A
A
Infeksi saluran kemih sama dengan sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih
akibat infeksi oleh bakteri yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari bakteri (M. Clevo
Rendy, Margareth TH, 2012 hal. 217).
Infeksi saluran kemih merupakan reaksi inflamasi sel – sel urotelium melapisi saluran kemih
(Sibuea, W. Heidin, 2005 hal. 16).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu keadaan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, 2001 hal. 112).
1. 2. Klasifikasi
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH ( 2012, hal 220), jenis infeksi kandung kemih dapat
diklasifikasikan berdasarkan letak peradangan yaitu :
Infeksi saluran kemih sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik,
anatomik maupun fungsional normal. Infeksi saluran kemih ini pada usia lanjut terutama
mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit diberantas ,
kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika , sering terjadi bakterimia,
sepsis dan shock. Infeksi saluran kemih ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut
:
1) Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral obstruksi, atoni
kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih menetap dan prostatitis.
2) Kelainan faal ginjal : gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.
1. 3. Anatomi fisiologi
Saluran perkemihan terdiri dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra. Ginjal merupakan
organ yang berbentuk seperti kacang dan terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan
sedikit lebih rendah dibanding ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati katup terletak di
kosta ke-12, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi kosta ke-11. Berat Ginjal + 125 gram.
Ureter merupakan saluran yang menghubungkan ginjal dengan vesika urinaria, panjang ureter 10
– 12 inci, berfungsi sebagai penyalur urine ke vesika urinaria. Kandung kemih adalah suatu
organ yang berongga yang terletak di sebelah anterior tepat di belakang os pubis, yang tersusun
dari otot polos, yang berkontraksi dan berfungsi sebagai tempat penampungan urine sementara
dan menyalurkan urine ke uretra. Uretra merupakan saluran kecil yang dapat mengembang dan
berjalan dari kandung kemih keluar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada pria 8
inci.
1. Ultra filtrasi : Menyaring darah dan bahan-bahan yang terlarut serta membuang cairan
yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh.
2. Pengendalian cairan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Keseimbangan asam basa : Mempertahankan derajat asam dan basa dengan mensekresi
ion H dan pembentukan Bicarbonat sebagai Buffer.
4. Mengatur tekanan darah dengan mengendalikan volume sirkulasi dan sekresi urine.
5. Mengatur metabolisme dengan mengaktifkan vitamin D yang diatur oleh kalsium fosfat
ginjal.
6. Memproduksi eritrosit : eritropoetin yang disekresikan oleh ginjal dan merangsang
sumsum tulang agar membuat sel-sel eritrosit.
7. Ekskresi produk sisa : Membuang langsung produk metabolisme yang terdapat pada
filtrasi glomerulus.
Pembentukan Urine
Nefron merupakan unit fungsional dari ginjal, yang merupakan awal pembentuk urine. Ginjal ini
tersusun + 1 juta nefron yang terdiri dari sebuah glomerulus dan sebuah tubulus. Dinding kapiler
glomerulus tersusun oleh sel-sel endotel dan membran basalis, Glomerulus membentang dan
membentuk tubulus yang terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Tubulus proximal :
Dalam keadaan normal, + 20 % dari plasma melewati glomerulus akan disaring ke dalam nefron
dengan jumlah 80 liter per hari yang terdiri dari filtrat yaitu : air, elektrolit dan molekul kecil
lainnya masuk ke dalam tubulus proximal di proses hingga 60 % dan filtrat tersebut di serap
kembali ke dalam darah, kecuali glukosa 100 % di serap yang disebut dengan “Reabsorbsi
Obligat” (mutlak).
1. Ansa Henle
Cairan dari tubulus proximal masuk ke Ansa henle. Ketika cairan turun ke ansa henle desenden,
ada transportasi aktif ureum yang menyebabkan kepekatan meningkat, ketika naik lewat ansa
henle asenden ada transportasi aktif H2O (dikeluarkan)
1. Tubulus Distal
Bila tubuh kekurangan air maka otak akan membuat banyak anti diuretic hormon sehingga
penyerapan di distal banyak juga dan urine menjadi sedikit. Begitu sebaliknya bila air berlebih
jumlah anti diuretik hormon sedikit dan filtrat dapat lolos yang akhirnya jadi urine banyak.
