Anda di halaman 1dari 8

BAB I

ANALISIS SITUASI PUSKESMAS

Analisis situasi adalah suatu tahap pengumpulan data yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang kondisi kesehatan

yang akan berguna dalam menetapkan permasalahan, sehingga proses

perencanaan pemecahan masalah dapat dilakukan. Proses pemecahan masalah

harus dapat benar-benar memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat,

dimana untuk hal tersebut diperlukan dukungan informasi yang tepat dari proses

analisis situasi.

Hendrick L Blum mengemukan konsep tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan.


Gambar 1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Menurut H.L. Blum

Berdasarkan kerangka di atas, analisis situasi kesehatan sebaiknya meliputi

lima aspek, yaitu:

Analisis derajat (masalah) kesehatan, termasuk masalah gizi.

Analisis lingkungan kesehatan, meliputi lingkungan fisik, biologi, ekonomi,

sosial, dan kultural.

Analisis perilaku kesehatan, meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan

masyarakat tentang kesehatan.

Analisis faktor kependudukan, termasu faktor keturunan.

Analisis program dan pelayanan kesehatan.

Analisis yang menggunakan kerangka pendekatan Blum ini akan memotret

situasi kesehatan, kemudian hasilnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi

masalah kesehatan yang harus dipecahkan.

1.1 Analisis Derajat (Masalah ) Kesehatan

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Baru Rawat Jalan Gigi ke Puskesmas

Bulan Satuan Laki – laki Perempuan Jumlah


Januari Orang 80 128 208
Februari Orang 80 128 208
Maret Orang 66 98 164
April Orang 59 93 152
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang

mengubah kesehatan dan kualitas hidup (Kamus kesehatan). Untuk mendukung

analisis derajat kesehatan diperlukan data yang menunjukkan tingkat kesehatan

khususnya dalam bidang gigi dan mulut, untuk menganalisa tingkat kesehatan gigi

dan mulut menggunakan data Morbiditas, yang dihitung angka insidensi yaitu

jumlah orang yang terkena penyakit tertentu. Dan hasil analisis sebagai berikut;

Tabel 1.2 Angka Insidensi Penyakit Gigi dan Mulut Pada Bulan April 2017

Kasus Angka Insidensi


Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 47,5%

Karies Gigi 9%

Gingivitis dan Jaringan Periodontal 8,9%


Gangguan Gigi (persistensi, impaksi, mesiodent dll) 7,8%
Penyakit Rongga Mulut 9,7%

Hasil perhitungan angka insidensi kesehatan gigi dan mulut pada UPT

Puskesmas Sukarasa pada bulan April terbesar adalah penyakit rongga mulut

sebesar 9,7 % dan yang terkecil adalah gangguan gigi (peristensi, impaksi,

mesiodent dll) sebesar 7,8 %.

Angka prevalensi yaitu jumlah orang yang menderita penyakit tertentu

dalam suatu kelompok masyarakat tertentu dalam waktu tertentu, dengan hasil

sebagai berikut:

Tabel 1.3 Angka Prevalensi Penyakit Gigi dan Mulut Pada Bulan April 2017

Kasus Angka Prevalensi


Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 2,6 %
Karies Gigi 0,5 %
Gingivitis dan Jaringan Periodontal 0,5 %
Gangguan Gigi (persistensi, impaksi, mesiodent dll) 0,4 %
Penyakit Rongga Mulut 0,3 %

Angka prevalensi kesehatan gigi dan mulut pada bulan April 2017

menurut hasil perhitungan, prevalensi tertinggi yaitu penyakit pulpa dan jaringan

periapikal dengan persentase sebesar 2,6 % kemudian penyakit karies gigi

sebesar 0,5 %, gingivitis dan jaringa periodontal sebesar 0,5 %, gangguan gigi

sebesar 0,5 % dan terkecil penyakit rongga mulut sebesar 0,4 %.

Tabel 1.4 Lima Pola Penyakit Terbanyak Penderita Penyakit Gigi dan Mulut di Wilayah
UPT Puskesmas Sukarasa

Jumlah
No Jenis Penyakit
Januari Februari Maret April
1 Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal 436 436 390 378
2 Karies Gigi 130 130 106 72
3 Gingivitis dan Jaringan Periodontal 74 74 46 71
4 Gangguan Gigi (persistensi, impaksi, mesiodent, dll) 85 85 38 62
5 Penyakit Rongga Mulut 14 14 23 48

Tabel 1.5 Ratio tambal/cabut gigi dewasa di Wilayah UPT Sukarasa

Bulan Tumpatan gigi Tetap Pencabutan Gigi Tetap


Januari 108 15
Februari 108 15
Maret 78 9
April 78 16

Hasil ratio tambal cabut pada gigi dewasa di Wilayah UPT Sukarasa
menurut perhitungan adalah 6:1.

