Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah

plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-

kira 6 minggu (Sulistyawati, 2009). Menurut Saleha (2009). Masa

nifas adalah (puerperium), berasal dari nahasa Latin, yaitu pure

artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa

sesudah melahirkan. Involusi adalah perubahan uterus setelah

persalinan, yang berangsur-angsur kembali seperti keadaan semula

yang sama dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil.

Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi

berumur 0-6 bulan disebut ASI Eksklusif. ASI Eksklusif yang

dimaksud yaitu bayi tidak diberikan apapun, kecuali makanan yang

langsung diproduksi ibu yaitu ASI (Yuliarti, 2010). Menurut World

Health Organization (WHO) dan United Nation Childrens Fund

(UNICEF) merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu

ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan pertama dalam kehidupan

seorang bayi dan dilanjutkan dengan makanan pendamping yang tepat

sampai usia 2 tahun dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan

kematian anak.

1
2

Di Indonesia cakupan pemberian ASI Eksklusif masih jauh dari

target nasional sebesar 80%. Hasil Survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2013 menunjukan bahwa cakupan pemberian

ASI eksklusif bayi 0-6 bulan hanya sebesar 42%. Berdasarkan data

Dinas Kesehatan Banten (2013), cakupan pemberian ASI Eksklusif di

provinsi Banten yaitu sebesar 47,9% (Riskesdas 2013).

Menurut Direktorat Kesehatan Keluarga (2016) Angka Kematian

Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan

dalam RP JMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut data SDKI, Angka

Kematian Bayi dapat dikatakan penurunan on the track (terus

menurun) dan pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH

(SDKI 2012). Dan pada tahun 2015, berdasarkan data SUPAS 2015

baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/100.000

KH; AKB 22,23/1.000 KH).

Masalah-masalah pemberian ASI dapat menyebabkan

ketidaklancaraan pemberian ASI. Salah satu cara agar ASI dapat tetap

lancar kembali yaitu dengan dilakukan teknik pijat oksitosin atau pijat

ASI. Pijat ASI merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidak

lancaraan produksi ASI. Pijat ASI adalah pemijatan pada sepanjang

tulang belakang (vertebrae) sampai tulang coste kelima keenam dan

merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin

setelah melahirkan (Anik, 2010).


3

Hal-hal yang dapat mempengaruhi kelancaraan ASI antara lain

tingkatan frekuensi menyusui atau memompa atau memerah ASI. Jika

anak belum mau menyusu karena masih kenyang, perahlah atau

pompalah ASI. Ibu harus dalam keadaan rileks, kondisi ibu menyusui

sangat menentukan keberhasilan ASI Ekslusif. Ibu mengonsumsi

makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi

ASI seperti sayur katuk dan melakukan perawatan payudara serta

melakukan pijat oksitosin (Marmin, 2012).

Pijat ASI yang sering dilakukan dalam rangka meningkatkan

ketidak lancaraan produksi ASI adalah pijat oksitosin. Pijat oksitosin,

bisa dibantu pijat oleh suami atau nenek bayi. Pijat oksitosin ini

dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau reflek let down.

Selain untuk merangsang reflek let down manfaat pijat oksitosin

adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak,

mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormon oksitosin,

mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Anik, 2010).

Hasil studi pendahuluan di Puskesmas Bhakti Jaya Kota

Tangerang Selatan belum dilakukan penelitian pijat oksitosin, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran

Kelancaran ASI Sebelum dan Sesudah Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas

Menyusui di Puskesmas Bhakti Jaya Kota Tangerang Selatan”.


4

B. Rumusan Masalah

Di Indonesia cakupan pemberian ASI Eksklusif masih jauh

dari target nasional sebesar 80%. Pengeluaran ASI dapat dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu produksi dan pengeluaran. Berdasarkan pada

latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah ”Bagaimana gambaran pijat oksitosin terhadap

kelancaraan ASI pada ibu menyusui di Puskesmas Bhakti Jaya Kota

Tangerang Selatan”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui gambaran pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI

pada ibu nifas.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa produksi dan pengeluaran ASI sebelum dilakukan

pijat oksitosin.

b. Menganalisa produksi dan pengeluaran ASI sesudah dilakukan

pijat oksitosin.

D. Ruang lingkup

a. Sasaran

Subjek dari penelitian ini adalah ibu nifas menyusui.

b. Tempat

Tempat dilakukannya penelitian adalah Puskesmas Bhakti Jaya

Kota Tangerang Selatan.


5

c. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian 19 Mei – 27 Juni 2019.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teroritis

Hasil penelitian ini menambah referensi diperpustakaan STIKes

WDH juga dapat dibaca oleh mahasiswa serta mengembangkan

ilmu pengetahuan mengenai pijat oksitosin.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dalam penerapan

pijat oksitosin pada ibu menyusui.

b. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberi informasi dan ilmu baru

dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pijat

oksitosin sebagai upaya dalam meningkatkan produksi ASI

yang dapat dilakukan dirumah dengan suami.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi referansi bagi penelitian

lebih lanjut dengan penggunaan perlakuan atau metode lain

untuk meningkatkan kelancaraan ASI.


6

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis

ilmiah ini, antara lain :

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat

penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang meliputi

konsep laktasi tentang pengertian Air Susu Ibu (ASI),

komposisi ASI, jenis ASI, jumlah produksi ASI,

fisiologis pemberian ASI, faktor yang mempengaruhi

ASI, pengukuran kelancaraan ASI, pengertian pijat

oksitosin, manfaat pijat oksitosin, langkah-langkah

melakukan pijat oksitosin, pengaruh pijat oksitosin

terhadap kelancaraan ASI pada ibu menyusui.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang kerangka konsep, variabel

penelitian, ruang lingkup, rancangan penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi pembahasan tentang gambaran umum,

tempat penelitian, hasil penelitian, bahsan, dan

keterbatsan penelitian.
7

Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari peneliti dan

saran.

Daftar Pustaka mengembangkan buku-buku, jurnal, hasil peneliti

trdahulu yang digunakan dalam penelitian ini

Lampiran Berisi tentang persetujuan judul, surat permohonan,

lokasi peneliti, lembar instrumen dan kartu bimbingan

Anda mungkin juga menyukai