Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS LINGKUNGAN

BISNIS MAKRO
Makalah

Untuk memenuhi tugas individu mata kuliah


Manajemen Strategik

Oleh
Hairum Rijal 031075333

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi & Bisnis
UPBJJ-Universitas Terbuka
Kendari
2018
KATA PENGANTAR

Bimillahhirrohmannirrohim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Untaian puja dan puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT., karena lantaran taufik,
hidayah, dan inayah-Nya tugas makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Makalah ini kami susun dalam rangka memperdalam pemahaman publik dalam memahami
lingkungan bisnis. Yang mana dalam hal ini, amatlah penting bagi kita untuk memahami
lingkungan bisnis secara baik dan benar. Kemudian, makalah ini dibuat juga dalam rangka
menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen Strategik”.
Penulis meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kekurangan, karena itu penulis
menerima saran dan kritik dalam penyempurnaan makalah ini kedepannya.

Kolaka, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan .................................................................................................. 3
A. Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Bisnis Makro ......................................... 3
B. Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro ................................. 4
C. Komponen Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro .................................. 5
D. Segmen Analisis Lingkungan Bisnis Makro ................................................. 6
1. Segmen Demografis .............................................................................. 6
2. Segmen Ekonomi .................................................................................. 8
3. Segmen Politik ...................................................................................... 9
4. Segmen Sosial dan Budaya .................................................................... 9
5. Segmen Hukum ..................................................................................... 10
6. Segmen Teknologi ................................................................................. 10
Bab III Penutup ....................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perubahan yang sangat cepat, yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah secara
otomatis menuntut setiap pelaku bisnis untuk selalu memberikan perhatian dan tanggapan
terhadap lingkungannya. Hal ini mengkondisikan perusahaan untuk kemudian
merumuskan strategi agar mampu mengantisipasi perubahan dan pencapaian tujuan
perusahaan. Didasari atas pentingnya perumusan strategi, proses perumusan strategi
merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk menemukan strategi yang tepat bagi
perusahaan. Rangkaian kegiatan yang diperlukan meliputi analisis lingkungan perusahaan,
baik lingkungan internal maupun lingkungan ekstrnal. Analisis ini berguna
untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat memperlancar
ataupun menghambat perkembangan perusahaan.
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi,
berdampak pada semakin ketatnya persaingan dan semakin cepatnya terjadi perubahan
pada lingkungan usaha. Barang-barang hasil produksi dalam negeri saat ini sudah harus
langsung berkompetisi dengan produk-produk dari luar negeri, dan perusahaan harus
menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan cepat
usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya daur hidup produk, dan keuntungan yang
didapat pun akan semakin rendah. Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan
perusahaan di dunia semakin bergejolak (turbulent), terutama sejak terjadinya krisis
global dan perubahan pemerintahan berikut gejolak sosial di dalam negeri pada awal tahun
2009. Apalagi dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk dan
bangkrutnya sebagian perusahaan, menjadikan perhatian terhadap pengaruh dan dampak
faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan menjadi sangat penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip dasar analisis lingkungan bisnis makro ?
2. Apa saja pendekatan pendekatan yang digunakan dalam analisis lingkungan bisnis
makro?
3. Apa saja komponen dan Segmen analisis lingkungan bisnis makro ?
C. Tujuan
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang lingkungan bisnis makro

1
2. Dapat memahami prinsip-prinsip dasar dan pendekatan dalam analisis lingkungan
bisnis makro.
3. Dapat memahami komponen dan segmen analisis lingkungan bisnis makro.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Dasar Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Hampir tidak ada arsitek - eksekutif dan perencana - manajemen strategik yang tidak
memperhatikan lingkungan bisnis makro. Sejak dasawarsa tujuh puluhan, manajemen telah
memahami betapa pentingnya pengaruh lingkungan makro terhadap kegagalan atau
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Ketika itu, manajemen mulai sadar betapa
lingkungan makro lebih sering berubah dengan tingkat kecepatan dan percepatan
perubahan yang semakin meninggi. Akan tetapi di sisi lain, manajemen juga mengetahui
bahwa melakukan analisis lingkungan makro sama sekali bukan pekerjaan yang mudah.
Bahkan teramat sulit. Hal ini terjadi karena lingkungan makro memiliki karakteristik yang
khas.
Pertama, lingkungan bisnis makro tidak memiliki batas (boundlessness). Sekalipun
secara umum terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik, hukum, sosial, dan
kependudukan; akan tetapi detail dari masing-masing lingkungan amat luas, dalam, dan
tanpa batas. Masing-masing memiliki intensitas pengaruh yang berbeda terhadap berbagai
aspek manajemen fungsional. Mustahil ditemukan seseorang yang memiliki pengetahuan
dan kecakapan yang menyeluruh yang dapat memahami keluasan dan kedalaman begitu
banyak aspek. Manajemen perlu menyiapkan waktu, tenaga, dan dana yang cukup jika
mereka dituntut untuk mengamati perubahan lingkungan makro secara komprehensif dan
terus menerus. Sekalipun demikian, belum ada jaminan bagi manajemen mampu
menemukan sebagian dari lingkungan makro yang unik (khas) yang dilihatnya sebagai
faktor penentu utama keberhasilan perusahaan. Sering kali terjadi justru manajemen
terjebak untuk membuat daftar yang begitu panjang dan tidak rnampu menentukan urutan
penting dan intensitas pengaruh rnasing-rnasing faktor. Diseyogiakan manajemen berbuat
yang sebaliknya. Tanpa perlu daftar panjang, akan tetapi mengandung elemen yang
signifikan.
Kedua, lingkungan bisnis makro juga hanya memberikan sinyal yang lemah (periferal)
kepada manajemen (Day dan Schoernaker, 2005, 2006). Sinyal yang diberikan arnat lemah
(weak signals), oleh karena itu sering terlewatkan oleh eksekutif (kecolongan). Arnat jarang
diternukan sinyal perubahan yang transparan. Manajemen perlu melakukan deteksi sinyal
yang berada di pinggiran (scanning the periphery). Kecenderungan perubahan

3
biasanya baru dapat dilihat dalam jangka panjang. Kadang kala sinyal yang diberikan
bertolak belakang satu sama lain yang dapat menyulitkan pemilahan. Oleh karena itu, di
samping pengetahuan dan kecakapan, manajemen juga dituntut memiliki intuisi bisnis yang
terlatih, dan terus menerus diasah. Manajemen juga perlu menggali sumber informasi di luar
yang formal dan resmi. Pada banyak negara berkembang, manajemen perlu membangun
jaringan informasi secara informal, yang biasanya berasal darirekan bisnis, gosip, humor.
Jika perlu manajemen perlu memiliki sumber informasi dari pusat pengambilan keputusan
kebijaksanaan lingkungan makro (insider sources).
Dilihat dari kepentingan perusahaan, lingkungan bisnis makro juga memiliki sifat tak
dapat dikendalikan. Manajemen sama sekali tidak memiliki kendali manajerial terhadap
besaran dan arab perubahan lingkungan makro. Dalam batas-batas tertentu yang amat kecil,
hanya perusahaan yang amat sangat luar biasa - dalam segala ukuran - kadang kala
memegang kendali lingkungan makro. Akibatnya, manajemen tidak dapat sepenuhnya
bersikap proaktif. Hanya sedikit manajemen yang mampu mengembangkan sikap proaktif
secara ajek. Cenderung bersikap reaktif. Manajemen lebih banyak hanya sekedar
menunggu. Manajemen hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap perubahan
lingkungan makro. Manajemen cenderung hanya menyiapkan antisipasi bisnis. Oleh karena
itu, biasanya pilihan yang paling lazim adalah menyesuaikan (adaptasi) dengan perubahan
lingkungan bisnis. Prinsip bersedia melakukan adaptasi atau memilih mati (adapt or die)
amat populer. Kalaulah ada perusahaan yang mampu melakukan rekayasa pada lingkungan
bisnis makro, biasanya memerlukan biaya yang amat mahal dan juga membutuhkan waktu
tunggu yang relatif lama.

B. Pendekatan Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Tersedia tiga pendekatan pokok yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
lingkungan makro. Pendekatan tidak reguler (irregular approach) pada dasarnya adalah
pendekatan dadakan (ad-hoc). Analisis lingkunganmakro hanya dibuat ketika ada peristiwa
tertentu yang diperkirakan mempengaruhi prospek perusahaan. Analisis dibuat ketika
diperlukan. Tidak ada ke-ajeg-an. Bagi industri kesehatan, misalnya, kini memerlukan
analisis tentang persoalan AIDS dan implikasi ekonomis yang ditimbulkannya terhadap
rumah sakit. Bagi industri otomotif di Indonesia, misalnya, kini perlu mempelajari efek
deregulasi ekonomi yang terus dilakukan pemerintah. Juga perlu mempelajari implikasi
GATT (General Agreement on Tariffs and Trade).

4
Pendekatan reguler (regular approach) berusaha secara periodik memperbaharui dan
melengkapi sejumlah variabellingkungan makro. Secara selektif dipilih beberapa variabel
yang dianggap relevan dan signifikan. Pendekatan ini menjadikan perusahaan secara
berkala memperoleh informasi baru pada pokok-pokok persoalan tertentu. Oleh karena itu,
manajemen dapat menyiapkan antisipasi bisnis secara reguler. Bagi industri jasa keuangan
dan industri yang padat modal di Indonesia, misalnya, akan lebih baik jika memiliki
informasi yang selalu diperbaharui tentang struktur utang, harga migas di pasar
internasional, dan kemampuan ekspor non-migas.
Terakhir, pendekatan kontinu (continous approach) berusaha secara ajeg menganalisis
sejumlah banyak variabel dari lingkungan makro, yang digunakan sebagai masukan
penyusunan perencanaan korporat. Bagi manajemen, dengan demikian, pengumpulan dan
analisis data lingkungan makro menjadi hal yang rutin dan terus menerus. Perusahaan
memiliki bank data yang selalu diperbaharui dan siap digunakan sebagai masukan
pengambilan keputusan. Pendekatan ini biasanya diterapkan oleh perusahaan yang telah
memiliki sistem informasi manajemen yang mapan. Perusahaan yang peka terhadap
perubahan lingkungan bisnis, diseyogyakan menerapkan pendekatan terakhir ini.
Secara sederhana karakteristik ketiga pendekatan tersebut dapat dilihat pada table
berikut :
Pendekatan Analisis
No Karakteristik Tidak Reguler Reguler Kontinyu
1 Ciri Dadakan Periodik Terus menerus
2 Ruang lingkup Peristiwa tertentu Sejumlah variabel Banyak variabel
3 Penyebab Krisis Masalah Perencanaan
4 Orientasi Reaktif Proaktif Proaktif
5 Rentang waktu Retrospektif Retrospektif Sekarang dan yang
akan datang
6 Penanggung jawab Tim yang dibentuk Berbagai staf Unit analisis
pelayanan lingkungan bisnis

C. Komponen Dalam Analisis Lingkungan Bisnis Makro


Dalam melakukan analisis lingkungan bisnis makro, terdapat empat komponen yang
harus dipahami, yaitu :

5
1. Scanning
Usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam lingkungan umum. Melalui scanning,
perusahaan mengidentifikasi sinyal-sinyal awal perusahaan yang mungkin terjadi
dalam lingkungan umum dan mendeteksi setiap perubahan yang sedang terjadi.
Dengan scanning, analis secara khusus berhubungan dengan informasi dan data yang
tidak jelas, tidak lengkap dan tidak berkaitan satu sama lain.
2. Monitoring
Para analis mengamati perubahan lingkungan untuk melihat apakah sebenarnya suatu
kecenderungan sedang berkembang. Sebagai contoh monitoring terhadap perubahan
kurikulum sekolah tinggi. Analis akan menentukan apakah perubahan ini berpengaruh
terhadap pendidikan atau tidak. Jika memang berpengaruh informasi lainnya
dibutuhkan untuk memantau pengaruh perubahan kurikulum terhadap pendidikan.
3. Forecasting
Analis mengembangkan proyeksi tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat,
sebagai hasil perubahan dan kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan
monitoring. Sebagai contoh analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan suatu
teknologi baru untuk mencapai pasar.
4. Assessing
Melalui scanning,monitoring,dan forecasting analis dapat mengerti lingkungan umum.
Tujuan dari assessment adalah untuk menentukan implikasi dari hasil ketiga langkah
diatas terhadap organisasi.

