dimana untuk hal tersebut diperlukan dukungan informasi yang tepat dari proses
analisis situasi.
khususnya dalam bidang gigi dan mulut, untuk menganalisa tingkat kesehatan gigi
dan mulut menggunakan data Morbiditas, yang dihitung angka insidensi yaitu
jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Dan hasil analisis sebagai berikut;
Tabel 1.2 Angka Insidensi Penyakit Gigi dan Mulut Pada Bulan April 2017
Karies Gigi 9%
Hasil perhitungan angka insidensi kesehatan gigi dan mulut pada UPT
Puskesmas Sukarasa pada bulan April terbesar adalah penyakit rongga mulut
sebesar 9,7 % dan yang terkecil adalah gangguan gigi (peristensi, impaksi,
dalam suatu kelompok masyarakat tertentu dalam waktu tertentu, dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1.3 Angka Prevalensi Penyakit Gigi dan Mulut Pada Bulan April 2017
Angka prevalensi kesehatan gigi dan mulut pada bulan April 2017
menurut hasil perhitungan, prevalensi tertinggi yaitu penyakit pulpa dan jaringan
sebesar 0,5 %, gingivitis dan jaringa periodontal sebesar 0,5 %, gangguan gigi
Tabel 1.4 Lima Pola Penyakit Terbanyak Penderita Penyakit Gigi dan Mulut di Wilayah
UPT Puskesmas Sukarasa
Jumlah
No Jenis Penyakit
Januari Februari Maret April
1 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 436 436 390 378
2 Karies Gigi 130 130 106 72
3 Gingivitis dan Jaringan Periodontal 74 74 46 71
4 Gangguan Gigi (persistensi, impaksi, mesiodent, dll) 85 85 38 62
5 Penyakit Rongga Mulut 14 14 23 48
Hasil ratio tambal cabut pada gigi dewasa di Wilayah UPT Sukarasa
menurut perhitungan adalah 6:1.
Ratio tambal cabut pada gigi sulung di Wilayah UPT Sukarasa menurut
hasil perhitungan adalah 1:3, hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran
perawatan gigi dan mulut pada anak-anak masih kurang, hal tersebut dari
kurangnya kesadaran orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya
biasanya orang tua mengabaikan anaknya jika giginya berlubang, padahal sakit
banyaknya gigi anak yang berlubang atau terdapat sisa akar yang pada akhirnya
harus di cabut, namun dapat juga karena anak – anak dalam masa pertumbuhan,
gigi anak – anak sedang mengalami usia peralihan dari gigi sulung ke gigi
bangunan 214.43 m². Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukarasa adalah Kelurahan
Gambar 1.1 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sukarasa berdasarkan Rukun Warga
mudah dijangkau oleh masyarakat, baik dengan berjalan kaki, kendaraan roda 2
maupun kendaraan roda 4, dan mudah diakses oleh masyarakat yang berada di
luar wilayah dengan menggunakan angkutan kota. Hal ini merupakan potensi
Berikut ini adalah data – data dan analisa dari faktor – faktor yang mempengaruhi
Tabel 1.7 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat UPT Puskesmas : Sukarasa, Tahun : 2015
rumah yang masih belum sehat dilihat dari masih adanya jentik nyamuk atau
dan ventilasi. Upaya yang dilakukan adalah lebih meningkatkan program klinik
Tabel 1.8 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih UPT Puskesmas: Sukarasa, Tahun: 2015
No Uraian Puskesmas
Sukarasa
1 Jumlah sarana air bersih yang ada 1.701
2 Jumlah sarana air bersih yang diperiksa 1.701
3 Jumlah sarana air yang sehat 1.360
4 % Jumlah SAB memenuhi syarat 80%
(Sumber data UPT Puskesmas Sukarasa Tahun 2015)
Hasil cakupan berdasarkan rumus slovin, SAB yang ada di lingkungan
kerja UPT puskesmas sukarasa sudah memenuhi target, hanya ada beberapa SAB
yang secara fisik kondisinya masih belum memenuhi syarat kesehatan yaitu
sebesar 17,45% dari sasaran yang diperiksa. Tindakan atau upaya yang dilakukan
Tabel 1.9 Cakupan Pengawasan Jamban UPT Puskesmas : Sukarasa, Tahun : 2015
No Uraian Puskesmas
Sukarasa
1 Jumlah JAGA yang ada 1.751
2 Jumlah JAGA yang diperiksa 1.751
3 Jumlah JAGA yang sehat 1.313
4 % Jumlah JAGA memenuhi syarat 75%
(Sumber data UPT Puskesmas Sukarasa Tahun 2015)
Target sanitasi JAGA sudah memenuhi target yaitu 82.21%. Sebanyak
17.78% JAGA dianggap tidak sehat dikarenakan JAGA masih kotor, terdapat
binatang pengganggu, lantai kotor, dll. Upaya yang dilakukan adalah mengubah
perilaku masyarakat agar mau hidup bersih dalam menjaga dan memelihara