Anda di halaman 1dari 18

BAB 4.

BATU BATA

4.1. PENDAHULUAN

4.1.1. Pengertian

Yang dimaksud dengan bata merah pejal adalah unsur bahan


bangunan yang digunakan untuk pembuatan kontruksi bangunan,
dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain,
dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi
bila direndam dalam air.

Keterangan :

Bata merah pejal yang berlobang kurang dari 15% luas potongan
datarnya, termasuk lingkup standar ini.

4.1.2. Klasifikasi

Bata merah pejal menurut kekuatannya dibagi dalam enam kelas,


berdasarkan nilai rata-rata kuat tekan terendah:

1. Kelas 25
2. Kelas 50
3. Kelas 100
4. Kelas 150
5. Kelas 200
6. Kelas 250

4.1.3. Syarat mutu


Bata merah pejal harus memenuhi sayarat mutu sebagai berikut :
a. Tampak Luar
Bata merah pejal harus berbentu “ prisma empat persegi panjang”
mempunyai rusuk-rusuk yang siku-siku dan tajam, bidang-bidang datar yang
rata dan tidak menunjukan retak-retak. Apabila dikehemdaki bentuk-bentuk
khusus, pembeli dan penjual dapat mengadakan persetujuan tersendiri
b. Ukuran
a) Ukuran bata merah standar

Tabel 4.1. Model danspesifikasi

Ukuran (mm)

Modul Tebal (t) Lebar (l) Panjang (p)

M5a 65 90 190

M5b 65 140 190


M6 55 110 230

b) Penyimpangan ukuran
Penyimpangan ukuran maksimum yang diperbolehkan untuk bata
merah pejal seperti pada tabel 4.2.

Penyimpangan ukuran maksimum ( mm)


Kelas M5a dan M5b M5
Tebal (t) Lebar (l) Panjang (p) Tebal (t) Lebar (l) Panjang (p)
25 2 3 5 2 3 5
50 2 3 5 2 3 5
100 2 3 4 2 3 4
150 2 2 4 2 2 4
200 2 2 4 2 2 4
250 2 2 4 2 2 4
Tabel 4.2. Kelas, model dan toleransi ukuran
c. Kuat tekan
Besar kuat tekan rata-rata dan koefisien variasi yang diijinkan untuk bata
merah pejal adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Kelas, kuat tekan dan koefisien variasi
Koefisien variasi yang
Kuattekanan rata-rata minimum dari diijinkan rata-rata
30 buahbata yang di uji kuattekanbata yang diuji
(%)
Kelas

25 25 2.5 25
50 50 5 22
100 100 10 22
150 150 15 15
200 200 20 15
250 250 25 15

d. Garam Yang Dapat Larut Dan Membahayakan


Garam yang dapat larut dan membahayakan tidak boleh mnyebabkan
lebih dari 50% permukaan bata merah pejal tertutup dengan tebal akibat
pengkristalan barang garam-garam tersebut.
4.1.4 Cara Pengambilan Contoh
a. Cara pengambilan :
Pengamilan contoh dilakukan oleh petugas yang berwenang atau tidak
memihak dan membuat berita acara pengambilan contoh. Diusahakan agar
contoh yang diambil mencerminkan keaadaan seluruh partai.
Pengambilan contoh harus dilakukan secara acak pada berbagai tempat paa
partai tersebut,
b. Jumlah contoh yang harus diambil
a) Didalam sebuah keaadaan, jumlah contoh untuk pengujiaan tidak
bolehkurang dari 52 bata merah pejal.
b) Dari pantai yang berjumlah hingga 500.000 buah batu bata merah
pejal, untuk pengujian diambil paling sedikit 10 buah bata dari tiap-tiap
kelompok yang berjumlah 50.000 buah bata.
c) Apabila jumlah bata merah pejal melebihi 500 buah, maka dari tiap
kelebihan 100.000 buah, daimabil paling sedikit 5 buah
c. Pembukusan dan pengiriman contoh
Untuk pengiriman ke temtempat pengujian, contoh harus dibungkus
sedemikian sehingga tidak dapat pecah atau cact selama dalam perjalanan.
Pada setiap pengiriman contoh harus diseertai keterangan yang memuat :
a) Tempat dan tanggal pengambilan contoh
b) Nama-nama pihak yang mengambil contoh dan tanda tangannya
masing-masing.
c) Banyaknya contoh yang diambil
d) Risahlah pengambilan contoh yang encantumkan keterangan jelas
mengenai cara-cara pengabilan contoh
e) Keterangan-keterangan lain yang dipandang perlu.
4.2.CARA UJI
Sebelum melakukan pengujian contoh rata-rata ( komposit ) untuk pengujian
fisik dan mekanik sebagai berikut :
a.Mengelompokan contoh-contoh yang didapati dari pengambilan contoh.
b.Tiap kelompok mewakili sejumlah bata merah yang disayatarkan. Dari tiap
contoh dalam kelompok diambil sejumlah bata merah dengan jumla yang
sama kemudian dicampur untuk dijadikan contoh uji
c.Batu merah disimpan dalam bungkus sedemikian rupa
4.2.1 TAMPAK LUAR DAN UKURAN

