Anda di halaman 1dari 70

BAB I

DASAR – DASAR KELISTRIKAN

Banyak peralatan kelistrikan yang digunakan pada kendaraan, diantaranya adalah: sistem
penerangan, glow plug, sistem pengapain, sistem starter, sistem AC, wiper, washer dll. Mungkin
saat pertama kali melakukan perbaikan pada alat-alat tersebut, kita akan mengalami kesulitan. Hal
ini dikarenakan alat-alat tersebut digerakkan oleh arus listrik yang tidak bisa kita lihat secara
langsung dengan mata. Dari hasil penelitian diketahui bahwa arus listrik mempunyai pola kerja
tertentu dan dapat dikenali melalui sifat-sifatnya. Karena itu penting sekali untuk mengetahui
dasar-dasar kelistrikan, agar kita dapat menangani peralatan kelistrikan secara benar. Dengan
menguasai dasar-dasar kelistrikan. dengan mudah kita dapat memahami konstruksi dan cara kerja
peralatan kelistrikan yang digunakan pada kendaraan.
A. Kelistrikan
1. Komposisi Benda
Semua benda bila kita pecah tanpa meninggalkan sifat aslinya akan kita dapatkan partikel
yang disebut molekul. Molekul kalau kita pecah lagi akan kita dapatkan beberapa atom.
Jadi atom adalah bagian terkecil dari suatu benda/partikel.

BENDA ATOMIC
NUCLEUS
+
MOLEKUL - ELECTRON

ATOM
Komposisi Atom Hidrogen
Komposisi Benda
ATOMIC NUCLEUS
-
-
+ +
+ + - -
PROTON
- NEUTRON
Komposisi Atom Lithium
Komposisi Atom Helium

Atom terdiri dari inti (nucleus) yang dikelilingi oleh elektron yang berputar mengelilingi
inti atom pada orbitnya masing-masing seperti susunan tata surya. Inti atom sendiri terdiri
dari proton dan netron. Proton dan elektron ternyata mempunyai muatan listrik, dimana

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 1


proton mempunyai muatan (+) dan elektron mempunyai muatan (-). Sedangkan netron
tidak mempunyai muatan atau netral. Atom yang mempunyai jumlah proton dan elektron
sama, dikatakan bermuatan netral. Sesuai dengan hukum alam, atom akan terjadi tarik
menarik antara neucleus dengan elektron sehingga elektron akan tetap berada dalam
orbitnya masing-masing. Menurut jumlah elektron yang dimiliki, atom dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu :
a. Atom yang kelebihan elektron disebut atom bermuatan negatif.
b. Atom yang jumlah elektronnya sama dengan jumlah protonnya disebut atom bermuatan
netral.
c. Atom yang kekurangan elektron dikatakan sebagai atom bermuatan positip.

2. Elektron Bebas
Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti atom, memiliki daya tarik menarik
yang lemah terhadap inti. Elektron-elektron bebas ini bila terkena gaya dari luar, misalnya
panas, gesekan atau reaksi kimia akan cenderung lepas dari ikatannya dan pindah ke
atom lain. Elektron-elektron yang mudah berpindah ini disebut elektron bebas. Gerakan
dari elektron bebas inilah yang menghasilkan bermacam-macam fenomena kelistrikan
(seperti loncatan bunga api, cahaya, pembangkitan panas, pembangkitan magnet dan reaksi
kimia). Benda-benda yang memiliki banyak elektron bebas disebut konduktor dan yang
tidak memiliki elektron bebas disebut isolator.

ATOM BEBAS

3. Tipe Listrik
Listrik
Statis
Arus Searah
Listrik (Arus DC)

Listrik
Dinamis
Arus Bolak-Balik
(Arus AC)
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 2
a. Listrik Statis
Bila konduktor seperti sebatang kaca digosokkan dengan kain sutera, kedua permukaan
akan bermuatan listrik. Satu bermuatan positip dan satu bermuatan negatif. Tanpa
menghubungkan kedua benda tersebut dengan konduktor, muatan listrik akan tetap
berada dipermukaan batang kaca dan kain sutera. Listrik yang tidak bergerak ini disebut
listrik statis. Dalam elektron bebas, listrik statis adalah suatu keadaan dimana elektron
bebas sudah terpisah dari atom masing-masing, akan tetapi tidak bergerak dan hanya
berkumpul pada permukaan benda masing-masing.

BERMUATAN LISTRIK
STATIS
TABUNG KACA

KAIN KATUN

Referensi
Dalam kehidupan sehari-hari, kita terlibat dengan listrik dalam berbagai cara. Saat
kita melepas baju atau sweeter terutama saat udara kering akan menimbulkan suara patah.
Hal ini disebabkan adanya listrik yang disebabkan oleh gesekan antara 2 bahan yang
berbeda yaitu sweeter dengan pakaian dalam anda. Suara yang timbul adalah proses
pengosongan arus listrik. Listrik yang dihasilkan melalui gesekan tersebut disebut listrik
statis. Listrik statis juga dihasilkan oleh kendaraan. Kendaraan diisolasi dari tanah oleh ban
berisi udara. Saat kendaraan berjalan, gesekan antara bodi kendaraan dan udara akan
membangkitkan listrik statis. Saat kendaraan berhenti dan seseorang menyentuh pintu,
orang tersebut mungkin akan terkejut akibat pengosongan listrik. Di dalam kendaraan,
gesekan antara pakaian penumpang dan bahan tempat duduk menghasilkan arus listrik dan
saat penumpang menyentuh suatu tombol/saklar atau pintu ia akan terkejut karena
pengosongan listrik. Hal ini biasa dikatakan sebagai kejutan listrik.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 3


Kita perhatikan gesekan yang lebih nyata. Saat 2 benda digosok dengan cepat 1 bermuatan
positip dan lainnya bermuatan negatif, masing-masing benda akhirnya menjadi semacam
kutub yang bermuatan. Dan ini terjadi saat partikel muatan negatif pada atom masing-
masing benda berpindah ke benda lain. Obyek yang menerima muatan negatif dan
kemudian kelebihan muatan negatif disebut kutub negatif. Dan sebaliknya obyek yang
ditinggalkan elektron menjadi kekurangan elektron dan disebut kutub positip.
b. Listrik Dinamis
Adalah terjadinya aliran elektron-elektron bebas yang berasal dari elektron bebas yang
sudah terpisah dari atomnya masing-masing dan mengalir melalui suatu benda yang
sifatnya konduktor. Bila elektron-elektron bebas bergerak dengan arah yang tetap, arus ini
disebut arus searah (arus DC/Direc Current). Bila arah gerakan dan jumlah arus (besar
arus) bervariasi secara periodik terhadap waktu, listrik ini disebut arus bolak-balik (arus
AC/Alternating Current).

+
0 Time

_
Arus Searah

+
0

_ Time

Arus Bolak-balik

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 4


ELEKTRON BEBAS KABEL LISTRIK

B. ARUS, TEGANGAN DAN TAHANAN (BESARAN LISTRIK)


Gambar (a)
1. Arus Listrik
a. Pengertian
A B B
GERAKAN ELEKTRON A
Simbol Arus listrik adalah I (Jerman: Intensitaet = Intesitas, besarnya arus).
Kuat arus adalah banyaknya elektron yang mengalir melalui penghantar tiap detik.
Pada dasarnya listrik dikatakan dinamis jika terjadi aliran listrik. Listrik umumnya
mengalir melalui kabel listrik (konduktor). Kabel listrik biasanya dibuat dari logam
Gambar (b)atau tembaga. Dalam
seperti alumunium atom suatu logam umumnya
NETRAL ELEKTRON memiliki
Gambar (c) MENGALIR DARI B
elektron bebas yang bebas bergerak, karena tidak terikat kuatkedengan
A neucleus.
Elektron-elektron bebas inilah yang memegang peranan penting dalam memindahkan
listrik. Dalam gambar (a) digambarkan sebuah kabel listrik yang banyak memiliki
elektron bebas, tetapi elektron tersebut tidak dapat bergerak.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 5


Bila suatu kutub yang bermuatan positip (A), dihubungkan dengan kutub yang
bermuatan negatif (B) dengan menggunakan kabel, sebagaimana digambarkan dalam
gambar b, elektron bebas akan mengalir ke titik positip A melalui kabel. Aliran elektron
ini akan menyebabkan kekurangan elektron pada pole B. Gerakan elektron ini akan terus
berlanjut sampai pole/terminal A bermuatan netral. Jumlah aliran elektron inilah yang
disebut arus listrik. Dalam pengertian umum, arus listrik mengalir dari kutub positip
ke kutub negatif.
Sekarang kita perhatikan teori elektron bebas. Elektron bebas akan mengalir dari
kutub negatif yang kelebihan elektron ke kutub positip yang kekurangan elektron
sebagaimana dijelaskan dalam pengertian elektron bebas yang telah disepakati. Jadi
menurut teori elektron bebas arus listrik akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positip
(berlawanan dengan arah arus listrik yang diterangkan diatas).
Pengertian arus listrik yang pertama dikemukakan oleh para ilmuwan ketika belum
diketemukan tentang pengertian elektron. Jadi akhir-akhir ini setelah diketemukan teori
elektron, para ilmuwan mengatakan bahwa arus listrik akan mengalir dari kutub negatif
ke kutub positip. Ini dapat kita artikan bahwa antara aliran arus listrik dan aliran elektron
berlawanan arah. Sebagai kesepakatan dalam membahas arus listrik, dalam buku ini
selanjutnya kita gunakan aturan lama, yaitu bahwa arus listrik mengalir dari kutub
positip ke kutub negatif.

b. Satuan arus Listrik


Ukuran arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor adalah sama dengan jumlah
muatan (elektron bebas) yang mengalir melalui suatu titik penampang konduktor dalam
waktu satu detik. Arus listrik dinyatakan dengan simbol I (intensitas) dan besarnya diukur
dengan satuan Ampere (disingkat A). Bila dikaitkan dengan elektron bebas, 1 Ampere
= Perpindahan elektron sebanyak 6,25 x 1018 suatu titik konduktor dalam waktu satu
detik.

1 DETIK

Tabel dibawah ini menunjukkan satuan arus listrik yang sangat kecil dan besar.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 6


Satuan
Arus Kecil Arus Besar
Dasar
Simbol A ᴫA mA kA MA
Dibaca Ampere Micro Ampere Mili Kilo Ampere Mega Ampere
Ampere
1 x 10-6 1 x 10 -3 1 x 103 1 x 106
Perkalian 1
1/ 1.000.000 1/1.000 1 x 1.000 1 x 1.000.000
Contoh Konversi :
1). 1.000. 000 ᴫA = 1.000 mA = 1. A = 0,001 kA
2). 0,5 MA = 500 kA = 500. 000 A = 500.000.000 mA
3). 5 A = 5.000 mA = 5.000.000 ᴫA
c. Akibat yang Ditimbulkan Oleh Aliran Arus Listrik
Arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor akan menimbulkan 3 hal :
1) Membangkitkan Panas
Bila arus listrik mengalir melalui konduktor maka akan menimbulkan panas.
Contoh : Glow Plug, Sekering, Cigaret lighter, Head Lamp.
2) Aksi Kimia
Bila terjadi aksi kimia, arus listrik dapat mengalir melalui elektrolit.
Contoh : Baterai, Elektroplating
3) Aksi Magnet
Bila arus listrik mengalir melalui kabel atau kumparan akan menimbulkan medan
magnet disekitarnya.
Contoh : Alternator, Motor Starter, Relay.
d. Pengukuran Arus
Tugas II:
Arus diukur dengan Amper Meter dalam satuan Ampere.
Gambarkan rangkaian pengukuran arus listrik pada suatu beban (arus yg keluar
dari beban dan arus yang masuk ke beban)!
Bagaimana kesimpulan dari arus masuk dan keluar beban tersebut?

2. Tegangan Listrik (Beda Potensial)


a. Pengertian

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 7


Tabung A dan B berisi air, dimana permukaan air tabung A lebih tinggi dari permukaan
air tabung B, dihubungkan melalui sebuah pipa maka air akan mengalir dari tabung A ke
tabung B (gambar a). Besarnya aliran air ditentukan oleh perbedaan tinggi permukaan air
kedua tabung, ini disebut dengan tekanan air.
Hal yang sama juga akan terjadi bila kutub listrik A yang mempunyai muatan positip
dihubungkan dengan kutub B yang bermuatan negatif oleh kabel C (gambar b), maka arus
listrik akan mengalir dari kutub A ke kutub B melalui kabel C. Hal ini terjadi karena
adanya kelebihan muatan positip pada kutub A dan kelebihan muatan negatif pada B yang
menyebabkan terjadinya beda potensial (tegangan listrik). Perbedaan ini menyebabkan
tekanan tegangan menyebabkan arus listrik mengalir. Beda tegangan ini biasa disebut
VOLTAGE ( juga biasa disebut dengan electromotive force / AMF).

