Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Golongan Fenol DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum Betaceum Cav.) YANG Aktif Sebagai Antioksidan
Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Golongan Fenol DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum Betaceum Cav.) YANG Aktif Sebagai Antioksidan
Ida Ayu Raka Astiti Asih11) Ni Made Puspawati21) Wiwik Susanah Rita31) Ni Luh Putu
Devi Sintia Dewi1)
1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Jl. Kampus Unud Bukit Jimbaran, Badung – Bali
Telp: 0361701954 ext.255
dayu_as@yahoo.com
Abstrak
Buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) merupakan buah yang kaya akan nutrisi dan dipercaya
memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan total fenol dan
mengidentifikasi senyawa golongan fenol yang aktif sebagai antioksidan. Kandungan total fenol
dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH
(difenilpikril hidrazil). Identifikasi senyawa aktif menggunakan teknik spektrofotometer UV-Vis dan
FTIR. Maserasi 1210g kulit buah tamarillo dengan etanol 70% menghasilkan 126,17g ekstrak pekat
etanol. Partisi 50g ekstrak kasar menghasilkan 0,2791g ekstrak n-heksan, 0,2841g ekstrak kloroform, dan
5,2277g ekstrak n-butanol. Ekstrak n-butanol dengan total fenol yang tinggi sebesar 3,37 mg/g eq asam
galat (GAE)/g menunjukkan aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 68,14 mg/L. Pemisahan dan
pemurnian ekstrak n-butanol dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak n-butanol: etil asetat:
asam asetat 10% (2:7:1) menghasilkan enam fraksi (A, B, C, D, E, F). Identifikasi fraksi E yang positif
fenol dan flavonoid dengan spektrofotometri FTIR menunjukkan isolat memiliki gugus karakteristik OH
terikat, C-H aromatik, C=C aromatik, C=O, C-O, dan C-H alifatik. Analisis spektrofotometri UV-Vis
menunjukkan isolat memiliki dua pita serapan maksimum pada panjang gelombang 327,20 (pita I) dan
panjang gelombang 245,40 (pita II) yang diduga mengindikasikan rentangan serapan senyawa flavonoid
golongan isoflavon dengan letak substituen OH pada posisi C-6, C-7 atau C-7, C-8 dan posisi C-3’, C-4’
setelah ditambah pereaksi geser.
Kata kunci : Tamarillo (Solanum betaceum Cav.), total fenol, aktivitas antioksidan,
isoflavon
Abstract
Tamarillo fruits (Solanum betaceum Cav.) are rich in nutrients that are believed to have an
antioxidant activity. This research aims to determine phenolic content and to identify invitro antioxidant
active compounds in Tamarillo fruits extracts. The total phenolic content was measured using Folin-
Ciocalteu method and invitro antioxidant activity was determined using DPPH (diphenilpikril hidrazil)
method. Identification of active compounds was conducted by using UV-Vis and FTIR
spectrophotometer. Maceration of 1.210g Tamarillo fruit peels with 70% ethanol produced 126.17g crude
ethanol extract. Partition of 50g crude ethanol gave 0.2791g n-hexane, 0.2841g chloroform, and 5.2277g
n-buthanol extracts respectively. The highest total phenolic content was found in n-buthanol extract with
value 3.37 mg gallic acid equivalent (GAE)/g and it also showed the lowest IC 50 of 68.14 mg/L indicating
the most potent antioxidant activity. Separation and purification of of n-buthanol active extract was done
using silica gel column chromatography with n-buthanol: ethyl acetate: 10% acetic acid (2:7:1) as mobile
phase and six fractions (A, B, C, D, E, F) were obtained. The active fraction E which was positive
phenolic compounds of flavonoid on phytochemical testing was further identified using UV-Vis and
FTIR spectrophotometer. FTIR spectra indicated that the active isolate E has the functional characteristic
group of O-H bonded, CH aromatic, C=C aromatic, C=O, C-O and CH aliphatic while UV-Vis spectra
gave two peaks at wavelengths 327.20 nm for band I and 245.40 for band II suggested that the active
antioxidant compounds was isoflavone with hydroxyl groups attached at C-6, C-7 or C-7, C-8 and C-3’,
C-4’ positions.