4.2.1.1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah selesai melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :
a.Menerangkan prosedur pelaksanaan uji Tampak luar dan Ukuran batu bata
b.Melakukan uji tampak luar dan ukuran dengan menggunakan peralatan
yang tepat dan benar.
c.Mengklasifikasikan batu bata berdasarkan hasil uji tampak luar dan ukuran.
4.2.1.2. TUJUAN INSTRUKTUSIONAL KHUSUS
Setelah selesai melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menentukan mutu batu bata, berdasarkan ukuran.
4.2.1.3. DASAR TEORI
Yang dimaksudk batu pejal, ialah batu merah yang masip atau boleh
mengandung lubang yang luas penampang lubangnya tidak lebih 15% luas
penampang batu batanya.
Jenis bata merah, pada umumnya sebagian besar hasil dari industri kecil,
yang dibuat dengan cara-cara sederhana, sehingga mutunya sangat tidak
seragam, demikian juga ukurannya
Berdasarkan ukuran, menurut SNI 15-2094-1991 bata merah pejal dibedakan
dalam 3 modul yaitu : M-5a, M-5b, dan M-6 dengan penyimpangan ukuran
untuk panjang maksimum 4 mm dan untuk lebar dan tebal 2 mm tergantung
dari jenis modulnya.
4.2.1.4. PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan
a) Calipers atau sejenis, ketelitian sampai 1 mm
b) Alat penyiku
c) Gergaji pemotong batu
d) Timbangan, ketelitian sampai 10 gram
b. Bahan
Batu bata untuk pemerikasaan tampak luar dan ukruan adalah sebanyak 10
buah batu bata utuh yang diambil secara acak dari jumlah contoh yang
diserahkan.

4.2.1.5. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Pemeriksaan ukuran batu bata
a) Ukuran panjang, lebar, tebal batau bata, dilakuakan paing sedikit 3 kali
pada tempat-tempat yang kurang lebih dapat ilihat di gambar
b) Tentukan pula penyimpan agar maksimalnya dan dinyatakan dalam mm.
b. Pemeriksaan tampak depan
a) Bentuk
Periksa keaadaan permukaan batu bat yaitu :
(a) Bidang datarnya rata atau tidak rata.
(b) Menunjukan retak-retak atau tidak
(c) Rusuk-rusuknya siku-siku atau tidak
(d) Tajam atau tidak
(e) Rapuh atau Tidak
Untuk mengetahui kerataan bidang-bidang datarnya, serta kesikuannya,
rusuk-rusuknya, ari 10 buah batu bata diperiksa bidang-bidang datarnya serta
rusuk-rusuknya dengan alat penyiku.
Hitung prosentase batu bata yang tidak sempurna bentuknya dari jumlah
yang diperiksa
b) Berat
(a) Timbang berat batu bata untuk sebanyak 10 buah dengan
ketelitian 10 gr.
(b) Hitung berat rata-rata baru bata dan nyatakan berat batu bata
dalam kg.
(c) Warna
(a) Ukur sisi panjang batu bata. Beri tanda pada ½ panjang batu
bata.
(b) Potong batu bata tepat pada tanda tersebut ( ½ panjang )
sehingga diperoleh 2 potong batu bata yang sam panjang.
Periksa warna dari penampang batu bata pada bekas
potongan.
Perhatian !!
Warna dinyatakan dengan merah tua, merah muda, kekuning-kuningan,
kemerah-merahan, keabu-abuan, dan sebagainya. Warna pada penampang
belahan (patahan) merata atau tidak merata. Mengandung butir-butir kasar
atau tidak, serta rongga-rongga di dalamnya.

4.2.1.6. CATATAN
a. Data-data dari hasil pemeriksaan ukuran dan tampak luar batu bata
dimaksud dala formulir (contoh pngisian formulir dapat dilihat pada lampiran).
b. Tempat-tempat pengukuran dan pemeriksaan ukran batu bata pada
arah panjang, lebar dan tebal dapat dilihat seperti gambar 4.1.
Gambar 4.1. Pengukuran panjang, lebar, dan tebal

4.2.1.7. DAFTAR PUSTAKA

a. SNI 15 – 209 – 1991

b. __________.1987, TeknologiBahan 1, PEDC, Bandung

4.2.1.8. LAMPIRAN
LAB. UJI BAHAN BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung E4, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telp/Fax (024) 8508101 - (024) 8508009
Email : ft@mail.unnes.ac.id , Laman: http//ft.unnes.ac.id/

PENGUJIAN TAMPAK LUAR DAN UKURAN

Kelompok : …………… Tanggal : ……………

Kelas : ……………. Instruktur : ……………

Prodi : ……………

Ukuran ( cm) Berat Bentuk


No Warna
Panjang Lebar Tebal ( kg ) Rata Retak Siku Tajam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Rata-
rata

Catatan :

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Anggota : Persetujuan Instruktur

1. ……………………………

2. ……………………………

3. …………………………… (………………………………..)
4.2.2. KUAT TEKAN

4.2.2.1. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

Setelah selesai melakukan praktikum,mahasiswa diharapkan dapat :

a. Menerangkan prosedur pelaksanaan uji Kuat Tekan bata bata.


b. Melakukan Uji Kuat Tekan dengan menggunakn peralatan yang tepat
dan benar.
c. Mengklasifikasi batu bata berdasarkan hasil uji Kuat Tekan.

4.2.2.2. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah selesai melakukan praktikum,mahasiswa diharapkan dapat :

a) Menentukan mutu batu bata, berdasarkan Kuat Tekan.

4.2.2.3. DASAR TEORI

Kekuatan diartikan sebagai ukuran besarnya suatu gaya yang


dipelakukan kepada bahan, untuk mematahkan/merusak yang
dinyatakan sebagai beban maksimum persatuan luas.

Produk bata merah pejalpada industri kecil umumnya memiliki kuat


tekan rata-rata sampai 50 kg/cm2, sedang produk industri menengah
atau besar rata-rata mencapai 150 sampai 200 kg/cm2. Oleh
karenanya syarat mutu terhadap kekuatan tekan, bata merah pejal
dibagi dalam 6 tingkat mutu pada kuat tekan minimum rata-rata, yaitu
mulai dengan mutu 25, 50, 100, 150, 200, dan 250kg/cm2.

4.2.2.4. PERALATAN DAN BAHAN

A. Peralatan
a) Cetakan benda uji, lihat gambar
b) Spatula, dibuat dari baja putih
c) Cawan, dibuat dari baja putih
d) Kotak plastic, berisi air
e) Tangki pematang (curing tank) yang diisi air
B. Bahan
a) Pasir kuarsa
b) Semen portland
c) Batu bata
4.2.2.5 PROSEDUR PELAKSANAAN

a. Ambil batu bata yang telah dipotong potong pada sisi panjang
menjadi 2 bagian yang sama besar,dari hasil pemeriksaan
tampak luar batu bata.
b. Letakkan kedua potongan tersebut kedalam cetakan.
Jarak antara bidang cetakan dengan bidang bidang batu bata
dan antara bidang batu bata dengan batu bata lainnya diberi
jarak bebas (ruang antara) setebal 6mm, lihat pada gambar 4.3

Perhatikan !

