Articel Sle
Articel Sle
Rizky Ayu Fandika Asih , Dyah Mahendrasari Sukendra
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6781
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: rizky.fandika@yahoo.com
221
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
PENDAHULUAN
222
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
223
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
Tabel 3. Hubungan Tingkat Keparahan Penyakit, Aktivitas Fisik, Stres, Kecemasan, Depresi dan
Kualitas Tidur dengan Kelelahan pada Pasien SLE
Variab Kelelahan
el
r value Sig/p value OR
1. Tingkat Keparahan 0.853* 0.00** 4.224
Penyakit
2. Aktivitas Fisik -0.79 0.678 1.575
3. Kualitas Tidur 0.796* 0.00** 4.541
Keterangan : tanda (*) menunjukkan r-value > r-tabel (0.361)
tanda (**) menunjukkan p-value < 0,05
225
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
diakibatkan oleh autoimun abnormal
analisis multivariat menghasilkan pada pasien SLE. Beberapa kriteria
model persamaan regresi dengan tingkat keparahan penyakit pada
nilai probabilitas sebesar 61.89%. SLE yaitu SLE ringan, sedang, berat.
Hasil penelitian ini
Hubungan Tingkat Keparahan
Penyakit terhadap Kelelahan pada
pasien Systemic Lupus
Erythematosus (SLE)
Berdasarkan hasil penelitian,
menunjukkan bahwa tingkat
keparahan penyakit mempunyai
hubungan dengan kelelahan pada
pasien Systemic Lupus
Erythematosus di Yayasan Lupus
Indonesia Panggon Kupu Semarang.
Hal ini didasarkan pada hasil uji
Rank-Spearman yang diperoleh yaitu
r value sebesar 0,853 (r value > r
tabel) dan nilai p atau sig sebesar
0,00 < 0,05. Nilai Odd Ratio (OR)
adalah 4,224 yang berarti responden
dengan tingkat keparahan penyakit
berat memiliki risiko untuk
mengalami kelelahan 4 kali lebih
besar daripada responden dengan
tingkat keparahan penyakit ringan.
Hasil penelitian terhadap
karakteristik 30 responden penderita
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
di Yayasan Lupus Indonesia Panggon
Kupu Semarang berdasarkan tingkat
keparahan penyakit menunjukkan
bahwa responden dengan
tingkat keparahan penyakit berat
mendominasi penelitian ini
dibandingkan responden dengan
tingkat keparahan penyakit ringan.
Hal ini terlihat dari hasil penelitian
yang menunjukkan responden
dengan tingkat keparahan penyakit
berat sebanyak 17 orang (56,6%)
dan responden dengan tingkat
keparahan penyakit ringan sebanyak
13 orang (43,3%).
Tingkat keparahan penyakit
adalah istilah untuk
menggambarkan sejauh mana
kerusakan jaringan pada tubuh yang
dengan kriteria tingkat keparahan
sesuai dengan hasil penelitian yang penyakit ringan.
dilakukan oleh Tench (2009) pada Tingkat keparahan penyakit SLE
penelitiannya yang berjudul The berat, jika SLE sudah mengenai
Prevalence and associations of organ-organ vital dalam tubuh
fatigue in Systemic Lupus seperti pada 1)
Erythematosus bahwa tingkat jantung: endokarditis Libman-Sacks,
keparahan penyakit memiliki vaskulitis arteri koronaria,
korelasi atau hubungan dengan miokarditis, tamponade jantung,
kelelahan pada pasien SLE. Studi hipertensi maligna, 2) paru-paru:
lain yang dilakukan Tayer (2001) dan hipertensi pulmonal, perdarahan
Ian (2004) pada penelitian Factors paru, pneumonitis, emboli paru,
associated with fatigue in patients infark paru, ibrosis interstisial,
with Systemic Lupus Erythematosus shrinking lung, 3) ginjal: nefritis
menunjukkan bahwa tingkat proliferatif dan atau membranous, 4)
keparahan penyakit juga berkorelasi neurologi: kejang, acute confusional
dengan gejala kelelahan (Yuen dan state, koma, stroke, mielopati
Cunningham, 2014; Shah et al, transversa, mononeuritis,
2014). polineuritis,
Hasil dari penelitian ini tingkat neuritis optik, psikosis, sindroma
keparahan penyakit memiliki demielinasi, 5) hematologi: anemia
hubungan terhadap kelelahan pada hemolitik, neutropenia
pasien Systemic Lupus (leukosit<1.000/mm3),
Erythematosus. Hubungan tingkat trombositopenia <
keparahan penyakit terhadap 20.000/mm3, purpura trombotik
kelelahan disebabkan karena trombositopenia, trombosis vena
responden yang memiliki kriteria atau arteri (Wicaksono, 2012).
tingkat keparahan penyakit berat Kriteria tingkat
lebih besar dibandingkan pasien
226
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
Nilai Odd Ratio (OR) adalah 1,575
keparahan penyakit SLE menurut yang berarti responden dengan
Tutuncu (2007), dikatakan SLE aktivitas fisik sedang memiliki risiko
ringan jika tidak terdapat tanda atau untuk mengalami kelelahan 2 kali
gejala yang mengancam nyawa, lebih besar daripada responden
fungsi organ normal atau stabil, dengan aktivitas fisik ringan.
yaitu: ginjal, paru, jantung,
gastrointestinal, susunan saraf
pusat, sendi, hematologi dan kulit.
Contoh SLE ringan yaitu SLE dengan
manifestasi arthritis dan kulit
(Mckinley et al, 2005; Segal et al,
2012)..
Penyakit SLE yang sudah
mengenai organ-organ tubuh seperti
ginjal, neurologi, hematologi dan
jantung menekan fungsi sebagian
besar sel imun dan dialisis dapat
mengaktivasi efektor imun, seperti
komplemen dengan tidak tepat.
Pada pasien SLE sering ditemukan
defisiensi C3 dan C4. Defisiensi
komplemen fisiogenik yang
disebabkan oleh serum C3 pada
pasien SLE akan menyebabkan
kepekaan terhadap infeksi
meningkat dan kelelahan yang
menjadi faktor predisposisi
timbulnya kekambuhan pada pasien
SLE, serta kerentanan terhadap
infeksi mikroba dan gangguan
opsonisasi (Bambang, 2014; Iaboni
dan Moldofsky, 2016).
227
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
berat. Aktivitas fisik pada penderita di Yayasan Lupus Indonesia Panggon
SLE berbeda dengan aktivitas fisik Kupu Semarang berdasarkan
pada orang normal. Aktivitas fisik kualitas tidur menunjukkan bahwa
pada penderita SLE dihitung dari responden dengan kualitas tidur
aktivitas fisik berat (vigorous buruk mendominasi penelitian ini
activity), aktivitas fisik sedang
(moderate activity), aktivitas
berjalan kaki (walking activity) dan
aktivitas duduk (sitting activity)
pada seseorang dalam satu minggu
terakhir (Stephen et al, 2006; Oates
et el, 2013).
Aktivitas fisik berat seperti
senam, menggali, dan lainnya.
Aktivitas fisik sedang yang dilakukan
responden seperti bersepeda dan
olah raga tenis. Aktivitas ringan
seperti berjalan untuk melakukan
perjalanan dari tempat ke tempat
lain dan waktu yang dihabiskan
untuk duduk di rumah atau duduk
berbaring untuk menonton televisi
(Ader, 2000; Mok dan Lau, 2007).
228
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
229
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
Nashori, F. 2004. Peranan Kualitas Tidur yang Shah D, Mahajan N, Sah S, Nath S.K, dan
Baik. Jurnal INSAN. Volume 6 No.3 Paudyal B., 2014. Oxidative stress and its
Desember 2004. biomarkers
230
Rizky Ayu Fandika A dan Dyah Mahendrasari S / Unnes Journal of Public Health 5 (3)
(2016)
Tayer WG, Nicassio PM, Weisman MH, Stephen A. W, Fiona M. O’P, Derrick J. R, Rick
Schuman C, Daly J. 2001. Disease D. P., Andrew J. G., William J. L., Adrian
status predicts B. D., McGivern R.C., Johnston DG,
fatigue in systemic lupus Finch
erythematosus. Journal Rheumatol.ogy MB, Bell AL, McVeig GE. 2006
28(9),1999–2007. h .
Microcirculator Hemodynamic and
Tench C.M, McCurdie I, White P.D, D’crus D.P. y s
Endothelial Dysfunction in Systemic
2009. The Prevalence and associations
Lupus
of fatigue in Systemic Lupus Erythematosu Journal Arterioscler
Erythematosus. Oxford Journal s. osis,
Rheumatology. 39:1249-1254. Thrombos and Vascular Biology.
is, Published
Tutuncu ZN, Kalunian KC. 2007. The online before print July 27, 2006. DOI
Definition and clasification of systemic 2006; 26: 2281-2287
lupus erythematosus. In: Wallace DJ,
Hahn BH, editors. Duboi’s lupus Yuen HK dan Cunningham MA. 2014. Optimal
erythematosus. 7th ed. Philadelphia. management of fatigue in patients with
Lippincott William & Wilkins:16-19. systemic lupus erythematosus: a
systematic review. Journal of
Therapeutics and Clinical Risk
Management. Volume 2014:10 Pages
775—786
231