Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

EJAAN BAHASA INDONESIA


Dosen Pembimbing: Ibu Ade Anggraini Devi

Disusun oleh:

Rizka Zulistia (1613451041)

Ni Made Yuliarti (1613451042)

Ba’Datul Panca Putri (1613451056)

Bram Agus Leonardo (1613451061)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2016/2017
Kata Pengantar
Puji syukur kita hantarkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga saya
ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Ade Anggraini Devi yang turut yang telah
membimbing kami sehingga bisa menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang
telah di tentukan. Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut andil dalam
terselesainya makalah ini.

Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.
Makalah ini saya buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan
pemahaman mengenai EJAAN dengan harapan agar para mahasiswa bias lebih
memperdalam pengetahuan tentang EJAAN. Makalah ini juga dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dengan segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya guna menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas
kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya.

Penyusun.
Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi......................................................................................................................

Bab I Pendahuluan....................................................................................................

A. Latar belakang............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................

Bab II Pembahasan.................................................................................................

Bab III Penutup...............................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................

Daftar Pustaka...............................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan
sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai
alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan
reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi
dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan
benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai
media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita
atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media
tersebut secara baik dan benar.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran
aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang
baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia
yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi
dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam
mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut
dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam
prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian
Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan
secara baik dan benar.
B. Rumusan masalah

1. Apa saja yang termasuk dalam penulisan kata?


2. Bagaimana penulisan kata yang benar ?
3. Apakah yang di maksud kata serapan ?
4. Bagaimana kata Serapan dalam bahasa Indonesia?
5. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan ?
6. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing
7. Apa yang di maksud huruf kapital dan huruf miring ?
8. Contoh dari huruf capital dan huruf miring ?
9. Bagaimana penggunaan tanda baca yang benar ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa yang termasuk dalam penulisan kata
2. Mengetahui cara penulisan kata dengan benar
3. Mengetahui cara penggunaan tanda baca yang benar
4. Mengetahui bentuk-bentuk kata serapan
5. Mengetahui perbedaan huruf capital dan huruf miring
BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENULISAN KATA

Secara ortografis ada empat macam kata yang harus diperhatikan


penulisannya, yaitu kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan kata gabung
atau gabungan kata.

1. Penulisan Kata Dasar

Kata dasar, yaitu kata yang belum diberi imbuhan atau belum mengalami
proses morofologi lainnya, ditulis sebagai satu kesatuan, terlepas dari kesatuan
lainnya.

Contoh: Kita semua anak Indonesia.

2. Penulisan Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan yaitu kata yang dibentuk dari kata dasar atau benruk dasar
dengan imbuhan (awalan, sisipan, atau akhiran) ditulis dengan aturan sbb.:

Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya
sebagai satu kesatuan.

Contoh: membangun

Kalau bentuk dasarnya adalah gabungan kata, maka awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atay mendahuluinya.

Contoh: bertanggung jawab


3. Penulisan Kata Gabung

Kata gabung atau gabungan kata adalah bentuk yang terdiri dari dua buah
kata atau lebih. Aturan penulisannya adalah sebagi berikut:

Kata-kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpisah satu dengan


lainnya.

Contoh: kantor pos, buku pelajaran bahasa Indonesia

Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai sebuah kata ditulis


serangkai menjadi satu.

Contoh:

Hulubalang,apabila,barangkali

Untuk mengetahui apakah gabungan kata itu seudah dianggap sebagai


sebuah kata atau belum harus dilihat dalam kamus.

Kalau sebuah gabungan kata sekaligus diberi awalah dan akhiran maka
harus ditulis serangkai sebagai sebuah kata.

Contoh:

Melipatgandakan,perkeratapian

Kalau salah satu unsur dari gabungan kata itu (biasanya unsur pertama)
tidak dapat berdiri sendiri serangkai sebagai sebuah kata.

Contoh: antarkota

Tetapi bentuk-bentuk (kata) yang hanya muncul dalam pertuturan dengan


satu-satunya kata lain yang menjadi pasangannya, tetap ditulis terpisah dari kata
pasangannya itu. Misalnya kata-kata pora, renta, kerontong, bugar, dan belia
pada gabungan kata.
Contoh: pesta pora

Untuk menghindarkan salah baca dan salah pengertian, maka di antara


unsur-unsur gabungan kata itu boleh diberi garis penghubung.

Contoh: buku sejarah-baru

B. KATA SERAPAN

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.

1. Kata Serapan dalam bahasa indonesia

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari


bahasa

lain, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari
bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih
dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata
seperti itulah yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan.

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terbuka. Maksudnya ialah bahwa bahasa
ini banyak menyerap kata-kata dari bahasa lainnya.

2. Dampak dari penggunaan kata – kata serapan.

Seringnya masyarakat menggunakan kata-kata serapan, dapat menimbulkan


dampak positif dan juga dampak negatif sebagai berikut.

 Dampak Positif Penggunaan Kata – Kata Serapan


Masyarakat lebih bangga menggunakan kata-kata serapan karena
dinilai lebih modern. Para remaja juga senang memakai kata-kata atau
istilah-istilah asing agar dikatakan lebih gaul, dan sebagainya. Selain itu,
dampak positif lain adalah pengucapan kata-kata serapan terkenal lebih
singkat dari pada pengucapan kata-kata Bahasa Indonesia.Seperti, kata
“discon” yang dalam Bahasa Indonesianya berarti “potongan harga”.

 Dampak NegatifPenggunaan Kata – Kata Serapan


 Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang rendah dimata
masyarakat.
 Kecintaan masyarakat terhadap Bahasa Indonesia, bahkan Bangsa
Indonesia berkurang.

3. Kaidah Penyesuaian Ejaan Unsur Bahasa Asing

Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa asing ke
dalam bahasa Indonesia

 -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh :

· national menjadi nasional

· rationeel, rational menjadi rasional

· normaal, normal menjadi normal

 (Sansekerta) menjadi s- contoh :

· cabda menjadi sabda

· castra menjadi sastra

 oe- ( Yunani) menjadi e- contoh :

· oestrogen menjadi estrogen


· oenology menjadi enology

 kh- (Arab) tetap kh- contoh :

· khusus tetap menjadi khusus

· akhir tetap menjadi akhir

 oo (Inggris) menjadi u contoh :

· cartoon menjadi kartun

· proof menjadi pruf

C. Pengertian Huruf Kapital dan huruf miring

Huruf Kapital (huruf besar) adalah huruf yang berukuran dan berbentuk
khusus (lebih besar daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf
pertama dari kata pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan
sebagainya, seperti A, B, H. (KBBI)

a. Huruf kapital digunakan di awal kalimat.


Contoh : Masyarakat kini mencari makanan yang serba praktis.

b. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama petikan langsung.


Contoh : “Selain rasanya enak, persiapannya juga cukup praktis, chicken
nugget bisa di beli supermarket, kita tinggal goreng saja” ucap Ny. Lina
Karlina.

c. Huruf kapital digunakan dalam ungkapan atau kata yang berhubungan


dengan kitab suci atau Tuhan.
Contoh : Tuhan Yang Maha Penyayang
Huruf Miring adalah huruf yang letaknya miring, tetapi tidak menyerupai
tulisan tangan seperti pada kursif. (KBBI)

a. Huruf miring dalam cetakan dapat dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh : Buku Kiat Sukses Memasak dipinjam oleh Ima.

b. Huruf miring dalam cetakan dapat dipakai untuk menuliskan nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh : Makanan sejenis ini disebut fastfood atau makanan siap saji.
Chicken Nugget adalah salah satu jenis makanan siap saji yang banyak
digemari anak-anak.

D. Pemakaian Tanda Baca


1. Tanda Titik (.)
o Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan. Misal: Ayahku tinggal di Solo.
o Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar. Misal: III. Departemen Pendidikan Nasional
o Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, detik yang
menunjukkan waktu. Misal: Pukul 1.35.20 (Pukul satu lewat tiga
puluh lima menit dua puluh detik)
o Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka diantara nama penulis, judul
tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan
tempat terbit. Misal: Anton Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
Weltevreden: Balai Poestaka.
o Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misal: Desa itu berpenduduk
24.200 orang
2. Tanda Koma (,)
o Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan. Misal: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi,
melainkan, sedangkan, dan kecuali. Misal: Saya akan membeli buku-
buku puisi, tetapi kau yang memilihnya.
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kaimat itu mendahului induk kalimatnya. Misal:
Kalau ada undangan, saya akan datang.
o Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu.
Misal: Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh
beasiswa belajar di luar negeri.
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti oh, ya, wah,
aduh, dan kasihan. Misal: Oh, begitu? , Wah, bukan main!
o Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat. Misal: Kata ibu, “Saya gembira sekali.”

3. Tanda Titik Koma (;)


o Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
setara.Misalnya: Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku
buku yang baru dibeli ayahnya.
o Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian
dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam
hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata
dan.Misalnya:
Syarat syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
 (1)  berkewarganegaraan Indonesia;

 (2)  berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;

 (3)  berbadan sehat;

 (4)  bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan


Republik Indonesia.

o Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat


setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah
oleh tanda baca dan kata hubung.Misalnya: Ibu membeli buku,
pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan
jeruk.

4. Tanda Titik Dua (:)


o Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya: Kita sekarang
memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
o Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak
judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan. Misalnya: Horison, XLIII, No. 8/2008:8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian singkat di atas maka simpulannya adalah bahasa merupakan


jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa berinteraksi
sesame yang lain. Maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa
menjaga keaslian berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena dipandangnya
suatu bangsa itu tidak lepas dari bagaimana kita menggunakan basaha yang dapat
dipahami atau mudah dimengerti oleh bangsa lain.

B. Saran
Pada penyajian dalam laporan ini mungkin tidak menampilkan penjelasan –
penjelasan secara mendalam. Selain itu juga penulis meminta kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sehingga penulis dapat meng-upgrade diri lebih
baik dalam pembuatan laporan.
Daftar pustaka
http://www.gurupendidikan.net/2015/11/pengertian-dan-contoh-cara-penulisan-huruf-
kapital-serta-huruf- miring.html

http://basasin.blogspot.co.id/2009/05/penulisan-kata.html

http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-penulisan-unsur-
serapan.html

http://berbahasa-bersastra.blogspot.co.id/2012/06/pemakaian-tanda-baca-sesuai-
eyd.html

Anda mungkin juga menyukai