5 7337 PDF
5 7337 PDF
5 7337 PDF
5.1. Rendemen
menggunakan metode maserasi dalam pelarut organik etanol. Propolis memiliki sifat
termostabil dengan titik didih 60oC – 69oC sehingga metode maserasi tepat digunakan
untuk mengekstrak propolis karena tidak menggunakan suhu tinggi (Woo, 2004).
(ekstrak yang belum ditambahkan bahan pengisi) dengan propolis mentah. Hasil
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
24
22 20.96
19.97
20
18 16.975
Persentase (%)
15.32
16
14
12
10
8
6
4
2
0
A B C D
Perlakuan
Keterangan :
A. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 50%
B. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 60%
C. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 70%
D. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 80%
37
FTIP001646/049
38
propolis menurun pada perlakuan D yaitu ekstraksidengan etanol 80%. Hal tersebut
yang digunakan dengan senyawa yang akan diekstrak. Semakin tinggi konsentrasi
etanol maka semakin menurun polaritasnya, hal tersebut dapat diketahui dari
konstanta dielektrik pada pelarut tersebut. Menurut Anonim (2004) dalam Natalia
(2005), terdapat tiga ukuran yang menunjukan kepolaran suatu pelarut yaitu momen
dipol, konstanta dielektrik dan kelarutannya dengan air. Molekul dari pelarut dengan
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
momen dipol yang besar dan konstanta dielektrik yang tinggi termasuk polar.
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
Menurut Carey dan Sundberg (2007), air merupakan pelarut yang paling polar dengan
rendah diantara semua perlakuan yaitu sebesar 15,32% (b/b). Hal ini disebabkan
kepolaran yang kurang sesuai dengan senyawa dalam propolis khususnya flavonoid.
Etanol 50% memiliki nilai konstanta dielektrik sebesar 55, nilai konstanta dielektrik
tersebut merupakan nilai yang paling tinggi dibandingkan konsentrasi yang lainnya
atau dengan kata lain etanol 50% paling polar. Hasil serupa ditemukan pada ekstrak
FTIP001646/050
39
yang lebih tinggi tetapi rendemen yang dihasilkan sebesar 19,97% (b/b) lebih sedikit
senyawa terbanyak dalam propolis dapat terekstrak dengan baik dengan pelarut yang
memiliki konstanta dielektrik atau kepolaran yang sesuai. Menurut Hasan (2006),
flavonoid merupakan senyawa aktif yang terbanyak dan terpenting di dalam propolis.
yaitu ekstraksi menggunakan etanol 70% sebesar 20,96% (b/b). Propolis dapat
terekstrak dengan baik dan optimal menggunakan etanol 70% dengan konstanta
dielektrik sebesar 45. Hasil yang didapat menunjukan bahwa konstanta dielektrik atau
kepolaran etanol 70% sesuai dengan flavonoid yang merupakan senyawa terbanyak
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
dalam propolis.Hal tersebut sesuai dengan Harbone (1987) yang menyatakan bahwa
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
aktif khususnya antimikroba dan antioksidan adalah flavonoid dan senyawa fenol
baik dalam alkohol 70%, hal ini dikarenakan alkohol 70% bersifat semipolar
sehingga semua komponen aktif dengan kepolaran yang berbeda didalam propolis
rendemen hasil ekstraksi propolis yang paling tinggi dihasilkan dari ekstraksi dengan
pelarut semipolar. Selain itu, menurut Woisky dan Salatino (1998) dalamCunhaet al.
(2004), komponen lilin tidak terekstrak pada ekstraksi propolis dengan metode
FTIP001646/051
40
dengan nilai rendemen sebesar 17,76% (b/b). Hal tersebut disebabkan karena
perbedaan sumber vegetasi dari setiap wilayah. Kandungan kimia pada propolis
dengan sumber vegetasi di wilayah tersebut (Park et al, 2002 dan Cristov et al, 2005
karena persentase rendemen yang tinggi berarti propolis terdiri dari persentase lilin
dan bahan-bahan tidak terlarut yang rendah (Kujumgiev et al, 1999dalam Popova,
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
2007). Perlakuan yang menghasilkan rendemen tinggi memiliki nilai ekonomis yang
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
tinggi karena semakin banyak rendemen berarti semakin banyak produk yang
dihasilkan.
Propolis adalah resin yang berwarna hijau tua atau cokelat tua dengan rasa
perseorangan adalah orang yang sangat ahli dengan kepekaan spesifik yang sangat
tinggi yang diperoleh dari kebiasaan, sehingga panelis tersebut sangat mengenal sifat
dan cara pengolahan bahan yang akan dinilainya dengan sangat baik (Soekarto,
FTIP001646/052
41
Pada ekstrak propolis perlakuan B dan C, memiliki warna yang sama yaitu
cokelat tua sedangkan ekstrak propolis perlakuan A memiliki warna coklat yang lebih
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
muda dari ekstrak sebelumnya. Ekstrak propolis perlakuan D memiliki warna yang
tidak terlalu tua atau agak bening. Warna ekstrak propolis yang dihasilkan dapat
Hasil yang didapatkan dari penelitian sesuai dengan pernyataan Krell (1996),
bahwa ekstrakpropolis memiliki warna mulai dari kuning sampai cokelat tua
FTIP001646/053
42
tergantung asal resin tersebut sedangkan Coggshall dan Morse (1984)dalam Krell
bening. Warna ekstrak propolis perlakuan A, B dan Csama dengan beberapa warna
ekstrak propolis yang diproduksi di Brazil dan Inggris yaitu coklat tua(Chang et al.,
2002).
Ekstrak propolis yang dihasilkan pada semua perlakuan memiliki aroma yang
sama yaitu aroma khas propolis. Aroma ekstrak propolis berasal dari minyak esensial
atau zat aromatik yang ikut terekstrak. Menurut Petri et al. (1988) dalam Krell
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
(2010), minyak esensial pada propolis terdiri dari 7,96% monoterpen dan 37,58%
siskuiterpen. Propolis mengandung zat aromatik, zat wangi, dan berbagai mineral
(Pusat Perlebahan Apiari Pramuka, 2003).Aroma propolis juga diduga karena adanya
Rasa ekstrak propolis pada semua perlakuan memiliki tingkat kepahitan yang
sama. Menurut Lotfy (2006), propolis memiliki rasa yang pahit dan kurang
menyenagkan. Rasa pahit yang timbul pada ekstrak propolis yang dihasilkan diduga
FTIP001646/054
43
100. Nilai L* maksimum adalah 100 menunjukkan tingkat kecerahan yang sangat
45.00
39.30
40.00
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
30.00
Nilai L*
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
A B C D
Perlakuan
Keterangan :
A. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 50%
B. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 60%
C. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 70%
D. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 80%
perbedaan. Nilai L* paling rendah terdapat pada perlakuan C sebesar 27,67 dan
FTIP001646/055
44
paling tinggi adalah perlakuan D sebesar 39,30. Hal tersebut menunjukan bahwa
serapan kuat di daerah ultraviolet karena memiliki struktur cincin aromatik. Senyawa
golongan fenol terbesar dalam ekstrak propolis adalah senyawa golongan flavonoid.
Menurut Salomao et al. (2004), propolis yang berwarna lebih gelap dalam pelarut
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
palingcerah diantara semua perlakuan tetapi memiliki nilai rendemen yang paling
tinggi setelah perlakuan C. Hal tersebut berbeda dengan pernyatan Woo et al. (2004),
propolis dengan warna yang lebih gelap memiliki rendemen lebih tinggi
lebih banyak. Hal tersebut diduga diakibatkan ekstrak propolis perlakuan D lebih
lebih cerah. Menurut Hasan (2006), warna pada ekstrak propolis disebabkan adanya
golongan senyawa flavonoid dan juga kuinon. Kuinon merupakan senyawa yang larut
air dan alkohol (Harbone, 1987) serta merupakan senyawa yang memiliki kisaran
warna kuning pucat ke hampir hitam (Thomson, 1971). Perlakuan D memiliki warna
berwarna lebih muda seperti kuning atau cokelat muda. Menurut Harbone (1987),
FTIP001646/056
45
sampai coklat.
tiap ekstrak propolis yang dihasilkan dari semua perlakuan. Aktivitas antioksidan
menyebabkan reduksi terhadap aktivitas radikal bebas sebesar 50% (Prakash et al.,
2001). Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada ekstrak propolis dapat dilihat pada
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Gambar 11.
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
225 208.475
200
172.815
175 160.99
150 133.757
IC50 (ppm)
125
100
75
50
25
0
A B C D
Perlakuan
Keterangan :
A. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 50%
B. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 60%
C. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 70%
D. Ekstrasi dengan Menggunakan Etanol 80%
FTIP001646/057
46
kuat karena memiliki kiasan IC50 antara 51 ppm – 200 ppm. Sedangkan ekstrak
IC50 antara 201 ppm – 600 ppm.Menurut Prakash et al. (2004), semakin tinggi nilai
IC50 maka semakin rendah aktivitas antioksidannya dan sebaliknya. Nilai IC50
terendah sebesar 133,76 ppm, terdapat pada ekstrak propolis perlakuan C. Hal
tersebut disebabkan karena banyaknya jumlah senyawa flavonoid dan fenol yang
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
tinggi ditemukan pada sampel yang memiliki kandungan senyawa fenolik yang
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
tinggi. Jumlah senyawa flavonoid dan fenolik pada ekstrak propolis C lebih banyak
dari ekstrak propolis yang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas
antioksidannya yang lebih tinggi dari perlakuan yang lain. Menururt Harbone (1987),
antioksidan dalam jumlah besar. Seyawa tersebut merupakan senyawa kompleks yang
didapatkan lebah dari bagian tanaman salah satunya adalah pucuk tanaman. Efek
antioksidan ini terutama disebabkan karena adanya senyawa fenol seperti flavonoid
yang memiliki aktivitas antioksidan adalah senyawa fenol yang mempunyai gugus
hidroksi tersubstitusi pada posisi ortho dan para terhadap gugus –OH dan –
FTIP001646/058
47
merupakan zat yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi
menjadikuning oleh elektron yang berasal dari senyawaantioksidan yang berasal dari
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
ekstrak propolis yaitu senywa golongan fenolik yang memiliki gugus hidroksi sebagai
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
propolis dengan etanol 70%. Oleh karena itu, ekstrak dari perlakuan C diambil
sebagai perlakuan yang terbaik untuk dilakukan analisis lebih lanjut berupa skrining
FTIP001646/059
48
mengandung bahan campuran kompleks malam, resin, balsam, minyak dan sedikit
flavon, flavonon, asam fenolat dan esternya.Hasil pengujian skrining fitokimia dapat
alkaloid. Menurut Fokt et al. (2010), etanol dapat digunakan untuk mengekstrak
sterol, dan alkaloid. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini berbeda dengan hasil
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
saponin tetapi tidak mengandung alkaloid. Hal tersebut tidak hanya disebabkan
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
kandungan kimia pada propolis. Oleh karena itu, beberapa kandungan kimia yang
FTIP001646/060
49
alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Pada umumnya
alkaloid mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dalam sistem siklik. Alkaloid
sering kali beracun bagi manusia dan banyak mempunyai kegiatan fisiologis yang
menonjol jadi digunakan secara luas dalam bidang pengobatan.Dalam daun atau buah
Salah satu senyawa kimia yang terkandung dalam propolis dan memiliki
termasuk flavono, flavonol, dihidro flavonols dan flavon (Bankosta, 2001). Hal
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Harbone (1987), senyawa ini merupakan senyawa yang larut air dan dapat diekstraksi
karena kemampuannya untuk menangkal radikal bebas dan radikal peroksi (Kinsella
Pada ekstrak propolis yang dihasilkan dari ekstraksi menggunakan etanol 70%
karboksilat. Senyawa ini merupakan senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, sering
FTIP001646/061
50
kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Triterpenoid terdapat dalam damar, kulit
batang dan getah. Triterpenoid terkenal dengan rasanya yang pahit sehingga propolis
memiliki rasa yang pahit. Menurut Harbone (1987), triterpenoid terdiri atas beberapa
macam senyawa, mulai dari minyak atsiri yaitu monoterpen dan sisikuiterpen yang
Dalam ekstrak propolis terdapat senyawa tanin yang didapatkan lebah dari
tanaman. Senyawa tanin merupakan senyawa yang memiliki sifat antimikroba karena
dapat menginaktifkan protein, enzim dan lapisan protein transpor. Hal tersebut
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
didukung dengan hasil penelitian Yulia (2006), yang menyatakan bahwa senyawa
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
tanin dalam teh dapat menghambat pertumbuhan bakteri kriogenik. Pada tumbuhan
yang memiliki kandungan tanin yang tinggi biasanya dihindari oleh hewan pemakan
tumbuhan karena rasanya yang sepat (Harbone, 1987). Selain triterpenoid, senyawa
hasil ekstraksi tersebut. Selain itu, ekstrak yang dihasilkan harus memenuhi peraturan
yang ditetapkan oleh lembaga terkait tentang kandungan sisa pelarut. Berdasarkan
hasil pengujian, ekstrak propolis yang dihasilkan masih mengandung etanol sekitar
967,80 mg/kg atau ppm. Walaupun propolis memiliki kandungan etanol yang cukup
FTIP001646/062
51
tinggi tetapi masih aman dikonsumsi karenatidak bersifat toksik. Menurut Tau et al.
(1994) dalam Kroschwitz (1994), menyatakan bahwa etanol bukan merupakan bahan
kimia yang membahayakan bagi kesehatan. Berbeda dengan pelarut organik lain,
seperti metanol yang bersifat toksik. Menurut Novak dan Patricia (1995) dalam Kirk-
Othmer (1995), metanol tidak bersifat karsinogenik, akan tetapi memiliki sifat toksik
Kadar residu pelarut dipengaruhi oleh baik atau tidaknya proses pemekatan
yang dilakukan. Pemisahan pelarut dapat dilakukan dengan menggunakan alat rotary
ada lagi cairan yang menetes dikondensor evaporator, jika proses pemekatan terus
[3] Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akademik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan
[2] Tidak diperkenankan mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan mencantumkan sumbe
[1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini
HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
dilakukan maka dapat menyebabkan ekstrak tersebut menempel dan mengerak pada
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis
dinding labu. Oleh karena itu, tidak memungkinkan untuk menguapkan seluruh
jelas seperti pelarut lain, tetapi kandungan etanol dalam suatu bahan pangan memiliki
batas tertentu yang berhubungan dengan regulasi yang menyatakan halal atau
FTIP001646/063