MANAJEMEN LAYER
Oleh :
KELAS F
KELOMPOK 3
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
I
PENDAHULUAN
Ayam petelur saat ini adalah salah satu sektor peternakan yang sangat
pangan yang murah dan bergizi bagi tubuh. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi
dengan mengkonsumsi telur karena telur termasuk kedalam pangan yang murah dan
mempunyai gizi tinggi bagi tubuh. Oleh karena itu pengembangan bisnis ayam
selalu meningkat.
manajemen pemeliharaan yang baik karena kesalahan pada saat pemeliharaan dapat
menyebabkan kerugian seperti pertumbuhan ayam yang buruk dan hasil produksi
yang menurun. Oleh karena itu, usaha peternakan ayam petelur ini memerlukan
penanganan dan perhatian khusus sehingga pemeliharaan dapat berjalan baik dan
mengahasilkan perumbuhan ayam yang baik, kondisi ayam yang sehat,produksi yang
telur yang tinggi serta angka mortalitas yang rendah. Pertanyaan-pertanyaan
dikarena para pelaku usaha peternakan ayam petelur yang sering dihadapkan pada
situasi dimana ayam yang dipelihari tidakdapat berproduksi secara optimal, karena
kunci untuk mencapai produksi yang optimal adalah manajemen pemeliharaan yang
baik dimulai dari fase starter,grower, dan layer yang baik serta biosecurity yang baik
(1) Bagaimana persiapan kandang dan peralatan nya pada pemeliharaan ayam
layer.
(5) Bagaima seleksi, culling, dan program force molting pada ayam layer.
(1) Untuk mengetahui persiapan kandang dan peralatan nya pada pemeliharaan
ayam layer.
layer.
PEMBAHASAN
Persiapan kandang dan peralatan pada ayam layer prinsipnya sama seperti
persiapan pada ayam broiler. Tidak jauh berbeda yang di mulai dari:
1) Pemasangan pembatas
Pembatas berfungsi sebagai pelindung bagi anak ayam agar tidak bergerak
berbentuk lingkaran atau persegi dengan ketinggian ± 45 cm, terbuat dari seng
2) Pemberian litter
Litter dapat berupa sekam padi atau serbuk gergaji. Pada minggu pertama,
litter yang berada di dalam pembatas ditutup koran sebanyak 7 lapis. Setiap
hari koran diambil 1 lembar pada bagian paling atas. Tujuan pemakaian koran
ini adalah agar anak ayam tidak mematuk sekam karena daya pengenalan
terhadap makanan masih terbatas.
3) Persiapan pemanas
adalah lampu pijar 60-75 watt untuk kandang box. Pemanas dinyalakan 2-3
jam sebelum DOC tiba agar suhu ruangan sudah menjadi stabil ketika DOC
masuk.
Pemanas diatur sebagai berikut:
5) Pengaturan Ventilasi
Lampu digunakan pada anak ayam umur 0 hingga 8 minggu. Anak ayam yang
tambahan. Namun untuk anak ayam yang dibesarkan menggunakan pemanas gas atau
batu bara, setelah lepas dari pemanas (4 minggu) harus diberi penerangan tambahan
Anak ayam yang baru menetas bisa bertahan tanpa makan dan minum sekitar
48-72 jam. Oleh karena itu DOC yang baru tiba tidak harus cepat-cepat diberi
pakan atau air minum. Akan lebih baik jika DOC ditenangkan terlebih dahulu.
Setelah tenang baru diberi air minum larutan gula 2%. Pakan tidak boleh diberikan
sebelum DOC diberi air minum. Pakan pertama diberikan 2 jam setelah pemberian
air minum. Pakan disebarkan di atas koran atau diletakan pada feeding plate.
Kadang anak ayam harus dirangsang untuk makan dengan mengetuk tempat pakan
(minggu)
Per Per Komulatif Jenis
1 8 56 56 511
Garam (%) 2
Kalsium (%) 1
Pada periode ini pemanas sudah tidak digunakan, pemisahan antara jantan dan
1) Persiapan kandang
atasnya diberi sekam padi atau serbuk kayu setebal 5-10 cm.
galon.
b) Tinggi tempat pakan dan minum diatur setinggi punggung ayam.
