Karakter Mahasiswa Masa Kini
Karakter Mahasiswa Masa Kini
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa disamakan dengan
rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong
kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas,
dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi
diantara masyarakat dan pemerintah.
Tetapi apa boleh di kata, seiring dengan berjalannya waktu, dinamika mahasiswa dewasa ini
mulai beraneka warna. Ada aktivitas mahasiswa yang normal berjalan apa adanya, layaknya
anak TK dan SD, berangkat pagi pulang sore. Tetapi ada pula yang memilih jalan hidup
serampangan. Ada juga yang hidupnya melampiaskan hidupnya pada nafsu birahi (seks bebas).
Penyakit ini kini sudah sangat menghawatirkan dan prilaku ini dianggap barang biasa. Bila
tindakan amoral seperti ini dianggap sesuatu biasa, mau jadi apa tunas-tunas bangsa di masa
depan nanti. Hindarilah kenikmatan sesaat ini, karena hanya berujung kepada lembah kenistaan.
Terlepas dari semua itu, hadirnya mahasiswa sejatinya dapat memberikan solusi atas masalah
yang ada. Khususnya di tengah gelap gulitanya himpitan persoalan yang membelit kepentingan
masyarakat. Di saat itulah, mahasiswa terkadang dihadapkan pada posisi dilematis. Apakah
bergerak untuk melawan, meski terkadang selalu diartikan sebagai mahasiswa bayaran. Diam
dan membisu pun melahirkan banyak kecaman. Terutama ketika mahasiswa demontrasi turun ke
jalan. Menyikapi hal itu, sebagai mantan demonstran, langkah yang harus dilakukan setidaknya
saat lonceng gerakan mahasiswa disuarakan, etika dan estetika wajib harus dikedepankan. Agar
pergerakan mahasiswa sebagai bagian demokrasi tidak disalah artikan. Efeknya, masyarakat bisa
memberikan cap jempol atas aksi yang memperjuangkan atas nama rakyat. Hingga akhirnya,
tekanan yang sifatnya politis, ekonomis, apatis, maupun oportunis bisa dihindari. Oleh karena
itu, saya menekankan agar mahasiswa perlu diingatkan kembali, bahwasanya demo bukan
merupakan jalan terakhir. Hal itu dilakukan, ketika persoalan menemui jalan buntu ketika
mengupas suatu persoalan. Di saat itulah, “teriakan di jalanan” diharapkan dapat membuka pintu
komunikasi yang selama terkunci. Dan Win-Win Solution dapat dirasakan kedua belah pihak,
yang bersebrangan pandangan. Untuk menghindari bentrokan dan kesalahpahaman saat
melaksanakan aksi, tentunya diperlukan tata cara atau istilahnya disebut Manajemen Aksi.
Artinya, pengelolaan bagaimana tata cara yang perlu diperhatikan saat hendak melakukan unjuk
rasa. Tujuanya, agar dapat membuhkan hasil, sebagaimana yang diharapkan bersama, dengan
tidak menyimpang dari tujuan mulia.
Merujuk kepada harapan yang kita hadapkan kepada mahasiswa, tak terlepas kepada
bagaimana mahasiswa itu membangun etika yang baik dan mempunyai estetika mulai dari dalam
kampus itu sendiri. Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam
pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan
membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik dituntut untuk memiliki etika. Etika
bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan. Etika dapat
menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan atau dalam melakukan
sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna etika harus lebih dipahami kembali
dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa yang relitanya lebih banyak mahasiswa yang
tidak sadar dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga
bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti mahasiswa
yang tidak memiliki sopan dan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih menyukai hidup
dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa dengan
mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil
seperti menyontek disaat ujian dianggap hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal
yang tidak mengindahkan makna dari etika. Perlu Anda ketahui bahwa realita banyaknya
bermunculan para koruptor di Indonesia disebabkan oleh seseorang yang tidak memahami arti
kata dari iman dan etika. Banyak orang yang beranggapan dan meyakini para koruptor yang ada
sekarang adalah seorang yang dahulunya terbiasa melakukan tindakan menyontek di saat ujian
tanpa merasa bersalah, lebih tepatnya mencontek memiliki makna yang sama dengan
kecurangan. Jadi menyontek diibaratkan dengan korupsi mengambil hak seseorang tanpa izin
dan meraih sesuatu tanpa memikirkan apakah cara yang digunakannya benar atau salah dan ini
semua berhubungan dengan etika.
Suasana kampus yang memungkinkan terjadinya ketidak cocokan antar sesama
mahasiswa juga merupakan pemicu kesalahpahaman sesama kaum intelektual. Oleh karena itu,
menciptakan suasana kampus yang indah dan tertata rapi akan menciptakan kenyamanan bagi
mahasiswa. Juga yang merupakan hal tidak kalah penting yaitu keamanan kampus, banyak
diantara mahasiswa yang mungkin merasa kurang aman dengan keadaan kampus. Dengan
suasana kampus yang seperti ini memungkinkan terjadinya suasana kekeluargaan sesama
mahasiswa dalam kampus.
0 komentar:
Posting Komentar
Social Profiles
Search
Popular
Tags
Blog Archives
Blogroll
Blogger news
Muhammad Syahrul Mu
Visitors
0 10
1 0
2 10
3 20
4 10
5 30
6 10
7 10
8 20
9 20
10 30
11 60
12 40
13 10
14 0
15 20
16 70
17 40
18 10
19 60
20 40
21 40
22 40
23 30
24 70
25 60
26 20
27 10
28 10
29 10
31,659
Labels
Bacaan (25)
Basket (5)
Bola Eropa (85)
Bulu Tangkis (4)
Gosip (14)
Mobil (19)
Motor (26)
Musik (3)
Pendidikan (46)
Piala Dunia (6)
Tenis (2)
TIM Nasional (10)