Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
6. Instrumen Keuangan
Akun instrumen keuangan meliputi investasi dalam surat berharga seperti, sekuritas utang
dan sekuritas saham, instrumen derivatif, dan aktivitas hedging. Investasi dalam instrumen
keuangan dapat dikelompokkan sebagai sekuritas untuk diperdagangkan, tersedia untuk
dijual, dan dimiliki sampai jatuh tempo, sedangkan derivatit dapat dikelompokkan sebagai
aset atau kewajiban, sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Perusahaan membeli
sekuritas untuk diperdagangkan dengan maksud untuk menginvestasikan kelebihan kas untuk
sementara waktu atau bisa juga menginvestasikan dalam instrumen keuangan derivatif
sebagai cara hedging. Contohnya, suatu perusahaan penerbangan melakukan investasi dalam
bahan bakar dengan hedging, sebagai upaya untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar.
Kita akan membahas pengendalian internal dan pertimbangan pengauditan yang berkaitan
dengan instrumen keuangan setelah kita membicarakan akun kas.
Gambar 20-2 melukiskan hubungan antara berbagai siklus transaksi dengan titik sentral
akun kas (Kas di Bank). Gambar ini memperjelas mengapa akun kas umum dipandang
penting pada hampir setiap audit, bahkan ketika saldo akhir tidak material. Jumlah aliran
masuk ke dalam dan ke luar dari akun kas sering lebih banyak dari pada yang terjadi pada
akun lain dalam laporan keuangan. Selain itu, kerentanan kas terhadap penggelapan lebih
besar dibandingkan dengan asset lainnya, karena kebanyakan asset lain harus dikonversi
menjadi kas lebih dahulu sebelum dapat digunakan.
Contohnya: setiap kesalahan penyajian berikut ini pada akhirnya akan berakibat
kesalahan pembayaran atau kegagalan untuk menerima kas, tetapi itu semua tidak akan bisa
diungkapkan dengan melakukan rekonsiliasi bank:
1) Tidak menagih/tidak mengirim faktur kepada pembeli.
2) Penggelapan kas, dengan cara mencegat kas sebelum penerimaan kas dicatat, dan
mendebet akun kerugi piutang
3) Pembayaran ganda atas suatu faktur dari penjual.
4) Pembayaran tidak semestinya atas pengeluaran untuk keperluan pribadi direksi.
5) Pembayaran untuk pembelian bahan baku fiktif.
6) Pembayaran kepada pegawai melebihi jam kerja sesungguhnya.
7) Pembayaran bunga kepada pihak berelasi melebihi tarif bunga normal.
Apabila kesalahan penyajian ini ingin ditemui dalam audit, maka penemuannya akan
terjadi melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Dua kesalahan
penyajian pertama dapat ditemukan sebagai bagian dari pengauditan atas siklus penjualan dan
pengumpulan piutang, tiga berikutnya dalam pengauditan siklus pembelian dan pembayaran,
dan dua terakhir dalam pengauditan siklus penggajian dan personalia dan siklus perolehan
modal dan pengembaliannya.
Pengujian atas rekonsiliasi bank akan dapat mengungkapkan kesalahan penyajian yang sama
sekali berbeda dengan kesalahan penyajian diatas, seperti:
1) Check yang belum diuangkan ke bank tidak dimasukkan ke dalam daftar check masih
beredar, walaupun check tersebut telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
2) Penerimaan kas oleh klien yang terjadi sesudah tanggal neraca telah dicatat klien
sebagai penerimaan kas tahun yang diperiksa.
3) Penerimaan kas beberapa waktu sebelum akhir tahun buku dan telah disetirkan ke
bank pada bulan yang sama, tetapi dicantumkan dalam rekonsiliasi bank sebagai
setoran dalam perjalanan.
4) Pembayaran sebuah utang wesel dan telah didebetkan langsung ke saldo bank oleh
bank, tetapi tidak tercantum dalam catatan klien.
Untuk mengaudit kas di bank, auditor memeriksa kebenaran rekonsiliasi bank yang
diterima dari klien. Tujuan audit saldo dan pengujian rinci saldo yang lazim dilakukan dalam
pengauditan akun kas dapat dilihat pada table 20-1.
Tabel 20-1 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Akun Kas Umum di Bank
Tujuan Audit Saldo Prosedur Pengujian Rinci komentar
Saldo
Kas sebagaimana tercantum Jumlahkan ke bawah daftar Pengujian ini dilakukan
dalam rekonsiliasi bank check dalam perjalanan dan sepenuhnya pada
telah ditotal dengan benar pembayaran secara rekonsiliasi bank, tidak
dan cocok dengan jumlah elektronik serta setoran mengacu pada dokumen
di buku besar (kecocokan dalam perjalanan. atau catatan, kecuali ke
saldo) Periksa penambahan dan buku besar.
pengurangan dalam
rekonsiliasi bank, termasuk
semua hal yang
direkonsiliasi.
Telusur saldo per buku dalam
rekonsiliasi ke buku besar.
Kas sebagaimana tercantum (lihat penjelasan lebih lanjut Ini adalah tiga tujuan
dalam rekonsiliasi bank prosedur-prosedur berikut) terpenting untuk kas di
benar-benar ada Minta dan ujilah konfirmasi bank. Prosedur
(keberadaan) bank. digabungkan karena sangat
Kas yang ada di bank telah Minta dan ujilah cutoff berkaitan erat. Tiga
dicatat (kelengkapan) laporan bank. prosedur terakhir hanya
Kas di bank sebagaimana Ujilah rekonsiliasi bank. perlu dilakukan apabila
tercantum dalam Lakukan pengujian kas. pengendalian internalnya
rekonsiliasi di catat dengan Ujilah kemungkinan lemah.
teliti (ketelitian) terjadinya “kiting”.
Transaksi penerimaan kas Penerimaan kas: Apabila penerimaan kas
dan pengeluaran kas dicatat Hitunglah kas yang ada di setelah akhir tahun buku
pada periode yang tepat. perusahaan pada hari dimasukkan dalam jurnal,
(pisah batas) terakhir tahun buku dan maka posisi kas akan
segera telusur ke setoran nampak lebih baik dari
dalam perjalanan dan jurnal yang sesungguhnya. Hal
penerimaan kas. Telusur seperti itu disebut “holding
setoran dalam perjalanan ke open” jurnal penerimaan
cutoff laporan bank. kas. Holding open jurnal
Pengeluaran kas : pengeluaran kas akan
Hitunglah kas yang ada di mengurangi utang usaha
perusahaan pada hari dan biasanya
terakhir tahun buku dan meningkatkan rasio lancer.
segera telusur ke check Prosedur pertama untuk
dalam perjalanan dan jurnal pengujian pisah batas
pengeluaran kas. penerimaan dan
Telusur check dalam pengeluaran kas
perjalanan ke laporan bank mensyaratkan auditor hadir
bulan berikutnya. pada akhir tahu buku.
Selain atas tujuan audit saldo tersebut auditor juga melakukan pengujian yang
berkaitan dengan empat tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti review atas notulen
rapat dan perjanjian kredit untuk memastikan ada tidaknya perbatasan atas kas yang harus
diungkapkan. Seperti dalam area audit yang lain, prosedur audit yang sesungguhnya akan
tergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang telah diidentifikasi auditor dalam
bagian audit yang lain. Tiga prosedur audit berikut ini memerlukan pembahasan lebih lanjut
karena sangat penting dan kompleks, yaitu:
1) Penerimaan Konfirmasi Bank
Standar audit tidak mensyaratkan adanya konfirmasi bank dalam pengauditan kas.
Namun, dalam praktik para auditor biasanya memperoleh konfirmasi langsung dari semua
bank atau lembaga keuangan yang memiliki hubungan bisnis dengan klien, kecuali
apabila terdapat banyak akun yang tidak aktif. Apabila bank tidak merespon permintaan
konfirmasi, auditor bisa mengirim permintaan kedua atau minta pada klien untuk
berkomunikasi dengan bank dan meninta mereka agar mengisi dan mengirim konfirmasi
langsung kepada auditor.
Pentingnya konfirmasi bank dalam pengauditan tidak hanya sebatas untuk memeriksa
saldo kas yang sesungguhnya ada. Dalam konfimasi bank tersebut auditor juga minta
informasi tentang kredit bank yang diterima klien yang masih berjalan, seperti gambar
20-4. Informasi tentang kewajiban klien ke bank untuk wesel, hipotik, dan pinjaman
lainnya, biasanya meliputi jumlah dan tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo, tingkat
bunga, dan agunan pinjaman.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank, saldo dalam akun di bank yang telah
dikonfirmasi oleh bank harus ditelusuri ke jumlah yang tercantum dalam rekonsiliasi
bank. Demikian pula semua informasi dalam rekonsiliasi harus ditelusur ke skedul audit
yang relevan. Apabila konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, auditor harus
menyelidiki penyebab perbedaannya.
2) Memeriksa Aktivitas Bank Setelah Akhir Tahun Buku
Cutoff laporan bank adalah laporan bank sebagian yang dikirimkan oleh bank
langsung kepada auditor atau secara online ke catatan elektronik akun klien di bank.
Tujuan cutoff laporan bank adalah untuk memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi dalam
rekonsiliasi bank akhir tahun yang dibuat klien dengan bukti yang belum terdapat pada
klien. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor minta pada klien agar bank mengirim
laporan bank sebagian, untuk jangka waktu sekitar 7-10 hari sejak awal tahun, langsung
kepada auditor.
Alternatif lain apabila auditor tidak dapat memperoleh cutoff laporan bank langsung
dari bank, maka auditor dapat menunggu sampai tersedianya laporan bank bulan
berikutnya untuk memeriksa hal-hal yang direkonsiliasi. Tujuannya adalah untuk menguji
apakah pegawai klien telah menghilangkan, menambah, atau mengubah dokumen yang
dilampirkan pada laporan bank. Pengujian ini ditujukan pada kesalahan penyajian yang
dilakukan secara sengaja.
3) Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank independen yang dibuat dengan baik merupakan pengendalian
internal kas yang penting. Auditor melakukan pengujian atas rekonsiliasi bank untuk
memastikan bahwa personil klien telah membuat rekonsiliasi bank dengan cermat dan
untuk memeriksa apakah cacatan klien tentang saldo di bank sesuai dengan kas yang ada
di bank kecuali untuk setoran dalam perjalanan, check dalam perjalanan, dan unsur
rekonsiliasi lainnya.
Dalam memeriksa rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi yang tercantum dalam
cutoff laporan bank untuk memastikan ketepatan unsur rekonsiliasi. Pemeriksaan auditor
atas rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur :
a. Memeriksa ketelitian perhitungan dalam rekonsiliasi.
b. Menelusur saldo dalam konfirmasi bank dan/atau saldo awal dalam cutoff laporan
bank ke saldo per bank dalam rekonsiliasi bank untuk memastikan bahwa semua
menunjukkan angka yang sama.
c. Menelusur check yang ditarik dan dicatat sebelum akhir tahun buku dan tercantum
dalam cutoff laporan bank ke daftar check dalam perjalanan dalam rekonsiliasi
bank dank e jurnal pengeluaran kas pada periode atau periode-periode sebelum
akhir tahun buku yang diaudit. Semua check yang diuangkan setelah akhir tahun
buku dan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan juga ke dalam
daftar check dalam perjalanan. Apabila check telah dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas, maka check tersebut harus dimasukkan sebagai check dalam
perjalanan, apabila check tersebut sampai dengan tanggal terakhir tahun buku
belum juga diuangkan. Sebaliknya check-check yang telah diuangkan sebelum
akhir tahun buku, tidak perlu dimasukkan kedalam rekonsiliasi.
d. Menyelidiki semua check yang signifikan yang tercantum dalam daftar check
dalam perjalanan yang tidak tercantum sebagai check telah diuangkan dalam
cutoff laporan bank. Langkah pertama dalam penyelidikan ini adalah menelusur
jumlah-jumlah yang belum diuangkan ke jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa
check belum diaungkan harus ditanyakan kepada klien, da apabila auditor
mencurigai adanya kecurangan maka saldo utang usaha kepada pemasok perlu
dikonfirmasi untuk memastikan apakah pemasok telah mengakui adanya
penerimaan kas dalam catatannya.
e. Menelusur setoran dalam perjalanan ke cutoff laporan bank. Semua penerimaan
kas yang belum disetorkan ke bank pada akhir tahun buku harus ditelusur ke
cutoff laporan bank untuk memastikan bahwa setoran tersebut telah tersetorkan
segera setelah awal tahun buku yang baru.
f. Memeriksa semua unsur rekonsiliasi lain dalam laporan bank dan rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi unsur-unsur seperti biaya administrasi bank, kesalahan bank
dan koreksinya, dan transaksi yang didebetkan atau dikreditkan langsung oleh
bank. Unsur-unsur rekonsiliasi tersebut harus diselidiki untuk memastikan bahwa
mereka telah diperlakukan dengan tepat oleh klien.
Gambar 20-5 menjelaskan bagaimana tipe-tipe pengujian digunakan dalam
pengauditan kas umum. Perhatikan bahwa pengujian pengendalian, pengujian substantif
golongan transaksi, dan prosedur analitis dilakukan untuk setiap siklus transaksi yang
menyangkut akun kas.
D. Prosedur-prosedur Berorientasi Kecurangan
Pertimbangan penting dalam pengauditan kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan (Fraud). Auditor harus memperluas prosedur-prosedur dalam pengauditan kas
akhir tahun untuk kemungkinan adanya kecurangan material apabila pengendalian
internal klien lemah, terutama apabila pembagian tugas tidak baik seperti misalnya
perlengkapan tugas antara yang menangani kas dan melakukan pencatatan transaksi kas
dalam catatan akuntansi dan tidak menyelenggarakan rekonsiliasi bank independen
bulanan.
Dalam merancang prosedur-prosedur untuk menemukan kecurangan, auditor harus
mempertimbangkan dengan cermat sifat kelemahan pengendalian internal, jenis
kemungkinan yang terjadi sebagai akibat kelemahan pengendalian tersebut, materialitas
potensial akibat kecurangan, dan prosedur audit yang paling efektif untuk menemukan
kecurangan.
Apabila auditor secara khusus melakukan pengujian untuk kecurangan, mereka harus
juga memahami bahwa prosedur-prosedur audit selain pengujian rinci saldo atas kas juga
bisa bermanfaat. Prosedur-prosedur yang bisa menemukan kecurangan dalam penerimaan
kas antara lain:
1. Konfirmasi piutang usaha.
2. Pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi lapping.
3. Mereview ayat-ayat jurnal ke akun kas untuk melihat kemungkinan adanya hal
yang tidak biasa.
4. Membandingkan order dari pembeli dengan penjualan dan penerimaan kasnya.
5. Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung untuk penghapusan piutang dan
retur penjualan.
Pengujian yang sama dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan kecurangan dalam
pengeluaran kas.
Meskipun auditor melakukan prosedur-prosedur berorientasi kecurangan seksama, diakui
bahwa sangatlah sulit untuk mendeteksi pencurian kas, demikian pula kecurangan dalam
pelaporan kas yang melibatkan kas, terutama yang berupa penghilangan transaksi dan saldo
akun. Sebagai contoh, apabila perusahaan mempunyai akun kas tidak legal di luar negeri dan
melakukan setoran ke akun tersebut dari hasil penjualan yang tidak dicatat, auditor akan
kmengalami kesulitan untuk menemuksn kecurangan tersebut. Namun demikian, auditor
bertanggjawab untuk melakukan upaya-upaya agar dapat menemukan kecurangan apabila
mereka berkeyakinan bahwa kecurangan telah terjadi. Prosedur-prosedur berikut untuk
menentukan kecurangan berkaitan langsung dengan saldo akhir tahun yang meliputi:
1. Memperluas Pengujian Rekonsiliasi Bank
Apabila auditor berkeyakinan bahwa rekonsiliasi bank akhir tahun mengandung
kesalahan penyajian yang disengaja, maka auditor biasanya memperluas pengujian atas
rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur tambahan dilakukan untuk memeriksa apakah
semua transaksi yang dimasukkan ke dalam jurnal pada bulan terakhir dari tahun buku
yang telah diperiksa telah dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari rekonsiliasi bank
dengan benar, dan memeriksa apakah semua unsur yang ada dalam rekonsiliasi bank telah
dicantumkan dengan benar. Pengendalian internal dan akhir tahun kbuku klien adalah 31
Desember. Berdasarkan pendekatan yang lazim, auditor akan:
a. Memulai dengan rekonsiliasi bulan November dan membandingkan semua unsur
dalam rekonsiliasi dengan bukit pengeluaran check dan dokumen lain yang
dilampirkan pada laporan bank bulan Desember.
b. Membandingkan semua check yang diuangkan dan setoran ke bank dalam laporan
bank Desember dengan jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas bulan
Desember.
c. Menelusur semua hal yang belum terealisasi dalam rekonsiliasi bank bulan November
dan pengeluaran kas dan penerimaan kas bulan Desember, ke rekonsiliasi per 31
Desember yang dibuat klien untuk memastikan bahwa semua telah dimasukkan.
d. Memeriksa bahwa semua unsur rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank per 31 Desember
mencerminkan unsur-unsur dari rekonsiliasi bank bulan November dan jurnal bulan
Desember yang belum terealisasi di bank.
Selain keempat pengujian diatas, auditor harus melakukan prosedur-prosedur ke bulan
berikutnya sesudah akhir tahun buku dengan menggunakan cutoff laporan bank.
2. Pengujian Kas (Proof Of Cash)
Auditor kadang-kadang melakukan pengujian kas apabila klien memiliki kelemahan
signifikan dalam pengendalian internal untuk kas. Auditor menggunakan pengujian kas
untuk menentukan apakah hal-hal di bawah ini telah dilaksanakan:
a. Semua penerimaan kas disetorkan ke bank.
b. Semua setoran ke bank telah dicatat dalam catatan akuntansi.
c. Semua pengeluaran kas terbukukan di bayar oleh bank.
d. Semua yang dibayar oleh bank telah dicatat.
Suatu pengujian kas meliputi empat tugas rekonsiliasi berikut ini:
a. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada awal
periode pengujian kas.
b. Merekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
dicatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode yang direkonsiliasi.
c. Merekonsiliasi check-check yang dibayar bank dan pembayaran secara elektronik
dengan pengeluaran yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas pada periode yang
direkonsiliasi.
d. Merekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo di buku besar pada akhir
periode yang diuji.
Pengujian kas biasa bisa dilakukan untuk satu bulan atau lebih selama periode interim,
setahun penuh, atau bisa juga untuk bulan terakhir dari tahun buku yang diaudit.
Dengan menggunakan pengujian kas, auditor menggabungkan pengujian substantif
transaksi dengan pengujian rinci saldo. Pengujian kas adalah pengujian atas transaksi
terbukukan, sedangkan rekonsiliasi bank adalah pengujian atas saldo kas pada suatu
saat/atau tanggal tertentu.
Pengujian kas adalah metode yang sangat bagus untuk membandingkan penerimaan
kas dan pengeluaran terbukukan dengan akun bank dan rekonsiliasi bank. Namun
demikian, pengujian kas tidak efektif untuk menemukan check yang dibuat dalam jumlah
yang tidak tepat, check yang mengandung kecurangan, atau kesalahan penyajian lain
yang tercantum dalam catatan pengeluaran kas yang tidak benar. Begitu pula, pengujian
kas tidak berguna dalam menemukan pencurian penerimaan kas atau pencatatan dan
penyetoran jumlah kas yang tidak tepat.
3. Pengujian Transfer Antar Bank
Pelaku penggelapan biasanya menutupi pencurian kas dengan melakukan apa yang
disebut kriting, yaitu: mentransfer uang dari bank yang satu ke bank yang lain dan
mencatat transaksi tersebut dengan cara yang salah. Untuk menguji ada tidaknya kiting,
termasuk menguji kesalahan tidak disengaja dalam pencatatan transfer antar bank, auditor
dapat membuat daftar semua transfer antara bank yang terjadi beberapa hari sebelum dan
bebrapa hari sesudah akhir tahun buku dan menelusurnya ke catatan akuntansi untuk
memeriksa apakah hal itu telah dicatat dengan benar.
Ada beberapa hal yang harus diaudit pada daftar transfer antar bank:
a. Ketepatan informasi pada daftar transfer antar bank harus diperiksa.
b. Transfer antar bank harus dicatat baik pada bank penerima mauoun penyetor.
c. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus
menunjukkan tanggal pada tahun buku yang sama.
d. Pengeluaran dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan kea
tau dikeluarkan dari check dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank akhir tahun.
e. Penerimaan dalam daftar transfer antar bank harus dengan benar dimasukkan kea
tau dikeluarkan dari setoran dalam perjalanan dalam rekonsiliasi bank akhir tahun.
Meskipun pengujian audit atas transfer antar bank biasanya berorientasi kecurangan,
namun hal itu dilakukan juga apabila terdapat banyak transfer antar bank. Selain
kemungkinan adanya kiting, penanganan transfer yang tidak tepat bisa mengakibatkan
terjadinya kesalahan pengelompokan antara kas dan utang usaha.
Tabel 20-2 Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Akun-akun Instrumen
Keuangan
Tujuan Audit Saldo Prosedur-prosedur Komentar
Pengujian Rinci Saldo
Instrument-instrumen Jumlahkan menurun daftar Investasi bisa diklasifikasi
keuangan yang tercantum aktivitas investasi sebagai untuk
daftar aktivitas investasi telah diperdagangkan, tersedia
dijumlah menurun dengan Periksa kebenaran penjumlah dijual, dan disimpan hingga
benar dan cocok dengan dan pengurangan dalam jatuh tempo.
buku besar. daftar aktivitas investasi
Daftar mencakup sekuritas
Telusur saldo akhir per yang dinilai menggunakan
kategori ke buku besar estimasi nilai wajar level
satu, level dua, dan level tiga.
Instrument keuangan yang Konfirmasi kepada pialang Biasanya konfirmasi
tercantum dalam daftar dipandang sudah memberi
aktivitas investasi benar- Inspeksi fisik sekuritas atau bukti yang cukup tanpa
benar ada kontrak derivative. auditor melakukan inspeksi
fisik atas sekuritas atau
Inpeksi perjanjian. kontrak.
Instrument keuangan telah Pengujian ketepatan sebagai Penggolongan ini didasarkan
digolongkan dengan tepat di perdagangkan, tersedia pada tujuan manajemen dan
dalam laporan keuangan. dijual atau disimpan hingga membutuhkan pertimbangan.
jatuh tempo.
Periksa ketepatan
penggolongan dalam catatan
kaki tentang estimasi nilai
wajar level 1, 2, atau level 3
Transaksi instrument Periksa sejumlah transaksi Pisah batas lebih penting
keuangan telah dicatat pada menjelang akhir tahun dan dalam pengujian transaksi
periode yang tepat. laporan dari pialang untuk karena klien ingin mencatat
memastikan bahwa transaksi laba atau rugi penjualan pada
dicatat pada periode yang akhir tahun.
tepat.
Instrument keuangan yang Uji kuota harga pasar Ini adalah tujuan yang paling
tercantum dalam daftar Uji penggolongan yang sulit untuk diuji, dan
aktivitas investasi akhir tahun dibuat manajemen prosedurnya bisa berbeda
telah ditetapkan dengan Ujilah asumsi manajemen tergantung pada strategi
jumlah yang tepat sesuai berkaitan dengan penilaian investasi klien serta jenis
dengan standar akuntansi Pertimbangkan untuk instrument keuangannya.
keuangan yang berlaku. menggunakan pakar/spesialis
untuk menguji estimasi nilai
wajar
Pertimbangkan apakah
diperlukan untuk mengakui
kerugian karena penurunan
nilai
Perusahaan mempunyai hak Periksa dokumen pendukung Hak diuji dalam kaitannya
kepemilikan atas instrument dan kontrak-kontrak dengan pengujian keberadaan
ekuangan yang tercantum Konfirmasi ketentuan- dan keakuratan ketika
dalam daftar aktivitas ketentuan penting dalam meriview pembelian.
investasi. kontrak derivative
Review notulen rapat dewan
komisaris untuk memastikan
ada tidaknya sekuritas yang
dijadikan agunan