Anda di halaman 1dari 13

KESEHATAN KERJA

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan

rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam

senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari

golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya

makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat

bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,

menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki

bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya

kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang

dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh

sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang

bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Kerja .................................................................. 3

B. Tujuan Kesehatan Kerja ........................................................................ 5

C. Pentingnya Kesehatan Kerja ................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 9

B. Saran ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang

dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomis. Sebuah ungkapan mengatakan “health is created in

everyday live”, bahwa kesehatan itu dibentuk atau dihasilkan dari kehidupan

manusia sehari-hari.

Kehidupan manusia adalah berada dalam lingkungan di mana manusia

hidup sehari-hari, mulai dari lahir sampai meninggal dunia. Pada usia bayi

sampai balita hampir dikatakan manusia hidup dilingkungan keluarga atau

rumah tangga saja. Tetapi pada usia sekolah sampai mahasiswa, sebagian besar

waktu manusia dihabiskan di lingkungan keluarga dan sekolah atau kampus.

Sedangkan pada usia dewasa, lepas dari pendidikan manusia cenderung

menghabiskan waktunya di dalam keluarga dan di tempat kerja. Oleh sebab itu

lingkungan kerja mempunyai peranan yang penting juga dalam membentuk atau

mempengaruhi kesehatan seseorang.

Lingkungan mempunyai risiko yang besar terhadap terjadinya penyakit

dan kecelakaan akibat kerja seperti di pertambangan, pabrik-pabrik yang

menghasilkan limbah yang berisiko mengganggu kesehatan manusia, dan

seterusnya. Mengingat pentingnya faktor lingkungan kerja sebagai faktor risiko

1
2

bagi kesehatan masyarakat, utamanya bagi pekerja, maka dari itulah perlu

dipelajari dan dipahami tentang upaya kesehatan kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kesehatan kerja?

2. Apa tujuan kesehatan kerja?

3. Apa pentingnya kesehatan kerja?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan

pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk

peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang

setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap

gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;

perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang

merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu

lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap

manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai spesialisasi

dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktiknya, agar masyarakat pekerja

memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental

maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-

penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor

pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan

aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik,

kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah

masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Ciri pokoknya

3
4

adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan kesehatan).

Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah: “ penyakit dan

kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan

kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan karena

tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan produktivitas seoptimal

mungkin. Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat

kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni:

Pertama, sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. Kedua, sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang

berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas. Apabila kedua

prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk operasional, maka tujuan utama

kesehatan kerja adalah:

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-

kecelakaan akibat kerja.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.

3. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.

4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta

kenikmatan kerja.

5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya pencemaran yang

ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

6. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin

ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.


5

B. Tujuan Kesehatan Kerja

Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja antara lain untuk sedapat mungkin memberikan jaminan kondisi

kerja yang aman dan sehat kepada setiap pekerja dan untuk melindungi sumber

daya manusia. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan

pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.

2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam aneka pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain

akan diuraikan pentingnya perencanaan kerja yang tepat, pakaian kerja yang

tepat, penggunaan alat perlindungan diri, pengaturan warna, tanda-tanda

petunjuk, label-label, pengaturan pertukaran udara dan suhu serta usaha-usaha

terhadap kebisingan.” ”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.

463/MEN/1993, tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah

mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera,

sehingga akan tercapai ; suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan

nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas

kecelakaan.”

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun

prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi

juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau

pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu


6

pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan

yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek,

insinyur desain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor,

sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek

yang mengawasi pekerja proyek bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan

lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Dalam melakukan suatu

konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu.

Hal ini terkait dengan metode menentukan besarnya biaya yang

diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi seperti peralatan

penunjang K3 saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan

yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan

pendanaan, dampak lingkungan, ketersediaan peralatan perlindungan diri,

ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait

dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan

tender, dan lain sebagainya.

C. Pentingnya Kesehatan Kerja

Pada dasar pada setiap pekerjaan selalu ada bahaya yang mengancam

manusia, makhluk hidup lainnya, aset-aset di sekitar. Kerugian / risiko yang

diakibatkan bervariasi dari yang sangat kecil sampai kepada yang terbesar dan

kematian. Kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat

diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa

keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat
7

didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat

mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka

lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara

menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab

kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalahi, 1995)

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting bagi moral, legalitas,

dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa

pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang

waktu. Praktik K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan,

pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan

untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan

mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat

suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan

atau tidak.

Menurut Sunyoto (2012:242) ada tiga alasan pentingnya keselamatan

dan kesehatan kerja:

1. Berdasarkan Perikemanusiaan

Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan

atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan

demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit, dan pekerja

yang menderita luka serta keluarganya sering diberi penjelasan mengenai

akibat kecelakaan.
8

2. Berdasarkan undang-undang

Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal,

undang-undang negara bagian dan undang-undang kota praja tentang

keselamatan dan kesehatan kerja dan bagi mereka yang melanggar

dijatuhkan denda.

3. Ekonomis

Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena

biaya kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2002, 165) bahwa tujuan dari

keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

3. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai.

4. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan

atau kondisi kerja.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan

pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk

peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang

setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap

gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;

perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang

merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu

lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap

manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.

B. Saran

Kesehatan adalah hak asasi setiap orang dan merupakan investasi, juga

merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu, siapa pun, kelompok mana pun, di

mana pun, harus senantiasa memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.safetyshoe.com/tag/pengertian-kesehatan-kerja

http://prasko17.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-tujuan-kesehatan-
kerja.html

http://agil-asshofie.blogspot.com/2016/04/alasan-pentingnya-keselamatan-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai