Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadiratnya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemeriksaan Fisik Sistem
Reproduksi”, makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir
kata kami berharap semoga makalah Pemeriksaan Fisik Sistem reproduksi ini dapat
memberikan manfaat maupun insprasi bagi pembaca.

Makassar, 11 April 2018

Penulis

Page | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

2.1 Konsep Pemeriksaan Fisik ................................................................................. 4

2.2 Pemeriksaan Fisik Genitalia Pria ....................................................................... 5

2.3 Pemeriksaan Fisik Geitalia Wanita ……..……………………………….. . 7

2.4 Pemeriksaan Fisik pada Ibu Hamil ……………………………………....... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 11

3.2 Saran …………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

Page | 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan
memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi
masalah kesehatan pasien. Untuk pemeriksaan fisik dapat menggunakan teknik inspeksi,
auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven & Hirnle, 2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et
al., 1995).
Biasanya pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala
dan berakhir pada bagian anggota gerak. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik harus
mengetahui dan memahami anatomi tubuh terlebih dahulu, hal ini berguna agar tidak
terjadi kesalahan pada saat pemeriksaan.
Seorang yang melakukan pemeriksaan fisik pada sistem reproduksi harus terlebih
dahulu memahami bagian dan fungsi dari sistem reproduksi tersebut, agar dapat
memberikan tindakan pemeriksaan yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemeriksaan fisik sistem reproduksi pada pria?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik system reproduksi pada wanita?
3. Bagaimana pemeriksaan fisik system reproduksi pada ibu hamil?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada
system reproduksi.

Page | 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pemeriksaan Fisik
1. Konsep Inspeksi
Merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan
pasien. Cara efektif melakukan inspeksi adalah sebagai berikut:
a. Atur posisi sehingga bagian tubuh dapat diamati secara detail
b. Berikan pencahayaan yang cukup
c. Lakukan inspeksi pada area untuk ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi dan
abnormalitasnya.
d. Bandingkan area sisi tubuh dengan bagian tubuh lainnya.
e. Jangan melakukan inspeksi secara terburu - buru.
2. Konsep Palpasi
Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba yaitu tangan untuk
menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas. Palpasi
dibutuhkan kelembutan sensifisitas untuk itu, hendaknya menggunakan permukaan
palmar jari yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsistensi, massa dan
pulsasi. Sedangkan untuk temperatur suhu hendaknya menggunakan bagian belakang
tangan dan jari. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitive pada
getaran.
3. Konsep Perkusi
Merupakan cara pemeriksaan denga cara melakukan pengetukan pada bagian tubuh
dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran, batasan, konsistensi atau organ tubuh
dan menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh. Ada dua cara dalam perkusi yaitu :
a. Secara langsung
Mengetuk secara langsung mengguanakan satu atau dua jari
b. Secara tidak langsung
Menempatkan jari tengah tangan diatas permukaan tubuh dan jari tangan lain dan
telapak tidak pada permukaan kulit, setelah mengetuk jari tangan ditarik kebelakang.

Page | 4
4. Konsep Auskultasi
Merupakan cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh
melalui alat stetoskop. Dalam melakukan auskultasi, beberapa hal yang perlu
didengarkan diantaranya :
a. Frekuensi atau siklus gelombang bunyi
b. Kekerasan atau amplitudo bunyi
c. Kualitas bunyi dan lamanya bunyi
2.2 Pemeriksaan Fisik Genitalia Pria

Pemeriksaan pada penis


1. Inspeksi
Lakukan inspeksi penis yang meliputi:
a. Kulit
b. Prepusium (kulup)
Jika terdapat prepusium, tarik lipatan kulit ini ke belakang atau minta pasien untuk
menariknya sendiri. Langkah ini sangat penting untuk mendeteksi banyak keadaan
syanker (chancre) dan karsinoma. Smegma, bahan yang berwarna keputih-putihan
dan menyerupai keju dan dapat berkumpul secara normal di bawah prepusium.
c. Glans
Cari setiap ulkus, sikatriks, nodulus, ataupun tanda inflamasi.

Periksa kulit di sekitar pangkal penis untuk menemukan ekskoriasi atau inflamasi.
Cari telur kutu atau kutu yang melekat pada pangkal rambut atau bulu kemaluan.

Page | 5
Perhatikan lokasi meatus uretra. Lakukan penekanan glans penis dengan hati-hati di
antara jari telunjuk yang ditempatkan di sebelah atas dan ibu jari tangan yang di sebelah
bawah. Manuver ini harus membuka meatus uretra dan memungkinkan untuk
menginspeksinya untuk menemukan sekret. Normalnya tidak terdapat sekret di dalam
meatus uretra.
Jika pasien melaporkan adanya sekret, tetapi tidak melihatnya, minta pasien untuk
mengurut batang penisnya sendiri mulai dari bagian pangkal hingga glans penis. Sebagai
alternatif lain, lakukan sendiri pengurutan tersebut. Manuver ini dapat membuat sekret
keluar dari dalam meatus uretra untuk kemudian dilakukan pemeriksaan sekret yang
tepat.
2. Palpasi
Lakukan palpasi pada setiap abnormalitas penis dengan memperhatikan gejala nyeri
tekan atau indurasi. Raba bulbus penis di antara ibu jari dan dua jari tangan yang pertama
dengan memperhatikan setiap indurasi. Palpasi bulbus penis dapat dilewatkan pada
pasien pria yang berusia muda dan asimtomatik. Jika saat menarik prepusium ke
belakang, kembalikan prepusium tersebut ke posisi semula sebelum melan.jutkan
pemeriksaan untuk memeriksa skrotum.
Pemeriksaan pada Skrotum dan isinya
1. Inspeksi
Lakukan inspeksi skrotum yang meliputi:
a. Kulit.
Angkat skrotum agar dapat melihat permukaan posteriornya
b. Kontur skrotum. Perhatikan setiap pembengkakan, benjolan, atau vena.
2. Palpasi
Lakukan palpasi pada setiap testis dan epididmis di antara ibu jari dan dua jari tangan
pertama. Perhatikan ukuran, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan; raba setiap nodulus.
Penekanan pada testis normalnya akan menimbulkan nyeri.
Lakukan palpasi pada tiap-tiap funiculus spermatikus, termasuk vas deferens, di antara
ibu jari dan jari-jari tangan mulai dari epididimis hingga anulus inguinalis superfi sialis.
Perhatikan setiap nodulus atau pembengkakan.

Page | 6
2.3 Pemeriksaan Fisik Genitalia Wanita

1. Inspeksi
a. Melakukan lnspeksi Genitalia Eksterna Pasien
Duduk dengan nyaman dan lakukan inspeksi untuk memeriksa mons pubis, labia
serta perineum. Pisahkan kedua labia dan lakukan inspeksi terhadap:
a) Labia mayora .
b) Klitoris
c) Meatus uretra
d) lntroitus vagina
Perhatikan setiap inflamasi, ulserasi, pengeluaran sekret, atau pembengkakan. Jika
terdapat lesi, lakukan palpasi untuk merabanya.
2. Palpasi
Melakukan palpasi serviks dengan memperhatikan posisi, bentuk, konsistensi,
regularitas, mobilitas, dan gejala nyeri tekan. Normalnya, serviks dapat sedikit
digerakkan tanpa menimbulkan rasa nyeri. Raba forniks yang terdapat disekitar serviks.

Page | 7
Melakukan palpasi uterus. Tempatkan salah satu tangan pada abdomen di sekitar
pertengahan garis yang menghubungkan umbilikus dengan simfisis pubis. Saat
mengangkat serviks dan uterus dengan tangan yang ada di dalam pelvis, tekankan tangan
yang berada di abdomen ke dalam dan ke bawah dengan mencoba memegang uterus di
antara kedua tangan. Perhatikan ukuran uterus, bentuk, konsistensi, serta mobilitasnya,
dan temukan setiap nyeri tekan atau massa yang ada. Kemudian, dorong jari tangan yang
ada di dalam pelvis ke dalam forniks anterior dan lakukan palpasi korpus uteri di antara
kedua tangan. Pada posisi ini, jari-jari tangan yang ada dalam pelvis dapat meraba
permukaan anterior uterus sementara jari-jari tangan yang diletakkan pada abdomen
dapat meraba sebagian permukaan posterior uterus. Jika tidak dapat meraba uterus
dengan salah satu dari kedua maneuver ini, mungkin uterus tersebut terjungkit ke arah
posterior (posisi bergeser ke belakang). Dorong jari tangan yang ada dalam pelvis ke
dalam forniks posterior dan raba tonjolan uterus dengan ujung jari-jari tangan.
Melakukan palpasi pada setiap ovarium. Tempatkan tangan yang berada di
abdomen pada kuadran kanan bawah sementara tangan yang berada dalam pelvis
ditempatkan di forniks lateral kanan. Tekankan tangan yang di abdomen ke dalam dan
ke bawah. Ovarium yang normal memberi sedikit rasa nyeri ketika ditekan. Biasanya
kedua ovarium dapat diraba pada wanita ramping dan rileks, tetapi sulit atau tidak
mungkin diraba pada wanita gemuk atau relaksasinya buruk.
Melakukan palpasi rectovaginal. Tarik jari tangan keluar. Kemudian dengan hati-
hati, masukkan kembali jari telunjuk ke dalam vagina sementara jari tengah dimasukkan
ke dalam rektum. Minta pasien untuk mengejan ketika melakukan tindakan ini agar
sfingter aninya melemas. Beritahukan kepada pasien bahwa pemeriksaan ini dapat
membuatnya merasa ingin buang air besar tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan
terjadi.

Page | 8
2.4 Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil

1. Palpasi
a. Leopold Pertama
Berdiri samping pasien dan menghadap ke arah kepala pasien. Pertahankan jari-jari
tangan agar saling merapat, lakukan palpasi secara hati-hati dengan menggunakan
ujung jari-jari tersebut untuk menentukan bagian teratas janin yang berada fundus
uteri.
b. Leopold 2
Tempatkan satu tangan pada setiap sisi perut ibu dengan tujuan untuk memegang
tubuh janin di antara kedua tangan tersebut. Gunakan salah satu tangan untuk
menahan uterus sementara tangan lain melakukan palpasi tubuh janin. Leopold
kedua ini bertujuan untuk mengetahui bagian dekstra dan sinistra dari janin.

Page | 9
c. Leopold 3
Putar tubuh menghadap ke arah kaki pasien. Dengan menggunakan permukaan
palmaris jari-jai kedua tangan dan pada awal palpasi, dengan ujung-ujung jari
kedua tangan yang saling menyentuh lakukan palpasi pada daerah tepat di atas
simfisis pubis. Leopold ke empat ini bertujuan untuk bagian terbawah.
d. Leopold 4
Leopold yang ke empat atau sesi terakhir ini bertujuan untuk mengetahui atau
menetukan bagian bawah dari rahim dan seberapa masuknya bagian tersebut
kedalam PAP (pintu atas panggul). Jika yang teraba bagian kecil dari kepala yang
turun disebut konvergen, dan jika bagian terbesar masuk pintu PAP disebut
divergen

2. Auskultasi
Bertujuan untuk mendengarkan atau mengetahui detak jantung janin (DJJ). Dengan
cara menggunakan linex ataupun doppler. Yang pertama kita cari posisi punggung
janin setelah itu letakan linex ataupun doppler dan hitung dalam 1 menit dan
bandingkan dengan nadi ibu. Nilai normalnya adalah >120-160x/menit.

Page | 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi empat cara yaitu inspeksi dengan
melihat, palpasi dengan meraba, perkusi dengan mengetukkan jari di bagian
tubuh pasien, dan auskultasi yaitu mendengarkan. Pemeriksaan fisik genitalia
pada pria maupun wanita dilakukan agar dapat mengetahui kelainan pada alat
genitalia itu sendiri sedangkan pada ibu hamil untuk mengetahui bagaimana
kondisi ibu dan kondisi janin dalam kandungan.
Pemeriksaan fisik genitalia pria dilakukan dengan cara menginspeksi
bagian penis dan skrotum serta melakukan palpasi pada penis. Pemeriksaan
fisik genitalia wanita dilakukan dengan cara menginspeksi genitalia eksterna
pasien yaitu labia mayora, klitoris, meatus uretra, dan inroitus vagina serta
melakukan palpasi pada serviks, uterus, dan ovarium.
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil menggunakan palpasi menurut
Leopold yang dibagi menjadi empat cara.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca.

Page | 11
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, Lynn S. 2009. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Pemeriksaan Kesehatan. Edisi 8.
Diterjemahkan Oleh: Andry Hartono. Jakarta: EGC

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai