Anda di halaman 1dari 10

Pendekatan Klinis Terhadap Fibroadenoma Mammae Sinistra

Serlie

102016116

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Email address : yserlie105@yahoo.co.id

Abstrak

Sel tumor merupakan sel yang mengalami perubahan dan pertumbuhan dari
sel yang normal sehingga sel ini akan memiliki bentuk dan struktur yang berbeda dari
sel normal. Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah salah satu tumor jinak payudara
dan merupakan kasus terbanyak tumor payudara. Bentuk dari tumor ini dapat tunggal
ataupun multiple (banyak) pada satu payudara atau kedua payudara. Banyak
penelitian yang mengatakan bahwa belum tahu penyebab pasti dari fibroadenoma
mammae ini, namun diketahui bahwa dapat terjadi karena pengaruh hormonal.

Kata kunci : Fibroadenoma mammae, tumor jinak

Abstract
Tumor cells are cells that undergo changes and growth from normal cells so that
these cells will have different shapes and structures than normal cells. Mammary
fibroadenoma (FAM) is one of the benign breast tumors and is the most frequent case
of breast tumors. The shape of this tumor can be single or multiple (multiple) on one
breast or both breasts. Many studies have said that they do not know the exact cause
of this fibroadenoma mammae, but it is known that it can occur due to hormonal
influences.
Keywords: Fibroadenoma mammae, benign tumor

Pendahuluan

Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat


pada wanita muda yang merupakan kelainan pada perkembangan payudara normal
dimana adanya pertumbuhan yang berlebih dan menjadi tidak normal pada jaringan
payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang melapisi saluran air susu di

1
payudara. Kejadian dari fibroadenoma mammae ini dapat berbentuk tunggal atau
multiple (banyak) pada satu payudara atau kedua payudara. Fibroadenoma merupakan
jenis tumor jinak yang paling banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang
paling banyak ditemukan pada umur muda. Penyebab munculnya beberapa
fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara jelas dan pasti. Fibroadenoma
sensitif terhadap perubahan hormon. Tumor jenis ini biasanya bersifat kenyal dan
berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba. Apabila benjolan tersebut di dorong atau
diraba akan terasa seperti bergerak-gerak sehingga beberapa orang menyebutnya
sebagai fibroadenoma “breast mouse”. Biasanya fibroadenoma mammae ini tidak
terasa sakit, namun kadang akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan sangat sensitive
apabila disentuh.

Anamnesis

Dari hasil anamnesis yang didapatkan pasien mengeluh tidak ada nyeri tekan,
tidak ada demam, tidak ada penurunan berat badan, tidak ada tanda radang, ada
benjolan berbatas tegas dan dapat digerakkan dengan konsistensi kenyal seperti karet.

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran pasien tampak compos mentis, TTV pasien dalam batas normal.
Terdapat benjolan pada kuadran kiri bawah kiri dengan ukuran 2x2, tidak melekat
pada kulit, tidak ada retraksi kulit ketika digerakkan. Benjolan tersebut dapat
digerakkan dari dasar.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Biopsi

Aspirasi jarum halus sitopatologik digunakan sebagai alat investigasi untuk


pengolaan fibroadenoma karena lebih handal, sederhana, dan tidak memakan waktu.
Aspirasi jarum halus histopatologik merupakan investigasi awal untuk membedakan
fibroadenoma dengan tumor jinak lainnya. Pada pemeriksaan ini memperlihatkan
kompleks fibroadenoma dengan kalsifikasi epithelial dan hiperplasia lobular atipikal.6