CURRENT

A
Tegangan
Pipa Air
ELECTRON
FLOW
VOLTAGE
Aliran Air

Gambar (b)
Gambar (a)

Tegangan

Tegangan adalah
tekanan

b. Satuan Pengukuran Tegangan


Satuan tegangan listrik dinyatakan dengan Volt dengan simbol V. 1 Volt adalah tegangan
listrik yang mampu mengalirkan arus listrik 1 A pada konduktor dengan hambatan 1 ohm.
Tabel dibawah menunjukkan satuan tegangan listrik yang sangat besar dan kecil.
Satuan
Tegangan Kecil Tegangan Besar
Dasar

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 8


Simbol V ᴫV mV kV MV
Dibaca Volt Micro Volt Mili Volt Kilo Volt Mega Volt
1 x 10-6 1 x 10 -3 1 x 103 1 x 106
Perkalian 1
1/ 1.000.000 1/1.000 1 x 1.000 1 x 1.000.000

Contoh Konversi :
1.700.000 ᴫV = 1. 700 mV = 1,7 V
0,78 MV = 780 KV = 780. 000 V = 780.000.000 mV
c. Cara Pengukuran Tegangan
Tegangan diukur dengan Volt Meter dalam satuan volt. Volt meter dihubungkan secara
paralel terhadap beban.
Tugas: III
Gambarkan pengukuran tegangan dengan voltmeter:
Komponen: Baterai – Saklar – Sekering – Beban (Lampu).
Ukur tegangan pada baterai dan Tegangan pada beban (lampu) !
Adakah perbedaan dari kedua hasil pengukuran tersebut ?

3. Tahanan/Resistansi Listrik
a. Pengertian
Air dengan tekanan yang sama akan mengalir lebih cepat bila dialirkan melalui pipa
yang besar, pendek dan permukaan dalamnya halus dibandingkan dengan bila air
dialirkan melalui pipa yang ukurannya kecil, panjang dan permukaan bagian dalamnya
kasar. Hal ini karena kondisi dari pipa akan berpengaruh terhadap aliran air. Besarnya
hambatan ini dikatakan sebagai tahanan pipa.
Kejadian ini juga berlaku untuk listrik yang mengalir melalui suatu kabel, dimana listrik
juga akan mengalami hambatan. Hambatan yang dialami listrik ini disebut
tahanan/resistansi listrik.

A Pipa lebih A
besar Pipa lebih
kecil

B B
Aliran UST
Diktat Elektronika Dasar PTM air 2014 Aliran air 9
besar lebih kecil
Tegangan

Tahanan Listrik

Menurut tahanan listriknya, bahan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :


1). Konduktor adalah bahan yang dapat dialiri arus listrik dengan mudah, contoh emas,
perak, tembaga, alumunium dan besi.
2). Semi Konduktor adalah bahan yang dapat dialiri arus listrik, tetapi tidak semudah
konduktor. Contoh : Silicon dan Germanium.
3). Isolator adalah bahan yang tidak dapat mengalirkan arus listrik / sulit mengalirkan
arus listrik. Contoh kaca, kertas, karet, vinil, plastik dan porselin.
Sumber arus listrik misalnya baterai memiliki tahanan listrik dan biasa disebut sebagai
tahanan dalam. Tahanan listrik juga dimiliki oleh kabel listrik dan beban listrik
(lampu, motor starter, klakson, relai dll) juga memiliki tahanan. Dengan
memperhatikan hal tersebut di atas agar beban listrik dapat bekerja secara optimal,
maka tahanan kabel listrik harus diusahakan sekecil mungkin.

Kabel Besar
Kabel Kecil
(listrik mudah mengalir)
(listrik susah mengalir)

b. Satuan Tahanan Listrik


Tahanan listrik dinyatakan dengan huruf R dan diukur dengan satuan OHM (). Satu
ohm adalah tahanan listrik yang mampu menahan arus listrik yang mengalir sebesar satu
amper dengan tegangan 1 V.
Tabel dibawah menunjukkan tahanan listrik yang sangat besar dan kecil.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 10


Satuan
Tegangan Kecil Tegangan Besar
Dasar
Simbol  ᴫ m k M
Dibaca Ohm Micro Ohm Mili Ohm Kilo Ohm Mega Ohm
1 x 10-6 1 x 10 -3 1 x 103 1 x 106
Perkalian 1
1/ 1.000.000 1/1.000 1 x 1.000 1 x 1.000.000

Contoh Konversi:
1.985 m = 1, 985 
0,89 M = 890 k = 890.000 

b. Hubungan Antara Diameter Kabel, Panjang Kabel dengan Tahanan Listrik.


Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang kabel tetapi berbanding terbalik
dengan diameter kabel. Ini berarti semakin panjang kabel listrik, semakin besar pula
tahanannya, tetapi semakin besar diameter kabel listrik semakin kecil tahanannya.
Berdasarkan pengertian diatas tahanan suatu kabel listrik dapat dihitung dengan rumus
berikut :

R=. l
A
R = Tahanan listrik ………………. 
 = Tahanan jenis ………………. m
l = Panjang kabel ………………. m
A = Luas penampang kabel …….. m2

Tabel Tahanan Jenis


Bahan Penghantar Tahanan Jenis pada 20°C
Ω.mm²
(ρ = m )
Perak 0,0164
Tembaga 0,0178
Campuran alumunium 0,03
Wolfram 0,0550
Nikel 0,0780

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 11


Besi, Baja 0,12 – 0,16

c. Hubungan Antara Temperatur dan Tahanan Listrik


Tahanan listrik pada konduktor akan berubah dengan adanya perubahan
temperatur konduktor/kabel. Biasanya tahanan listrik akan naik bila temperatur naik.
Hal tersebut dapat dipahami dengan cara berikut. Bila sebuah lampu yang dihubungkan
dengan baterai dengan sebuah kawat tembaga, kemudian kawat tersebut dipanaskan
dengan api maka lampu tersebut semakin lama akan semakin redup.
d. Tahanan Sambungan
Adalah tahanan yang diakibatkan oleh sambungan yang kendor. Bila arus listrik
melewati sambungan yang kendor akan menyebabkan sambungan menjadi panas.
Panas ini akan memperbesar tahanan dan mempercepat timbulnya korosi. Tahanan
sambungan dapat diperkecil dengan membersihkan sambungan dan mengeraskan
sambungan.
e. Tahanan Isolator
Seperti telah dijelaskan bahwa karet, vynil, plastik dan porselin dapat digunakan untuk
menghalangi arus listrik antara konduktor-konduktor. Sifat dari bahan-bahan ini disebut
kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan dengan nilai tahanan. Dalam kondisi
tertentu isolator dapat berubah menjadi penghantar listrik/konduktor. Misalnya karena
retak, bocoran arus listrik yang akan menimbulkan percikan bunga api dan
menimbulkan kotoran, menempelnya air atau kotoran lain pada isolator.
f. Pengukuran Tahanan
Tahanan diukur dengan Ohm meter dalam satuan ohm. Simbol tahanan: Ω (R).
Cara Pengukuran:
- Pada saat pengukuran dimulai selalu dipilih daerah batas ukur yang besar.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 12


- Jika selektor dipindah (diputar) ke daerah batas ukur lain, maka ohmmeter harus
dikalibrasi kembali pada kedudukan nol.

Dalam Pengukuran Tahanan, ohmmeter tidak boleh bersinggungan dengan tegangan luar.

4. Hukum OHM
Arus listrik akan mengalir melalui sebuah sirkuit listrik saat tegangan diberikan ke suatu
rangkaian yang mempunyai tahanan. Untuk mengetahui hubungan antara arus, tegangan
dan tahanan, Ohm seorang ilmuwan dari Jerman telah melakukan suatu percobaan dan
menemukan suatu hukum yang menjadi hukum dasar kelistrikan. Untuk lebih jelasnya kita
perhatikan hubungan antara lampu listrik dengan baterai seperti terlihat pada gambar
dibawah. Pada gambar A, sebuah lampu dirangkaikan dengan sebuah baterai. Pada gambar
B dua buah lampu dirangkaikan dengan sebuah baterai. Pada gambar C sebuah lampu
dihubungkan dengan 2 buah baterai. Dari ketiga rangkaian tersebut ternyata lampu pada
rangkaian C menyala paling terang, dan lampu pada rangkaian B menyala paling redup.

A B C

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa “besarnya arus yang mengalir melalui
konduktor berbanding lurus dengan tegangan yang diberikan dan berbanding
terbalik dengan besar tahanannya”. Kesimpulan inilah yang disebut dengan hukum
Ohm. Untuk lebih memudahkan pemahaman hukum ini dapat digambarkan dengan
persamaan berikut:

V V
I= (1) R= (2) V=I.R (3)
R I
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 13
Dimana,
I = Besarnya arus listrik yang mengalir. ……… (Ampere)
R = Besarnya tahanan sirkuit ……………………. ()
V = Besarnya tegangan listrik ………………….. (Volt)
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa tegangan 1 volt dapat digunakan untuk
mengalirkan arus listrik sebesar 1 ampere pada tahanan 1 .
Persamaan diatas dapat digunakan bila dua faktor yang lain diketahui tanpa melakukan
pengukuran. Untuk memudahkan dalam mengingat persamaan tersebut dapat digunakan
gambar berikut.
C. RANGKAIAN LISTRIK ( APLIKASI HUKUM OHM)
1. Rangkaian Dasar

SWITC FUS
H LAM
E
P

+ -

Hukum ohm dapat digunakan untuk menghitung besarnya arus, tegangan dan
atau/hambatan tanpa melakukan pengukuran bila dua faktor yang lain diketahui.
a. Saat diketahui besarnya tegangan dan arus yang mengalir, maka besarnya tahanan
rangkaian tersebut dapat dihitung.

I=8A

24 V R=?

Dari gambar di atas berapakah besarnya tahanan?


Penyelesaian:
V
R=
I
Hukum ohm (2)
Diketahui V = 24 V I=8A
Maka:

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 14


V 24
R= = =3
I 8

b. Bila diketahui besarnya arus yang mengalir dan tahanan, maka besarnya tegangan dapat
dihitung. Berapa besarnya tegangan pada rangkaian dibawah ini ?

I = 2A
AA A
V?
R = 50 

Penyelesaian
Hukum ohm (3) V=I.R
Diketahui R = 50  I = 2 A,
maka :
V = 2 x 50 = 100 Volt

2. Rangkaian Seri
Bila dua atau lebih lampu atau beban dirangkaikan seperti pada gambar di bawah, sehingga
arus listrik hanya memiliki satu jalur aliran arus listrik, rangkaian ini disebut rangkaian
seri.

Besar Tahanan Total:


Besar tahanan total (Rt)/tahanan pengganti (Rp), sama dengan jumlah total masing-masing
tahanan:
Rp = R1 + R2 + R3 + Rn
Selanjutnya, kuat arus listrik I yang mengalir pada sirkuit (rangkaian) dapat dihitung
sebagai berikut:
V
I = V/Rp = R1+R2+R3+Rn

Tahanan Rp dan arus listrik I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung sebagai berikut:

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 15


Contoh:
Berapa besarnya tahanan pengganti (Rp) dan arus dari rangkaian di bawah ini

6 4 2

12 V
Rp = R1 + R2 + R3

6 + 4 + 2 = 12
V 12
I= = = 1( A )
R 12

Penurunan Tegangan (Voltage Drop)


Bila arus listrik mengalir di dalam suatu rangkaian/sirkuit, dengan adanya tahanan di
dalam sirkuit maka akan menyebabkan tegangan turun setelah melewati tahanan
tersebut. Besarnya perubahan tegangan dengan adanya tahanan disebut dengan
penurunan tegangan (voltage drop).
Bila arus I mengalir pada sirkuit, penurunan tegangan V1 , V2, dan V3 setelah melewati R1,
R2 dan R3 dapat dihitung dengan hukum Ohm (besarnya arus I adalah sama pada R1 , R2
, dan R3, karena dirangkai secara seri).
V1 = R1 X I
V2 = R2 X I
V3 = R3 X I
Penjumlahan penurunan tegangan setelah melewati tahanan akan sama dengan tegangan
sumber (Vr).
V1 + V2 + V3 (jumlah penurunan tegangan) = Vr (tegangan sumber)
Penurunan tegangan setelah melewati R1, R2 dan R3 dapat dihitung sebagai berikut:
Tahanan total (Rp) = R1 + R2 + R3
= 6 + 4 + 2 = 12 Ω
Arus (I) = V/Rp
= 12/12

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 16


=1A
Penurunan tegangan pada R1 :
V1 = R1 X I
=6X1
=6V
V2 = R2 X I
=4X1
=4V
V3 = R3 X I
=2X1
=2V
Vr = V1 + V2 + V3
Vr = 6 + 4 + 2
Vr = 12 Volt
Kesimpulan:
1) Besarnya tahanan pengganti (Rp) sama dengan penjumlahan dari semua tahanan.
2) Besarnya arus I yang mengalir pada semua titik (tahanan/beban) sama besarnya.
3) Penjumlahan tegangan pada masing-masing beban sama dengan tegangan sumber.
3. Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel seperti pada gambar di bawah, arus listrik dapat mengalir melalui
2 jalur atau lebih, rangkaian tersebut disebut rangkaian paralel. Pada rangkaian ini besarnya
tegangan pada semua lampu/beban sama dengan tegangan sumber arus. Arus yang mengalir
pada tiap-tiap beban tergantung dari besarnya tahanan, sehingga besarnya arus yang
mengalir pada rangkaian sama dengan penjumlahan dari arus masing-masing beban.

I2 R1

I1
R2
I
V

Besarnya tahanan pengganti (Rp) dapat dihitung dengan rumus berikut :

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 17


1 1 1
= +
Rp R1 R2
1
Rp =
1 1
+
R1 R2

Rp = R1 X R2
R1 + R2
Dari perhitungan di atas, jumlah arus I yang mengalir pada sirkuit dapat dihitung:
I = V/Rp
Jumlah arus I adalah sama dengan jumlah arus I1 dan I2 yaitu arus yang mengalir melalui
masing-masing R1 dan R2.
I = I1 + I2
Karena tegangan sumber Vr adalah sama pada seluruh beban, kuat arus I1 dan I2 dapat
dihitung berdasarkan hukum Ohm sebagai berikut:
I1 = V/R1
I2 = V/R2
Contoh berapa tahanan pengganti pada gambar berikut ?

1 1
R= 1 =
1 1 1 1 1
p + + + +
R1 R2 R 2 3 6
p 3
0 0 0
1 0 1 6
= = = 0 = 1 [ ]
3 + 2 + 1 6 6 0
6 6 6 6 0
0 0 0 0 0
1
Kesimpulan : 0
0
0
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014
0 18
0
0
1) Besarnya tegangan pada masing-masing beban sama dengan tegangan sumber.
2) Besarnya arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan sama dengan jumlah arus yang
mengalir melalui masing-masing beban.
3) Nilai tahanan pengganti lebih kecil dari nilai masing-masing tahanan.

4. Rangkaian Seri-Paralel/Kombinasi
Sebuah lampu dan beberapa tahanan dihubungkan pada rangkaian seperti pada gambar di
bawah. Rangkaian ini disebut rangkaian seri-paralel/campuran. Rangkaian ini merupakan
suatu kombinasi antara rangkaian seri dan paralel.
R1

R2

12 V R3

Rt

Kombinasi tahanan total Rt dalam rangkaian seri-paralel dapat dihitung sebagai berikut:
a. Menghitung kombinasi tahanan (R01), yaitu kombinasi tahanan R1 – R2 yang dihubung
secara paralel.
b. Menghitung kombinasi tahanan (R02) yaitu kombinasi tahanan R01 dan R3 yang dihubung
secara seri.
R01 = R1 X R2 → Rangkaian paralel
R1 + R2

Rt (R02) = R01 + R3 = R1 X R2 + R3 → Rangkaian seri


R1 + R2

Besarnya arus I yang mengalir melalui rangkaian dapat dihitung berdasarkan hukum Ohm
sebagai berikut:

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 19


I = V/R02 = V
R3 + R1 X R2
R1 + R2

Tegangan yang bekerja pada R1 dan R2 dapat dihitung dengan rumus:


V1 = R01 X I = R1 X R2 X I
R1 + R2

Besarnya arus I1 , I2 , dan I3 yang mengalir melalui tahanan R1, R2 , dan R3 pada rangkaian seri
paralel seperti pada gambar di bawah dapat dihitung sebagai berikut:

12 V

R1 = 2Ω

R2 = 2Ω

Rt R3 = 5Ω

Tahanan total :
R01 = R1 X R2
R1 + R2

=2ΩX2Ω
2Ω+2Ω
=1Ω
R02 = R01 + R3
=1Ω+5Ω
=6Ω

Arus total:

I = V/R02
= 12 V/6 Ω

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 20


=2A

D. DAYA LISTRIK (P)


Bila arus listrik mengalir ke dalam sirkuit, energi listrik akan dirubah dalam bentuk energi
panas, energi radiasi (sinar), energi mekanis dan sebagainya dalam bentuk kerja. Bila tegangan
(V) dihubungkan dengan bola lampu maka bola lampu tersebut akan menyala. Hal ini
disebabkan karena energi listrik dirubah ke dalam energi radiasi (sinar).
Bila tegangan 12 V diberikan (dihubungkan) ke sebuah lampu dengan tahanan 6 Ω, maka arus
sebesar 2 A akan mengalir dan menyalakan lampu. Hal ini disebabkan energi listrik dirubah
ke dalam bentuk energi panas pada filament lampu dan menghasilkan sinar, sehingga dapat
dikatakan filament menyala disebabkan oleh kerja listrik.
Jumlah kerja yang dilakukan oleh listrik dalam satuan waktu (misal 1 detik) disebut
dengan Daya listrik dengan simbol P (Power) dan diukur dalam satuan watt (W).

I=5A

V = 12 V

P = 60 W

Dengan mengumpamakan tegangan (V) dihubungkan ke lampu dan arus I akan mengalir ke
lampu tersebut, maka akan didapatkan suatu hubungan atau rumus yang menyatakan Daya
listrik P pada lampu tersebut:
P=VXI

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 21


Dengan kata lain, 1 W adalah didefinisikan sebagai daya listrik yang dibutuhkan tegangan 1
V dihubungkan ke lampu dan arus 1 A mengalir melalui lampu (1 A sama dengan 1 C per
detik), pada contoh di atas jumlah daya listrik (P) adalah:
P=VXI
= 12 V X 5 A
= 60 W
Contoh:
Suatu lampu pijar dengan tahanan 3 ohm dihubungkan dengan tegangan 6 volt. Berapa besar
dayanya ?

Jawab :

V 6
I = V/R = =2A
R.I 3

P
P = V . I = 6 . 2 = 12 W
V.I

Dengan mensubtitusikan hukum Ohm (V = R X I) kita dapat menentukan persamaan daya


listrik.
P=VXI
= (R X I) X I
= R X I2

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 22


(Untuk menentukan tenaga listrik dari nilai-nilai arus dan
tahanan yang diketahui)
= V2/R
(Untuk menentukan tenaga listrik dari nilai-nilai tegangan dan
tahanan yang diketahui)
Contoh :
1. Diketahui : V = 110 V ; R = 55 
Ditanya : P = ………….?
Jawab :
P = V2/R
= 1102/55
= 220 W
2. Diketahui : V = 220 V ; R = 55 
Ditanya : P = .………… ?

Jawab :
P = V2/R
= 2202/55
= 880 W
Kesimpulan : Dengan memperbesar tegangan 2 x lebih besar maka daya menjadi 4x
lebih besar.
3. Diketahui : I = 2A ; R = 55 
Ditanya : P = ………?
Jawab :
P= I2 . R = 22 . 55 = 220 W
4. Diketahui : I = 4A ; R = 55 
Ditanya : P = ………?
Jawab :
P = I2 . R = 42 . 55 = 880 W
Kesimpulan: Dengan memperbesar arus 2x lebih besar, maka daya menjadi 4x lebih besar

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 23


E. HUKUM KIRCHOFF
Untuk menganalisa suatu rangkaian yang komplek dapat menggunakan hukum kirchoff
tentang arus (Kirchoff’s Current Law/ KCL) dan hukum kirchoff tentang tegangan
(Kirchoff’s Voltage Law/ KVL) dimana pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari
arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol (ΣI=0).

Gambar. loop arus KIRCHOFF


1. Hukum Kirchoff 1: Hukum Kirchoff Tentang Arus (KCL).
“Jumlah aljabar keseluruhan arus yang menuju titik percabangana adalah nol. Titik
percabangan adalah titik pertemuan tiga atau lebih arus ke- atau dari unsur rangkaian atau
sumber tegangan”
Dalam hukum ini, dipakai suatu perjanjian bahwa arus yang menuju titik percabangan
ditulis dengan tanda positif dan arus yang tidak menuju (meninggalkan titik percabangan
ditulis dengan tanda negatif. Dari gambar loop arus KIRChOFF di atas adalah sebagai
berikut:
I1+ I4 = I2 + I3 + I5 atau,
I1+ I4 - I2 + I3 + I5 = 0
Dari sini dapat dijelaskan tentang pengertian KCL, dimana nilai arus listrik dapat
ditentukan. Jumlah keseluruhan nilai arus yang mengalir pada suatu titik percabangan
adalah nol.
2. Hukum Kirchoff 2: Hukum Kirchoff tentang tegangan (KVL)
“Jumlah aljabar keseluruhan penurunan tegangan (voltage drops) dalam suatu rangkaian
tertutup (loop) yang dibaca satu arah tertentu sama dengan nol”.
Yang dimaksud dengan penurunan tegangan dalam hukum tersebut dalam hubunganya
dengan satu arah tertentu adalah

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 24


sebagai berikut :

+ -
R
V

a. Untuk unsur tahanan


Apabila tegangan dibaca dari + ke -, dengan arah baca yang sama dengan arah arus I
yang mengalir, maka harga V=R.I adalah penurunan tegangan. Untuk memahaminya
beri tanda positif (+) pada V dan beri tanda positif (+) pada R.I. Sedangkan apabila
pembacaan tegangan berlawanan dengan arah arus berilah tanda (-) V atau (-)RI.
b. Untuk sumber tegangan
Bila arah baca dari a ke b, maka adalah suatu penurun tegangan berilah tanda positif
pada V. Atau dengan kata lain, apabila menuruti arah baca + dari sumber tegangan, tulis
V positif. Sebalik jika pembacaan dari kutub – sumber tegangan maka V ditulis dengan
tanda negative.
Pada umumnya rangkaian listrik terdiri dari beberapa loop dan titik-titik percabangan
dengan satu atau lebih sumber tegangan yang digunakan. Apabila nilai dari suatu
sumber tegangan sudah diketahui, maka besaran yang harus dianalisa adalah nilai arus
pada masing-masing penghantar yang masuk atau meninggalkan titik percabangan atau
nilai tegangan pada masing-masing tahanan dari rangkaian tersebut.jumlah persamaan
yang digunakan untuk menganalisa suatu besaran belum dapat diketahui, yang jelah
harus sebanyak jumlah besaran yang hendak diketahui harganya.
Catatan:
1) Banyaknya persamaan KCL yang dapat disajikan adalah sama dengan jumlah titik
percabangan yang ada dikurang 1.
2) Banyaknya persamaan KVL sama dengan banyaknya loop independen. Suatu loop
dikatakan independen bila tidak dapat dijabarkan dari persamaan KVL loop yang
lain.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 25


BAB II
PENGARUH ARUS LISTRIK

A. Aksi Pembangkit Panas Oleh Arus Listrik


Bila arus listrik mengalir melalui cigarette lighter (pematik rokok) pada mobil, kabel nichrom
pada cigarette lighter akan menjadi panas dan berwarna merah. Hal ini disebabkan energi
listrik yang diserap oleh kabel tahanan nichrom dirubah menjadi energi panas. Besarnya
energi yang diserap dihitung dengan satuan Joule (J), dimana 1 Joule = 1 watt detik, artinya
1 joule adalah jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh arus listrik sebesar 1 ampere yang
mengalir pada tahanan (resistor) 1 Ohm selama 1 detik. Daya listrik dengan kapasitas sebesar
1 watt akan menghasilkan 1 joule bila bekerja selama 1 detik.
Misalnya:
Jumlah energi listrik (W) yang dihasilkan oleh 12 V dengan arus sebesar 6 A selama 20 dtk
dapat dihitung sebagai berikut:
W=VXIXt
= 12 X 6 X 20
= 1.440 watt detik (ws)
= 1.440 J
Dengan kata lain, bila energi listrik 1 Joule diubah sepenuhnya ke dalam panas, akan
menghasilkan kira-kira 0,24 kalori dari panas. Oleh karena itu energi listrik dijelaskan dalam
watt detik.
1 Joule = 0,24 kalori
Bila energi listrik sebesar 1 J dapat dirubah menjadi panas 0,24 kal, maka dapat disimpulkan
dengan Hukum Joule sbb:
(Menghitung Energi Panas) H = 0,24 W
= 0,24 V X I X t

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 26


= 0,24 R X I2 X t
Panas yang dihasilkan dari arus listrik yang mengalir melalui tahanan disebut panas joule.
Dari contoh di atas dimana energi listrik sebesar 1.440 J yang dihasilkan oleh 12 V dengan arus
6 A selama 20 detik pada contoh di atas adalah:
H = 0,24 W
= 0,24 X 1.440 = 345,6 kal → panas joule
Misal:
Besar energi panas yang dihasilkan oleh lampu depan 55 W dengan tegangan baterai 12 V yang
menyala selama 30 menit adalah sebesar:
H = 0,24 W
= 0,24 X 55 X 30 X 60
= 23. 760 kal
H = 0,24 X V X I X t
= 0,24 X 12 X 4,58 X 1800
= 23.742,72 kal
B. Aksi Kemagnetan Oleh Arus Listrik
1. Medan Magnet
Salah satu fungsi utama dari listrik adalah menimbulkan kemagnetan. Setiap benda yang
mengandung magnet maka disekeliling benda tersebut akan timbul kemagnetan. Magnet
akan menarik metal/logam karena adanya kemagnetan.
Beberapa bentuk magnet:

Magnet Alam Magnet Batang Magnet U

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 27


Magnet Jarum Magnet Listrik
Bila magnet diletakkan pada serbuk besi, serbuk besi akan menempel pada ujung dari magnet
dan tidak ada yang menempel pada bagian tengah magnet. Tempat/bagian pada magnet yang
mempunyai kemagnetan yang kuat disebut dengan kutub magnet (pole).
Bila magnet batang digantung dengan sebuah tali, maka magnet akan menunjuk ke arah
kutub Selatan dan kutub Utara Bumi. Kutub yang menunjuk ke arah Utara bumi disebut
kutub utara (U), dan kutub Selatan bumi disebut kutub Selatan (S). Magnet selalu
mempunyai kutub U dan kutub S.
Bila serbuk besi ditaburkan di atas kertas dan sebuah magnet berbentuk tapal kuda
ditempatkan di bawahnya, serbuk besi akan membentuk formasi seperti gambar di bawah
ini. Ini menandakan bahwa serbuk besi dipengaruhi oleh kedua kutub U dan kutub S dari
magnet tersebut.

Medan Magnet
Serbuk besi tampak tersebar disepanjang garis-garis yang tidak terlihat. Garis-garis ini
disebut garis gaya magnet (GGM)/magnetic line dan secara keseluruhan disebut fluksi
magnet (magnetic flux). Meskipun tidak terdapat serbuk membentuk garis-garis gaya
magnet, dianggap seolah-olah GGM ada disekeliling magnet.
Karakteristik flusi magnet:
1) Fluksi magnet dimulai dari kutub U dan berakhir di kutub S suatu magnet .

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 28


2) Arah dari flusi magnet adalah sesuai dengan arah kutub U jarum magnet bila jarum
berada di dalam fluksi.

-
S medan magnet.
mungkin dengan poros U-S dari
+
3) Garis-garis gaya magnet di dalam fluksi berusaha sependek mungkin, sejajar dan sedekat
N
PAPE
R

2. Arus Listik dan Kemagnetan


NSSN N
Saat sebuah magnet jarum SSN
didekatkan ke sebuah kabel listrik yang dialiri arus listrik, magnet
+ +
- -
jarum akan menyimpang sesuai dengan arah arus seperti terlihat pada gambar di bawah.
Fenomena ini menunjukkan bahwa arus listrik menimbulkan sebuah medan magnet.

Gambar di bawah menjelaskan medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran arus listrik dengan
cara lain.

Saat sebuah kabel listrik ditembuskan pada selembar kertas yang dilubangi, kemudian
serbuk besi ditebarkan di atas kertas tersebut, maka saat arus listrik dialirkan serbuk besi
akan membentuk beberapa lingkaran disekitar kabel listrik seperti terlihat pada gambar di
atas. Ini menunjukkan bahwa aliran arus listrik menimbulkan suatu medan magnet dengan
bentuk lingkaran mengelilingi aliran arus tersebut. Semakin dekat dengan kabel listrik,
serbuk besi semakin rapat, ini menunjukkan bahwa medan magnet semakin kuat.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 29


Arah garis gaya medan magnet dapat diketahui dengan meletakkan jarum magnet. Dari
percobaan ini dapat menerapkan kaidah “sekrup ulir kanan” atau biasa disebut “kaidah
tangan kanan fleming”.
Kaidah sekrup ulir kanan “ ketika arus listrik searah dengan gerakan sekrup ulir kanan
saat diputar masuk, fluksi magnet yang dihasilkan searah dengan gerakan memutar dari
sekrup”.
Jika arus listrik mengalir searah sekrup ulir kanan, garis gaya magnet akan timbul sesuai
dengan arah putaran sekrup saat dikeraskan. Inilah yang biasa disebut “kaidah amper ulir
sekrup kanan”.

Arah arus dan arah fluksi magnet dapat ditunjukkan dengan gambar di bawah. Arus listrik
digambarkan dengan garis dan tanda panah menunjukkan arah arus. Bila dilihat dari
penampang kabel, arah arus listrik diberi simbol  atau Θ . untuk lebih jelasnya masalah
penggunaan simbol ini dapat dilihat pada gambar.
Arus
Arus

Tanda “X” dalam lingkaran menunjukkan arah menjauhi kita, tanda “Titik/∙” menunjukkan
bahwa arah arus mendekati kita.
2. Medan Magnet pada Kumparan.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 30


Saat sebuah kabel listrik dibengkokkan membentuk kumparan/gulungan seperti terlihat pada
gambar di bawah, kemudian arus listrik dialirkan melalui kumparan ini sesuai dengan arah
panah. Arah garis gaya medan magnet yang dibentuk masing-masing kabel kumparan
digambarkan oleh garis putus-putus dan arah garis gaya magnet yang dibentuk oleh
kumparan digambarkan oleh garis lurus.

Magnetic
force lines
Current

Saat arus listrik dialirkan melalui sebuah kumparan yang memiliki banyak loop (gulungan),
garis gaya magnet yang dibentuk oleh kumparan tersebut merupakan gabungan dari garis
gaya magnet masing-masing loop. Ujung dimana garis gaya magnet keluar adalah kutub U
dan ujung dimana garis gaya magnet masuk adalah kutub S. Garis gaya magnet dalam hal
ini merupakan suatu garis yang membentuk suatu lingkaran yang tidak terputus di dalam dan
di luar kumparan. Semakin kuat arus yang mengalir dan semakin banyak jumlah
loop/gulungan, semakin kuat medan magnet yang dibentuk. Garis gaya magnet akan
semakin kuat bila pada bagian tengah kumparan diberi inti besi. Garis gaya magnet yang
dibentuk oleh kumparan ini sama dengan yang dibentuk oleh magnet batangan.

KUTUB U KUTUB S

MAGNETIC FORCE
LINES
Hukum tangan kanan Fleming’s menyatakan bahwa “saat arus listrik dialirkan sesuai
dengan arah ulir sekrup ulir kanan, arah garis magnet sama dengan arah gerakan sekrup.
CURRENT FLOW DIRECTION

N
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 RIGHT HAND S 31
ARUS
Bila konduktor dililitkan membentuk kumparan dalam suatu tabung disebut solenoide. Pada
saat arus mengalir di dalam solenoid, maka arah fluksi magnet sedemikian rupa sehingga
kutub S yang dihasilkan berada di bawah solenoide, sedangkan kutub U berada di atas.
Jumlah garis gaya magnet juga bertambah sebanding dengan jumlah gulungan dari
kumparan. Besarnya kemagnetan juga akan bertambah sebanding dengan besarnya arus yang
mengalir.
Saat arus listrik mengalir melalui sebuah kumparan sebagaimana terlihat di bawah,
kemudian sebuah lempengan besi didekatkan ke kumparan maka kumparan akan berusaha
menarik lempengan besi tersebut. Bila pada bagian tengah kumparan diberi inti besi maka
kemagnetan akan semakin kuat dan dapat mengangkat batang besi. Magnet yang
ditimbulkan dengan cara ini biasa disebut solenoid.

IRON CORE

COIL

IRON BAR

3. Gaya Elektromagnetik (Hukum Tangan Kiri Fleming’s)


Gaya elektromagnetik adalah gaya yang bekerja pada konduktor bila arus mengalir pada
konduktor di dalam medan magnet.
Saat sebuah konduktor ditempatkan pada sebuah medan magnet dan arus listrik dialirkan
melalui kabel tersebut, maka akan dihasilkan suatu gaya dorong. Gaya ini disebut sebagai
gaya elektromagnetik. Coba sekarang diperhatikan bagaimana gaya elektromagnetik

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 32


dihasilkan. Saat arus listrik mengalir melalui suatu kawat penghantar, medan magnet akan
timbul di sekeliling kawat penghantar sesuai dengan kaidah sekrup ulir kanan.
Dalam keadaan ini garis gaya magnet (GGM) di atas konduktor lebih kuat, karena garis gaya
magnet yang dihasilkan oleh konduktor dan yang dihasilkan oleh medan magnet searah
sehingga saling menguatkan. Sedangkan GGM di bawah kawat konduktor menjadi lemah,
karena arah GGM yang dihasilkan konduktor berlawanan arah dengan GGM medan magnet,
sehingga saling melemahkan.

KAWAT PENGHANTAR DAN


ARAH ALIRAN ARUS LISTRIK

ARAH GARIS GAYA MAGNET SAMA


SEHINGGA GAYA ELEKTROMAGNET SALING
MENGUATKAN.

ARAH GARIS GAYA MAGNET SALING BERLAWANAN


SEHINGGA GAYA ELEKTROMAGNETIK SALING
MELEMAHKAN..

ARAH GAYA
DORONG

Karena GGM bekerja seperti sebuah karet, dimana saat karet dibentangkan karet selalu
berusaha untuk lurus. Karena tekanan diatas konduktor lebih besar daripada tekanan dibawah
konduktor, hal ini menyebabkan kawat konduktor terdorong ke bawah. Gaya yang
mendorong konduktor ini disebut gaya elektromagnetik. Hubungan antara arah gaya
elektromagnetik, arah arus listrik dan arah fluks magnet, dapat ditentukan dengan
menggunakan hukum tangan kiri fleming. Untuk lebih memudahkan pemahaman, bukalah

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 33


tangan kiri anda (seperti gambar dibawah), di mana ibu jari tegak lurus jari telunjuk dan jari
telunjuk tegak lurus dengan jari tengah. Jari tengah menunjukkan arah arus listrik, jari
telunjuk menunjukkan arah fluks magnet dan ibu jari menunjukkan arah gaya
elektromagnetik atau gerakan konduktor.

ARAH GAYA
ARUS (A)
GAYA

ARAH GARIS MEDAN MAGNET


GAYA
MAGNET
N S
ARAH ARUS
LISTRIK
+ -

Besarnya gaya elektromagnetik yang dihasilkan berbanding lurus dengan besarnya medan
magnet, besarnya arus listrik dan panjang konduktor yang mengenai medan magnet.
Bila konduktor yang dibuat berbentuk U dan dapat berputar bebas, di tempatkan pada medan
magnet seperti terlihat pada gambar (a) dibawah, kemudian arus listrik dialirkan melalui
konduktor tersebut, maka GGM akan berbentuk seperti gambar (b), maka konduktor sebelah
kiri akan terdorong ke bawah dan konduktor sebelah kanan akan terdorong ke atas.

MAGNET

A
B

C1 C2
KOMUTATOR
KUMPARAN
SIKAT
B1 B2
B

POWER SUPPLY
+ -

Gambar a Gambar b

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 34


Sekarang diperhatikan gaya elektromagnetik yang bekerja pada armature dalam gambar di
atas.
a. Ketika hukum tangan kiri fleming’s diterapkan pada armature (rotor), bagian A akan
terdorong ke atas dan bagian B akan terdorong ke bawah, sehingga armature berputar.
b. Pada gambar tengah (armatur berputar 90˚), tidak ada arus listrik yang mengalir, tetapi
armature tetap berputar karena adanya gaya kelembaman.
c. Setelah armature berputar 180˚, bagian A dan B posisinya tertukar, dengan adanya
komutator, maka arah arus listrik akan mengalir dari A ke B sehingga arah gerakan
armature akan tetap, sehingga armature akan terus berputar dengan arah yang tetap.
Prinsip ini digunakan pada motor starter yang digunakan pada kendaraan bermotor.

ARAH ARUS LISTRIK DIBALIK


OLEH KOMUTATOR.