D. Segmen Analisis Lingkungan Bisnis Makro


1. Segmen Demografis
a. Besar kecilnya populasi
Berhubungan dengan besarnya populasi wilayah industri, struktur usia,
distribusi geografis, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan. Negara yang
memiliki jumlah penduduk yang besar akan menjadi pasar potensial bagi
pemasaran perusahaan. Tetapi seringkali permintaan tidak berjalan seiring dengan
pertumbuhan penduduk, yakni pendapatan perkapita yang menurun berakibat pada
berkurangnya permintaan barang sekunder, barang tahan lama dan barang mewah.
Contohnya dalam negara tertentu, termasuk Amerika Serikat dan beberapa Negara
Eropa, setiap pasangan rata-rata memiliki kurang dari dua anak. Dengan tingkat
kelahiran demikian, maka populasi akan menyusut dari waktu ke

6
waktu (walaupun populasi tersebut hidup lebih lama dari rata-rata). Berkurangnya
populasi dapat mendorong suatu negara untuk meningkatkan migrasi sehingga
tenaga kerjanya cukup.
b. Struktur Usia
Struktur usia penduduk di suatu Negara berbeda dengan Negara lainnya dan
hal itu akan ikut mempengaruhi tingkat konsumsi terhadap barang-barang yang
dijual oleh perusahaan dan industri. Dilihat dari aspek pemasaran, penduduk usia
muda dapat menciptakan permintaan terhadap jenis produk tertentu yang khas
bagi mereka.
Sebagai contoh, segmen penduduk usia tua yang meningkat akan mendorong
permintaan terhadap kebutuhan usia tua dengan memasarkan produk kursi roda
yang dapat dijual secara masal ke panti jompo maupun dijual per unit Jadi, setiap
kelompok memiliki rangkaian kebutuhan produk dan jasa serte preferensi yang
berbeda-beda berdasarkan struktur usia mereka.
c. Distribusi geografis
Perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lainnya akan
berpengaruh terhadap permintaan suatu barang atau jasa. Suatu wilayah yang
dimasuki oleh banyak pendatang akan mempertinggi tingkat pemrintaan terhadap
kebutuhan hidup. Sebaliknya, wilayah yang dihuni oleh sekumpulan kecil warga,
misalnya hanya warga yang berusia tua akan mengurangi tingkat permintaan akan
barang dan jasa.
Sebagai contoh,yang juga mempengaruhi distribusi gegorafis adalah
masyarakat yang hidup dikota besar akan menghadapi peluang terkena stress lebih
cepat dibandingkan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dengan melihat
peluang ini, maka jasa konsultasi psikologi (psikiater) dan jasa hiburan dapat
dikembangkan dengan baik.
d. Komposisi Etnis
Komposisi etnis dalam suatu negara akan selalu mengalami perubahan. Bagi
sebuah perusahaan tantangan yang dihadapi adalah mewaspadai dan selalu
sensitive dalam mencermati perubahan yang terjadi. Perusahaan dapat
mengembangkan dan memasarkan barang dan jasa yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan unik serta kepentingan kelompok etnis yang berbeda.
Sebagai contoh, masyarakat Indonesia yang memiliki orientasi ketimuran dan
keberagaman sumber daya alam, sudah terbiasa dengan pengobatan tradisional

7
yang dari dulu telah diterapkan nenek moyang. Pelaung yang dapat dikembangkan
marketer adalah membuat produk jamu sesuai dengan budaya ketimuran
Indonesia.
e. Distribusi Pendapatan
Dengan memahami bagaimana pola distribusi pendapatan dalam populasi
perusahaan dapat mengetahui besarnya daya beli dan discretionary income
kelompok yang berbeda. Penelitian atas distribusi pendapatan memberikan
gambaran bahwa dengan adanya peningkatan standar hidup, terdapat perbedaan
didalan dan antar negara.
f. Kelompok pendidikan
Kelompok masyarakat pendidikan dapat dibagi menjadi lima kelompok : buta
huruf,tidak lulus SMA, lulus SMA, pendidikan Perguruan Tinggi dan pendidikan
Profesi. Jumlah penduduk yang populasi masyarakatnya berpendidikan tinggi
menimbulkan permintaan terhadap suatu barang, misalnya permintaan buku yang
semakin tinggi. Dengan demikian, negara yang berkeinginan untuk menjadi
competitor kelas dunia harus berinvestasi dalam penyediaan pendidikan dan
pelatihan kerja.
2. Segmen Ekonomi
Sehatnya ekonomi suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri.
Karenanya, para ahli strategi mempelajari lingkungan ekonomi untuk mengidentifikasi
perubahan, kecenderungan dan implikasi strategisnya.
Lingkungan perekonomian adalah arah dan ciri dari perekonomian dimana suatu
perusahaan bersaing atau akan bersaing. Indicator mengenai sehat tidaknya
perekonomian mencakup pertumbuhan ekonomi, tingkat pendapatan perkapita, inflasi,
tingkat bunga, deficit atau surplus perdagangan, tingkat simpanan personal maupun
perusahaan dan GDP
a. Pertumbuhan ekonomi
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkean jika
tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari waktu ke waktu
sebelumnya. Hal ini menjadi peluang besar bagi setiap investor atau perusahaan
dalam meraih pasar. Karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan membentuk
masyarakat memiliki daya beli yang tinggi pula. Pertumbuhan ekonomi juga
mengindikasikan adanya kemudahan dalam menyalurkan dan memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan.

8
b. Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah jumlah uang yang dimiliki masyarakat setempat
untuk melakukan transaksi-transaksi ekonomi. Masyarakat yang memiliki tingkat
pendapatan yang tinggi biasanya diikuti dengan semakin meningkatnya
kebutuhan-kebutuhan, yang berarti adanya peluang besar. Setiap pasar yang
dimasuki oleh perusahaan jelas mengharapkan adanya daya beli dari masyarakat
yang dilayaninya. Hal tersebut akan terjadi apabila pendapatan masyarakat
mencukupi untuk memperoleh kebutuhannya.
Adapun aspek yang harus dipertimbangkan dalam komponen ini adalah
ketersediaan kredit, tingkat pendapatan nasional yang dapat dibelanjakan dalam
suatu negara dan tingkat deficit atau surplus anggaran, tingkat simpanan
perusahaan merupakan faktor-faktor lain juga ikut mempengaruhi kemampuan
daya beli masyarakat.
c. Tingkat Inflasi
Merupakan tingkat kenaikan harga barang dan jasa yang berlangsung secara
terus-menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Tingkat inflasi yang tinggi
mempengaruhi kemmapuan masyarakat untuk membeli suatu barang. Bagi
pemasar, kecenderungan adanya kenaikan inflasi ini menjadi tantangan sekaligus
peluang dalam bersaing.
3. Segmen Politik
Strategi perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam politik.
lingkungan politik terdiri dari Undang-undang, kebijakan pemerintah, dan tekanan dari
lembaga-lembaga (LSM) yang mempengaruhi dan membatasi berbagai organisasi dan
individu dalam suatu masyarakat.
Segmen ini mencerminkan bagaimana perusahaan dan organisasi lainnya
mencoba untuk mempengaruhi pemerintah, dan bagaimana badan pemerintah
mempengaruhi mereka. Karenanya, perusahaan harus menganalisis dengan cermat
filosofi dan kebijakan yang berhubungan dengan bisnis. Peraturan anti-trust, peraturan
perpajakan, industri yang akan dideregulasi, peraturan pelatihan tenaga kerja dan
tingkat komitmen pada lembaga pendidikan merupakan bidang dimana kebijakan
administrasi dapat mempengaruhi operasi dan profitabilitas perusahaan.
4. Segmen Sosial dan Budaya
Segmen ini berhubungan dengan perilaku sosial dan nilai budaya dari masyarakat
yang berbeda. Karena perilaku dan nilai merupakan inti dari suatu masyarakat, maka

9
perilaku dan nilai tersebut seringkali mendorong perubahan demografi, ekonomi,
politik/hukum, dan teknologi. Perusahaan ditantang untuk menyadari arti perubahan
perilaku dan budaya dalam masyarakat global.
Faktor sosial budaya yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan
nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan
yang berkembang dari pengaruh kultural,ekologi, demografi, agama, pendidikan dan
etnik. Jika sikap sosial berubah maka berubahlah pula permintaan akan berbagai jenis
pakaian,buku, rekreasi dan sebagainya. Salah satu perubahaan sosial yang paling
menonjol dewasa ini adalah masuknya sejumlah besar kaum wanita kedalam pasar
tenaga kerja. Hal in tidak hanya mempengaruhi kebijaksanaan perekrutan dan
kompensasi serta kapabilitas sumber daya dan para penyedia lapangan kerja,
melainkan juga telah menciptakan permintaan akan berbagai produk.
Sebagai contoh, sibuknya wanita didunia kerja akan memberikan peluang bagi
perusahaan lain untuk membuka jasa pusat penitipan anak, alat rumah tangga yang
praktis dan makanan yang praktis.
5. Segmen Hukum
Lemahnya pranata hukum menimbulkan ketidak jelasan dan ketidakpastian usaha.
Akan tetapi disaat yang sama, lemahnya pranata hukum juga membuka peluang bagi
pengusaha untuk menerapkan semua jenis strategi bisnis tanpa perlu mengindahkan
etika bisnis. Mereka dapat dengan leluasa menerapkan startegi integrasi kedepan dan
kebelakang. Yang paling lazim misalnya banyak pengusaha kemudian mendirikan
lembaga perbankan sendiri dalam rangka memperoleh dana dengan mudah dan murah.
Integrasi kedepan, misalnya dilakukan atas pertimbangan untuk mengurangi beban
pajak, karena adanya perbedaan tarif pajak antar industri.
Lemahnya pranata hukum ekonomi justru akan memberikan efek yang merugikan
di satu sisi dan menguntungkan disisi lain, sebagai contoh hubungan baik antara
eksekutif pemerintah dengan perusahaan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan hukum dan pelaksanaannya. Akibatnya, banyak ditemukan barang yang
tidak memenuhi standard dan kadaluarsa dipasar bahkan pencemaran lingkungan
sebagai akibat operasi industri tertentu sering ditemukan.
6. Segmen Teknologi
Perubahan teknologi adalah salah satu forces penting yang mempengaruhi kinerja
dan posisi daya saing perusahaan. Oleh sebab itu inovasi dan perubahan teknologi
yang pada mulanya dilakukan oleh perusahaan (technologi leader) , apabila berhasil

10
aakan dapat merubah langkah persaingan karena akan terjadi dinamika kompetisi,
berupa aksi dan reaksi antar pelaku bisnis (competitive dynamis).
Contohnya disposable diapers dalam bidang tekstil kesehatan (non-women
medical textille), electronik fuel injection untuk otomotif dan personel computers,
disamping inovasi yang terjadi difasilitasi oleh teknologi,yakni penemuan dan
pengembangan produk baru melalui kegiatan. Kemampuan mempertahankan
keunikan yang dimiliki perusahaan yang agresif dalam teknologi mengandung
implikasi yaitu perusaan harus secara terus menerus mengati apa yang dilakukan oleh
pesaing dan tidak boleh mengisolasi diri namun sebaliknya bereorientasi “outward dan
sekaligus inward.

11
BAB III
PENUTUP

Dalam gambaran global yang berubah dengan cepat, perusahaan harus mengamati enam
kekuatan utama: demografi, ekonomi, sosial-budaya, alam, teknologi, dan politik-hukum.
Pemasar harus memperhatikan interaksi mereka, karena hal ini akan menimbulkan peluang dan
ancaman baru. Pertumbuhan populasi yang eksplosif memberi implikasi besar pada bisnis serta
daya beli yang tersedia dalam ekonomi tergantung pada tingkat penghasilan, harga, tabungan,
utang, dan ketersediaan kredit saat ini. Salah satu paling dramatis yang membentuk kehidupan
manusia adalah teknologi. Inti kapitalisme pasar yang dinamis dan menoleransi penghancuran
kreatif dari teknologi sebagai harga sebuah kemajuan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane.2009, Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Hitt, Michael A, dkk. 1999, Strategic Management : Competitiveness and Globalization :
Consepts and Cases, Edisi Ketiga, South-Western College Publishing, Ohio.
Suwarsono. 2014, Manajemen Strategik, Edisi 2, Universitas Terbuka, Tangerang.
Tondan, Ramlan Bone. (2014). Makalah Manajemen Tentang Analisis Lingkungan Bisnis.
Website : https://ramlanbone.wordpress.com/2014/12/31/makalah-manajemen-tentang-
analisis-lingkungan-bisnis/
Frog, Gaming. (2015). Makalah Analisis Lingkungan Makro. Website :
http://sikodokpesek.blogspot.com/2015/11/makalah-analisis-lingkungan-makro.html

13

Anda mungkin juga menyukai