Asuhan Keperawatan Anemia
Asuhan Keperawatan Anemia
KELOMPOK 1
Dosen Pembimbing : Dr
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................ 1
Rumusan masalah........................................................................................ 2
Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
Defenisi ....................................................................................................... 3
Faktor-Faktor .............................................................................................. 4
Penyebab ..................................................................................................... 5
Penularan ..................................................................................................... 7
Tanda dan gejala ......................................................................................... 8
Dampak ....................................................................................................... 9
BAB V PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................................15
Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
karena mencakup setiap aspek penanganan pasien, sehingga petugas harus
sangat berhati-hati dalam penggunaannya.
1.3 Tujuan
Agar mengetahui tentang infeksi yang terjadi akibat kecelakaan kerja dan
asuhan keperawatan pada perawat yang terkena infeksi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Infeksi adalah Adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik.Infeksi yang
muncul selama seseorang tersebut di rawat di rumah sakit dan mulai
menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat disebut infeksi
nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan salah satu penyakit akibat kerja di
sarana kesehatan.
Infeksi Nosokomial, berasal dari kata yunani nosos (penyakit) dan
komeion (merawat) nosocomion berarti”Rumah Sakit” jadi infeksi
nosokomial ialah infeksi yang di peroleh selama dalam perawatan di rumah
sakit. Infeksi nosokomial biasanya timbul ketika, pasien di rawat 3 x 24 jam di
rumah sakit dan infeksi ini sangat sulit di atasi karna di timbulkan oleh
mikroorganisme dan bakteri.
Infeksi di rumah sakit ini juga dinamakan disebut juga sebagai ”Health-
care Associated Infections” atau ”Hospital-Acquired Infections (HAIs)”,
infeksi nosokomial ini merupakan persoalan serius karena dapat menjadi
penyebab langsung maupun tidak lagsung kematian pasien, kalaupun tak
berakibat kematian, infeksi yang bisa terjadi melalui penularan antar pasien,
bisa terjadi dari pasien ke pengunjung atau petugas rumah sakit dan dari
petugas rumah sakit ke pasien, hal ini mengakibatkan pasien dirawat lebih
lama sehingga pasien harus membayar biaya rumah sakit lebih banyak.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh yang berhubungan degan
kegagalan untuk mencerna atau ketidakmampuan mencerna makanan /absorsi
nutrient yang dierlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan.
Sebetulnya rumah sakit memang sumber penyakit. Di negara maju pun,
infeksi yang didapat dalam rumah sakit terjadi dengan angka yang cukup
tinggi. Misalnya, di AS, ada 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi
3
nosokomial. Di seluruh dunia, 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit
mengalami infeksi yang baru selama dirawat – 1,4 juta infeksi setiap tahun. Di
Indonesia, penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada
2004 menunjukkan bahwa 9,8 persen pasien rawat inap mendapat infeksi yang
baru selama dirawat
4
Udara
5
lebih berbahaya dan menyebabkan infeksi baik secara sporadik maupun
endemik. Contohnya :
Anaerobik Gram-positif, Clostridium yang dapat menyebabkan
gangrene
Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yang menjadi parasit di
kulit dan hidung dapat menyebabkan gangguan pada paru, pulang,
jantung dan infeksi pembuluh darah serta seringkali telah resisten
terhadap antibiotika.
Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, contohnya Escherichia coli,
Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas sering sekali ditemukan
di air dan penampungan air yang menyebabkan infeksi di saluran
pencernaan dan pasien yang dirawat. Bakteri gram negatif ini
bertanggung jawab sekitar setengah dari semua infeksi di rumah sakit.
Serratia marcescens, dapat menyebabkan infeksi serius pada luka bekas
jahitan, paru, dan peritoneum.
3. Virus
Banyak kemungkinan infeksi nosokomial disebabkan oleh berbagai
macam virus, termasuk virus hepatitis B dan C dengan media penularan
dari transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus
(RSV), rotavirus, dan enteroviruses yang ditularkan dari kontak tangan ke
mulut atau melalui rute faecal-oral. Hepatitis dan HIV ditularkan melalui
pemakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan untuk virus
sama seperti mikroorganisme lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi
traktus respiratorius, penyakit kulit dan dari darah. Virus lain yang sering
menyebabkan infeksi nosokomial adalah cytomegalovirus, Ebola,
influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus, juga dapat
ditularkan (Wenzel, 2002)
4. Parasit dan Jamur
Beberapa parasit seperti Giardia lamblia dapat menular dengan
mudah ke orang dewasa maupun anak-anak. Banyak jamur dan parasit
dapat timbul selama pemberian obat antibiotika bakteri dan obat
6
immunosupresan, contohnya infeksi dari Candida albicans, Aspergillus
spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium.
5. Faktor dan Alat
Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tertama disebabkan infeksi
dari kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit,
infeksi dari luka operasi dan septikemia. Pemakaian infus dan kateter urin
lama yang tidak diganti-ganti. Diruang penyakit dalam, diperkirakan 20-
25% pasien memerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena ini
dapat berupa gangguan mekanis, fisis dan kimiawi.
7
b) Penularan melalui Common Vehicle
Penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh
kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu penjamu.
Adapun jenis-jenis common vehicleadalah darah/produk darah, cairan
intra vena, obat-obatan dan sebagainya.
c) Penularan melalui udara dan inhalasi
Penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang
sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang
cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. Misalnya mikroorganisme
yang terdapat dalam sel-sel kulit yang terlepas (staphylococcus) dan
tuberculosis.
d) Penularan dengan perantara vector
Penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal.
Disebut penularan secara eksternal bila hanya terjadi pemindahan
secara mekanis dari mikroorganisme yang menempel pada tubuh
vector misalnya shigella dan salmonella oleh lalat.Penularan secara
internal bila mikroorganisme masuk ke dalam tubuh vektor dan dapat
terjadi perubahan secara biologis, misalnya parasit malaria dalam
nyamuk atau tidak mengalami perubahan biologis, misalnya yersenia
pestis pada ginjal (flea).
8
8. radang paru-paru mungkin termasuk kesulitan bernapas dan
ketidakmampuan untuk batuk.
9. infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di
sekitar bedah atau luka
9
BAB III
KASUS
3.1 Kasus
Seorang perawat berusia 35 tahun bekerja di RS SITI KHADIJAH
PALEMBANG , pasca melakukan operasi dengan pasien dan terkena
pisau bekas pembedahan , perawat tampak lemas dan nyeri , perawat juga
tampak pucat . perawat tampak tidak bisa melakukan aktivitas karena
terdapat luka , area kulit tampak kemerahan dan pembengkakan. Saat
dilakukan pengkajian TTV : tekanan darah 95/60 mmHg , nadi 80x/menit ,
RR 24x/menit.
3.2 Pengkajian
1. Identitas pasien
Usia : 35 tahun
Status perkawinan : sudah menikah
Pekerjaan : pegawai rumah sakit
Agama : islam
Suku : Medan
2. Identitas penanggung jawab
Nama :TN.A
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
3. Keluhan kesehatan
a. Keluhan utama : pasien kadang merasa nyeri bagian luka
dan masih butuh bantuan untuk melakukan aktivitas .
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian
P : akibat infeksi luka operasi
Q : pembengkakan pada luka
R : tangan
S:5
10
T : kadang-kadang
c. Riwayat kesehatan lalu
Pasien tidak pernah menderita penyakit serius seperti DM
,anemia, dan lainnya.
3.4 Diagnosa
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit dan jaringan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi
3.5 Intervensi
No Diagnosa Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit kaji TTV
dan jaringan Kaji rasa nyeri
yang dirasakan
klien
Atur posisi tidur
dengan nyaman
Anjurkan klien
untuk teknik
relaksasi
Lakukan prosedur
pencucian luka
dengan hati-hati
Anjurkan klien
11
untuk
mengekspresikan
rasa nyeri yang
dirasakan
Beritahu klien
tentang penyebab
rasa sakit pada
luka infeksi
Kolaborasi dengan
tim medis untuk
pemberian
analgetik
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Berikan
imobilisasi lingkungan yang
nyaman dan
tenang
Anjurkan pasien
istirahat
Atur posisi pasien
senyaman
mungkin
12
tidur dengan mmHg
nyaman Frekuensi
nadi
Menganjurkan
60x/menit
klien untuk teknik RR
relaksasi 20x/menit
O : luka
Melakukan
dibagian
prosedur tangan
pemeriksaan luka sudah
membai
dengan hati-hati
k
Menganjurkan A : masalah
klien untuk teratasi
P : intervensi
mengekspresikan
dihentik
rasa nyeri yang an
dirasakan
Memberi tahu klien
tentang penyebab
rasa sakit pada luka
infeksi
Mengkolaborasikan
dengan tim medis
untuk pemberian
analgesik
2. Intoleransi aktivitas Mengkaji
berhubungan dengan kemampuan pasien
imobilisasi untuk melakukan
aktivitas normal ,
catat laporan
kelemahan
Memberikan
lingkungan yang
13
nyaman dan tenang
Menganjurkan
pasien istirahat
Mengatur posisi
pasien senyaman
mungkin
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infeksi nosokomial merupakan salah satu penyakit akibat kerja di
sarana kesehatan. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu
pasien merupakan kelompok yang berisiko mendapat infeksi
nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi melalui penularan dari pasien
kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada
pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien
4.2 Saran
1. Perawat hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan , dan sikap dalam upaya keselamatan dan kesehatan
diri dan pasien
2. Perawat hendaknya mengetahui, memahami, mematuhi, dan
menerapkan SOP saat bekerja
15
DAFTAR PUSTAKA
16