Anti diuretik hormon dapat juga dikeluarkan oleh korteks anak ginjal untuk melakukan
transportasi aktif yaitu mengeluarkan kalsium dan menarik natrium.
1. Ductus Kolligentes
Merupakan tubulus penampung setelah tubulus distal. Di sini masih terjadi proses reabsorbsi air
oleh anti diuretik hormon. Bila cairan sudah melewati ductus kolligentes maka disebut dengan
“urine” yang dilanjutkan ke kalix minor menuju kalix mayor dan melewati pelvis ginjal
mengalirkan urine ke ureter menuju ke vesika urinaria dengan gerakan peristaltik yang membuka
sfingter ureter, kemudian urine masuk ke dalam vesika urinaria, sebagai tempat penampungan
sementara.
1. Vesika Urinaria
Suatu kantong berotot yang disebut musculus Detrusor, yang terisi sedikit demi sedikit urine,
mulai dari volume 0 – 100 cc, tekanan kandung kemih sedikit bertambah. Dari volume 100 – 400
cc tekanan kandung kemih tidak berubah, karena Musculus Detrusor mengembang mengikuti
jumlah air kemih lewat 400 cc ke atas tekanan meningkat dan meregangkan Musculus Detrusor.
Regangan ini mengirim impuls afferent ke medula spinalis lumbal dan sacral dengan susunan
saraf pusat. Dari lumbal sacral keluar impuls efferent ke Musculus Detrusor (mengerut).
Merangsang pembukaan sfingter urethra internal untuk membuka sehingga timbul keinginan
untuk BAK, dengan mengalirkan urine keluar tubuh melalui sfingter urethra eksterna.
Komposisi Urine
Urine yang normal biasanya berwarna jernih sampai dengan kuning muda, tidak terdapat
glukosa, eritrosit, leukosit dan trombosit serta protein. Bau sedikit pesing, berat jenis 1010 –
1030.
1. Air
2. Elektrolit
3. Zat asam sisa metabolism
1. 4. Etiologi
Penyebab infeksi saluran kemih ini adalah mikroorganisme yang terdiri dari :
Mikroorganisme tersebut terdapat dalam vesika urinaria yang disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu :
2) Pakaian dalam pada wanita yang terbuat dari bahan sintetis, bukan dari katun
Membersihkan perineum saat selesai berkemih dan defekasi dengan gerakan belakang ke depan
dan di bolak-balik
1. 5. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh mikroorganisme terutama
bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli yang mencapai kurang lebih 90 persen kejadian,
disertai dengan pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S. Saprofit.
Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran intestinal, tetapi bila terjadi infeksi
pada saluran intestinal maka terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam,
anoreksia, mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan vesika urinaria
yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk melalui urethra secara asenden.
Masuknya mikroorganisme ini dapat disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan,
yang biasanya banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan vesika urinaria
dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui sperma, sperma dapat
membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak dapat membunuh kuman yang masuk pada
vesika urinaria. Apalagi bila setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih maka
mikroorganisme akan berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan sistoscopy merupakan
faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih karena saat membuka uretra kuman pada daerah
uretra tersebut dapat masuk bersamaan dengan alat yang dimasukkan dan penggunaan alat yang
lama dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi pada vesika urinaria
dan menyebar ke seluruh sistem urinarius. Intake minum yang kurang, menyebabkan urine
sedikit keluar, yang seharusnya jumlah urine normal untuk membawa sisa metabolisme adalah
1400 – 1900 ml. Minum yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada vesika urinaria tidak
dapat di bawa keluar.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine mengandung glukosa dan
adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati dan Angiopati ( kelainan pembuluh darah ) di
ginjal sehingga air kemih mengandung glukosa yang lebih dari normal sehingga kuman menjadi
lebih mudah berkembang.
Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme ke seluruh saluran
kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang menyebabkan infeksi sehingga timbul keluhan
disuria, sering berkemih, ketidaknyamanan suprapubik, urgency, peningkatan suhu. Urine
statis ini memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang telah terkontaminasi dengan urine ke
pelvis ginjal.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung kemih karena adanya
lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus dimana dapat memelihara integritas
lapisan vesika urinaria, sehingga sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali, karena
mekanisme pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan
mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika urinaria dan urine,
dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki kerja anti bakteri (pada selaput lendir
urethra)
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan berkembangnya kuman
menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga bila saluran kemih terjadi kerusakan.