Untuk menjaga agar jarak bebas ( ruang antara ) tersebut tetap maka
dipasang sekat sekat sementara antar bentuk potongan potongan setebal 6
mm.

c. Istilah ruang antara tersebut dengan aduk spesi 1 bagian berat


pc : 3 begian berat ps dan air seberat (60-70)% berat semen,
hingga aduk spesi itu padatdan menutupi seluruh bidang
permukaan batu bata yang vertical. Sebelum ruang antara diisi
aduk spesi, terlebih dahulu sekat-sekat tersebut diangkat
keluar.
d. Diamkan selama ± 1 hari, kemudian benda uji dilepas dari
cetakan.
e. Rendam benda uji dalam air bersih pada tangki pematang
(curing tank) selama 24 jam.
f. Angkat benda uji dari tangki pematang dan bidang bidangnya
diseka dengan kain lembab untuk menghilangkan air yang
berlebihan.
g. Tekan benda uji dengan mesin penekan diatur sama dengan
mesin penekan hingga mencapai kekuatan maksimumnya.
Kecepatan penekan diatur sama dengan 2 kg/cm2/detik.

4.2.2.6. PERHITUNGAN

P (Kg )
Kuat tekan =
A (cm2)

Dimana :

P = Beban maksimum (kg)

A = Luas bidang tekan

4.2.2.7. CATATAN

a. Banyak batu bata yang dipergunakan untuk pemeriksaan kuat tekan,


batu bata minimal 30 buah.
b. Kuat tekan batu bata diambil dari harga rata – rata yaitu jumlah kuat
tekan semua benda uji dibagi dengan banyaknya benda uji.
c. Keterangan tanda :
*) Pasir yang digunakan ialah pasir standart (tetapidapat juga dipakai
pasir biasa) yang mempunyai gradasi 0,3-0,15mm.
**) Adukan yang terdiri dari pasir kwarsa (pasir biasa) dan bahan
perekat dapat dibuat sebagai berikut : 1 bagian berat semen Portland
+ 3 bagian berat pasir + air seberat 60-70% berat semen, diaduk
hingga merupakan campuran yang merata(homogen).

4.2.2.8 DAFTAR PUSTAKA

a. SNI 15 – 2094 – 1991


b. _____________. 1978. Teknolog Bahan I, PEDC, Bandung.

4.2.2.9. LAMPIRAN
LAB. UJI BAHAN BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung E4, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telp/Fax (024) 8508101 - (024) 8508009
Email : ft@mail.unnes.ac.id , Laman: http//ft.unnes.ac.id/

PENGUJIAN KUAT TEKAN

Kelompok : …………… Tanggal : ……………

Kelas : ……………. Instruktur : ……………

Prodi : ……………

Penampang Luas
bidang tekan (cm) Beban Kuat
bidang
No. tekan tekan Ket
tekan
mak (kg) (kg/cm2)
Panjang Lebar (cm2)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kuat tekan min ....................kg/cm²
Kuat tekan mak ....................kg/cm²
Kuat tekan rata-rata ....................kg/cm²
Standar Deviasi ....................kg/cm²
Koefisisen variasi ....................kg/cm²

Anggota : Persetujuan Instruktur

1. ……………………………

2. ……………………………

3. …………………………… (………………………………..)
4.2.3 KADAR GARAM

4.2.3.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah selesai melakukan pratikum, mahasiswa diharapkan dapat :

a. Menerangkan prosedur pelaksanaan uji kadar garam pada batu bata


b. Melakukan uji kadar garam dengan menggunakan peralatan yang
tepat dan benar
c. Mengukur kandungan garam pada batu bata

4.2.3.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah selesai melakukan pratikum, mahasiswa diharapkan dapat :

a. Menentukan kandungan garam di dalam batu bata yang dapat larut


dan membahayakan ikatan batu bata dengan aduk mortar

4.2.3.3 DASAR TEORI

Kadar garam yang dapat larut adalah garam sulfat. Garam ini bila terkandung
dalam bata, dapat merusak bata itu sendiri, bila ia menyerap air, karena
garam sulfat yang umumnya, bila mengering dan berubah menjadi kristal
akan memiliki volume yang lebih besar, maka kristal ini akan merusak
jaringan partikel tanah dalam bata itu sendiri, sehingga bata akan hancur
secara perlahan-lahan. Untuk mencegah adanya kerusakan konstruksi
pasangan bata, dalam SNI 15-2094-1991, kandungan garam sulfat perlu
dibatasi,membahayakan jika melebihi 50% luas permukaan batu bata merah
pejal terdapat kristal garam.

