Anda di halaman 1dari 10

Mengumpulkan Data Agar Manajemen Baik

dr. Liestya yang saat ini bekerja di dinas kesehatan kota membaca tajuk sebuah berita
mengenai pemerintah yang baru saja manggulirkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46
Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (SIK). Beliau menyambut baik sistem tersebut,
oleh karena poin-poin pasal dalam PP No 46/2014 tersebut sudah mengatur mengenai data,
informasi, dan indikator. Kebutuhan terhadap data, informasi, maupun indikator ini dapat
memudahkan dr. Liestya untuk perencanaan program ke depan secara efektif dan
efisien.Namun ketika dr. Liestya mencermati isi dari PP No 46/2014 ini, beliau menilai bahwa
implikasi utama dari PP No 46/2014 ini yaitu urgensinya pengalokasian sumber daya manusia
sebagai salah satu bagian dari struktur sistem manajemen informasi kesehatan. Formasi
kepegawaian yang dibutuhkan meliputi tenaga yang berkompeten di bidang statistik, komputer
dan epidemiologi. Artinya, mulai saat ini, dari level pusat perencanaan formasi penerimaan
pegawai negeri sipil (atau aparatur sipil negara) sudah harus mempertimbangkan mapping
kebutuhan tiap daerah akan jenis tenaga tersebut. Sebelum administrator sistem sebagaimana
yang dikehendaki dalam PP No 46/2014 ini terpenuhi, tatanan ideal sistem tersebut akan
terhambat.

Step 1
1. SIK (sistem informasi kesehatan) : sistem yang dibuat dan dibentuk untuk dipergunakan
oleh dinas kesehatan sebagai pengumpulan data laporan yang telah di entry oleh para
user yang berada di dinas2 kesehatan

Step 2
1. Apa saja fungsi dari SIK?
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building
block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam
komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:

 Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)


 Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi
kesehatan)
 Health worksforce (tenaga medis)
 Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
 Health information system (sistem informasi kesehatan)
 Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari
sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan.
Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan
hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya
kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan
ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.

Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:


 Upaya kesehatan
 Penelitian dan pengembangan kesehatan
 Pembiayaan kesehatan
 Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
 Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
 Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
 Pemberdayaan masyarakat.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.

2. Apa saja manfaat dari SIK?


Banyak sekali manfaat Sistem informasi Kesehatan yang diperoleh dapat membantu
para pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan, serta pengambilan keputusan
pelaksanaan disemua jenjang administrasi antara lain:
1) Mendukung manajemen kesehatan.
2) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3) mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4) mengalokasikan sumber daya semaksimal mungkin.
5) membantu peningkatan efektifitas dan efisiensi.
6) pemberdayaan masyarakat.
7) pemngambilan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi menuai
beberapa keuntungan, antara lain:
 Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
 Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
 Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
 memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit
memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di
situ.
 semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara
tersturktur
Sistem Informasi Kesehatan & Management Data Kesehatan, HIMPUNAN
MAHASISWA BIDAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA.

3. Apa saja tujuan dari SIK?


 Melalui hasil pengembangan sistem informasi diatas, maka diharapkan dapat
menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1) Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar
yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2) Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan
mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam
kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai
komponen sistem di masa depan.
4) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan
dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam
Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari
jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,
mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi yang
menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menanalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara
elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan
access point lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan
secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan
kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
8) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan
manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan,
pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan
karir.
9) Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan
dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan
kedokteran.
10) Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan
organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan
kompetitif.
11) Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.

4. Apa saja ruang lingkup SIK?


Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain
sebagai berikut:
1) Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan
pengidentifikasian maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar.
Modul ini meliputi pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan
info kamar rawat inap.
2) Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah,
anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi,
radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Modul ini juga mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di
dalam laporan rekam medis pasien.
3) Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4) Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG,
EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5) Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan,
rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara
langsung maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga
mencatat transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang,
manajemen deposit dan lain-lain.
6) Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-
obatan.
Raden Sanjoyo , Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
5. Bagaimana kriteria SIK?
Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam penyusunan
spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam
memberikan informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam
jajaran Rumah Sakit dalam suatu sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan keputusan dalam proses perencanaan
maupun pengambilan keputusan operasional pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat meningkatkan daya-guna dan hasil-guna
terhadap usaha-usaha pengembangan sistem informasi rumah sakit yang telah ada
maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap
perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya
investasi yang tidak sedikit harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang
berarti (rate of return) dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus disesuaikan dengan keadaan masing-masing
subsistem serta sesuai dengan kriteria dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi
petugas yang awam sekalipun terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan,
karena keterbatasan kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan
adaptasi dengan sistem yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang mempunyai dampak yang kuat
terhadap pengembangan SIRS.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
6. Apa pengertian data? Dan bagaimana klasifikasi data?
7. Apa saja bentuk pengolahan data?
8. Bagaimana metode/cara pengumpulan data?
 Ditinjau dari cara mengumpulkannya:
Data primer adalah data yg dikumpulkan oleh organisasi pengguna data itu sendiri.
Pengumpulan data primer ini dapat dikerjakan mll pencatatan hasil kegiatan
program harian menggunakan formulir pencatatan pelaporan, atau alat ukur lainnya
mll survei khusus.
Data sekunder adalah data yg diperoleh dari hasil pencatatan pelaporan atau
dikumpulkan bukan oleh unit pemakai data itu sendiri. Sumber data sekunder di
Puskesmas berasal dari petugas statistik desa untuk data umum, Kantor Kecamatan
dan Kantor Kepala Desa/Dusun untuk data penduduk sasaran dan data sumber daya,
dan PLKB untuk data jumlah PUS.
(MANAJEMEN KESEHATAN, A.A GDE MUNINJAYA)

