Operasi caesar atau sectio caesarea adalah proses persalinan yang
dilakukan dengan cara mengiris perut sehingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan bayi. Akan tetapi, persalinan melalui sectio caesarea bukanlah alternatif yang lebih aman karena diperlukan pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukannya maupun perawatan ibu setelah tindakan sectio caesarea, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan brdampak pada kematian ibu (Wikjosastro, 2002). Menurut WHO (2007), menyatakan bahwa persalinan dengan bedah caesar adalah sekitar 10-15% dari semua proses persalinan dinegara berkembang. Di Indonesia sendiri, presentasi operasi caesar sekitar 5% semua proses persalinan yang ada di Indonesia. Sedangkan menurut Bensons dan pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan resiko 25 kali lebih besar dibanding persalinan pervaginal. Untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan pervaginal. Komplikasi tindakan anastesi sekitar 10% dari seluruh angka kematian ibu. Disamping itu sumber lain mengatakan bahwa sectio caesaria berhubungan dengan peningkatan dua kali lipat resiko mortalitas ibu dibandingkan pada persalinan pervaginal. Kematian ibu akibat operasi sectio itu sendiri menunjukan angka 1 per 1.000 persalinan (Depkes, 2008) Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Golongan penyakit ini ditandai dengan hypertensi dan kadang – kadang disertai proteinuria, odema, convulsi coma atau gejala – gejala lainnya. Penyakit ini cukup sering dijumpai dan masih merupakan salah satu sebab dari kematian ibu. Di USA misalnya 1/3 dari kematian ibu disebabkan penyakit ini. Hypertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab yang penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Hypertensi biasa akan berakhir dengan EKLAMPSIA. Eklampsia merupakan penyebab dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Kejadian EKLAMPSIA di Negara berkembang berkisar 1 dari 100 hingga 1 dari 700 kelahiran. Di Indonesia pre EKLAMPSIA dan EKLAMPSIA berkisar 1,5 % sampai 25 %. Koknifikan yang mengancam jiwa ibu akibat eklampsia adalah edema pulmonalis, gagal hati dan ginjal, DIC, sindrom HELLP, dan perdahan otak. EKLAMPSIA disebut dengan antepartum, intrapartum, atau pascapartum. Bergantung pada apakah kejang muncul sebelum, selama atau sesudah persalinan. EKLAMPSIA paling sering terjadi pada trimester terakhir dan menjadi semakin sering menjelang aterm. Masalah utama dalam mencegah dan mengobati EKLAMPSIA adalah penyebab kondisi yang tidak diketahui. Terdapat hubungan yang kuat antara hipertensi dan penyakit serebral yang mengidentifikasi persamaan klinis antara EKLAMPSIA dan ensefalopati hipertensif ( Vaughan & Delanty 2000 ). Dengan adanya uraian di atas maka penulis akan membahas masalah EKLAMPSIA untuk mengurangi AKI dan AKB sekaligus menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan.