi : tidak ada
Gangguan isi pikir : ada

46
f. Pengendalian Impuls : baik
g. Daya Nilai dan Tilikan
1. Norma Sosial : baik
2. Uji Daya Nilai : baik
3. Penilaian Realitas : baik
4. Tilikan : derajat 1 (Penyangkalan)
h. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


 Seorang laki-laki usia 19 Tahun
 Pasien Gelisah, Sering berbicara sendiri, kadang pasien mengamuk, dan
mengganggap dirinya suami artis
 Awal perubahan perilaku pada 2019, pasien bermimpi ayahnya meninggal
dan bangun terkaget dan menangis.
 Pasien seering mengkonsumsi pil kianpi
 Pada tahun 2019 sempat dirawat di RS Belopa selama 1 minggu
 Pasien mengkonsumsi obat haloperidol dan clozepin
 Pasien melanjutkan pengobatannya namun tidak rutin minum obat.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I: Skizofrenia Ytt (F.20.0)
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan gejala klinis berupa pola
perilaku kadang mengamuk, melempar barang, dan gelisah, sampai pasien
sering kabur dari rumah. Keadaan ini mengakibatkan keluarga dan pasien
terganggu dan tidak nyaman (distress), sulit melakukan pekerjaan dengan benar,
dan sulit mengisi waktu luangnya dengan hal yang bermanfaat (disability),
sehingga dapat digolongkan Gangguan Jiwa.
Pada pemeriksaan juga ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai
realita yaitu halusinasi dan waham sehingga dapat digolongkan Gangguan Jiwa
Psikotik.

47
Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status internus dan
neurologis tidak ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan
medis umum yang menimbulkan disfungsi otak maupun gangguan yang secara
patologis langsung mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien saat ini,
sehingga menurut PPDGJ-III didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non
Organik.
Pada pemeriksaan autoanamnesis ditemukan beberapa hal yang bermakna
yaitu adanya afek cemas, waham kejar yaitu pasien berpikir bahwa neneknya
yang telah lama meninggal dan teman-teman neneknya terus mendatangginya,
Halusinasi Visual dimana pasien melihat sosok neneknya yang telah lama
meninggal, serta halusinasi auditorik yang menonjol berupa mendengar suara
neneknya yang memarahinya, serta keluhan-keluhan ini telah berlangsung lebih
dari 1 bulan sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat digolongkan ke diagnosis
Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II
Tidak memenuhi kriteria salah satu ciri kepribadian tertentu sehingga pada
pasien ini dikatakan belum mengarah ke salah satu ciri kepribadian.
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Stressor tidak jelas
Aksis V
GAF Scale sekarang 50-41 (gejala berat, disabilitas berat)

VII. DAFTAR MASALAH


 Organobiologik:
Tidak ditemukan kelainan fisik bermakna, namun karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter maka memerlukan psikofarmaka.

48
 Psikologik:
Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga memerlukan psikoterapi.
 Sosiologi:
Didapatkan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang, sehingga memerlukan sosioterapi.
VIII. PROGNOSIS :
Dubia
Faktor pendukung :
 Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
Faktor penghambat :
 Keluarga bersifat tidak cukup kooperatif dan tidak punya waktu untuk
mengawasi pasien
IX. RENCANA TERAPI
 Haloperidol 5mg 3x1
 Clozapin 25 mg 0-0-1
 THD 2mg 3x1
X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain
itu menilai efektifitas terapi dan kemungkinan efek sampingnya.

XI. DISKUSI
Berdasarkan PPDGJ III, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang
amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam
atau kurang jelas):1
a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda, atau
- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (Withdrawal) dan

49
- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umumnya mengetahuinya.
b. - Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar atau
- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatantertentu dari luar atau
- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan
khusus).
- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku
pasien .
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia
biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan
mahluk asing atau dunia lain) Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini
yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-
valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

50
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan
stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neureptika.
* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan
penarikan diri secara sosial.1

Perjalanan Gangguan Skizofrenik dapat diklasifikasi dengan


menggunakan kode lima karakter berikut: F20.X0 Berkelanjutan, F20.X1
Episodik dengan kemunduran progresif, F20 X2 episodik dengan kemunduran
stabil, F20.X3 Episode berulang , F20. X4 remisi tak sempurna, F20.X5 remisi
sempurna, F20.X8. lainnya, F20.X9. Periode pengamatan kurang dari satu
tahun.1,5

Pembagian menurut PPDGJ III :4


F20.9 Skizofrenia YTT
Pedoman diagnostik

51
 Rubrik diagnostic ini tidak dianjurkan untuk digunakan secara umum karena
tidak dibatasi secara tegas dengan skizofrenia simpleks atau dengan
gangguan kepribadian skizoid atau paranoid.
 Bila istilah ini digunakan untuk diagnosis, tiga atau empat gejala khas berikut
ini harus sudah ada, secara terus menerus atau secara episodik, sedikitnya
untuk 2 tahun lamanya:
a) afek yang tidak wajar atau yang menyempit / "constricted" (individu
tampak dingin dan acuh tak acuh
b) perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik atau ganjil
c) hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri
dari pergaulan sosial;
d) kepercayaan yang aneh atau pikiran bersifat magik, yang mempengaruhi
perilaku dan tidak serasi dengan norma norma budaya setempat;
e) kecurigaan atau ide ide paranoid
f) pikiran obesif berulang-ulang yang tak terkendali, sering dengan isi
bersifat "dysmorphophobic" (keyakinan tentang bentuk tubuh yang tidak
normal/ buruk dan tidak terlihat secara objektif oleh orang lain), seksual
atau agresif;
g) persepsi-persepsi pascaindera yang tidak lazim termasuk mengenai tubuh
(somatosensory) atau ilusi ilusi lain, depersonalisasi atau derealisasi;
h) pikiran yang bersift samar-samar (vague), berputar-putar (circumstansial),
penuh kiasan (metaphorical) sangat terinci dan ruwet (overelaborate),
atau stereotipik, yang bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh atau
cara lain, tanpa inkoheransi yang jelas dan nyata;
i) sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat
sementara dengan ilusi halusinasi auditorik atau lainnya yang bertubi-tubi
dan gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar
 Individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam stadium
manapun

52
 Suatu riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota keluarga terdekat
memberika bobot tambahan untuk diagnosis ini, tetapi bukanlah sautu
prasyarat

Diagnosa Banding :
– Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan
– Keadaan paranoid involusional (F22.8)
– Paranoid (F22.0)

Aksi Dan Farmakologi klinis:


 Haloperidol adalah butyrophenone antipsikotik turunan dengan sifat-sifat yang
telah dianggap sangat efektif dalam pengelolaan hiperaktivitas, gelisah, dan
mania.
 Haloperidol adalah neuroleptic yang efektif dan juga memiliki sifat Antimuntah,
tetapi memiliki kecenderungan untuk memprovokasi ditandai efek ekstrapiramidal
dan relatif lemah adrenolytic alfa-properti. Ini juga menunjukkan anorexiant
hipotermia dan efek dan mungkin terjadi tindakan barbiturates, anestesi umum,
dan obat-obatan depresan SSP lain.3

Farmakokinetik:
Puncak haloperidol tingkat plasma terjadi dalam waktu 2 sampai 6 jam pemberian dosis
oral dan sekitar 20 menit setelah im administrasi. Mean plasma (terminal tereliminasi)
paruh telah ditetapkan sebagai 20,7 ± 4.6 (SD) jam, dan meskipun ekskresi dimulai
dengan cepat, hanya 24 sampai 60% dari obat radioaktif tertelan diekskresikan
(terutama sebagai metabolit dalam urin, beberapa di tinja) pada akhir minggu pertama,
dan sangat kecil tetapi tingkat radioaktivitas dideteksi terus berada di dalam darah dan
dikeluarkan selama beberapa minggu setelah pemberian dosis. Sekitar 1% dari dosis
yang tertelan kembali berubah dalam urin.
Indikasi Dan Penggunaan Klinis:
Terapi psikosis akut dan kronis, termasuk skizofrenia dan manik. Ini mungkin juga nilai
dalam pengelolaan perilaku agresif dan gelisah pada pasien dengan sindrom otak

53
kronis dan keterbelakangan mental dan dalam mengendalikan gejala Gilles de la
Tourette’s syndrome.3

Kontra-Indikasi:
Pada keadaan koma dan dalam kehadiran depresi SSP karena alkohol atau obat
depresan lainnya. Hal ini juga kontraindikasi pada pasien dengan depresi berat negara,
penyakit kejang sebelumnya, lesi ganglia basal, dan dalam sindrom Parkinson, kecuali
dalam kasus dyskinesias akibat pengobatan levodopa. Tidak boleh digunakan pada
pasien yang diketahui sensitif terhadap obat, atau di pikun pasien dengan Parkinson
yang sudah ada gejala seperti. Anak-anak: Keamanan dan efektivitas pada anak-anak
belum ditetapkan, karena itu, haloperidol adalah kontraindikasi pada kelompok usia ini. 3

Kehamilan dan Laktasi:


Haloperidol tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam anomali janin dalam
studi populasi yang besar. tidak akan diberikan pada wanita yang potensial melahirkan
atau ibu menyusui kecuali, menurut pendapat para dokter
Tua atau lemah pasien yang menerima obat itu harus diamati dengan hati-hati untuk
kelesuan dan penurunan sensasi rasa haus karena hambatan utama yang dapat
menyebabkan dehidrasi dan berkurangnya ventilasi paru-paru dan bisa mengakibatkan
komplikasi, seperti terminal bronkopneumonia.
Haloperidol dapat memperpanjang aksi hipnotis barbiturates dan mungkin memberi
kekuasaan pengaruh alkohol dan obat-obatan depresan SSP lainnya seperti obat bius
dan narkotika; hati-hati karenanya harus dilaksanakan bila digunakan dengan agen
jenis ini dan penyesuaian dalam dosis yang mungkin diperlukan.3

Pencegahan:
Administrasi untuk pasien dengan keterlibatan jantung berat harus dijaga, terlepas dari
kenyataan bahwa baik haloperidol ditoleransi oleh pasien dengan insufisiensi jantung
dan itu telah digunakan dengan hasil yang baik untuk mempertahankan fungsi
kardiovaskular pasien dengan excitive krisis. Dalam kasus yang sangat jarang, telah
merasa bahwa sumbangan untuk haloperidol adalah presipitasi serangan di angina-

54
pasien rawan. Moderat hipotensi dapat terjadi dengan administrasi atau berlebihan
parenteral dosis haloperidol oral, namun, vertigo dan sinkop terjadi hanya jarang. 4

Interaksi Obat:
 Haloperidol dilaporkan dapat mengganggu sifat antikoagulan phenindione dalam
kasus yang terisolasi, dan kemungkinan harus diingat efek yang serupa terjadi
ketika haloperidol digunakan dengan antikoagulan lain.
 Dalam studi farmakokinetik, ringan sampai sedang meningkat tingkat haloperidol
telah dilaporkan ketika haloperidol diberikan secara bersamaan dengan obat-
obatan berikut: quinidine, busipirone, fluoxetine. Mungkin perlu untuk mengurangi
dosis haloperidol.3,5

Efek SSP lain:


Insomnia, reaksi depresif, dan beracun negara confusional adalah efek yang lebih
umum ditemui. Mengantuk, kelesuan, pingsan dan katalepsia, kebingungan,
kegelisahan, agitasi, gelisah, euforia, vertigo, kejang grand mal, dan eksaserbasi gejala
psikotik, termasuk halusinasi, juga telah dilaporkan.3

Overdosage:
Gejala: Secara umum, gejala akan overdosage berlebihan efek farmakologi yang sudah
diketahui dan reaksi yang merugikan, yang paling menonjol dari daerah yang akan 1)
reaksi ekstrapiramidal berat, 2) hipotensi, atau 3) sedasi. Pasien akan muncul pingsan
dengan depresi pernapasan dan hipotensi yang dapat cukup parah untuk menghasilkan
shock-seperti negara. Reaksi yang ekstrapiramidal akan terwujud oleh kelemahan otot
atau kekakuan dan getaran umum atau lokal seperti yang ditunjukkan oleh akinetic atau
agitans masing-masing jenis.3

Dosis Dan Administrasi:


Oral:

55
1. Skizofrenia dan psikosis lain, mania, terapi tambahan jangka pendek untuk agitasi
psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan atau impulsif yang berbahaya:
 dosis awal 1,5-3 mg, 2-3 kali sehari
 atau 3-5 mg, 2-3 kali sehari pada kasus berat atau resisten.
2. Pada skizofrenia resisten
 sampai 100 mg (jarang sampai 120 mg) per hari mungkin diperlukan.
 Sesuaikan dengan respons, dosis pemeliharaan efektif serendah mungkin
(sampai serendah 5-10 mg/hari).
 LANSIA (atau debil) dosis awal setengah dosis dewasa.3

56
57

Anda mungkin juga menyukai