Tabel 1.6 Ratio tambal/cabut gigi sulung di Wilayah UPT Sukarasa

Bulan Tumpatan gigi Sulung Pencabutan Gigi Sulung


Januari 20 84
Februari 20 84
Maret 21 38
April 20 62

Ratio tambal cabut pada gigi sulung di Wilayah UPT Sukarasa menurut

hasil perhitungan adalah 1:3, hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesadaran

perawatan gigi dan mulut pada anak-anak masih kurang, hal tersebut dari

kurangnya kesadaran orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak-anaknya

biasanya orang tua mengabaikan anaknya jika giginya berlubang, padahal sakit

gigi dapat mengganggu konsentrasi anak – anaknya dalam beraktifitas, lalu

banyaknya gigi anak yang berlubang atau terdapat sisa akar yang pada akhirnya

harus di cabut, namun dapat juga karena anak – anak dalam masa pertumbuhan,

gigi anak – anak sedang mengalami usia peralihan dari gigi sulung ke gigi

permanen yang menyebabkan ratio pencabutan lebih banyak.


1.2 Analisis Lingkungan Kesehatan

Puskesmas Sukarasa merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang

terletak di Kecamatan Sukasari di bagian utara wilayah Kota Bandung tepatnya di

Kelurahan Sukarasa RT 01 RW 06 dengan luas tanah 585.40 m² dan luas

bangunan 214.43 m². Wilayah kerja UPT Puskesmas Sukarasa adalah Kelurahan

Sukarasa, Kelurahan Isola, Kelurahan Geger Kalong dan Kelurahan Sarijadi.

Gambar 1.1 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sukarasa berdasarkan Rukun Warga

Kedudukan Puskesmas Sukarasa yang sangat strategis yang terletak di

perbatasan dalam dan wilayah menjadikan UPT Puskesmas Sukarasa sangat

mudah dijangkau oleh masyarakat, baik dengan berjalan kaki, kendaraan roda 2
maupun kendaraan roda 4, dan mudah diakses oleh masyarakat yang berada di

luar wilayah dengan menggunakan angkutan kota. Hal ini merupakan potensi

yang cukup besar untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan masyarakat.

Berikut ini adalah data – data dan analisa dari faktor – faktor yang mempengaruhi

kesehatan lingkungan masyarakat.

1.2.1 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat

Tabel 1.7 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat UPT Puskesmas : Sukarasa, Tahun : 2015

No Puskesmas Jumlah Jumlah Jumlah % Rumah yang


Rumah yang Rumah yang Rumah yang memenuhi
ada diperiksa Sehat syarat
1 Sukarasa 1.751 1.751 1.400 80%
(Sumber data UPT Puskesmas Sukarasa Tahun 2015)
Target 15 cakupan sanitasi rumah sudah diatas 75%, hanya ada beberapa

rumah yang masih belum sehat dilihat dari masih adanya jentik nyamuk atau

binatang pengganggu, makanan kotor, rumah tidak bersih, kurang pencahayaan

dan ventilasi. Upaya yang dilakukan adalah lebih meningkatkan program klinik

sanitasi dan penyuluhan PHBS.

1.2.2 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih

Tabel 1.8 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih UPT Puskesmas: Sukarasa, Tahun: 2015

No Uraian Puskesmas
Sukarasa
1 Jumlah sarana air bersih yang ada 1.701
2 Jumlah sarana air bersih yang diperiksa 1.701
3 Jumlah sarana air yang sehat 1.360
4 % Jumlah SAB memenuhi syarat 80%
(Sumber data UPT Puskesmas Sukarasa Tahun 2015)
Hasil cakupan berdasarkan rumus slovin, SAB yang ada di lingkungan

kerja UPT puskesmas sukarasa sudah memenuhi target, hanya ada beberapa SAB

yang secara fisik kondisinya masih belum memenuhi syarat kesehatan yaitu

sebesar 17,45% dari sasaran yang diperiksa. Tindakan atau upaya yang dilakukan

adalah penyuluhan dan pemantauan SAB secara berkala.

1.2.3 Cakupan Pengawasan Jamban

Tabel 1.9 Cakupan Pengawasan Jamban UPT Puskesmas : Sukarasa, Tahun : 2015

No Uraian Puskesmas
Sukarasa
1 Jumlah JAGA yang ada 1.751
2 Jumlah JAGA yang diperiksa 1.751
3 Jumlah JAGA yang sehat 1.313
4 % Jumlah JAGA memenuhi syarat 75%
(Sumber data UPT Puskesmas Sukarasa Tahun 2015)
Target sanitasi JAGA sudah memenuhi target yaitu 82.21%. Sebanyak

17.78% JAGA dianggap tidak sehat dikarenakan JAGA masih kotor, terdapat

binatang pengganggu, lantai kotor, dll. Upaya yang dilakukan adalah mengubah

perilaku masyarakat agar mau hidup bersih dalam menjaga dan memelihara

JAGAnya masing – masing.

Anda mungkin juga menyukai