Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri
atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi,
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan
air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk rambut,
kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan
otot. Mengenai anatomi sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari
(hypodermis atau subcutis).Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam
sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di
bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan
penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut
yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Integumen?
2. Bagaimana Anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia?
3. Bagaimana Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan pengertian dari Sistem Integumen.
2. Mampu menjelaskan anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia.
3. Mampu menjelaskan Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Integumen


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar. Sistem ini terdiri
atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti
“penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup
organ atau jaringan dalam manusia dari kontak luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki sendiri (self-
repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7%. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada
di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah
barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
2.2 Anatomi Sistem Integumen pada Manusia
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
2.2.1 Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis
sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada
telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan
kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
1) Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit
menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon
hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone,
MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam
produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin,
semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian
kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu)
mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal
bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat.
Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan
tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap
cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran
cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
2) Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen
kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam
imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh
epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk
ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis ,
yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel
Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
3) Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
4) Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan
ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari
lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
a) Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin
berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan
retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area
yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada
tangan dan kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas
beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
b) Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri
dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti dan
lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki.
c) Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan
efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana
sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan inti.
d) Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel
pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian
mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang
disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril
sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen;
filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan)
antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini
banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak
kaki.
e) Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan
dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel
mitosis.
2.2.2 Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True
Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit. Terdiri atas jaringan ikat yang
menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis.
Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau
dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar
keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah
bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama,
berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel
jaringan rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan
dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh
dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan
batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
1) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang
keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari
pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut.
Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini
mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor
(tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis,
pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis
mengandung jaringan ikat jarang.
2) Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus. Komponen
dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit terdiri
dari :
a) Kelenjar sebaceous / sebasea (kelenjar lemak)
Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida bertujuan
untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang
mengandung banyak lipid. pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar
sebaseanyalebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh
kotoran,debuatau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi
pembengkakan. Pada gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan
disebelah kanannya terdapat kelenjar keringat.
b) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan
cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalamr u a n g a n
m e n g e k s k r e s i k a n 2 0 0 m L k e r i n g a t t a m b a h a n , d a n b a g i o r a n g ya n g
a k t i f jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat
jugamerupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua
molekulorganik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua
jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
c) Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi
nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting lainnya
untuk metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh dara h juga bertugas mengatur
suhu tubuhmelalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.Aliran
darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis.
Arterimembentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman
pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan
ke superficial danke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk
memelihara jaringanlemak dan folikel rambut.Cabang yang menembus stratum
reticulare, memberi cabangke folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
d) S e r a t e l a s t i n d a n k o l a g e n
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan ini
dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen. Kolagen merupakan
komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis
jaringanserta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini
dihasilkan oleh sel-seldalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen
diproduksi dalam bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk
memenuhi berbagai fungsiya n g s p e s i f i k . Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan
pola rata yang saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang dinamakan elastin
yangm e m b e r i k a n e l a s t i s i t a s p a d a k u l i t . Kedua tipe serabut ini secara bersama-
sama menentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit. Perbedaan serat E l a s t i n
d a n kolagen, adalah serat elastin yang membuat kulit menjadi elastin dan lentur sementara
kolagen yang memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin dan kolagen
itusendiri akan berkurang produksinya karena penuaan sehingga kulit mengalami
kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit.
e) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang -cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik
berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan
saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit.
Pada kulit ujung- ujung , saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan
u n t u k menerima rangsangan.
3) Subkutan atau Hipodermis
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak
di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang
fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak
lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan
terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-
saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-
pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi
sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman
jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling
tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat
bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya
berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

2.2.3 Skin Appendages atau /Struktur asesoris kulit


Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat
kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan
folikelrambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur tambahan
kulit.
1) Rambut dan folikel rambut
Rambut terdiri dari batang yang trletak diatas permukaan kulit dan akar rambut yang
terletak di dalam kulit. Folikel rambut merupakan jaringan yang meliputi akar rambut.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex s e r t a kutikula yang
terdiri dari keratin keras.
a. Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel -sel kadang-
kadangterdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.
b. Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing,yang
mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
c. Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dar i sel-sel pipih/gepeng yang
mengalamikeratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri
dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami kretinisme.
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikelrambut
bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan
ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang
disebutgerminal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel -sel
germinal matrik ( p u n c a k p a p i l a ) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh
terus. B a g i a n sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula
rambut dan kortex. Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar
dalam dan selubungakar luar. Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri
dari 3 lapisan yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek
rambut terdiridari sel-sel pipih. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah dan Lapisan
Henle yaitulapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. S e l -
s e l selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut
granulatrichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan.
2) Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnyamenjadi
dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulityang
merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatuerat dan
tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahankarena ada
pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku.Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding
kuku ke permukaan lempeng kukusebgai epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh
dari akarnya yang terletak di bawahlapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula.
Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjanghidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari.
Pembaruan total kuku jaringan tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki
sekitar 12 – 18 bulan. Bagian darikuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas,
badan kuku yang merupakan bagian yang besar. dan akar kuku (radik).

2.2.4 Warna Kulit


Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat
dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan
oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisanstratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warnakulit
adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-
faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam aminodan
dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk
proses ini perlu adanya e n z i m Tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin
berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet. Jumlah,
tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi w a r n a kulit
berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan p i g m e n melanin kulit
terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yangterdapat di
antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.

2.3 Fisiologi Sistem Integumen pada Manusia


Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi,
persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
2.3.1 Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi.
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut
darikekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri
di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat,
akanmenghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.
Pigmenini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh
melanin,maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertamaadalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba.
Kemudianada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati
keratindan sel Langerhans.
2.3.2 Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid sepertivitamin
A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitaskulit
terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian
pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap sepertiaseton,dan
merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, sepertikortison, sehingga
mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
2.3.3 Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

2.3.4 Fungsi persepsi


Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan
subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badantaktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badan. Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankanoleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnyadi daerah yang erotik.

2.3.5 Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh
kapiler. Pada saatsuhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari
tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat
danmempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh.

2.3.6 Fungsi pembentukan vitamin D


Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesteroldengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi
prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol
adalah hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus
gastrointestinal kedalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D
sendiri,namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga
pemberianvitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat
pulamengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-
ototdi bawah kulit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu.Anatomi Sistem Integumen pada Manusia kulit
tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis, Dermis, Skin Appendages atau /Struktur asesoris
kulit dan Warna Kulit.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ethel, Sloane. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
2. Guyton, Hall. 2012. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
3. Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
MAKALAH SISTEM INTEGUMENTARI

Disusun oleh :

Innani Mukarromah 3311161062

Rizki Amalia 3311161066

Wiwi Widayanti 3311161069

Indri Arianti 3311161071

Luh Gede Setiti L 3311161074

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2019

Anda mungkin juga menyukai