Anda di halaman 1dari 1

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang ditandai dengan adanya 13) Berdasarkan Data

World Health Organization (WHO) tahun 2016 menunjukkan 17.9 juta orang di dunia meninggal akibat
penyakit kardiovaskuler atau 31 % dan total kematian di seluruh dunia . 85 % kematian disebabkan
karena serangan jantung dan stoke. Lebih darn 314 kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di
negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang (WHO 2017). Di Amerika, penyakit
jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskular yang paling umum dan merupakan penyebab
namer satu kematian akibat penyakit Kardiovaskular (NHLB, 2013) Di Indonesia, Survei Sample
Regristration System (SRS) pada 2014 menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab
kernatian tertinggi pada semua umur setelah stroke, penumpukan substansi yang disebut plak di dalam
arteri koroner (NHLBI, 20 yakni sebesar 1 2,9 % ( Kemenkes , 2017 )

Berdasarkan patogenesis penyakit jantung koroner diketahui bahwa pembantukan plak yang
besar terjadi ketika kadar LDL yang tinggi memasuki dinding pembuluh darah arteri koroner Masuknya
LDL akan menaktivasi endotel yang akan menanik monosit masuk kedinding pembuluh darah. Monosit
kemudian akan menyerang LDL yang teroksidasi. Adanya stress oxidative yang tinggi juga akan
meningkatan proses inflamasi. Sehingga, menyebabkan monosit yang telah mengingesti LDL teroksidasi
terjebak didalam lapisan subendotel, mati dan membentuk plak yang besar (atherosclerosis) (Holtzman,
2008)

Atherosclerosis adalah masalah utama dai penyakit jantung romer. Atherosclerosis merupakan
hasil dari proses degenerative yanç dikarakteristik oleh pembentukan plak terdiri dari platelet, sel sel,
matrix fibers fipids, jaringan debris pada lumen pembuluh darah. Atheroscierosis dapat mengobstruksi
aliran darah dan mengakibatkan sindroma arteri koroner hingga kematian (Michael H Bennet et al,
2015)

Kemajuan teknologi dalam bidang ilmu pengetahuan kedokteran menghasilkan metode metode
banu dalam upaya penyembuhan penyakit termasuk penyakit jantung koroner. Salah satu
pengembangan teknologi tersebut adalah ter (Latham. 2017)api oksigen hiperbarik (Huda, 2010). Terapi
oksigen hiperbank adalah pemberian oksigen tekanan tinggi untuk pengobatan yang dilaksanakan dalam
RUBT. Terapi Hiperbarik merupakan terapi yang dilakukan dengan pemberian O2 100 % didalam ruang
tertutup ( chamber hiperbarik ) , ketika tekanan chamber lebih dari 1 atm (Nikitopoulou, 2015).
Berdasarkan penjelasan tersebut, kami ingin mempelajari bagaimana hubungan terapi hiperbarik
oksigen demham penyakit jantung koroner.

Anda mungkin juga menyukai