Anda di halaman 1dari 1

HADITS TENTANG BERITA

Allah SWT telah mewanti-wanti umat Islam untuk tidak gegabah dalam membenarkan sebuah berita yang
disampaikan oleh orang-orang fasik yang termasuk di dalamnya orang-orang yang belum diketahui secara jelas
sikap dan perilaku (kejujuran)-nya.

َ‫علَ ٰى َما فَ َعلتُم نَا ِد ِمين‬ ِ ُ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإن َجا َءكُم فَا ِس ٌق ِبنَ َبإٍ فَت َ َبيَّنُوا أَن ت‬
َ ‫صيبُوا قَو ًما ِب َج َهالَ ٍة فَتُص ِب ُحوا‬

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS al-Hujurat:6)

Dalam konteks hari ini, kita dituntut agar berhati-hati dalam menerima pemberitaan dari media apapun, terlebih
media atau informasi dari seseorang yang isinya sarat dengan muatan kebencian kepada pihak lain.

Dalam ajaran Islam, berbohong merupakan perbuatan tercela. Pembuatan berita hoaks merupakan sebuah
kejahatan yang bisa menyesatkan kesadaran para pembaca atau pendengarnya. Dalam adabud dunya waddin,
Imam al-Mawardi (beberapa sumber menisbatkan perkataan ini kepada Hasan ibn Sahal) mengatakan bahwa
pembuat berita hoaks diibaratkan perbuatan mencuri akal sehat (penerima pesannya):

‫ والكذاب يسرق عقلك‬،‫ الكذاب لص؛ ألن اللص يسرق مالك‬:‫وقيل في منثور الحكم‬

Artinya, “Dikatakan dalam Mantsurul Hikam bahwa pendusta adalah ‘pencuri’. Kalau pencuri itu mengambil
hartamu, maka pendusta itu mencuri akalmu,” (Lihat Al-Imam Al-Mawardi, Adabud Dunya wad Din, [Beirut:
Darul Fikr, 1992 M/1412 H], halaman 191).

Selain itu, menurut Imam Al-Mawardi dalam kitab yang sama juga dijelaskan bahwa efek negatif dari
pemberitaan hoaks adalah hilangnya rasa aman dan rasa tenteram. Yang ada kecurigaan, waswas, dan
ketegangan.

“Bohong itu pusat kejahatan dan asal segala perilaku tercela karena keburukan konsekuensi dan kekejian
dampaknya. Bohong melahirkan adu domba. Adu domba menghasilkan kebencian. Kebencian mengundang
permusuhan. Di dalam suasana permusuhan tidak ada rasa aman dan relaksasi,”

RAJA AMMAR SANI / FISIKA 1 2019

Anda mungkin juga menyukai