ARAH ARAH
ARAH GAYA ARAH
GAYA
ARUS ARUS

ARAH
ARAH GARIS
ARAH
GARIS ARAH GAYA
GARIS
GAYA GARIS MAGNET
GAYA
MAGNET GAYA
MAGNET
MAGNET

ARAH ARAH
ARAH ARUS ARUS
GAYA ARAH
GAYA

4. Induksi Elektromagnetik (Hukum Tangan Kanan Fleming’s)


Di dalam penghantar yang mengalami perubahan kuat medan magnet, maka pada saat
perubahan tsb, terjadi tegangan listrik. Tegangan ini disebut induksi magnet

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 35


Saat suatu konduktor digerakkan memotong suatu medan magnet, maka akan dihasilkan
suatu arus listrik. Dengan menggerakkan konduktor ke luar masuk medan magnet, GGM
berubah disekitar konduktor. Induksi arus listrik akan dihasilkan bila konduktor/medan
magnet digerakkan. Bila suatu alat ukur arus listrik (galvanometer) dihubungkan dengan
ujung konduktor, maka jarum penunjuk akan bergerak kekanan dan kekiri. Semakin cepat
konduktor digerakan maka semakin besar penyimpangan yang ditunjukkan oleh jarum
pengukur. Besarnya induksi arus listrik dinyatakan dengan rumus sebagain berikut ;
fluks magnet (wh / m2) x panjang konduktor x kecepatan gerakan konduktor (m/s) atau
E= B.L.V.
Rumusan ini merupakan prinsip dasar dari pembangkitan tenaga listrik.

AMMETER

-
TEGANGAN DIHASILKAN SAAT
KONDUKTOR DIGERAKAN NAIK TURUN

Arah arus listrik ditentukan oleh arah gerakan konduktor dan arah GGM. Gambar di bawah
menunjukkan prinsip hukum tangan kanan fleming’s yang menjadi dasar dari prinsip kerja
generator. Ibu jari menunjukkan arah gerakan konduktor, jari telunjuk menunjukkan arah
GGM dan jari tengah menunjukkan arah arus listrik yang dihasilkan.

GERAKAN KONDUKTOR

S N
GARIS GAYA MAGNET
+
N S
-

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014TEGANGAN / EMF


ARAH 36
+ -
1) Prinsip Kerja Generator Listrik (Generator DC)
Sekarang kita bahas prinsip kerja dari generator.
Suatu kumparan (armature) diputar oleh gaya luar. Kumparan a, b, c dan d diletakkan
diantara kutub U dan S, kemudian suatu komutator dihubungkan dengan kumparan pada
terminal B dan C melalui kabel C1 dan C2.
Saat kumparan diputar dengan tenaga dari luar, maka akan terjadi pemotongan medan
magnet dan terjadilah proses induksi elektromagnetik. Arah dari arus listrik yang
dihasilkan sesuai dengan prinsip hukum tangan kanan fleming. Besarnya tegangan
tergantung dari jumlah fluks magnet yang terpotong.

b d

a C1 c
C2
B1 B2

Berdasarkan gambar dibawah, pada posisi  tegangan bertambah secara bertahap dan
mencapai puncaknya pada titik , kemudian secara bertahap tegangan turun dan
mencapai titik terendah (tegangan 0) pada point. Tegangan ini akan mengalir melalui
komutator C1 dan C2 yang berhubungan dengan sikat B1 dan B2.

 

 
0 90 180 270 360

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 37


    
Sekarang kita asumsikan bahwa arus listrik yang keluar dari generator adalah , sikat B1
akan menjadi kutub positip dan sikat B2 akan menjadi kutub negatif. Pada kondisi ini
arah aliran arus listrik adalah dari c  d  a  b. Saat kumparan diputar lebih jauh, arah
tegangan akan berubah arah dari b  a  d  c. tetapi karena pada generator tersebut
dilengkapi dengan komutator yang berhubungan dengan sikat dan komutator juga
mengalami perubahan posisi terhadap sikat pada saat yang bersamaan dengan perubahan
posisi kumparan, maka polaritas sikat akan tetap sama dan arah arus listrik yang
dihasilkan tetap sama. Jadi pada generator model ini arah arus listrik yang dihasilkan akan
tetap, tetapi besarnya tegangan berfluktuasi dari 0 ke maksimum seperti terlihat pada
grafik. Dalam kenyataan, fluktuasi tegangan antar sikat dapat dikurangi dengan cara
menambah jumlah kumparan dan komutator, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh
generator diusahakan agar serata mungkin.
2) Prinsip Kerja Generator AC (Alternator)
Pada generator AC fungsi komutator digantikan oleh slip ring S1 dan S2 yang dipasang
pada kedua ujung kumparan a, b, c dan d seperti terlihat pada gambar dibawah. Kemudian
sikat B1 dan B2 berhubungan dengan masing-masing slip ring. Saat kumparan diputar
pada medan magnet, akan mengakibatkan timbulnya efek elektromagnetik, sehingga
kumparan akan menghasilkan elektromotive force (EMF) atau biasa disebut tegangan
listrik.

a d d a

b c c b
S2
S1 B2
B1

Gambar  Gambar 

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 38


Kemudian saat arah arus yang dibangkitkan generator model ini dengan cara
menghubungkan voltmeter ke sikat-sikat, kita akan menemukan bahwa saat kumparan
diputar sesuai dengan arah anak panah pada gambar  diatas. Saat kumparan sisi a dan b
dekat dengan kutub U dan ujung d dan c dekat dengan kutub S, aliran arus listrik akan
bergerak dari c → d → a → b.
Setelah kumparan berputar ½ putaran seperti terlihat pada gambar , dimana ujung b dan
a dekat dengan kutub S dan ujung c dan d dekat kutub U, gaya gerak listrik akan berbalik
arah mengalir dari b  a  d  c. Akibatnya jarum penunjuk akan berubah arah setiap
kumparan berputar setengah putaran yang menunjukkan perubahan arah arus listrik. Arus
listrik yang selalu mengalami perubahan arah dan tegangan ini disebut arus bolak-balik
(Arus AC). Generator yang membangkitkan arus AC ini disebut generator AC / Alternator.
Sebagian besar generator, bagian magnet dibuat berputar mengelilingi konduktor yang
diam. Generator jenis ini disebut generator jenis revolving field (medan magnet berputar).
Sekarang kita bahas generator menurut hukum tangan kanan fleming’s, seperti telah
dikemukakan sebelumnya, bahwa ada generator arus DC dan generator arus AC. Karena
saat ini sebagian besar kendaraan dilengkapi dengan generator arus AC, maka pada
pembahasan selanjutnya akan kita bahas mengenai generator AC jenis revolving Field.

TEGANGAN

WAKTU

Keterangan grafik:
 Kumparan tidak memotong garis gaya magnet, tegangan listrik pada ujung kumparan 0

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 39


 Kumparan mulai memotong garis gaya magnet, tegangan listrik mulai dihasilkan pada
ujung kumparan.
 Kumparan memotong medan magnet secara maksimal, tegangan listrik pada kedua ujung
kumparan mencapai titik maksimal.
 Jumlah medan magnet yang dipotong kumparan berkurang, tegangan listrik pada kedua
ujung kumparan mulai turun.
 Pada titik ini tegangan yang dihasilkan kumparan mencapai titik 0
 Pada titik ini arah tegangan listrik mulai berbalik (-)
 Tegangan yang dihasilkan kumparan mencapai titik terendah (titik negatif maksimum)
 Tegangan kembali turun

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 40


BAB III
KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

Dalam komponen sistem kelistrikan kendaraan sekarang banyak digunakan komponen elektronika
seperti resistor, transistor, kumparan, dioda dan lain-lain. Di bawah ini secara singkat diterangkan
mengenai komponen-komponen tersebut.

A. Bahan Semikonduktor
Silikon (Si) dan Germanium (Ge), merupakan salah satu bahan yang mempunyai tahanan lebih
tinggi dari konduktor, tetapi lebih rendah dari isolator pada suhu yang normal biasa disebut
sebagai bahan semikonduktor. Pada keadaan normal semikonduktor ini dapat menghantarkan
arus listrik walaupun hanya sedikit. Agar semikonduktor ini dapat menghantarkan arus listrik
yang banyak, pada atom bahan semikonduktor harus diberikan doping. Untuk mendapatkan
semikonduktor yang bermuatan N, pada atom silikon atau germanium ditambahkan dengan
atom yang memiliki elektron pada orbit terluarnya lebih banyak 1 elektron dibanding dengan
jumlah elektron germanium atau silikon. Sebagai bahan penambah biasanya digunakan arsenik
(As) dan antimon (Sb).
Untuk mendapatkan semikonduktor yang bermuatan P pada atom silikon atau germanium
ditambah dengan unsur yang mempunyai elektron pada orbit terluarnya lebih sedikit 1 elektron
daripada silikon atau germanium. Sebagai bahan penambah biasanya digunakan Indium (In)
atau galium (Ga). Dengan ditambahkannya atom ini maka semikonduktor seolah-olah
bermuatan positip. Dengan penambahan atom ini, maka pada bagian tengah bahan
semikonduktor terdapat celah yang disebut dengan hole dan gerakannya menentukan aliran
muatan positip. Bahan-bahan semikonduktor ini merupakan bahan dasar dalam pembuatan
dioda, transistor, IC dan komponen-komponen elektronika lainnya.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 41


1. Resistor
Berfungsi untuk mengatur atau membatasi arus dalam suatu sirkuit listrik. Ada dua macam
resistor yaitu resistor tetap (fixed resistor) dan variabel resistor. Fixed resistor mempunyai
tahanan yang tetap, sedangkan Variabel Resistor (VR) nilai tahanannya dapat diatur pada
kisaran tertentu.
Resistor lapisan karbon……………………………….Simbol: RD
Resistor fixed body …………………………………Simbol: RC
Resistor tetap Resistor proses isolator lapisan karbon …..…………Simbol: RF
(resistor dengan
Resistor gulungan kabel yang ditutup …….………………Simbol: RW
nilai resistensi
tetap)
Resistor

Resistor variabel:
(Resistor yang nilai tahanannya dapat dirubah dalam kisaran tertentu)

Resistor dengan lapisan karbon dan resistor fixed bodi banyak digunakan sebagai komponen
elektronika. Resistor dengan lapisan karbon merupakan sebuah tabung atau batang porselin
yang permukaannya dilapisi dengan serbuk karbon dan kaca. Nilai tahanan dari resistor ini
tergantung dari ketebalan lapisan karbon. Kemudian permukaan lapisan karbon ini dicetak
pada permukaan kawat, selanjutnya terbentuklah resistor dengan nilai yang telah ditetapkan,
resistor ini kemudian dilengkapi dengan terminal.
a. Simbol-Simbol Pada Resistor
Beberapa simbol dan angka digunakan pada resistor untuk menunjukkan jenis resistor,
bentuk, isi, nilai tahanan, batas nilai tahanan (toleransi) dan keterangan lainnya.

NILAI
TAHANAN
KANDUNGAN
150
H RD 1/2 P X k G TOLERANSI
FUNGSI/ NILAI TAHANAN
KEGUNAAN TIPE

BENTU L
K [%]
TINGKAT X [ ] D : ±0.5
H UNTUK POWER( Y
FREKUENSI
RESISTOR
W)
P
Z [k] F : ±1
KARBON G : ±2
TINGGI 1/8 A [M] J : ±5
1/4 B
K : ±10
1/2
1

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 42


b. Kode Warna Pada Resistor
Resistor jenis body fixed seperti terlihat pada gambar di bawah banyak digunakan. Nilai
tahanan dan toleransinya ditunjukkan dengan kode 4 gelang warna yang menunjukkan
nilai tahanannya.
Saat resistor dilihat secara horisontal sehingga gelang warna terletak disebelah kiri
seperti terlihat pada gambar di bawah, nilai tahanan ditunjukkan oleh warna tiga gelang
dimulai dari paling kiri. Sedangkan warna gelang ke 4 menunjukkan nilai toleransi
tahanan.

4TH COLOR
3RD COLOR
2ND COLOR
1ST COLOR
Cara pembacaan warna dari kiri kekanan.
Gelang 1 → Menentukan angka pertama
Gelang 2 → Menentukan angka kedua
Gelang 3 → Menentukan jumlah nol dibelakang angka pertama dan kedua (X 10n )
Gelang 4 → Menunjukkan nilai toleransi (%)
Adapun makna dari warna-warna tersebut dapat diperhatikan dari tabel dibawah yang
merupakan kode warna standart dari Elektronic Industries Assosiation (EIA).
Nilai Resistensi
Warna Jumlah dua digit Perkalian Batas nilai resistensi
Pita warna Pita warna Pita warna ketiga Pita warna keempat
pertama kedua
Hitam 0 0 x 100 -
Coklat 1 1 x 101 -
Merah 2 2 x 102 -
Oranye 3 3 x 103 -
Kuning 4 4 x 104 -
Hijau 5 5 x 105 -
Biru 6 6 x 106 -
-
Ungu 7 7 -
-
Abu-abu 8 8 -
-
Putih 9 9 -
Emas - - x 10-1  5%
Perak - - x 10-2  10%
-
Tidak Berwarna - -  20%

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 43


Sebagai contoh, resistor memiliki kode warna dari kiri ; merah, hitam, merah dan perak.

2 0 x 10 2 ± 10%
Gelang 1 → Merah = 2
Gelang 2 → Hitam = 0
Gelang 3 → Merah = 2 ( X 102 )
Gelang 4 → Perak = (10%)
Jadi nilai tahanan tersebut adalah 20 x 102 = 20 x 100 = 2000  10%
Bila menemukan suatu rangkaian elektronika yang mempergunakan resistor dengan
toleransi 10%, maka resistor yang memiliki toleransi 5% pun dapat dijadikan
penggantinya, asalkan nilai resistensinya sama. Pada umumnya suatu piranti rangkaian
yang sedang bekerja, tiba-tiba putus/konsleting (mati total), maka di dalam rangkaian
tersebut dimungkinkan terdapat resistor yang terbakar akibat dari daya listrik yang
melebihi beban.

c. Karakteristik Resistor
Di dalam sirkuit, sering dijumpai penulisan nilai resistor dengan cara penulisan :
 6R8 = 6,8Ω
 4K7 = 4,7 kΩ = 4700Ω
 3M3 = 3,3 MΩ = 3 300 000Ω
 1 Kilo Ohm = 1.000 Ohm
 1 Mega Ohm = 1000.000 Ohm

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 44


Daya tahan resistor diukur dalam satuan watt, yaitu mulai dari ¼ watt sampai dengan puluhan
watt. Kerusakan yang banyak dialami resistor pada umumnya berupa terbakar akibat dari
besarnya daya listrik yang melebihi daya tahan resistor. Sehingga resistor tersebut putus atau
terbakar dan ada juga yang harga (nilai) resistansinya membesar di atas harga resistansi yang
sebenarnya. Pembesaran tersebut biasanya berkisar antara 1-5 ohm. Berbagai macam resistor
yang ada di pasaran terbuat dari lilitan kawat, pita, film metal, film oksida metal, cermet,
unsur karbon dan lain-lain.
Setiap resistor memiliki nilai toleransi yang dinyatakan dalam persentasi (%). Fungsinya
adalah untuk memberikan harga-harga atau nilai-nilai batas pada resistor, karena harga atau
nilai resistor yang tepat dapat diperoleh dari hasil pengukuran dengan Ohmmeter
(Avometer/Multitester).
Menentukan nilai tahanan pada resistor linier :
Pengukuran menggunakan Ohm meter, membaca tanda warna pada bagian permukaan resistor
dan atau penulisan angka dan huruf yang tertera pada permukaan resistor.

REFERENSI
Untuk tahanan yang nilainya dibawah 10 , warna gelang ke tiga kemungkinan
berwarna emas atau perak. Bila berwarna emas perkaliannya adalah 10-1 (1/10).
Sedangkan bila berwarna perak perkaliannya adalah 10-2 (1/100).
Contoh sebuah resistor mempunyai warna:
Gelang 1 Merah = 2
Gelang 2 Hitam = 0
Gelang 3 emas = X 10-1
Gelang 4 Perak = (10%)
Jadi nilai tahanan tersebut adalah 20 x 10-1 = 2,0  10%

2. Sekering
Sekering berfungsi untuk melindungi kabel dan komponen kelistrikan dari kelebihan arus.
Cara kerja dari sekering ini adalah saat arus listrik yang terlalu besar mengalir melalui
sirkuit, maka akibat panas yang diakibatkan oleh aliran arus listrik maka sekering akan putus.
Ada 2 jenis sekering yang digunakan pada kendaraan yaitu tipe blade dan tipe tabung. Saat
ini tipe blade banyak digunakan.

TERMINAL
HOUSING PLAT SEKERING

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 45


TERMINAL PLAT SEKERING

TIPE BLADE TIPE GLASS


Sekering dibuat dari bahan logam yang tipis dan mempunyai tingkatan arus tertentu. Tabel
dibawah menunjukkan bahwa sekering tidak langsung putus saat arus listriknya melebihi
nilainya.
Kapasitas Arus 10% Arus 135% Arus 150%
5A Tetap terhubung Putus dalam waktu 60 mnt Putus dalam waktu 15 detik.
10A Tetap terhubung Putus dalam waktu 60 mntt Putus dalam waktu 15 detik.
15A Tetap terhubung Putus dalam waktu 60 mntt Putus dalam waktu 15 detik.
20A Tetap terhubung Putus dalam waktu 60 mntt Putus dalam waktu 15 detik.
30A Tetap terhubung Putus dalam waktu 60 mntt Putus dalam waktu 15 detik.

Referensi
Besarnya arus listrik yang dapat dialirkan pada kabel listrik
Kabel listrik adalah konduktor yang memiliki tahanan, kabel ini akan menjadi
panas saat arus listrik mengalir. Bila arus listrik yang mengalir terlalu besar,
kemungkinan isolator akan rusak atau kawat meleleh. Karena itu besarnya arus
listrik yang dapat dialirkan oleh suatu kabel listrik harus di tentukan berdasarkan
jenis kabel dan tebal penampangnya. Dibawah ini adalah tabel yang menunjukkan
ukuran kabel listrik dan besarnya arus listrik yang dapat dialirkan.
Diagonal Penampang Diameter kawat Jumlah Diameter luar Arus yang
(mm) (mm) kawat (mm) bisa dialirkan
(A)
0.5 (sq) 0.32 7 2.2 9
0.85 0.32 11 2.4 12
1.25 0.32 16 2.7 15
2 0.32 26 3.1 20
3 0.32 41 3.8 27
5 0.32 65 4.6 37
8 0.45 50 5.5 47
15 0.45 84 7.0 59
20 0.8 41 8.2 84
30 0.8 70 10.8 120
40 0.8 85 11.4 135
50 0.8 108 13.0 160

3. Dioda

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 46


Dioda adalah komponen zat padat (solid state) yang paling dasar. Ada banyak tipe dioda
menurut karakteristik operasi dan aplikasinya misal dioda zener, dioda pemancar cahaya
(light emitting diode/LED) dan lain-lain. Dioda adalah devais dua elektrode yang berlaku
sebagai konduktor satu arah. Dioda tipe dasar adalah diode sambungan pn, yang terdiri atas
bahan tipe p dan n yang dipisahkan oleh sambungan (junction).
Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus atau merubah arus bolak-balik menjadi arus
searah (AC ke DC). Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N (dioda
semikonduktor) sebagaimana gambar struktur dan simbol lapisan di bawah ini:

Bagian p konsentrasi lubangnya lebih besar dibandingkan konsentrasi lubang bagian n,


sebaliknya konsentrasi elektron di bagian n lebih besar dibandingkan konsentrasi elektron
di bagian p. Karena perbedaan konsentrasi pembawa muatan tadi, mengakibatkan terjadi
peristiwa difusi lubang dari bagian p ke n dan elektron dari bagian n ke p.
Segera setelah lubang masuk ke bagian n yang kaya akan elektron, terjadi rekombinasi
(penggabungan kembali) antar lubang dan elektron. Demikian juga elektron yang masuk
a. Prinsip Kerja Dioda

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 47


Sebagian besar dioda saat ini prinsip kerjanya berdasarkan pada teknologi pertemuan
P-N semikonduktor. Pada dioda P-N, arus mengalir dari sisi tipe-P (anoda) menuju sisi
tipe-N (katoda), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya.
Dioda semikonduktor dibentuk dengan cara menyambungkan semi-konduktor tipe p
dan semi konduktor tipe n. Pada saat terjadinya sambungan (junction) p dan n, hole-
hole pada bahan p dan elektron-elektron pada bahan n disekitar sambungan cenderung
untuk berkombinasi. Hole dan elektron yang berkombinasi ini saling meniadakan,
sehingga pada daerah sekitar sambungan ini kosong dari pembawa muatan dan
terbentuk daerah pengosongan (depletion region).

Arus Listrik
Mengalir

b. Cara Kerja Dioda


Oleh karena itu pada sisi p tinggal ion-ion akseptor yang bermuatan negatip dan pada
sisi n tinggal ion-ion donor yang bermuatan positip. Namun proses ini tidak
berlangsung terus, karena potensial dari ion-ion positip dan negatip ini akan
mengahalanginya. Tegangan atau potensial ekivalen pada daerah pengosongan ini
disebut dengan tegangan penghalang (barrier potential). Besarnya tegangan
penghalang ini adalah 0,2 V untuk germanium dan 0,6 V untuk silikon. Suatu dioda
bisa diberi bias mundur (reverse bias) atau diberi bias maju (forward bias) untuk
mendapatkan karakteristik yang diinginkan. Bias mundur adalah pemberian tegangan

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 48


negatip baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positip ke terminal katoda (K) dari
suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda katoda VA-K adalah negatip (VA-K <
0). Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan
negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward
bias).
1. Forwad Bias (Bias maju)

Forwad bias adalah suatu keadaan dimana anoda diberi muatan positif (+) dan
katoda mendapat muatan negatif (-) maka akan ada arus mengalir (arus dapat
mengalir melalui dioda).
2. Revers Bias (Bias mundur)

Revers bias adalah suatu keadaan dimana anoda mendapat muatan negatif (-)
sementara katoda mendapat muatan positif, maka tidak ada arus mengalir melalui
dioda tersebut.
c. Fungsi Dioda
Sebagai penyearah tegangan, dioda digunakan untuk mengubah tegangan bolak-
balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Penyearah tegangan ini ada 2 macam,
yaitu:
o Penyearah setengah gelombang (half-waverectifier)
o Penyearah gelombang penuh (full-waverectifier)
1) Penyearah setengah gelombang (half-waverectifier)
Saat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang, dioda menyearahkan
tegangan AC yang berbentuk gelombang sinus menjadi tegangan DC hanya
selama siklus positif tegangan AC saja. Sedangkan pada saat siklus negatifnya,

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 49


dioda mengalami panjaran balik (reverse bias) sehingga tegangan beban (output)
menjadi nol.

Pada contoh di atas, anggaplah Vin sebagai tegangan input rangkaian setelah
diturunkan oleh transformator yang mempunyai nilai sebesar 20Vpp atau
7,071VRMS. Setelah disearahkan menggunakan dioda maka akan di dapat nilai
tegangan DC atau nilai rata-ratanya.
Dari hasil simulasi dengan contoh perhitungan di atas terlihat bahwa terdapat
perbedaan nilai. Hal ini bisa disebabkan karena komponen pada simulasi tidak
ideal dan ini juga bisa terjadi pada percobaan secara langsung. Nilai tegangan
yang ditunjukkan pada multimeter adalah nilai komponen AC (VAC) atau DC
(VDC) saja. Sementara, untuk mengetahui tegangan puncak ke puncak (Vpp)
diperlukan pengukuran menggunakan osiloskop atau bisa juga dengan
perhitungan setelah VAC sudah diketahui.
Catatan:VAC=VRMS=VEFEKTIF
2) Penyearah gelombang penuh (full-waverectifier)
Saat digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dioda secara bergantian
menyearahkan tegangan AC pada saat siklus positif dan negatif. Penyearah
gelombang penuh ada 2 macam dan penggunaannya disesuaikan dengan
transformator yang dipakai. Untuk transformator biasa digunakan jembatan
dioda (dioda bridge) sementara untuk transformator CT digunakan 2 dioda saja
sebagai penyearahnya.
a) Penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge)
Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk
setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 50


isolator pada saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja dioda
bridge, perhatikanlah kedua gambar berikut.

Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju
beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda
A dan D mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir atau
kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.

Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui
dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C
mengalami reverse bias maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda
ini. Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan
tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan
(tegangan DC). Grafik sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan
jembatan dioda (dioda bridge) ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 51


Jembatan dioda (dioda bridge) tersedia dalam bentuk 1 komponen saja atau
pun bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama karakteristiknya.
Yang harus diperhatikan adalah besar arus yang dilewatkan oleh dioda harus
lebih besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.

b) Penyearah gelombang penuh menggunakan 2 dioda


Seperti telah disebutkan di atas, penyearah gelombang penuh menggunakan
2 dioda ini hanya bisa digunakan pada transformator CT, dimana tegangan
sekunder yang dihasilkan oleh trafo CT ini adalah:
dimana V1=teg primer dan V2=teg sekunder
Cara kerja penyearah gelombang penuh jenis ini dapat dijelaskan seperti
berikut:

Pada artikel mengenai trafo diketahui bahwa pada bagian sekunder trafo CT
terdapat 2 sinyal output yang terjadi secara bersamaan, mempunyai
amplitudo yang sama namun berlawanan fasa. Saat tegangan input (teg

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 52


primer) berada pada siklus positif, pada titik AO akan terjadi siklus positif
sementara pada titik OB akan terjadi siklus negatif. Akibatnya D1 akan
mengalami panjaran maju (forward bias) sedangkan D2 mengalami
panjaran balik (reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D1
menuju ke beban dan kembali ke titik center tap.