Obstruksi ini menyebabkan urine yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih yang
tidak tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan dapat terjadi
hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo Rendy, Margareth TH, 2012 hal
218).
Umumnya 10 % penderita infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri yang mungkin
dapat tidak menimbulkan gejala sehingga penderita tidak menyadari adanya infeksi. Pada
keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala biasanya :
1. 7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan diagnosa atau pengobatan
antara lain adalah :
1. Laboratorium
1) Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus, bakteri dan pH meningkat.
2) Urine kultur :
a) Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih misalnya :
streptococcus, E. Coli, dll
1. 8. Penatalaksanaan medis
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012 : hal. 221), pengobatan infeksi saluran kemih
bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan saluran kemih dari
mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan
serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dengan :
1. Obat-obatan
b) Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti ) dalam jangka
waktu 3 – 4 minggu
c) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum tidur dalam waktu 3
– 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
1. 9. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah karena adanya proses reflux
atau mikroorganisme yang di dapat secara asendens, yaitu menyebabkan :
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan jaringan intestinal yang
terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak diobati dengan tuntas
sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara akut dan kronik.
1. 10. Pencegahan
2) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk membersihkan
perineum dari depan ke belakang
4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu biasakan
mengosongkan kandung kemih.
1. B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian 11 Pola Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Report this ad
1) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung kemih, trauma kandung kemih,
infeksi saluran kemih berulang
4) Riwayat penyakit DM
b. Pola Nutrisi Metabolik
2) Mual, Muntah
3) Anoreksia
1) Sering berkemih
5) Diare
d. Pola Aktivitas dan Latihan
2) Banyak duduk
3) Kurang beraktivitas
4) Malaise
e. Pola Tidur dan Istirahat
2) Dysuria
1) Perasaan terasing
1) Menopause
1. 2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan actual
dan potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi : pertama adanya masalah actual berdasarkan
respon klien terhadap masalah atau penyakit. Kedua factor-faktor yang berkontribusi atau
penyebab adanya masalah. Ketiga kemampuan klien untuk mencegah atau menghilangkan
masalah.
Menurut Doengoes ( 1999), diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien infeksi
saluran kemih adalah :
1. 3. Rencana Keperawatan
Kriteria Hasil :
Rencana Tindakan :
3) Beri kompres hangat, biasa atau dingin pada dahi, axila dan lipatan paha.
Rasional : Kompres yang diberikan pada kulit dapat mengurangi atau menurunkan suhu
secara evaporasi.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada jaringan mukosa saluran perkemihan yang
dimanifestasikan oleh adanya nyeri pada saat berkemih, nyeri pinggang, nyeri supra
pubik, low back pain dan spasme kandung kemih.
Kriteria Hasil :
Dapat mengontrol rasa nyeri, nyeri berkurang bahkan hilang, ekspresi wajah rileks
Rencana Tindakan :
1) Kaji adanya rasa nyeri baik lokasi, intensitas, frekuensi dan lamanya nyeri
Rasional : Perubahan lokasi atau intensitas nyeri merupakan indikasi proses infeksi dan
memberikan intervensi berdasarkan tingkat nyeri yang dirasakan.
Rasional : Posisi pilihan klien dapat meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri.
Rasional : Distensi yang terlalu lama pada kandung kemih mengakibatkan nyeri kandung kemih.
Rasional : Rasa hangat dapat memvasodilatasi pembuluh darah sekitar sehingga nyeri dapat
berkurang
Rasional : Golongan obat di atas dapat mengurangi nyeri dan iritasi saluran kemih.
3. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang
dimanifestasikan oleh adanya nocturia, inkontinensia dan hematuri.
Kriteria Hasil : Pola urine kembali normal 6 – 7 kali setiap hari, produksi urine > 30 cc /
menit, urine normal ; warna jernih, tidak ada darah, tidak ada tekanan saat mengeluarkan urine
Rencana Tindakan :
2) Kaji keluhan tidak bisa berkemih, berkemih berdarah, tidak bisa menahan urine tiba-
tiba, berkemih pada malam hari
Rasional : Untuk membantu pengeluaran kuman dari kandung kemih melalui berkemih atau
menurunkan konsentrasi bakteri
Rasional : Mencegah urine statis dan mencegah bertambahnya kuman pada kandung kemih
akibat urine yang terlalu lama tertahan.
6) Ajarkan klien untuk perawatan perineal yang benar dari depan ke belakang setiap kali
selesai berkemih dan defekasi
4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, dan
anorexia.
Kriteria Hasil : Nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh, keluhan mual tidak
ada, muntah tidak ada, porsi yang disediakan habis.
Rencana Tindakan :
Rasional : Mengetahui kebiasaan dan jenis makanan serta masukan makanan klien
5) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan sajikan makanan dalam keadaan hangat
Rasional : Mengurangi rasa mual
6) Anjurkan untuk makan biskuit atau roti atau makanan kesukaan sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan sekresi asam lambung dan mencegah rasa mual serta meningkatkan
asupan makanan
Rasional : Antasida dapat menurunkan asam lambung dan mencegah rasa mual.
Kriteria Hasil : Pasien mengetahui penyebab, pencegahan dan perawatan yang benar
tentang infeksi saluran kemih.
Rencana Tindakan :
1) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih 2 – 2,5 liter air dan hindari konsumsi kopi
dan alkohol
2) Jelaskan untuk tidak menahan keinginan berkemih, kosongkan kandung kemih secara
sempurna setiap kali berkemih
3) Ajarkan perawatan perineal yang benar terutama setelah berkemih dan defekasi,
bersihkan dari depan ke belakang
4) Jaga kebersihan perineal agar tetap kering dan bersih keringkan depan sampai ke
belakang
8) Jelaskan pentingnya mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan resep atau sampai habis
1. 4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan adalah asuhan keperawatan secara nyata berupa serangkaian kegiatan yang
sistematis berdasarkan perencanaan untuk mencapai hasil yang optimal. Sebelum melakukan
rencana tindakan keperawatan, perawat hendaklah menjelaskan tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap pasien. Dalam pelaksanaan, perawatan melakukan fungsinya sebagai
independent, interdependent dan dependent. Pada fungsi independent perawat melakukan
tindakan atas dasar inisiatif sendiri. Contohnya memberikan latihan pernapasan perut dalam
posisi duduk dan berbaring. Pada fungsi interdependent, perawat melakukan fungsi kolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya. Dan fungsi independent perawat melakukan fungsi tambahan
untuk menjalankan program dari tim kesehatan lain seperti pengobatan.
Report this ad
Di samping itu perawat harus memperhatikan keadaan umum dan respon pasien selama
pelaksanaan. Dan untuk melatih pasien agar mandiri, sebaiknya dalam tahap pelaksanaan ini
adalah sebagai berikut : persiapan, pelaksanaan dan dokumentasi. Pada fase persiapan, perawat
dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan. Selain itu perawat juga harus mampu
menganalisa situasi dan kondiri pasien baik fisik maupun mentalnya sehingga dalam
merencanakan, memvalidasi rencana serta dalam pelaksanaannya perawat akan terhindar dari
kesalahan.
1. 5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai alat pengukur
keberhasilan suatu rencana keperawatan yamg telah dibuat. Meskipun evaluasi dianggap sebagai
tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah terpecahkan dan
masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievaluasikan kembali.
1. 6. Discharge Planning
Penyuluhan yang diberikan kepada klien bertujuan untuk mencegah terjadinya kekambuhan
sehingga klien dapat bebas dari penyakit infeksi saluran kemih ini. Penyuluhan yang diberikan
antara lain ;
2) Jaga perineum agar tetap bersih dan biasakan selesai berkemih untuk membersihkan
perineum dari depan ke belakang
4. Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan setelah itu biasakan
mengosongkan kandung kemih.
5. Minum obat dengan teratur sesuai dengan resep terutama golongan antibiotik untuk
mengatasi infeksi dengan tuntas. Dan walaupun tanda dan gejala sudah hilang teruskan
minum antibiotik sampai habis untuk mengatasi infeksi dengan tuntas dan menghindari
resistensi kuman terhadap antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012 ). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Nuha Medika.
Tambayong, Jan. (2006). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.