Keyword : Tamarillo (Solanum betaceum Cav.), total phenolic, invitro antioxidant activity, isoflavone
1. PENDAHULUAN
Radikal bebas dewasa ini merupakan penyebab utama terhadap munculnya berbagai macam
penyakit kronis dan akut. Banyaknya polusi, radiasi ultraviolet, stress, rokok, diet tidak sehat,
makanan berlemak tinggi, bahan makanan tambahan, dan faktor-faktor lainnya, tanpa disadari
menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas (Bast et al,1991). Radikal bebas merupakan
molekul yang bersifat tidak stabil dikarenakan memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan
pada orbital luarnya, sehingga sangat reaktif dan berbahaya bagi manusia. Masyarakat sebagian
besar tidak menyadari akan keberadaan dan pengaruh radikal bebas terhadap kesehatan tubuh
mereka sehingga untuk melindunginya dari ancaman radikal bebas diperlukan suatu antioksidan
alami yang teruji aman.
Antioksidan merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penyumbang elektron (donor) untuk
melengkapi kekurangan elektron dari radikal bebas sehingga dapat menghambat reaksi oksidasi
pembentukan senyawa radikal yang dapat menyebabkan stres oksidatif (Prakash A, 2001). Salah
satu produk alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami adalah buah tamarillo
(Solanum betaceum Cav.). Tamarillo (Solanum betaceum Cav.) atau sering disebut dengan terong
belanda merupakan buah yang kaya akan khasiat dan manfaat. Menurut Sinaga (2009), daging dan
biji buah tamarillo mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, glikosida, serta
steroid/triterpenoid yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Berdasarkan uji pendahuluan, ekstrak etanol kulit buah tamarillo positif mengandung senyawa
fenolik yang menghasilkan perubahan warna menjadi hitam pekat. Menurut Mertz et al (2009),
kandungan fenolik yang terdapat pada buah tamarillo berkisar antara 308-570 mg per 100 g sampel.
Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Siti Hawa dan Mohd Fadzelly (2012) yang
menunjukkan bahwa kulit buah tamarillo mengandung total fenol yang tinggi dengan nilai sebesar
4,89 ± 0,04 mg/g eq asam galat (GAE)/g.
Senyawa golongan fenol diketahui sangat berperan penting pada aktivitas antioksidan.
Semakin besar kandungan senyawa golongan fenolnya maka semakin besar aktivitas
antioksidannya (Shahwar et al, 2010). Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan
penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa golongan fenol dari kulit buah
tamarillo (Solanum betaceum Cav.) yang aktif sebagai antioksidan.
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) yang
masih segar dan sudah matang, etanol (CH3CH2OH) 98% dan 70%, etil asetat (EtOAc) p.a., n-
heksan (C6H14), kloroform (CHCl3), n-butanol (C4H9OH) p.a., kristal difenilpikril hidrazil (DPPH),
kalium bromida (KBr), akuades, silika gel GF254 dan silika gel 60, asam galat, reagen Folin-
Ciocalteu, natrium karbonat (Na2CO3) 5%. Alat-alat yang digunakan tediri dari toples kaca, chamber
kromatografi, tabung reaksi, corong pisah, beker gelas, gelas ukur, neraca analitik, botol vial, ball filler,
aluminium foil, pipet volume, batang pengaduk, pipet kapiler, kertas saring, penguap vakum putar (rotatory
vacuum evaporator), spektrofotometri UV-Vis Double Beam Shimadzu/UV-1800, dan spektrofotometri
inframerah Shimadzu/IR Prestige-21.
2.2 Metode
Penyiapan sampel
Buah tamarillo (Solanum betaceum Cav.) segar dicuci bersih, kemudian dikupas dan diambil
bagian kulit buah. Kulit buah yang diperoleh ditimbang dan ditentukan kadar airnya dengan cara
dioven pada suhu 1500C selama 1 jam dan ditimbang kembali sampai berat sampel konstan. Kulit
buah sebanyak 1.210 g dihaluskan.
3
Nilai IC50 dihitung berdasarkan persentase inhibisi terhadap radikal DPPH dari masing-masing
konsentrasi larutan sampel.
50 42,52
75 55,28
100 70,21
Pita serapan pada daerah bilangan gelombang 2958,80 cm-1, 2933,73 cm-1 dan 2873,94 cm-1
menunjukkan adanya serapan untuk C-H alifatik (CH3 dan CH2 stretching) yang didukung dengan
munculnya serapan CH2 bending dan CH3 bending pada daerah bilangan gelombang 1465,90 cm-1
dan 1379,10 cm-1. Pita serapan yang tajam pada daerah bilangan gelombang 1710,86 cm-1
menunjukkan adanya serapan gugus C=O (gugus karbonil) (Silverstein et al., 1986). Berdasarkan
hasil analisis spektra FTIR diduga isolat FE mengandung gugus –gugus fungsi -OH, C-H aromatik,
C=C aromatik, C-O, C=O dan C-H alifatik.
b. Spektrofotometer UV-Vis
Spektra spektrofotometer UV-Vis dari isolat FE dalam metanol ditampilkan pada Gambar 2.
Pita II
m aks 245,40 nm Pita I
Absorbansi
m aks 327,20 nm
Hasil analisis menunjukkan bahwa isolat FE memberikan dua pita serapan maksimum pada panjang
gelombang 327,20 untuk pita I dan panjang gelombang 245,40 untuk pita II. Serapan pada panjang
gelombang 245,40 diduga karena adanya transisi n * dan n * yang menunjukkan adanya
gugus kromofor C=O dan gugus auksokrom -OH sedangkan serapan yang terjadi pada panjang
gelombang 327,20 disebabkan adanya transisi * yang menunjukkan adanya kromofor C=C
terkonjugasi (Fessenden and Fessenden,1995). Serapan spektra UV-Vis pada panjang gelombang
tersebut diduga menunjukkan rentangan serapan senyawa flavonoid golongan isoflavon dengan
rentang panjang gelombang 310-330 (pita I) dan 245-275 untuk pita II (Markham, 1988). Hasil
analisis ini sesuai dengan uji fitokimia flavonoid yang dilakukan menggunakan test Willstater (Mg-
HCl), penambahan pereaksi H2SO4 pekat dan test dengan NaOH 10% yang memberikan perubahan
warna (uji positif) menjadi kuning.
Untuk melihat dan menentukan kemungkinan letak substituen (pola oksigenasi) gugus hidroksi
(OH) pada kerangka dasar isoflavon, maka digunakan pereaksi geser sebagai pendeteksi. Pereaksi
geser yang digunakan terdiri dari NaOH, NaOAc, NaOAc - H3BO3, AlCl3, dan AlCl3-HCl. Fungsi
pereaksi geser adalah menentukan kedudukan gugus hidroksil fenol bebas pada inti flavonoid
dengan melihat pergeseran puncak serapan yang terjadi. Pergeseran panjang gelombang spektra
UV-Vis isolat FE setelah penambahan pereaksi geser ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3. Pergeseran Panjang Gelombang Spektra UV-Vis Isolat FE.
Isolat FE Panjang Gelombang m aks Geseran Panjang
(nm) Gelombang m aks (nm)
Pita I Pita II Pita I Pita II
metanol 327,20 245,40
metanol + NaOH 387,20 255,40 + 60 + 10
metanol + NaOH (5 menit) 387,20 255,40 + 60 + 10
metanol + NaOAc 387,20 253,20 +60 +7,8
metanol + NaOAc + H3BO3 334,40 276,20 +7,2 + 30,8
7
Berdasarkan data pada Tabel 3, menunjukkan setelah penambahan pereaksi geser NaOH terjadi
pergeseran batokromik pada pita I maupun pita II yang menunjukkan adanya gugus OH pada cincin
A dan B. Dugaan ini diperkuat dengan adanya pergeseran batokromik pada pita II setelah ditambah
natrium asetat yang menunjukkan adanya gugus 7-OH pada cincin A. Hal ini terjadi karena natrium
asetat hanya dapat mengionisasi isoflavon khususnya pada gugus 7-OH. Pergeseran batokromik
yang terjadi pada pita I dan pita II setelah ditambah NaOH juga menunjukkan adanya 3’,4’-
dihidroksi isoflavon (Mabry, 1992).
Penambahan pereaksi geser natrium asetat-asam borat menunjukkan adanya pergeseran batokromik
pada pita I dan pita II yang mengindikasikan terdapat gugus orto-diOH pada cincin A tepatnya pada
posisi C-6 ,C-7 atau C-7, C-8 (Astiti Asih,2009). Gugus orto dihidroksi pada cincin B tidak dapat
dideteksi dengan natrium asetat/asam borat karena kurang efektifnya konjugasi dengan kromofor
utama (Mabry, 1992). Penambahan pereaksi geser AlCl3 dan AlCl3 yang ditambah HCl
memperlihatkan adanya pergeseran hipsokromik yang menunjukkan tidak terdapat gugus OH pada
atom C-5 pada cincin A. Penambahan AlCl3 dan AlCl3/HCl juga tidak dapat mendeteksi adanya
gugus 3’,4’-dihidroksi isoflavon karena cincin B mempunyai sedikit atau tidak ada konjugasi
dengan kromofor utama (Mabry, 1992).
Berdasarkan hasil analisis pergeseran spektra UV-Vis setelah ditambah pereaksi geser
menunjukkan bahwa isolat FE diduga merupakan senyawa flavonoid golongan isoflavon yang
memiliki substituen OH pada kerangka dasarnya yaitu pada cincin A dengan posisi atom C-6,C-7
atau C-7, C-8 dan cincin B pada posisi C-3’, C-4’.
4.1 Simpulan
1. Kandungan total fenol ekstrak kasar sebesar 3,564 mg/g eq asam galat, memiliki kemampuan
aktivitas antioksidan terhadap DPPH pada konsentrasi (nilai IC50) sebesar 200,84 mg/L.
Kandungan total fenol pada ekstrak n-butanol sebesar 3,37 mg/g eq asam galat dan memiliki
kemampuan aktivitas antioksidan terhadap DPPH pada konsentrasi (nilai IC50) sebesar 68,14
mg/L.
2. Identifikasi isolat aktif golongan fenol pada fraksi E dari fraksi n-butanol kulit tamarillo
mengandung senyawa flavonoid golongan isoflavon yang mempunyai gugus karakteristik OH
terikat, C=C aromatik, C-H alifatik, gugus C=O, C=C aromatik, C-O dan C-H aromatik dengan
substituen gugus hidroksi (OH) pada cincin A dengan posisi atom C-6,C-7 atau C-7, C-8, dan
cincin B pada posisi C-3’, C-4’.
4.2 Saran
Perlu dilakukan analisis yang lebih lengkap misalnya dengan metode 1H-NMR, 13C-NMR,
dan GC-MS untuk menetapkan struktur senyawa aktif. Selain itu, perlu dilakukan uji secara in vivo
untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan dari ekstrak n-butanol.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada DITJEN DIKTI yang mendanai proyek ini
melalui LPPM Unud.
8
DAFTAR PUSTAKA
Astiti Asih, I.A.R., 2009, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Isoflavon Dari Kacang Kedelai
(Glycine max), Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Jurnal Kimia 3
(1), Januari 2009 : 33-40
Bast, A., G.R.M.M. Haenen., and C.J.A. Doelman., 1991. Oxidants and Antioxidants: State of Art,
The American journal of Medicine, Proceedings of a Symposium Oxidants and Antioxidats :
Pathophysiologic Determinants and Therapeutic Agents.
Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S., 1995, Kimia Organik, Terjemahan Aloysius, H.A., Jilid I,
Edisi III, Airlangga, Jakarta.
Mabry T.J., Markham.K.R., dan Thomas M.B., 1970, The Systematic Identification of Flavonoids,
Springer-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin
Mabry T.J., Markham.K.R., dan Thomas M.B., 1992, The Systematic Identification of Flavonoids,
Springer-Verlag, New York, Heidelberg, Berlin.
Markham K. R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, Terjemahan Kosasih, P., Edisi I, ITB,
Bandung.
Mertz, C., A. Gancel., Z. Gunata., P. Alter., C. Dhuique-Mayer, et al., 2009, Phenolic Compounds,
Carotenoids and Antioxidant Activity of Three Tropical Fruits, Journal of Food Composition
and Analysis, Vol. 22, No. 5, PP, 381-387.
Oktarini Anthonia Candra Dewi, Ni Wayan., 2013, Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid
Ekstrak Etanol Biji Terong Belanda (Solanum betaceum, syn) dalam Menghambat Reaksi
Peroksidasi Lemak Pada Plasma darah Tikus Wistar, Tesis, Program Magister, Program Studi
Kimia Terapan, Universitas Udayana, Denpasar.
Prakash, A., 2001. Antioxidant Activity, Medallion Laboratories: Analithycal Progres, Vol. 19, No.
2: 1-4.
Shahwar D., Shafiq-ur-Rehman., Ahmad N., Ullah S., and Raza M.A., 2010, Antioxidant Activities
of the Selected Plants from the Family Euphorbiaceae, lauraceae, Malvaceae and
Balsaminaceae, African Journal of Biotechnology, 9(7): 1086-1096.
Silverstein., Bassler., and Morrill., 1986, Penyidikan Spektrometrik Senyawa Organik, Edisi IV,
a.b. Drs. A.J. Hartomo., Dra. Anny Victor Purba, M.Sc.,Erlangga, Jakarta.
Sinaga, Irma L. H., 2009, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah
Terong Belanda (Solanum betaceum Cav), Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Siti Hawa, Ali Hassan., and Fadzelly Abu Bakar., 2012, Antioxidative and Anti-Cholinesterase
Activity of Cyphomandra Betaceae Fruit, Institute for Tropical Biology and Conservation,
Universiti Malaysia sabah, Jalan UMS, 88400, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
Widyastuti, Niken., 2010, Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan Metode Cuprac, DPPH, dan
Frap serta Korelasinya dengan Fenol dan Flavonoid Pada Enam Tanaman, Skripsi, FMIPA
Institut Pertanian Bogor.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL
DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.)
YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Membran
Malondialdehid Terputusnya Peroksidasi lemak
(MDA) rantai asam Lemak
Maserasi dengan etanol 70% Maserasi dengan etanol 70% Maserasi dengan etanol 70%
uji aktifitas antioksidan uji aktifitas antioksidan uji aktifitas antioksidan
Absorbansi
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Standar asam galat Konsentrasi (ppm)
Ekstrak kasar
Uji Fitokimia
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar
absorbansi blangko absorbansi sampel
%inhibisi x100 %
absorbansi blangko
15
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120
Ekstrak Berat (g) Konsentrasi Konsentrasi Rata-rata Kadar Total Fenol (mg/g
partisi eq asam galat)
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi Sampel (ppm)
Keterangan:
A = Kloroform : etil asetat (3:7)
B = n-butanol : etil asetat (3 :7)
C = n-butanol : air: kloroform (3:0,5:1)
D = n-butanol: air: etil asetat (1:0,5:3)
Fraksi E
Fraksi F
Bilangan Gelombang
Analisis spektra FTIR isolat fraksi E
Pita II
Pita I
Panjang gelombang
+ NaOH
+ NaoAc
Absorbansi
Absorbansi
Panjang Gelombang Panjang Gelombang
Isolat fraksi E Panjang Gelombang Geseran Panjang
(nm) Gelombang
Absorbansi
(nm)
Pita I Pita II Pita I Pita II
+ NaoAc/H3BO3
metanol 327,20 245,40
metanol + NaOH 387,20 255,40 + 60 + 10
metanol + NaOH (5 387,20 255,40 + 60 + 10
menit)
metanol + NaOAc 387,20 253,20 +60 +7,8
metanol + NaOAc + 334,40 276,20 +7,2 + 30,8
H3BO3
metanol + AlCl3 325,80 243,00 -1,4 -2,4
metanol + AlCl3 + HCl 326,60 245,20 -0,6 -0,2
Panjang Gelombang
Dugaan Struktur Senyawa Isoflavon
Atau
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
➢ Kandungan total fenol ekstrak kasar dan fraksi n-butanol
sebesar 3,564 mg/g eq asam galat dan 3,37 mg/g eq
asam galat serta memiliki kemampuan aktivitas
antioksidan terhadap DPPH pada konsentrasi (nilai IC50)
sebesar 200,84 ppm dan 68,14 ppm.
➢ Identifikasi isolat aktif golongan fenol pada fraksi E
diduga mengandung senyawa flavonoid golongan
isoflavon yang mempunyai gugus karakteristik OH
terikat, C=C aromatik, C-H alifatik, gugus C=O, C=C
aromatik, C-O dan C-H aromatik dengan substituen
gugus hidroksi (OH) pada cincin A dengan posisi
atom C-6,C-7 atau C-7, C-8, dan cincin B pada posisi
C-3’, C-4’.
2. Saran