 Cara pengumpulan (sumber data):


a. Sensus atau pencacahan lengkap dari populasi.
b. Registrasi atau pendaftaran, yg dicatat per kejadian, terutama utk “peristiwa
daur hidup” ( vital events ) seperti kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian,
dll, sedangkan yg menyangkut cakupan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan
akan dicatat dan dilaporkan dalam apa yg disebut “statistik pelayanan
kesehatan” (health service statistics), yg contohnya di lapangan, misalnya SP2TP
atau SP3 di Puskesmas dan SP2RS di Rumah Sakit.
c. Data informasi yg tdk tercakup dalam kedua kategori cara pengumpulan data tsb
di atas biasanya akan diperoleh dg cara yg dikategorikan sbg “studi khusus” (
spe¬cial study ) yg contohnya antara lain adalah studi kepusta¬kaan, studi kasus,
survei sampel, survei cepat (rapid survey), dll.
(PENGANTAR ADMINISTRASI KESEHATAN, BUDIORO B).
9. Apa saja unsur pengolahan data?
 Unsur pengolahan data
1. Pengumpulan data
Merupakan unsure pengolahan data yang berupa aktivitas penangkapan data
kedalam dokumen dasar.
2. Pembacaan
Proses membaca data dari dokumen dasar yang digunakan agar dapat diproses
lebih lanjut.
3. Pemeriksaan
Diperlukan untuk mencegah, mengecek kemungkinan terjadinya kesalahan data
yang dibaca dari dokumen dasar.
4. Perekaman
Proses penyimpanan data yang telah dibaca dan diverifikasi kedalam alat
penyimpanan data yang digunakan.
5. Penggolongan
Diperlukan untuk memnuhi kebutuhan informais berdasarkan klasifikasi
tertentu.
6. Pengurutan
Bertujuan untuk mempermudah pembacaan, pemahaman dan pencarian
informasi yang disajikan.
7. Peringkasan
Sebagai operasi untuk menghilangkan kemunculan data secara berulang atau
menyusun rekapitulasi dari sekumpulan rincian data yang tersimpan sebagai
basis data dalam memory.
8. Perhitungan
9. Perbandingan
10. Pemindahan
11. Penampilan kembali
12. Penggandaan
13. Penyebarluasan
 Metode pengolahan data
1. Metode manual
Semua operasi pengolahan data dilakukan dengan tangan dan menggunakan alat
bantu manual yang sederhana.mis penggaris.
2. Metode elektromekanik
Operasi pengolahan data dikerjakan secara manual dibantu dengan mesin-mesin
elektronik sederhana.
3. Metode system warkat
Data mengenai suatu obyek dicatat dalam suatu kartu dengan sandi lubang,
sejumlah kartu yang mengandung sejumlah data-data tentang obyek yang sama
digabung bersama untuk membentuk suatu berkas atau file.
4. Metode eletronik computer

 Persyaratan pemilihan metode pengolahan data dapat ditentukan dengan


mempertimbangkan hal-hal sbb:
a. Volume-volume unsur data yang dimuat
b. Kompleksitas operasi pengolahan data yang diperlukan
c. Batasan waktu pengolahan
d. Tuntutan perhitungan

 Bentuk pengolahan data dalam struktur organisasi:


1. Sentralisasi
Operasi pengolahan data dilaksanakan oleh suatu bagian yang terpisah dalam
struktur organisasi yaitu bagian pengolahan data elektronik / dapat dilakukan
oleh:
a. Suatu biro jasa diluar organisasi yang merupakan suatu perusahaan terpisah
diluar organisasi dan memberikan pelayanan pengolahan data
b. Fasilitas pembagian waktu bersama yang dibeli atau disewa dari perusahaan
lain
c. Suatu susunan manajemen fasilitas dimana suatu perusahaan mengambil alih
pelaksanaan operasi pengolahan data dalam organisasi tersebut.
Keuntungan dan faktor pendukung :
 Penghematan khusus dalam hardware dan pengadaan personalia
 Penghematan karena meniadakan pengembangna sistem yang ganda
 Manfaat karena standarisasi
 Manfaat karena sistem yang seragam
2. Desentralisasi
Faktor yang mendukung :
a. Pelayanan yang semakin baik karena kepekaan terhadap kondisi lokasi
b. Kebijakan desentralisasi dalam manajemen
c. Kelangkaan kesamaan diantara fungsi diantara unit-unit organisasi yang
mempersulit adanya standarisasi sistem
3. Terdistribusi
Keuntungan:
a. Dapat meminimalkan biaya-biaya
b. Mempersingkat waktu respon untuk memperoleh data-data
c. Pengontrolan pada data-data kritis secara lebih cermat
d. Kemampuan back up data yang efektif
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, EDDY SUMANTHA, S.T).

10. Apa isi dari PP No 46/2014 ?

Anda mungkin juga menyukai