Anda di halaman 1dari 12

A.

Himpunan
Himpunan adalah kumpulan objek yang didefinisikan
dengan jelas dan dapat dibeda-bedakan (Nugraha & Dwiyana,
2011) Objek dalam himpunan seperti elemen, unsur dan
anggota yang mengisi atau membut sebuah kelompok
(himpunan). Atau dapat diartikan bahwa Himpunan
merupakan kumpulan objek yang dapat didefinisikan dan
diberi batasan yang jelas untuk membentuk kelompok yang
dapat diidentifikasikan apakah objek tersebut termasuk
kumpulan yang ditentukan atau tidak.

Contoh:
 Kumpulan siswa kelas VII yang berkaca mata merupakan
himpunan, karena dapat dibedakan antara siswa yang
memakai kaca mata dengan yang tidak memakai kaca
mata
 Kumpulan siswa kelas VII yang cantik adalah bukan
himpunan, karena tidak dapat dipastikan dengan jelas
bagaimana ukuran kecantikan seorang siswa. Jadi yang
merupakan bukan himpunan ini merupakan penilaian yang
bersifat subjektif (Team, 2011).

Suatu himpunan lazimnya dinyatakan dengan huruf


kapital, seperti A, B, C, D, …, dan untuk menyatakan
himpunan itu sendiri dinotasikan dengan tanda kurawal
{…,…} (Nugraha & Dwiyana, 2011)

Contoh:
 Q adalah himpunan dari huruf vocal, maka dapat
dinyatakan dengan Q = {a,i,u,e,o}
 R adalah himpunan empat binatang buas, maka dapat
dinyatakan dengan R = {singa, harimau, macan, buaya}
(Team, 2011)
1. Diagram Venn
Dalam diagram venn, himpunan semesta S digambarkan
dengan persegi panjang, sedangkan untuk himpunan lainnya
digambarkan dengan lengkungan tertutup sederhana, dan
anggotanya digambarkan dengan noktah. Anggota dari suatu
himpunan digambarkan dengan noktah yang terletak di dalam
daerah lengkungan tertutup, atau di dalam persegi panjang
untuk anggota yang tidak termasuk di dalam anggota
himpunan (Prasojo & Amir, 2016).
Dapat disimpulkan bahwa diagram venn adalah diagram
yang menyatakan atau mengilustrasikan sebuah himpunan.
Jadi dengan adanya diagram venn ini kita dapat menjelaskan
dengan cara menggambarkannya dalam bentuk diagram atau
bisa diartikan bahwa diagram venn merupakan sebuah diagram
yang di dalamnya terdapat seluruh kemungkinan objek
ataupun benda.

Perhatikan Gambar 1 di bawah ini!

Gambar 1 Diagram Venn Sifat-Sifat Irisan


2. Cara Menyatakan Himpunan
Adapun cara-cara untuk dapat menyatakan bahwa objek
tersebut merupakan sebuah himpunan. Jadi dalam menyatakan
himpunan ada tiga cara yaitu:
a. Dengan kata-kata atau syarat keanggotaan
Maksudnya adalah setiap anggota dimasukkan dengan
rinci atau dengan cara menyebutkan semua syarat dan sifat
dari anggotanya.
Contoh:
1) 𝐴 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝 𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑟𝑖 30}
2) 𝐵 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 35}
3) 𝐶 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 10}
b. Dengan notasi pembentuk himpunan
Cara ini yaitu dengan menuliskan syarat keanggotaan.
Anggota himpunan dilambangkan dengan huruf kecil yang
diikuti garis tegak dan syarat keanggotaannya. Biasanya
ditulis seperti: {𝑥| 𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥}
Contoh:
1) A = {𝑥|𝑥 ≤ 11, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙}
2) 𝐼 = {𝑥|𝑥 > 15, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ}
3) 𝐸 = {𝑥|3 < 𝑥 > 20, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎}
c. Dengan metode tabulasi
Metode tabulasi adalah dengan cara mendaftar anggota-
anggotanya di dalam suatu kurung kurawal. Cara
membedakan anggota yang satu dengan yang lainnya
digunakan tanda koma (,).
Contoh:
1) 𝑂 = {1, 3, 5, 7, 9}
2) 𝑃 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
3) 𝑄 = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18}
(Team, 2011)
3. Sifat-sifat operasi himpunan
Sifat-sifat dalam himpunan sebenarnya banyak, tapi ada
tiga sifat himpunan yang paling umum dipakai, yaitu :
a. Sifat Komutatif

𝑨 ∩𝑩= 𝑩∩𝑨
𝑨 ∪ 𝑩=𝑩 ∪𝑨

b. Sifat Asosiatif

(𝑨 ∩ 𝑩) ∩ 𝑪 = 𝑨 ∩ (𝑩 ∩ 𝑪)
(𝑨 ∪ 𝑩) ∪ 𝑪 = 𝑨 ∪ (𝑩 ∪ 𝑪)

c. Sifat Distributif

𝑨 ∩ (𝑩 ∪ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∪ (𝑨 ∩ 𝑪)

𝑨 ∪ (𝑩 ∩ 𝑪) = (𝑨 ∪ 𝑩) ∩ (𝑨 ∪ 𝑪)

(Team, 2011)
4. Macam-macam himpunan
Berdasarkan pengamatan dengan memperhatikan
jumlah anggotanya, himpunan terbagi menjadi beberapa
macam, yaitu:
1) Himpunan Kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak
mempunyai anggota sama sekali. Lambang himpunan
kosong { } atau ∅ (Nuharini & Wahyuni, 2008).
Contoh:
a) 𝑃 = {𝑥|6 < 𝑥 < 7, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡}
b) 𝑄 = {𝑥|𝑥 < 1, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖}
c) 𝑅 = ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑚𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑚𝑢𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑢𝑟𝑢𝑓 𝑂
2) Himpunan Semesta
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua
objek yang dibicarakan, dengan catatan bahwa himpunan
semesta untuk suatu himpunan tidak tunggal. Biasanya
Himpunan semesta diberi symbol “S” (Nuharini &
Wahyuni, 2008). Biasanya himpunan semesta juga dapat
diberi symbol “U” singkatan dari Universal.
Contoh:
a) 𝐴 = {2,3,5,7,11,13}, maka himpunan semesta dari A
antara lain adalah :
 𝑆 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎}
 𝑆 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖}
 𝑆 = {𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ} dan sebagainya
b) 𝐵 = {𝑘𝑢𝑐𝑖𝑛𝑔, ℎ𝑎𝑟𝑖𝑚𝑎𝑢, 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑎, 𝑚𝑎𝑐𝑎𝑛}, maka
himpunan semesta dari B antara lain adalah :
 𝑆 = {ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑘𝑖 𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡}
 𝑆 = {ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑎𝑡}
 𝑆 = {ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑟𝑛𝑖𝑣𝑜𝑟𝑎} dan sebagainya.
3) Himpunan Berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang memiliki
anggota unsur yang banyaknya dapat dihitung (jumlah
banyaknya terbatas) (Nuharini & Wahyuni, 2008).
Contoh:
a) 𝐴 = {𝑥|𝑥 < 16, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖}.
𝐴 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}
Jadi banyak anggota yang ada dalam himpunan A
dapat dihitung, yakni lima belas
b) 𝐵 = {𝑥|𝑥 < 10, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎}.
𝐵 = {2, 3, 5, 7}. Jadi banyak anggota yang ada dalam
himpunan B dapat dihitung yakni empat.
4) Himpunan Tak Berhingga
Himpunan tak berhingga dalah himpunan yang jumlah
anggotanya tak terbatas atau tak terhingga (Nuharini &
Wahyuni, 2008). Himpunan Tak berhingga ini merupakan
kebalikan dari Himpunan berhingga, karena himpunan tak
berhingga ini nilainya tak terbatas.
Contoh:
a) 𝐴 = {𝑥|𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝} bisa ditulis dengan 𝐴 =
{2, 4, 6, 8, … }.
Karena himpunan A hanya bersyarat bilangan genap
saja, maka itu sudah berarti bahwa himpunan tersebut
tidak terhingga, dikarenakan bilangan genap itu
banyak.
b) 𝐵 = {𝑥|𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖 > 15} maka bisa ditulis
dengan 𝐵 = {16, 17, 18, … }
Jadi memiliki arti yang sama yaitu banyak dan dibaca
bahwa himpunan B adalah himpunan bilangan 16, 17,
18, dan seterusnya.
5) Himpunan Bagian
Himpunan bagian adalah himpunan yang apabila setiap
unsur dalam himpunan A termasuk juga anggota B, maka
A adalah himpunan bagian dari B. Uuntuk menyatakan
suatu himpunan bagian digunakan lambang “ ”.
Misalkan A adalah himpunan bagian dari B, maka ditulis:
𝐴 ⊂ 𝐵 atau 𝐵 ⊂ 𝐴

Contoh:
a) 𝐴 = {1, 2, 3}; 𝐵 = {0, 1, 2, 3, 4}.
Contoh ini berarti 𝐴 ⊂ 𝐵, karena semua anggota A
menjadi anggota B
b) 𝑂 = {𝑎, 𝑏, 𝑐} ; 𝑃 = {𝑎, 𝑐, 𝑑, 𝑒, 𝑓}
Contoh tersebut disimpulkan bahwa O bukan
himpunan bagian dari P atau 𝑂 ⊄ 𝑃, karena ada
anggota O yang tidak menjadi anggota P.
6) Himpunan saling lepas
Himpunan saling lepas adalah suatu himpunan yang
anggota-anggotanya tidak ada yang sama (Nuharini &
Wahyuni, 2008). Dua himpunan A dan B dikatakan saling
lepas jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
Notasi yang digunakan biasanya adalah “∕∕”
Contoh:
 𝑂 = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15}
 𝑃 = {2, 4, 6, 8, 10}
Jadi kedua himpunan ini yang dimaksud dengan saling
lepas, karena tidak satu anggota pun sama dengan salah
satu anggota himpunan yang lain atau 𝑂 ∕∕ 𝑃.
5. Operasi-operasi dalam Himpunan
1) Irisan Himpunan
Irisan himpunan dari A dan B, dilambangkan dengan
𝐴 ∩ 𝐵, adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan anggota dari himpunan A dan sekaligus
anggota dari Himpunan B (Prasojo & Amir, 2016).
Irisan sendiri dalam himpunan matematika
dilambangkan dengan “ ”.
Dapat disimpulkan bahwa:

𝐴 ∩ 𝐵 = { 𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝒅𝒂𝒏 𝑥 ∈ 𝐵}

Contoh :
a) Diketahui :
𝐴 = {1,2,3,4,5}, 𝐵 = {2, 3, 6, 7, 8}, dan
𝐶 = {4, 5, 6, 7, 8}
Tentukan:
𝐴 ∩ 𝐵, 𝐴 ∩ 𝐶, dan 𝐵 ∩ 𝐶.
Penyelesaian:
𝐴 ∩ 𝐵 = {2, 3} , 𝐴 ∩ 𝐶 = {4, 5}, dan
𝐵 ∩ 𝐶 = {6, 7, 8}
b) Perhatikan Gambar 2 berikut!
𝑺 𝐴 𝐵

⋅1 ⋅6
⋅4
⋅2 ⋅7 ⋅9
⋅5
⋅3 ⋅8
⋅0 ⋅ 10

Gambar 2 Contoh Himpunan Beririsan


2) Gabungan Himpunan
Gabungan antara himpunan A dan himpunan B
dilambangkan dengan 𝐴 ∪ 𝐵, adalah himpunan yang
anggota-anggotanya merupakan semua anggota
himpunan A atau semua anggota himpunan B (Prasojo
& Amir, 2016). Gabungan sendiri dalam himpunan
matematika dilambangkan dengan “ ”.
Dapat disimpulkan bahwa:

𝐴 ∪ 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑥 ∈ 𝐵}

Contoh:
Diketahui:
 𝑆 = {𝑥|𝑥 ≤ 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑙𝑖} ;
 𝐴 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 2};
𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑎}
Himpunan A dan B merupakan himpunan bagian dari
S. Tentukanlah 𝐴 ∪ 𝐵
Penyelesaian:
𝑆 = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10},
𝐴 = {2, 4, 6, 8, 10}, 𝐵 = {2, 3, 5, 7}

𝑆 𝐴 𝐵

⋅2 ⋅3
⋅ 10
⋅4 ⋅5

⋅8 ⋅6 ⋅7
⋅1
⋅9

Gambar 3 Contoh Himpunan Bagian


Jadi hasil dari 𝐴 ∪ 𝐵 = {2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10}. Dengan
pembuktian diagram venn pada Gambar 3.
3) Komplemen
Komplemen suatu himpunan adalah, bila S adalah
semesta dan Himpunan A adalah himpunan yang
semua anggotanya merupakan anggota himpunan S
tetapi bukan anggota himpunan A (Nuharini &
Wahyuni, 2008). Komplemen sendiri dalam himpunan
matematika dilambangkan dengan “ ”
Contoh:
Diketahui :
𝑆 = {𝑥|𝑥 < 10, 𝑥 ∈ 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ},
𝐴 = {1, 3, 5, 7, 9}
Tentukan komplemen dari 𝐴(𝐴′ ).
Penyelesaian:
𝑆 = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9};
𝐴 = {1, 3, 5, 7, 9}
Semua anggota S yang bukan anggota A
membentuk satu himpunan yaitu {0, 2, 4, 6, 8}.
𝑺 𝐴′
⋅0
A
⋅6
⋅1 ⋅5
⋅8
⋅3 ⋅7 ⋅9
⋅2 ⋅4

Gambar 4 Contoh Komplemen


Jadi, komplemen himpunan A adalah 𝐴′ =
{0, 2, 4, 6, 8}. Daerah yang diluar himpunan A itu
adalah komplemen 𝐴 atau 𝐴′ (lihat Gambar 4).
4) Selisih Himpunan
Selisih dari A dan B, dilambang kan 𝐴 − 𝐵, adalah
himpunan yang anggota-anggotanya merupakan
anggota dari himpunan A tetapi bukan merupakan
anggota dari himpunan B (Prasojo & Amir, 2016).
Selisih sendiri dalam himpunan matematika
dilambangkan dengan “ ”.
Contoh:
Diketahui 𝐴 = {1, 2, 3, 4, 5, 8} dan 𝐵 = {2, 3},
Tentukan selisih dari 𝐴 − 𝐵
Penyelesaian :
Jadi 𝐴 − 𝐵 adalah {1, 4, 5, 8}.
Hal ini dapat dinyatakan ke bentuk diagram venn
seperti Gambar 5.

A B

⋅1
⋅2
⋅4 ⋅5
⋅3
⋅8

Gambar 5 Contoh Selisih Himpunan


B. Daftar Pustaka

Nuharini, D., & Wahyuni, T. (2008). Matematika Konsep dan


Aplikasinya. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Nugraha, A., & Dwiyana, A. (2011). Dasar-dasar matematika
dan Sains. Banten: Universitas Terbuka.
Prasojo, B. H., & Amir, M. F. (2016). Buku Ajar Matematika
Dasar. Sidoarjo: UMSIDA PRESS.
Team, O. (2011). Smart Math. Jakarta: CV. Putra Pratama.

Anda mungkin juga menyukai