2
Gambar 1. Pemeriksaan histopatologi
Pemeriksaan Mamografi

Mamografi merupakan pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan


payudara yang dikompresi. Untuk memperoleh interpretasi yang baik dibutuhkan dua
posisi mammogram dengan proyeksi berbeda 450 (kraniokaudadl dan
mediolateraloblgue). Mamografi dikerjakan pada wanita dengan usia di atas 35 tahun,
tetapi dikarenakan payudara orang Indonesia lebih padat maka hasil terbaik
mamografi didapat pada usia>40tahun. Mamografi dilakukan pada hari ke 7-10
dihitung dari hari pertama haid. Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma
digambarkan sebagai massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang tegas.
Terkadang pada lesi dapat ditemukan gambaran kalsifikasi kasar yang menyerupai
pop corn dan gambaran kalsifikasi kasar yang heterogen. Fibroadenoma biasanya
memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada
fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Pada
perempuan yang mepostmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma
akan berkurang dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau
tanpa komponen jaringan ikat.10

Gambar 2. Pemeriksaan Mamografi

3
Pemeriksaan USG

Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,


berbentuk bulat, oval atau berupa nodul yang tidak melekat pada jaringan sekitarnya
dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Ekogenik
internalnya homogeny dan ditemukan gambaran isoekonik sampai hipoekoik.
Gambaran ekogenik kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma
dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul,
gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudokapsul yang
disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya.10

Gambar 3. Pemeriksaan USG

Working Diagnosis

Fibroadenoma Mammae (FAM) adalah tumor jinak yang dibentuk oleh


jaringan fibrous stroma dan proliferasi epitel lobulus. Tumbuh pada lobulus akibat
dari peningkatan sensitifitataas terhadap estrogen. Lokasi yang paling sering terjadi
adalah di lateral atas, payudara kiri lebih sering terkena dibandingkan yang kanan.
Tipikal usia kurang dari 30 tahun, dengan insiden tertinggi yaitu di kelompok usia 21-
25 tahun.2 Tumor jinak jenis fibroadenoma ini biasanya tidak tumbuh progresif,
melainkan tumbuh dan selanjutnya menjadi stasis 80% kasus, regresi 15% dan regresi
hanya 5-10%. Tumor ini sedikit berisiko untuk menjadi kanker payudara terutama
yang memiliki gambaran histologi yang kompleks. Penelitian biologi molekular
mengatakan bahwa kebanyakan dari fibroadenoma tidak meningkatkan risiko

4
keganasan tapi perubahan genetik yang terlihat pada tumor dengan ukuran yang besar
dan tumor phyllodes. Dikatakan tipe FAM yang multiple jika terdapat tumor 5 atau
lebih pada satu payudara. Terdapat Giant FAM yaitu jika diameternya lebih dari 5cm
atau berat lebih dari 500mg.4 Terdapat fibroadenoma intracalicular merupakan
jaringan ikat yang mengalami proliferasi lebih banyak, sehingga kelenjar berbentuk
panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumer yang sempit atau menghilang,
sehingga terlihat terkompresi atau tertekan. Pada fibroadenoma periauricular kelenjar
ini berbentuk bulat atau lonjong dengan epitel selapis atau beberapa lapis.5

Etiologi

Penyebab masih belum ketahui pasti. Peneliti belum menemukan dengan jelas
galaktokelnya apakah hormonal atau penyebab spesifik lainnya. Tetapi adanya
beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian fibrocystic change ini. Beberapa
faktornya seperti usia. Usia tersering yaitu di usia subur 20-40 tahun, da nada juga
sumber lain yang mengatakan di usia 30-50 tahun. Faktor lainnya yaitu hormonal,
dimana fakta sehari-hari menunjukkan kejadian FCC berhubungan dengan perubahan
hormonal seperti siklus menstruasi, kehamilan, menopause dan terapi hormonal. Saat
masa premenstrual symptoms (PMS) penderita biasanya akan merasakan symptom
pada payudara dan afek negatif yang lebih berat di fase folikular.5

Epidemiologi

Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya


terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia diatas
50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma.
Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada
wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadiannya dapat terjadi
pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause, tentunya
dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia muda.6 Selama
kehamilan dan menyusui lesi ini dapat menjadi lebih teratur karena episode infark
dank arena itu lebih sulit untuk membedakannya dari karsinoma. Namun, karsinoma
jarang berkembang dalam fibroadenoma yang terjadi 1 dari 1000 kasus dengan
peningkatan risiko yang terkait dengan “kompleks” fibroadenoma.7

5
Patofisiologi

Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak payudara yang sering


ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu
akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormone estrogen
sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mammary dysplasia. Tumor jinak ini
biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, yaitu lobus yang berbatas jelas, teraba
sebagai benjolan bulat dengan konsistensi padat, tidak melekat pada jaringan
sekitarnya dan mudah digerakkan.7 Penyebab fibroadenoma tidak diketahui pasti,
namun beberapa faktor yang dapat dikaitkan dengan penyakit ini yaitu antara lain
peningkatan mutlak aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam
pembentukannya. Peningkatan aktivitas dari estrogen relatif dapat memberikan
kontribusi terhadap perkembangan dari fibroadenoma dan sesungguhnya lesi serupa
dapat muncul dengan perubahan fibrokistik (perubahan fibroadenomatoid).8

Fibroadenoma mammae menggambarkan suatu proses hyperplasia dan


proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya dihubungkan dengan suatu
proses aberasi perkembangan normal. Fibroadenoma berkembang dari unit lobular
duktus terminal karena proliferasi tak terkendali dari komponen epitel dan stroma
(mungkin disebabkan oleh stimulasi estrogen) yang melibatkan bagian dari jaringan
sekitarnya. Pertumbuhan jaringan ini sebagian dikompresi, sehingga menciptakan
bentuk seperti pseudokapsul. Fibroadenoma memiliki struktur internal yang terdiri
dari stroma dan elemen epitel. Unsur stroma mengalami degenerasi myxoid, seperti
sclerosis, hialinisasi dan kalsifikasi, sedangkan elemen epitel dapat menimbulkan
semua aspek proliferasi dan nonproliferasi yang mungkin dari parenkim payudara,
seperti metaplasia apokrin, hiperplasia duktus, sklerosing adenosis dan kemerahan.
Fibroadenoma ditandai dengan adanya apokrin metaplasia, hiperplasia duktus,
sclerosing adenosis atau kista yang didefinisikan sebagai “kompleks”.9 Proliferasi
duktus tidak diketahui, mungkin disebabkan oleh sel stroma neoplastic yang
mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel. Peningkatan mutlak
dari aktivitas estrogen ini diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Kira-kira
10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya dan kebanyakan
perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2-3cm.
fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.9

6
Manifestasi Klinis

Ditemukan masa dengan pertumbuhan lambat, konsistensi padat, batas tegas,


permukaan rata, sangat mobile, circular dan tidak nyeri.3

Diagnosis Banding

Tumor Filodes

Tumor ini jarang ditemui daripada fibroadenoma dan dipikirkan berasal dari
stroma periduktal dan bukan dari fibroadenoma sebelumnya. Secara histologis ada
ditandai pertumbuhan intraductal dari stroma intralobular dengan gambaran mirip
daun yang patognomonik dari lesi ini. Tumor filodes merupakan tumor fibroepitelial
yang ditandai dengan hiperseluler stroma dikombinasikan dengan komponen epitel.
Beberapa menjadi lobus dan kista.10

Fibrokistik

Fibrokistik payudara merupakan benjolan yang teraba pada payudara yang umumnya
berhubungan dengan rasa nyeri dan benjolan pada payudara karena pengaruh siklus
menstruasi. Penyebabnya belum diketahui pasti, biasanya karena kadar hormon
wanita. Gejalanya biasanya pasien datang dengan keluhan pembesaran multiple dan
sering kali ada rasa nyeri pada payudara bilateral terutama menjelang menstruasi.
Biasanya tumor ini umumnya tidak berbatas tegas, kecuali kista soliter, konsistensi
padat kenyal dan dapat pula kistik.10

Tatalaksana

Terapi konservatif dilakukan dengan syarat apabila diagnosis klinis telah


dikonfirmasi dengan pemeriksaan sitology dan USG/mamografi. Diagnosis akan lebih
definitif dengan biopsy core, dengan indikasi jika usia <40 dan ukuran <3cm.
Pembedahan dapat dilakukan eksisi dengan indikasi usia >40 tahun, ukuran >3cm (sel
atipia banyak ditemukan), simptomatis dan konservatif masa membesar >20%. Lokasi
eksisi dilakukan diatas masa jika lokasi tumor tersebut 3cm atau kurang dari nipple
dianjurkan untuk insisi periareolar. Pada giant FAM usia muda (<20 tahun) insisi
yang dianjurkan insisi submammari (The Gallard-Thomas Incision). Rekonstruksi
sederhana seperti Modifikasi Beisenberger-Regnault, dapat di lakukan pasca eksisi
giant FAM.2

7
Komplikasi

Komplikasi dari fibroadenoma mammae ini adalah kanker payudara walaupun


memiliki risiko kecil. Jika keluarga memiliki riwayat kanker payudara dapat
dilakukan tindakan bedah pengangkatan massa sebagai tindakan preventif dari
kanker.10

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan pencegahan primer dan pencegahan


sekunder. Pencegahan primer bersifat mencegah sebelum adanya gejala atau benjolan
dengan modifikasi gaya hidup. Pencegahan sekunder dengan memeriksa payudara
sendiri yaitu SADARI dilakukan 1x perbulannya, sekitar hari ke 8 menstruasi. Dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang jika usia diatas 35 tahun.10

Prognosis

Prognosis dari fibroadenoma mammae ini baik, walaupun penderita memiliki


risiko yang tinggi untuk menderita kanker payudara di kemudia hari. Pemeriksaan
berkala payudara meningkatkan kemungkinan prognosis yang lebih baik.11

Kesimpulan

Fibroadenoma merupakan salah satu tumor jinak payudara yang paling umum,
dan terkena di perempuan berusia 16-45 tahun dengan berbagai jumlah dan ukuran di
semua kuadran payudara. Fibroadenoma memiliki prognosis yang baik jika
ditanganin dengan baik. Ada banyak pengobatan termasuk terapi konservatif, eksisi
bedah yang merupakan terapi definitif.

8
Daftar Pustaka

1. Diambil dari
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/viewFile/265/228, 30
April 2019
2. Mansel RE, Webster DJT, Sweetland HM. Benign Disorders and Besease of
the Breast. 3rd. Saunders Elsevier. 2010. 41-3,57-8, 81-3, 157-8, 213-6, 257-
67, 308-10.
3. Morrow, Monica. “The Evaluation of Common Breast Problems.” American
Academy of Family Physicians. 15 Apr.2008. 8 Nov.2004
http://www.aafp.org/afp/20000415/2371.html.
4. Dixon JM, Bundred NJ. Management of Disorders of the Ductal System and
Infections. In Harris JR, Morrow Monica. Disease of the Breast. 3rd. Saunders
Elvesier.2010.7-14
5. Murshid Khalid Rida. A Review of Mastalgia in Patients with Fibrocystic
Breast Changes and the Non-Surgical Treatment Options. Taibah University.
Al Madinah Journal of Taibah University

6. Ajitha MB, Srinivasan N, Shivaswamy BS, Vijaykumar A. A systematic study


on fibroadenoma of the breast. 
IJABR.2012;03(12):891-5.

7. Atkins KA, Kong CS. Practical breast pathology: A diagnostic approach.


Philadhelpia: Elseviers Saunders;2013.p.93-5. 


8. Callahan TL, Caughey AB. Obstetrics & gynecology. Baltimore:Lippincott


William & Wilkins;2013.p.420-22. 


9. Dabbs DJ. Breast pathology. Philadelphia: Elseviers Saunders;2012.p.233-7.


10. Masciadri N, Ferranti C. Benign breast lesions: Ultrasound. Journal of
Ultrasound. 2011;14:55-65.
11. Moini J. Introduction to pathology: The physical therapist assistant.
Burlington: Jones & Barnett Learning;2013.p.366.
12.

9
10

Anda mungkin juga menyukai