Pada periode grower tirai sudah dibuka penuh, kecuali jika hujan deras
atau angin yang masuk ke dalam kandang terlalu besar (ayam bergerombol di
sudut ruangan) ada baiknya tirai dipasang sebagian.
udara tidak terlalu panas yaitu pagi atau sore hari agar ayam tidak stres.
b) Ayam jantan dibesarkan sebagai ayam potong, untuk itu diberi pakan
yang baik. Oleh karena itu ayam yang tidak memenuhi persyaratan harus
disingkirkan.
dimana tingkat pertumbuhannya relatif cepat dan merupakan masa yang menentukan
seleksi ketat yang meliputi keaktifan gerak, nafsu makan baik, pertumbuhan cepat,
bobot badan seragam, tingkat kematian rendah, kaki kuat dan mata cerah (Siregar dan
Sabrani, 1986).
Manajemen pemeliharaan ayam petelur meliputi pemilihan bibit,
layer , pemberian pakan dan minum, pemantauan produksi baik hen-day maupun egg
mass ,biosecurity dan vaksinasi (Rasyaf, 2008). Hal yang perlu diperhatikan pada
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
Kebutuhan air minum fase starter terbagi lagi pada masing-masing minggu yaitu:
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah
sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya
diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula
Periode grower adalah ayam yang berumur 7 sampai 13 minggu, pada fase ini
kontrol pertumbuhan dan keseragaman perlu dilakukan, hal ini berhubungan dengan
Pada periode grower sistem produksi ayam mulai tumbuh dan sistem hormon
reproduksi ada faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor ransum dan cahaya, karena
dengan melalui force molting. Fase developer merupakan fase pertumbuhan yang
sudah menurun, sedangkan konsumsi ransum terus bertambah. Sehingga jika ransum
yang diberikan adlibitum maka akan terjadi kegemukan dan pada saat akan
tidak efisien.
Pengelolaan Fase Grower Fase grower pada ayam petelur, terbagi ke dalam
dua kelompok umur yaitu 6 – 14 minggu dan umur 14 – 20 minggu sering disebut
1) Brooding House
Kandang yang digunakan pada fase pertumbuhan, juga digunakan sampai akhir
Ayam dipelihara dalam kandang yang sama, sejak ayam dipelihara umur satu
Luas tempat pakan, tempat air minum, luas lantai perelor dipengaruhi oleh tipe
4) penyinaran
menghasilkan telur. Semakin tinggi persentase jumlah telur yang dihasilkan per ayam
layer yang dipelihara akan semakin baik dan semakin menguntungkan bagi peternak.
Jumlah pakan yang diberikan sangat mempengaruhi kemampuan bertelur ayam layer.
Jumlah yang diberikan sekitar 80-85 gr/ekor/hari (tergantung jenis ayam). Beberapa
pakar juga menyebutkan pemberian pakan 110 – 120 gram/ekor/hari. Jika jumlah
pakan yang diberikan kurang akan berdampak buruk pada jumlah telur yang
dihasilkan.
Kandungan serat, protein, lemak dan karbohidrat bahan pakan. Protein yang
ataurai pakai sesuai rekomendasi pabrik pakan). Jumlah protein yang diberikan
Protein % 17 – 18
Lemak % 2–3
Garam % 0,25
Kalsium % 2–4
Phospor % 0,6
ayam menjadi stress. Catatan penting yang harus diperhatikan adalah jangan
mengganti konsentrat secara langsung. Jika hal ini dilakukan akan terjadi penurunan
Panjang gelombang atau warna cahaya juga sangat penting. Ayam mengenali
adanya cahaya melalui mata (retinal photoreceptors) dan melalui photosensitive cells
di otak (extra-retinal photoreceptors). Cahaya dengan gelombang cahaya yang
panjang lebih mudah penetrasi memalui kulit dan batok kepala dibandingkan cahaya
Melalui penelitian tersebut didapatkan cahaya berwarna biru membuat ayam menjadi
lebih tenang, merah mengurangi kanibalisme dan pencabutan bulu oleh ayam lain,
menstimulasi reproduksi.
Pada saat ini tersedia beberapa macam lampu yang digunakan dalam bisnis
c) Fluorescent lamp
d) Lampu jenis ini lebih baik daripada lampu incandescent bulb untuk digunakan
horizontal) maka lampu ini jarang digunakan pada chicken house, tetapi
footcandle atau lux. Untuk mudahnya dapat diterangkan bahwa penggunaan lampu 25
watt tipe pijar (polos, bukan warna susu) adalah mencukupi untuk luasan kandang 16
pembesaran.
Lama pencahayaan berhubungan dengan umur ayam dan tipe kandang yang
digunakan. DOC memerlukan 21 – 23 jam penerangan secara terus menerus. Hal ini
Penerangan dapat diturunkan secara bertahap dan menjadi 15 – 16 jam perhari. Pada
usia 3 minggu, penerangan dapat mengikuti penerangan alamiah yaitu selama 12 jam
sehari. Bila berat badan sudah mencukupi atau ayam memasuki usia pre-layer (16
per hari dan setiap minggunya ditambah 30 menit sampai pencahayaan mencapai 16
Bentuk kandang untuk layer adalah kandang terbuka tanpa dinding. Arah
kandang adalah arah Utara ke Selatan agar kandang mendapatkan sinar matahari pagi
dan sore. Kandang utama berukuran 5×15 meter dengan tinggi sekitar 3.5 m (1000
kandang baterai adalah 110 cm yang dibagi menjadi 4 ruangan yang sama luas.
Masing-masing kandang baterai dapat memuat maksimal 2 ekor ayam layer yang siap
bertelur.
bawah tertutup. Tenggeran bagian bawah di buka saat produksi 15%. Jumlah sangkar
yang disediaakan harus cukup, 1 nest terdapat 20 kotak untuk 96 ekor atau 4 ekor per
kotak dan tinggi sangkar tidak lebih dari 45 cm dari litter.Alas sangkar dialasi sekam
atau serutan kayu yang bersih dan sudah tersedia sejak permulaan produksi dan untuk
mencegah kasus floor eggs. Atap nest setiap hari dibersihkan dan sekam atau serutan
kayu di nest setiap harinya harus dalam kondisi cukup atau setiap 15 hari ditambah
atau diganti bila kotor. Penempatan sangkar harus ditata dengan merata pada setiap
Pengumpulan telur minimal 4 kali sehari adapun jam pengambilan telur untuk
collecting 1 pukul 07.00 collecting 2 pukul 09.30 collecting 3 pukul 13.00 dan
collecting 4 pukul 15.00 dan pada puncak produksi ditingkatkan 5-6 kali sehari.
Pengambilan telur dalam sangkar dilakukan menggunakan egg tray plastik, isi 30
ukuran besar. Telur lantai dan telur-telur yang kotor dikumpulkan dan disimpan
terpisah dari telur yang bersih. Pengambilan telur dilakukan dari telur yang berada di
sangkar kemudian baru telur yang dilantai (floor eggs). sebelum dan sesudah
menangani telur tangan harus dicuci dengan desinfektan (ammonium quartener dosis
1cc/ 2 liter air). Setelah pengambilan telur lakukan grading telur di kandang setiap
kalim pengambilan telur dilakuakan. Pisahkan telur tetas dari telur dengan kriteria
sebagai berikut :
c) Telur abnormal
Telur tetas diletakan di egg tray plastik isi 36 dengan ujung telur yang runcung
menghadap ke bawah, sedangkan telur yang lain(grade out) diletakan di egg tray
plastik isi 30. Lakukan fumigasi telur tetas dengan formalin dan sento Selama 15
a) Formalin 30cc
b) Formasan 5cc
c) Cento 11cc
150 butir sebagai sampel data berat telur setiap hari mulai produksi 10%.
Penimbangan dilakukan pada penimbangan telur ke dua, tidak remasuk telur jumbo,
telur sangat kecil,dan retak. Data berat telur dapat dipakai sebagai acuan atau melihat
2.5.1 Seleksi
Seleksi merupakan tindakan untuk memilih ayam layer yang memiliki mutu
yang baik, dengan produksi yang baik untuk di pelihara untuk menghasilkan telur,
dan untuk mutu yang kurang baik bisa di afkir. Pengertian seleksi dalam dunia
peternakan ayam petelur adalah memilih ayam yang berkualitas bagus dalam suatu
kelompok ayam dan memisahkan dengan ayam-ayam yang kurang bagus kualitasnya.
Seleksi pada ayam petelur biasanya didasarkan pada kriteria- kriteria tertentu, antara
faktor- faktor yang diperhatikan seperti, ukuran tubuh, berat tubuh,kerangka tubuh,
status kesehatan. Salah satu faktor yang kurang diperhatikan oleh peternak adalah
pertumbuhan dari unggas apakah sudah sesuaidengan standar dari strain-nya atau
Bobot ayan juga diperhatikan dalam seleksi ayam petelur, biasanya kenaikan
produksi telur tidak sesuai dengan standar yang ada, hal ini disebabkan karena faktor
nantinya ayamn akan seragam bertelur. Seleksi Dilakukan minimum sebanyak dua
kali yaitu 7 hari dan 35 hari, dengan berat yang masuk kisaran plus minus 10%
termasuk grade B pada masa produksi telur justru lebih tepat dewasa kelaminnya dan
Dengan seleksi potensi di dalam tubuh ayam muncul dengan optimal yaitu
tumbuh lebih cepat dengan kematangan seksual lebih awal 2 minggu sehingga lebih
cepat berproduksi (Medion,2009).
1) Metode Absensi
Metode Absensi ini merpakan metode yang paling sederhana dan paling
banyak dilakukan oleh peternak. Metode ini dilakukan dengan memberi tanda di
batteray pada ayam yang bertelur, setelah waktu tertentu akan terlihat ayam yang
memeiliki tanda sedikiti memiliki produksi telur yang kurang, dan tidak produktif
b) bisa terjadi kesalahan seleksi, apabila ayam yang sebetulnya produktif, tetapi
Mengkilat
2.5.2 Culling
Culling adalah pemisahan atau pengafkiran ayam yang dilihat secara eskterior
ialah menyisihkan ayam-ayam yang buruk dan tidak produktif darikawanan satu
sepanjang tahun yaitu mulai dari masa starter sampai tidak berproduksi lagi.
Setelah masa produksi culling diperlukan bila produksi turun drastis dan perlu
pada ayam betina muda menjelang bertelur dan pada ayam dewasa menjelang
produksi menurun. Khusus untuk breeding farm perlu dilakukan culling pada
pejantan untuk menghindari bibit yang kurang baik seperti sifat kebetina-betinaan
yang dimiliki ayam jantan. Sifat kejantanan juga terdapat pada ayam betina, biasanya
diderita ayam. Culling ini dilakukan terus menerus sejak ayam diterima sampai tidak
berproduksi lagi. Ayam yang harus di culling sewaktu DOC baru tiba dari Farm:
b) Bentuk fisik abnormal, seperti: paruh silang, mata cuma satu, kaki semperdan
Iain-lain
produksi tetap tidak lagi produktifakibat pernah sakit atau memang umurnya tua
Force molting adalah untuk mendapatkan masa peneluran kedua yang serasi.
Selama masa meranggas (moulting) berat badan layer akan berkurang sekitar 400-600
gram yaitu dengan cara mengatur makanannya. Banyak metode yang dilakukan
dalam memberikan pakan kepada ayam yang sedang moulting,umumnya yaitu selama
mineral dan vitamin, sesudah 6 minggu diberikan makananyang normal dan unggas
berproduksi sekitar umur 22-24 minggu dan produksinya akan terus meningkat serta
mencapai puncaknya pada umur 34-36minggu. Setelah itu, produksinya akan terus
menurun sesuai dengan bertambahnya umur dan pada umur sekitar 18 bulan (72
minggu) secara alamiayam akan mengalami proses ganti bulu yang lazim disebut
Akibatnya, setalah terjadi proses alamiah tersebut maka produksi akan turun
setelah terjadi proses tersebut maka ayam akan kembali berproduksi lagi (tidak
dara (pullet), akan tetapi harga ayam dara dari hari kehari semakin meningkat
sehingga proses gugur bulu tersebut dapat dipersingkatselama sekitar 2 bulan, dengan
menerapkan proses gugur bulu paksa (forcemoulting), maka setelah itu, produksi
akan meningkat dengan presentase tinggi. Secara normal rontok bulu terjadi setelah
ayam berumur lebih dari 80 minggu. Pada umur inimerupakan saat yang tepat bagi
ayam untuk diapkir. Proses perontokan bulu biasanya terjadi selama 2-4 minggu
(Mulyono,2004).
perlu tidaknya dilakukan force moulting untuk menjaga performa pada siklus
b) Angka kematian, angka kematinan pada siklus pada produksi kedua lebih rendah
e) Produksi telur, puncak produksi tahun kedua 7-10 % lebih rendah daritahun
pertama dan terus menurun secara perlahan setelah mencapai puncak produksi.
f) Kualitas kulit telur, kualitas telur pada siklus kedua lebih rendah
g) Berat telur, berat telur pada tahun kedua lebih tinggi dari pada tahun
b) Pembatasan pemberian air minum, cara ini sulit diterapkan diIndonesia karena
istirahat bertelur agar siap bertelur lagi. Bila selama 2 bulan force moulting benar-
benar terjadi dan ayam berhenti bertelur maka dapat diduga di tahun keduaayam akan
bertelur banyak dan besar-besar. Ada dua program yang baik melakukan force
a) Two-cycle molting program meliputi satu kali rontok bulu dengan duasiklus
produksi telur2.
b) three-cycle molting program meliputi 2 kali rontok bulu dan 3 siklus produksi
telur.
lebihmurah dari pada membeli ayam pengganti (DOC, pullet), ayam setelah
pullet dapat dialihkan dengan menabung uang serta tidak menyita waktu yang
moultingterjadi ayam terus makan dan tidak berproduksi, bila ayam disembelih
yang diberi perlakuan menurun sampai dengan 0% pada saat perlakuan force molting
produksi yang sangat cepat sampai dengan tercapainya puncak produksi pada minggu
ke 10. Pada minggu-minggu berikutnya produksi telur sedikit demi sedikit menurun
hingga pada minggu ke 16 produksi berada pada tingkat 69%. Pada ayam petelur
afkir yang tidak diberi perlakuan force molting, produksi telur harian cenderung
konstan pada kisaran 48-68% dengan rerata 59,4%.Teknologi force molting pada
ayam petelur afkir dapat mengaktifkan kembali produksi telur tanpa mempengaruhi
panen hanya telur yang kualitasnya baik dan bersih serta tidak pecah atauretak yang
seperti kulitnya terlalu tipis, telur yang retak, atau terlalu kotor,dibiarkan dalam
sepertiini dapat menghemat waktu dibandingkan dengan mengambil semua telur yang
ada tanpa melihat kondisinya, lalu melakukan sortasi setelah semua telur selesai
dipanen. Dapat dibayangkan jika dalam satu hari memanen telur sebanyak eggtray
tanpa sortasi. Pekerjaan menjadi tidak efisien, karena setelah semua telurdipanen
harus dilakukan sortasi ulang dengan mengeluarkan kembali telur dariegg ray.
2—3 kali sehari yaitu pukul 09.00, pukul 11.00, dan pukul 15.00. Telur
diberi alas kayu yang ringan. Dari kandang semua telur dibawa ke gudang
2) Seleksi Telur
Setelah berada di gudang telur, telur diseleksi berdasarkan hal-hal berikut ini:
jumbo (> 70 g), ekstra besar (65—70 g), besar (58—65 g), medium (50—
57 g), kecil (40—50 g) dan sangat kecil (< 40 g). Di Indonesia, normalnya
1 kg telur berisi 16—18 butir. Selain itu, biasanya telur dari ayam yang
masih muda akan lebih kecil daripada telur dari ayam yang lebih tua. Hal
ukurannya yang lebih kecil, telur dari ayam muda ini sering dijadikan
sebagai sarana penipuan. Telur tersebut diberi cat kimia sehingga warna
atau dobel kuningnya. Telur ini jugaharus di-packing dan dijual sendiri.
d) Untuk ayam yang dipelihara di kandang litter, banyak dijumpai telur yang
kulitnya kotor karena ayam bertelur di lantai dan bukan disangkar. Untuk
itu, telur yang kotor harus dipisahkan walaupun telah dicuci. Telur yang
kotor atau yang telah dicuci akan memiliki daya tahan yang lebih pendek
3) Packing
dan kulit padi ditimbang terlebih dahulu baru diisi telur. Telur disetiap
4) Penyimpanan Telur
diambil pedagang. Telur sebaiknya tidak disimpan terlalu lama sebab kualitas telur
petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk
organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis ayam,
ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan kelembaban. Kotoran
ayam merupakan salah satu bahan organik yang berpengaruh terhadap sifat fisik,
kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam mempunyai kadar unsur hara dan
bahan organik yang tinggi serta kadar air yang rendah. Setiap ekor ayam kurang lebih
menghasilkan ekskreta per hari sebesar 6,6% dari bobot hidup (Taiganides, 1977).
komoditas tanaman. Salah satunya adalah tanaman jagung manis karena dapat
yang akan berdampak pada kesuburan tanaman itu sendiri (Harsono,2009). Kotoran
ayam merupakan kotoran yang di keluarkan oleh ayam sebagai proses makanan yang
disertai urine dan sisa-sisa makanan lainya (Ali,2001). Pupuk merupakan kunci dari
kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih dari unsur untuk menggantikan unsur
Limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam adalah kotoran ayam dan
bau yang kurang sedap serta. air buangan. Air buangan berasal dari cucian tempat
makan dan minum ayam dan keperluan domestik lainnya. Jumlah air buangan ini
sedikit dan biasanya terserap ke dalam tanah serta tidak berpengaruh besar terhadap
lingkungan sekitar.
Arah kemiringan diatur agar pada saat dibersihkan dengan air, dengan mudah limbah
diujung parit dan kemudian dibuang. Pada kandang sistem terbuka, sebagian besar
pengumpulan limbah lebih dipermudah, lantai pada lokasi ini biasanya ditutup
dengan bahan yang keras dan rata dengan kemiringan tertentu untuk mengalirkan
limbah cairnya. Untuk membersihkan lantai dapat menggunakan pipa semprot yang
kuat agar limbah cair dapat didorong dan mengalir ke tempat penampungan.
Scraping merupakan cara pengumpulan limbah yang paling tua dilakukan oleh
mekanik. Pada intinya, kedua cara tersebut menggunakan alat yang terdiri atas plat
logam yang fungsinya untuk mendorong atau menarik limbah sepanjang lantai
dengan maksud agar limbah terlepas dari lantai dan dapat dikumpulkan
2) Free-fall
Pengumpulan limbah peternakan dengan system free-fall ini dilakukan dengan
membiarkan limbah melewati penyaring atau penyekat lantai dan masuk ke dalam
lubang penampung. Teknik ini telah digunakan secara ekstensif dimasa lampau
untuk peternakan hewan tipe kecil, seperti ayam, kalkun, kelinci dan ternak jenis lain.
Baru-baru ini juga digunakan untuk ternak besar, seperti babi dan sapi. Pada
dasarnya ada dua sistem free-fall, yaitu sistem kandang yang lantainya menggunakan
(1) penyaring lantai (screened floor) dan (2) penyekat lantai (slotled floor).
3) Flushing
limbah tersebut dalam bentuk cair. Sistem flushing telah digunakan sejak tahun 1960-
an dan menjadi cara yang makin populer digunakan oleh peternak untuk
pengumpulan limbah ternak. Hal ini dikarenakan lebih murah biayanya, bebas dari
pemindahan bagian, sama sekali tidak atau sedikit sekali membutuhkan perarawatan
bagian utama, yaitu isolasi, pengendalian lalu lintas dan sanitasi (Jeffrey,1997).
1) Isolasi
menjaga dan melindungi unggas serta menjaga masuknya hewan lain ke dalam
kandang. Isolasi ini diterapkan juga dengan memisahkan ayam berdasarkan kelompok
umur.penerapan manajemen all-in/all-out pada peternakan besar mempraktekan
pembersihan dan disinfeksi seluruh kandang dan peralatan untuk memutus siklus
penyakit.
Pengendalian lalu lintas ini diterapkan terhadap lalu lintas ke peternakan dan
lalu lintas di dalam peternakan. Pengendalian lalu lintas ini diterapkan pada manusia,
peralatan, barang, dan bahan. Pengendalian ini berupa penyediaan fasilitas kolam
dipping dan spraying pada pintu masuk untuk kendaraan , penyemprotan desinfektan
terhadap peralatan dan kandang, sopir, penjual, dan petugas lainnya dengan
hewan yang datang serta adanya Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).
3) Sanitasi
Sanitasi ini meliputi praktek disinfeksi bahan, manusia, dan peralatan yang
meliputi pembersihan dan disinfeksi secara teratur terhadap bahan – bahan dan
peralatan yang masuk ke dalam peternakan. Pengertian disinfeksi adalah upaya yang
dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari mikroorganisme secara fisik
atau kimia, antara lain seperti pembersihan disinfektan, alkohol, NaOH, dan lain-lain.
Sanitasi peternakan antara lain kebersihan sampah, feses dan air yang
digunakan. Air yang digunakan untuk konsumsi dan kebutuhan lainnya harus
memenuhi persyaratan air bersih (Depkes, 2001). Jika digunakan air tanah atau dari
sumber lain, maka air harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi
klorin 2 ppm. Untuk menjamin bahwa air tersebut memenuhi syarat air bersih, maka
air. Air merupakan media pembersih selama proses sanitasi serta merupakan
bahanbakupada proses pengolahan pangan (Depkes, 2001). Air juga dapat sebagai
sumber pencemar. Jika air tercemar, perlu dicari alternatif sumber air lain atau air
tersebut harus diolah dengan metode kimia atau metode lainnya. Sumber pencemar
pengemasan, penyimpanan dan penyiapan. Cara yang efektif untuk dapat mengurangi
yang masuk ke ruang proses, dan penerapan metode pengemasan yang baik (Marriott,
1999).
Menurut PCFS (1999), pada saat telur dikumpulkan di kandang, telur yang
utuh dan baik dikumpulkan dengan menggunakan baki telur plastik (egg tray) yang
dipisahkan dengan telur yang retak/kotor. Hal ini dilakukan untuk mencegah telur
yang terkontaminasi agen patogen yang mungkin terdapat pada telur kotor/retak.
Perlakuan yang dapat diterapkan terhadap telur yang kotor adalah dengan cara dilap,
tanpa dicuci terlebih dahulu. Pada gudang penyimpanan telur, telur disimpan pada
egg tray yang terbuat dari plastik yang telah dibersihkan dan didisinfeksi, atau jika
tidak ada, telur dapat diletakkan di dalam peti kayu baru dengan sekam yang telah
didisinfeksi, terpisah dengan telur yang retak/rusak. Telur yang retak harus segera
digunakan. Baki telur disimpan di atas palet plastik setinggi minimum 15 cm dari
yang berjarak minimum 6 inch (15.24 cm) dari permukaan lantai dan dinding. Hal ini
dilakukan pada periode tertentu secara teratur, karena dapat mengundang lalat atau
insekta lain serta tumpukan sampah dapat menjadi sumber pencemaran di peternakan
(Jeffrey, 1997).
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(1) Persiapan kandang dan peralatan yang harus dilakukan pada adalah
DOC
(2) Starting management pada ayam layer yang perlu diperhatikan adalah
vaksinasi.
(3) Growing management pada ayam layer yang perlu diperhatikan adalah faktor
bertelur kelak.
(4) Laying management pada ayam layer yang perlu diperhatikan adalah
(5) Seleksi pada ayam layer didasarkan pada beberapa kriteria diantaranya
masa bertelur atau long lay. Culling pada ayam layer didasarkan pada atas
tanda-tanda kelainan atau cacat yang diderita ayam, culling dilakukan terus
menerus dimulai sejak ayam diterima sampai tidak berproduksi lagi. Program
(8) Biosecurity operasional pada peternakan ayam layer dibagi menjadi 3 bagian
Jeffrey JS. 1997. Biosecurity for poultry flocks. Poultry fact sheet 1(26). [terhubung
berkala]. http://www.vmtrc.ucdavis.edu.html [diakses pada 05 Oktober 2019].
Kaderi, I.S. 2013. Apa yang dimaksud dengan seleksi dan culling pada ayam petelur
http://www.centralunggas.com/2013/05/apa-yang-dimaksud dengan-seleksi-
dan.html. [diakses pada 05 october 2019].
Malik, A dan Rahmawati, T. 2006. Pengaruh Seleksi Bobot Badan Terhadap Umur Puncak
Produksi Ayam Petelur. Jurnal Protein, Vol.13 No 2.
Mulyono, A.M. dan W.T. Husodo. 2004. Variasi Puasa Pakan pada Perlakuan Force
Molting untuk Pengaktifan Kembali Produksi Ayam Petelur Afkir. Laporan
Penelitian, Proyek Peningkatan Kopertis Wilayah VI. Fakultas Pertanian,
Universitas Veteran Bangun Nusantara. Sukoharjo.
McSwane D, Rue N, Linton R. 2000. Essentials of Food Safety and Sanitation. 2nd
Ed. UpperSaddleRiver: Prantice Hall.
Siregar, A.P, Sabrani, M. H. dan Sutomoprawiro, P., 1986. Teknik Beternak Ayam
Pedaging di Indonesia. cetakan ke-2 Margie Group.Jakarta.
Syamsuharlin, E. 2011. Produksi dan berat telur pada awal siklus pertama.
http://bloggerboegist.blogspot.com/2011/12/produksi-dan-berat-telur-pada
awal.html.[diakses pada 05 oktober 2019].
management,dan laying
management
starting management
pemanenan
operasional layer