Saat tegangan input (teg primer) berada pada siklus negatif, pada titik AO
akan terjadi siklus negatif sementara pada titik OB akan terjadi siklus
positif. Akibatnya D2 akan mengalami panjaran maju (forward bias)
sedangkan D1 mengalami panjaran balik (reverse bias) sehingga arus akan
mengalir melalui D2 menuju ke beban dan kembali ke titik center tap.
Dari penjelasan cara kerja penyearah gelombang penuh jenis ini terlihat
bahwa tegangan yang terjadi pada beban mempunyai polaritas yang sama
tanpa memperdulikan dioda mana yang menghantar karena arus mengalir
melalui arah yang sama sehingga akan terbentuk gelombang penuh yang
disearahkan seperti ditunjukkan pada grafik sinyal berikut.

d. Mengukur Dioda Dengan Multitester

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 53


Putar batas alat ukur pada Ohmmeter X10 / X100.
1) Tempelkan probe merah pada kaki katoda (kaki katoda adalah yang ada garis
putih pada badan dioda, sementara kaki anoda sebaliknya) dan probe hitam pada
anoda => jarum bergerak ke nol. Kemudian posisi dibalik: probe merah pada
anoda dan probe hitam pada katoda => jarum tidak bergerak, berarti dioda dalam
kondisi baik.

2) Tempelkan probe merah pada katoda, probe hitam pada anoda => jarum
bergerak atau menunjuk nol. Kemudian posisi dibalik: probe merah pada anoda,
dan probe hitam pada katoda => jarum bergerak atau menunjuk nol, berarti dioda
dalam kondisi rusak/short.
e. Jenis-Jenis Dioda
Dioda biasa

Dioda Dioda zener


Dioda pemancar cahaya (LED)
Photo Dioda
1) Dioda Biasa
Dioda ini merupakan gabungan antara semikonduktor tipe P dan tipe N,
berfungsi untuk menyearahkan arus listrik. Dioda ini dilengkapi dengan
terminal pada ujung-ujungnya. Dioda ini hanya dapat mengalirkan arus listrik
dalam satu arah (dari anoda ke katoda). Karena itu dioda ini banyak digunakan
sebagai penyearah arus.

Anoda Katoda
Anoda Katoda

Dioda Tabung
Simbol Dioada

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 54


Gambar Dioda Yang Digunakan Pada Alternator

2) Zener Dioda
Dibuat dari semikonduktor murni yang diletakkan antara semikonduktor tipe P
dan semikonduktor tipe N. Meskipun kontruksi dari dioda zener ini sama
dengan dioda lainnya, dimana dapat menghantarkan arus listrik ke arah maju.
Tetapi zener dioda ini, saat diberi arus listrik dengan arah berlawanan, akan
menghantarkan arus sebagai arus bocoran, sehingga tegangan diantara terminal
dioda tidak akan naik. Zener dioda ini banyak digunakan sebagai rangkaian
penyetabil tegangan dan sirkuit pendeteksi.

DIODA GERMANIUM
DIODA SILICON 5V Zener diode

Arus Maju (A)


50
Arus Maju (A)

Tegangan Arus
Tegangan Arus
Balik (V) Balik (V)
-100 -5
0 1 Tegangan Arus 0 1 2
Arus Balik (ma)

Arus balik (mA)

Maju (V) Tegangan


Arus Maju
(V)

50

Karakteristik Dioda Biasa Karakteristik Zener Dioda

3) Light Emiting Diode (LED)


Dioda ini memancarkan cahaya dan merubah arus listrik dapat dilihat atau
menjadi sinar infra merah. Saat tegangan diberikan ke sambungan PN yang
terbuat dari semikonduktor elektron dari sisi N dan hole dari sisi P bergerak ke
sambungan PN. Pada saat ini akan terjadi pancaran cahaya. Panjang gelombang

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 55


cahaya tergantung dari jenis cristal dan cairan serta bahan tambah yang
digunakan. Dioda ini beroperasi pada tegangan rendah, daya tahan tinggi dan
respon cahaya yang sangat cepat (10-6 - 10-8) detik.

P N

HOLE ELECTRON

SINAR

4. Transistor
Transistor merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
memegang peranan penting dalam suatu rangkaian elektronika. Transistor merupakan
komponen aktif dengan arus, tegangan atau daya keluarannya dikendalikan oleh arus
masukan. Transistor terbuat dari bahan germanium dan silikon. Transistor memiliki tiga
titik penyambungan, yaitu: basis, emitor, dan kolektor. Pada umumnya transistor
digunakan sebagai penguat (amplifier) dan transistor juga dapat berfungsi sebagai sakelar.
Pada prinsipnya transistor terdiri dari dua buah dioda yang saling dipertemukan, yaitu:
dioda basis-emitor dan dioda basis-kolektor.
Menurut prinsip kerjanya transistor dibagi menjadi dua jenis yaitu; Transistor Bipolar
(dwi kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor).
Transistor Bipolar (Dwikutub)
Transistor Bipolar adalah transistor yang paling umum digunakan di dunia elektronika.
Transistor ini terdiri dari 3 lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi
lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-
Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan
kedalam dua jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Transistor NPN dibuat dari bahan semikonduktor yang disusun dari kepingan P yang diapit
oleh keping N. Sedang transistor PNP disusun dari semikonduktor keping N yang diapit
oleh semikonduktor keping P.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 56


C
C
P
N
B B
P N

N P
E E

TIPE NPN
TIPE PNP

Seperti terlihat pada gambar diatas transistor memiliki tiga kaki yang masing-masing diberi
nama B (Basis), C (Colektor), dan E (Emiter). Tanda panah menunjukkan arah aliran arus,
bila sambungan emiter-basis diberi arus maju. Bila transistor tidak diberi arus (terbuka)
maka semua arus di dalam transistor adalah nol. Perbedaan fungsi dari jenis transistor ini
(PNP atau NPN) terletak pada polaritas pemberian tegangan bias dan arah arus listrik yang
selalu berlawanan.
Prinsip kerja dasar transistor tipe NPN
Tipe transistor ini di dihubungkan berlawanan dengan tipe PNP; tapi pada tipe NPN ini,
seperti tampak pada gambar di bawah, sedikit hole disuplai dari kutub positive pada sumber
listrik sehingga hal ini dapat membuat sedikit bagian arus pada Arus dasar (base current)
IB . dan elektron yang datang dari emitter yang tidak bisa bersatu dengan base hole,
bergerak ke sisi collector berkat VCB sehingga membuat arus collector Ic . Umumnya 9598
% jumlah arus emmiter IE menjadi Ic dan sisanya 2-5 % menjadi IB.
Prinsip kerja dasar transistor tipe PNP.
Bila tegangan VBE arah maju diberikan antara emitter dan base, maka potensi penghalang
listrik antara permukaan PN junction menjadi rendah. Dan pada tipe P sisi emitter, terdapat
banyak hole dihasilkan karena konsentrasi material murni telah di tingkatkan. Dan seperti
untuk base sisi N, dikarenakan sisi ini sangat tipis sehingga konsentrasi material murni
menjadi lebih rendah, hanya ada beberapa electron saja. Maka hole-hole dalam emitter
melintasi potensial pemisah listrik dan masuk membaur kemudian lenyap tertimbun
komponen yang terdapat pada base electron. Namun dikarenakan beberapa electron
tersebut secara terus-menerus mendapat arus negative "-", maka akan membentuk aliran

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 57


arus listrik IB rendah. Bila tegangan arah balik VCB diberikan diantara base dan collector,
maka rintangan potensi listrik pada permukaan PN junction ditingkatkan, sehingga arus
listrik tidak dapat mengalir antara base dan collector. Hole-hole yang tidak dapat bersatu
dengan elektron-elektron pada base tapi dari emitter sekarang bergerak ke sisi collector
berkat VCB . hal Ini membentuk arus collector Ic. Holes emitter secara bertahap diberikan
arus dari kutub positive sehingga arus listrik Ic mengalir pada emitter. Maka arus listrik
dalam jumlah besar IE menjadi Ic tapi sangat kecil porsinya menjadi arus IB base.
Transistor sesuai dengan kesepakatan asosiasi dibagi dalam tipe PNP dan NPN. Transistor
dibuat tergantung dari tipe dan kegunaannya. Adapun nama-namanya adalah sebagai
berikut:
2SAx x x ----- Tipe PNP untuk transistor dengan frequency tinggi,
2SBx x x ----- Tipe PNP untuk transistor frekwency rendah,
2SCx x x ----- Tipe transistor NPN untuk frekwensi tinggi,
2SDx x x ----- Untuk tipe transistor NPN dengan frekwensi rendah.

Transistor digunakan untuk penguat sinyal yang kecil menjadi sinyal yang besar dan
merupakan salah satu komponen penting dalam rangkaian listrik; sebagai contoh transistor
banyak digunakan pada radio dan televisi.

SEGARIS

POSISI
EMITTER

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 58


EMITTER COLLECTOR
EMITTER COLLECTOR
BASE
2 S C 15 A
S 4

ANGKA SATU JENIS HURUF DUA ANGKA HURUF


DIGIT SEMIKONDUKTOR ALPHA BETHA ATAU LEBIH ALPHA BETHA

(JUMLAH (KODE (NOMOR KODE (SERI


(JENIS
SEMIKONDUKTOR) PNGGUNAA PENGEMBANGA
SAMBUNGAN N) PENDAFTARAN) N)
S : SILIKON
RECTIFIERE)
G : GERMANIUM
0 … PHOTO A… TRANSISTOR PNP UNTUK FREKUENSI
1 … TRANSISTOR B… TINGGI
2 … DIODE C… TRANSISTOR PNP UNTUK FREKUENSI
4 … 3-POLE DIODE D… RENDAH
4-POLE DIODE F … TRANSISTOR NPN UNTUK FREKUENSI TINGGI
TRANSISTOR NPN UNTUK FREKUENSI
RENDAH
THYRISTOR

Salah satu cara pemberian tegangan kerja dari transistor dapat dilakukan seperti pada
Gambar di bawah. Jika digunakan untuk jenis NPN, maka tegangan Vcc-nya positif,
sedangkan untuk jenis PNP tegangannya negatif.

Arus Ib (misalnya Ib1) yang diberikan dengan mengatur Vb akan memberikan titik kerja
pada transistor. Pada saat itu transistor akan menghasilkan arus collector (Ic) sebesar Ic dan

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 59


tegangan Vce sebesar Vce1. Titik Q (titik kerja transistor) dapat diperoleh dari persamaan
sebagai berikut :
Persamaan garis beban = Y = Vce = Vcc – Ic x RL Jadi untuk Ic = 0, maka Vce = Vcc dan
untuk Vce = 0, maka diperoleh Ic = Vcc/RL Apabila harga-harga untuk Ic dan Ice sudah
diperoleh, maka dengan menggunakan karakteristik transistor yang bersangkutan, akan
diperoleh titik kerja transistor atau titik Q. Pada umumnya transistor berfungsi sebagai suatu
switching (kontak on-off). Adapun kerja transistor yang berfungsi sebagai switching ini,
selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan daerah cut off (bagian yang diarsir pada
gambar di bawah).

Transistor dapat bekerja pada daerah jenuh dan daerah cut off-nya, dengan cara melakukan
pengaturan tegangan Vb dan rangkaian pada basisnya (tahanan Rb) dan juga tahanan
bebannya (RL). Untuk mendapatkan on-off yang bergantian dengan periode tertentu, dapat
dilakukan dengan memberikan tegangan Vb yang berupa pulsa, seperti pada gambar di
bawah.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 60


Apabila Vb = 0, maka transistor off (cut off), sedangkan apabila Vb=V1 dan dengan
mengatur Rb dan R1 sedemikian rupa, sehingga menghasilkan arus Ib yang akan
menyebabkan transistor dalam keadaan jenuh. Pada keadaan ini Vce adalah kira-kira sama
dengan nol (Vsat = 0.2 volt). Bentuk output Vce yang terjadi pada gambar di atas. Apabila
dijelaskan adalah sebagai berikut (lihat gambar di atas):
Pada kondisi Vb = 0, harga Ic = 0, dan berdasarkan persamaan loop:
Vcc+ IcR1 + Vce= 0, dihasilkan Vce= +Vcc
Pada kondisi Vb = V1, harga Vce= 0 dan Iv = I saturasi Untuk mendapatkan arus Ic, (I
saturasi) yang cukup besar pada rangkaian switching ini, umumnya RL didisain sedemikian
rupa sehingga RL mempunyai tahanan yang kecil.

5. Thermistor
Thermistor merupakan salah satu resistor yang berbentuk khusus dan banyak digunakan
pada rangkaian sistem pemanas dan rangkaian sistem pendingin. Nama thermistor berasal
dari kata thermally sensitive resistor. Thermistor dibentuk dari bahan oksida metalik.
Thermistor ini menggunakan bahan semikonduktor yang dapat mengalami perubahan
tahanan akibat perubahan suhu. Ada 2 jenis thermistor yaitu:
(1) NTC (Negative Temperature Resistor) yaitu termistor yang tahanannya berkurang bila
temperatur bertambah,
(2) PTC (Positive Temperature Resistor) yaitu thermistor yang tahanannya akan bertambah
bila suhunya naik.
Karena sifatnya yang sensitive terhadap temperature ini, maka thermistor banyak digunakan
sebagai komponen pada sirkuit pengatur panas dan pengukur temperatur.
Dalam kelistrikan mobil, thermistor digunakan untuk saklar pengatur suhu pada sistim
pendingin ruangan (AC) dan pengukur suhu cairan pendingin mesin.
TERMINAL

KARAKTERISTIK
THERMISTOR
NTC

KARAKTERISTIK
THERMISTOR
TAHANAN

PTC

CASE
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014
TEMPERATURE 61

THERMISTOR
6. Kapasitor/Kondensator
Kapasitor/Kondensator adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik,
gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan
positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama
muatan-muatan negative terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak
dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bias menuju
ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan
elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas,
phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif
di awan.
Seperti terlihat dalam gambar di bawah, saat 2 plat logam A dan B dipisahkan dengan
isolator (dielektrik) dalam jarak yang dekat, saat kedua plat dihubungkan dengan kutub
positip dan negatif sumber arus, kemudian tegangan listrik dialirkan, maka satu sisi akan
bermuatan positip dan sisi yang lainnya bermuatan negatif. Muatan ini akan bertahan selama
kutub positip dan negatif tidak dihubungkan. Komponen yang bekerja berdasarkan prinsip
ini disebut kapasitor / kondensor / kondensator.

(+) (-)

A B
+ -
+ -
+ -
ISOLATOR / DIELEKTRIKA
+ -

Kapasitor
variabel Kapasitor Udara (kapasitor variabel)
(Varco)
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014
Kapasitor alumunium 62
Kapasitor Kapasitor tantalum
KAPASITOR
KAPASITOR KERAMIK
KERTA
TABUNG
S KAPASITOR
MIKA

KAPASITO
TITANIU
R
M
VARC
KAPASITOR KAPASITO
O BERISI
ELEKTROLIT R
OLI
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung
muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018
elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
electron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV …………….(1)
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farads)
V = besar tegangan dalam V (volt)

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 63


Dalam praktik pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat
metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan
dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)
Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang
disederhanakan.
 Udara vakum k=1
 Aluminium oksida k=8
 Keramik k = 100 - 1000
 Gelas k=8
 Polyethylene k=3
Untuk rangkaian elektronik praktis, satuan farads adalah sangat besar sekali. Umumnya
kapasitor yang ada di pasar memiliki satuan uF (10-6 F), nF (10-9 F) dan pF (10-12 F).
Konversi satuan penting diketahui untuk memudahkan membaca besaran sebuah kapasitor.
Misalnya 0,047uF dapat juga dibaca sebagai 47nF, atau contoh lain 0,1 nF sama dengan 100
pF.
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan dielektriknya. Untuk lebih
sederhana dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan
electrochemical.
Kapasitor Electrostatic
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan dielektrik dari
keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah untuk
membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF sampai beberapa uF,
yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan frekuensi tinggi. Termasuk
kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material seperti polyester (polyethylene
terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar), polystyrene, polyprophylene,
polycarbonate, metalized paper dan lainnya.
Mylar, MKM, MKT adalah beberapa contoh sebutan merek dagang untuk kapasitor dengan
bahan-bahan dielektrik film. Umumnya kapasitor kelompok ini
adalah non-polar.
Kapasitor Electrolytic

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 64


Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor-kapasitor yang bahan dielektriknya
adalah lapisan metal-oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini adalah
kapasitor polar dengan tanda + dan - di badannya. Mengapa kapasitor ini dapat memiliki
polaritas, adalah karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga terbentuk
kutup positif anoda dan kutup negative katoda. Telah lama diketahui beberapa metal seperti
tantalum, aluminium, magnesium, titanium, niobium, zirconium dan seng (zinc)
permukaannya dapat dioksidasi sehingga membentuk lapisan metal-oksida (oxide film).
Lapisan oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada proses penyepuhan
emas. Elektroda metal yang dicelup kedalam larutan electrolit (sodium borate) lalu diberi
tegangan positif (anoda) dan larutan electrolit diberi tegangan negative (katoda). Oksigen
pada larutan electrolyte terlepas dan mengoksidai permukaan plat metal. Contohnya, jika
digunakan Aluminium, maka akan terbentuk lapisan Aluminium-oksida (Al2O3) pada
permukaannya.

Kapasitor Elko
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan-metal-oksida dan electrolyte
(katoda) membentuk kapasitor. Dalam hal ini lapisan-metaloksida sebagai dielektrik. Dari
rumus (2) diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan tebal dielektrik. Lapisan
metal-oksida ini sangat tipis, sehingga dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang
kapasitansinya cukup besar. Karena alasan ekonomis dan praktis, umumnya bahan metal
yang banyak digunakan adalah aluminium dan tantalum. Bahan yang paling banyak dan
murah adalah Aluminium. Untuk mendapatkan permukaan yang luas, bahan plat Aluminium
ini biasanya digulung radial. Sehingga dengan cara itu dapat diperoleh kapasitor yang
kapasitansinya besar. Sebagai contoh 100uF, 470uF, 4700uF dan lain-lain, yang sering juga
disebut kapasitor elco. Bahan electrolyte pada kapasitor Tantalum ada yang cair tetapi ada
juga yang padat. Disebut electrolyte padat, tetapi sebenarnya bukan larutan electrolit yang
menjadi elektroda negatif-nya, melainkan bahan lain yaitu manganese-dioksida. Dengan

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 65


demikian kapasitor jenis ini bisa memiliki kapasitansi yang besar namun menjadi lebih
ramping dan mungil. Selain itu karena seluruhnya padat, maka waktu kerjanya (lifetime)
menjadi lebih tahan lama. Kapasitor tipe ini juga memiliki arus bocor yang sangat kecil Jadi
dapat dipahami mengapa kapasitor Tantalum menjadi relatif mahal.
Kapasitor Electrochemical
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. Termasuk kapasitor jenis ini
adalah batere dan accu. Pada kenyataanya batere dan accu adalah kapasitor yang sangat baik,
karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor (leakage current) yang sangat kecil.
Tipe kapasitor jenis ini juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan kapasitansi
yang besar namun kecil dan ringan, misalnya untuk applikasi mobil elektrik dan telepon
selular.
Membaca Kapasitansi
Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang
jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor
elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor yang ukuran fisiknya
mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada
dua angka satuannya adalah pF (pico farads).
Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor
tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal,
sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka
nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya
pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF
atau = 100nF.
Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 =
2200 pF = 2,2 nF.
Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan.
Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat di dalam datasheet.

Pada kapasitor elektrolit biasanya memiliki kaki terminal yang panjangnya berbeda, kaki
yang panjang adalah kaki positif dan yang pendek adalah kaki negatif.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 66


Pada badan kapasitor terdapat beberapa keterangan diantaranya: misalnya terdapat tulisan
350/450 hal ini menunjukkan bahwa kapasitor ini memiliki tegangan-kerja maksimum yang
diperbolehkan adalah 350 volt, dan kapasitor ini telah diujicoba (di pabrik) dengan
tegangan-kerja 450 volt.
Konstanta-Waktu, RC
Jika kapasitor dihubungkan dengan sumber arus searah, maka ia tidak seketika terisi muatan
penuh. Setelah 5.RC detik barulah kapasitor terisi-muatan penuh. Kapasitor yang terisi
muatan penuh membuang-muatan lewat R, maka tidaklah dengan seketika akan menjadi
netral. Setelah 5.RC detik barulah kapasitor netral kembali (habis muatannya).
Contoh Perhitungan:
Sebuah rangkaian RC yang dihubungkan dengan tegangan 12 volt, dimana R = 1 MΩ dan
C = 5µf
Berapa waktu yang dibutuhkan kapasitor agar terisi muatan penuh?
Konstanta waktu, RC = 1.106 X 5.10-6
= 5 detik
Maka kapasitor akan terisi penuh setelah 5.RC detik yaitu:
5 X 5 detik = 25 detik.

TEKNIK PEMAKAIAN KAPASITOR


1. Rangkaian Seri
Kapasitor yang diseri (berderet) kapasitasnya akan mengecil dan tegangannya
bertambah besar.
Rumus Kapasitor yang diseri:
1 1 1 1
= + +
C total C1 C2 Cn
Contoh: C1 = 100 µf/16 v
C2 = 100µf/16v
Maka: Ctotal adalah:

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 67


C1 X C2
Ctotal =
C1+C2
100 X 100
=
100+100
= 50 µf
Tegangan C total = 16 v+ 16 v
= 32 v
2. Rangkaian Paralel
Kapasitor yang diparalel kapasitasnya akan membesar dan tegangannya tetap. Rumus
kapasitor yang diparalel:
C total = C1 + C2 + Cn
Contoh:
C1 = 330 µf/16 v
C2 = 470 µf/16 v
C total = C1 + C2
= 330 + 470
= 800 µf/16 v

7. Integrited Circuit (IC)


Integrated circuit umumnya adalah terdiri dari beberapa komponen semiconductor yang
dirangkai mejadi satu dengan ukuran yang sangat kecil, atau IC terdiri dari beberapa ratus
komponen seperti resistors, transistor dan element-element lain yang dirakit dalam kesatuan
yang utuh, dan berfungsi sebagai perangkat tunggal. Untuk membaca sirkuit yang
menggunakan IC, akan sangat penting sekali untuk mengetahui kondisi kerja diagram atau
tabel. Berikutnya akan di jelaskan bagaimana membaca sirkuit yang menggunakan IC
dengan benar. IC merupakan chip silikon yang tipis dengan tebal kira-kira ¼ mm dan luas
1¼ mm2. Gambar (a) dibawah memperlihatkan suatu chip IC dengan ukuran 1 x 1 mm yang
mempunyai rangkaian sebanyak 28 sirkuit. Sedangkan gambar (b) menunjukkan kemasan
IC yang sudah jadi. IC ini sekarang banyak digunakan pada rangkaian kelistrikan automotif
seperti yang digunakan pada IC regulator.

1 mm

DIODA
Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014
TRANSISTOR
68

BONDING PAD
(b) Macam-Macam IC

Jenis-jenis IC
Digolongkan berdasarkan skala Integrasinya
_ SSI (Small Scale Integrated Circuit) : kurang dari 100 element
_ MSI (Medium Scale Integrated Circuit) : 100 sampai 1,000 element
_ LSI (Large Scale Integrated Circuit) : 1,000 sampai 100,000 element
_ VLSI (Very Large Scale Integrated Circuit) : 100,000 atau lebih element

Keuntungan dari penggunaan IC adalah :


 Bagian sambungan menjadi sedikit dan kemampuannya dapat ditingkatkan.
 Bentuknya dapat dibuat kecil dengan kemampuan yang sama
 Suhu spesifik pada satu chip sama
 Mudah diproduksi secara masal dengan karakteristik yang sama
IC ini hanya bekerja pada arus yang rendah dan konsumsi dayanya juga kecil. Karena itu IC
ini hanya cocok untuk penerapan arus rendah dengan tegangan kerja ± 5 –8 Volt DC. Untuk
aplikasi pada rangkaian yang membutuhkan arus listrik yang tinggi, maka penggunaan IC
selalu diterapkan bersama dengan transistor dan resistor.
Simbol IC

Circuit IC tidak pernah digambarkan pada kemasannya, karena itu untuk mempermudah
dalam penggunaan, IC biasanya dilengkapi dengan simbol seperti gambar diatas. Masing-

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 69


masing kaki biasanya mempunyai fungsi sendiri-sendiri, dimana antara IC yang satu dengan
yang lain walaupun jumlah kakinya sama, namun fungsinya berbeda.

Diktat Elektronika Dasar PTM UST 2014 70

Anda mungkin juga menyukai