4.2.3.4 PERALATAN DAN BAHAN

a. Peralatan
Cawan 15x10x5 cm, dibuat dari baja putih yang permukaan dasarnya
rata.
b. Bahan
a) Air murni
b) Batu bata
Untuk pengujian ini dipakai tidak kurang dari 5 buah batu bata yang
ituh yang diambil secara acak dari jumlah contoh yang diberikan.
4.2.3.5 PROSEDUR PELAKSANAAN

a. Tuangkan ke dalam cawan, air murni ± 250 ml atau setinggi ± 1 cm


dari dasar cawan.
b. Masukkan batu bata ke dalam cawan yang berisi air murni tersebut.
Perhatikan !

Batu bata diletakkan pada posisi berdiri pada sisi lebar dan tingginya.
c. Letakkan cawan dan batu bata tersebut dalam ruang yang mempunyai
penggantian udara yang baik.
d. Biarkan hingga seluruh batu bata terisi oleh air akibat peresapan batu
bata.
e. Angkat batu bata yang telah berisi air dan letakkan pada tempat yang
tidak menyerap air dan mempunyai penggantian udara yang baik.
f. Perhatikan keadaan permukaan batu bata sampei beberapa hari dan
periksa apakah timbul bunga-bunga putih pada batu bata tersebut.

4.2.3.6 CATATAN

Hasil pengamatan dinyatakan sebagai berikut :

a. Tidak membahayakan
Bila kurang dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan tipis
berwarna putih, karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut
b. Ada kemungkinan membahayakan
Bila 50% atau lebih dari permukaan batu bata tertutup oleh lapisan
putih yang agak tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat
larut, tetapi bagian-bagian dari permukaan batu-bata tidak menjadi
bubuk atau lepas.
c. Membahayakan
Bila lebih dari 50% permukaan batu bata tertutup oleh lapisan putih
yang tebal karena pengkristalan garam-garam yang dapat larut dan
bagian-bagian dari permukaan batu bata menjadi bubuk atau lepas.

4.2.3.7 DAFTAR PUSTAKA

a. SNI 15-2094-1991
b. ______________, 1987,Teknologi Bahan I,PEDC,Bandun
LAB. UJI BAHAN BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung E4, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telp/Fax (024) 8508101 - (024) 8508009
Email : ft@mail.unnes.ac.id , Laman: http//ft.unnes.ac.id/

PENGUJIAN KADAR GARAM

Kelompok : …………… Tanggal : ……………

Kelas : ……………. Instruktur : ……………

Prodi : ……………

No. Hasil Pengamatan Ket.


Benda
Uji Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5

1.
2.
3.
4.
5.

Catatan :

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Anggota : Persetujuan Instruktur

1. ……………………………

2. ……………………………

3. …………………………… (………………………………..)
4.2.4 PENYERAPAN AIR (SUCTION RATE)

4.2.4.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah selesai pratikum, mahasiswa diharapka dapat :
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan uji penyerapan air (suction rate)
pada batu bata
b. Melakukan uji penyerapan air dengan menggunakan peralatanyang
tepat dan benar
c. Mengukur besarnya daya serap (suction rate) dari batu bata yang
diperiksa

4.2.4.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah selesai pratikum, mahasiswa diharapka dapat :
a. Menjelaskan hubungan hasil pemeriksaan suction rate batu bata yang
diuji dengan pelaksanaan pembuatan pekerjaan pasangan bata

4.2.4.3 DASAR TEORI


Suction rate adalah berat air yang diserap persatuan luas permukaan pada
satu menit pertama yang dinyatakan dalam gram/dm3/menit.
Batu bata yang memiliki penyerapan air tinggi, dalam pekerjaan pasangan
akan menyerap air dan aduknya, sehingga akan menyebabkan lemahnya
ikatan adukan dengan bata atau mutu pekerjaan pasangan. Batu bata yang
mempunyai sifat demikian, pada umumnya ada;ah batu bata produk industri
kecil yang dapat mencapai 40% atau dengan derajat penyerapan air sampai
lebih 70 gram/dm3/menit.
4.2.4.4 PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan
a) Bak air, ukuran 40x60x100 cm
b) Kaki penyangga, terbuat dari baja siku
c) Timbangan, kapasitas > 2 kg
d) Oven, yang suhunya dapat diatur konstan (110±5)ºC
e) Stop Watch
f) Kain lap
b. Bahan
a) Air suling
b) Batu bata

4.2.4.5 PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Keringkan batu bata dalam oven yang suhunya tetap konstan
(110±5)ºC, hingga berat tetap (A gr)
b. Masukkan kaki penyangga dari baja siku ke dalam bak dan atur jarak
as ke as ± ¾ panjang batu bata
c. Tuangkan air kedalam bak, hingga air dalam bak mencapai ketinggian
1 cm di atas permukaan kaki penyangga
d. Masukkan batu bata ke dalam bak, dengan meletakkannya pada kaki
penyangga
Perhatian!
Pada waktu memasukkan batu bata ke dalam air, bidang bawah
permukaan batu bata hatus bersamaan, ketika menyentuh air.
e. Biarkan batu bata terendam selama 1 menit
f. Angkat batu bata perlahan-lahan
Perhatian !
Posisi batu bata sewaktu pengangkatan harus benar-benar vertikal
jangan sekali-kali miring ( sama halnya ketika di letakkan pada tiang
penyangga)
g. Lap bidang permukaan batu bata dari kelebihan air
h. Timbang berat batu bata tersebut (B gr)
i. Hitung suction rate (penghisapan) batu bata

4.2.4.6 PERHITUNGAN
𝐵−𝐴
Suction rate (Penghisapan batu bata) = (gr/dm2/menit)
𝐹

Dimana
A = Berat batu bata kering oven
B = Berat batu bata setelah perendaman selam 1 menit
F = Luas bidang dasar batu bata yang berhubungan dengan air
4.2.4.7 CATATAN
a. Banyaknya batu bata untuk pemeriksaan suction rate minimal 10 buah
b. Besarnya suction rate batu bata dianjurkan 20 gr/dm2/menit, jika batu
bata mempunyai suction rate lebih besar daripada angka ini, maka
batu bata perlu direndam air
c. Periksa pula besarnya suction rate batu bata, setelah dimasukkan
kedalam air selama periode 2,3,4, dan 10 menit

4.2.4.8 DAFTAR PUSTAKA


a. _____________,1987,Teknologi Bahan I,PEDC,Bandung
b. Techninal Paper No.39
LAB. UJI BAHAN BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung E4, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telp/Fax (024) 8508101 - (024) 8508009
Email : ft@mail.unnes.ac.id , Laman: http//ft.unnes.ac.id/

PENGUJIAN SUCTION RATE


Kelompok : …………… Tanggal : ……………

Kelas : ……………. Instruktur : ……………

Prodi : ……………

Ukuran (dm) Luas Berat Suction Rate


No.
bidang Berat kering setelah (B-A)/F
Benda
Panjang Lebar dasar A (gr) direndam B (gr/dm²/menit
Uji
(dm²) (gr) )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Suction Rate rata-rata (gr /dm²/menit)

Catatan :

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………............

Anggota : Persetujuan Instruktur

1. ……………………………

2. ……………………………

3. …………………………… (………………………………..)
LAB. UJI BAHAN BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung E4, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telp/Fax (024) 8508101 - (024) 8508009
Email : ft@mail.unnes.ac.id , Laman: http//ft.unnes.ac.id/

4.3. RINGKASAN HASIL UJI BATU BATA


Kelompok : …………… Tanggal : ……………

Kelas : ……………. Instruktur : ……………

Prodi : ……………

Metode Hasil Spesifikasi


No. Jenis Pengujian Satuan
Pengujian Uji Min Max
1
2
3
4

Catatan :

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………............

Anggota : Persetujuan Instruktur

1. ……………………………

2. ……………………………

3. …………………………… (………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai