Anda di halaman 1dari 15

TUGAS] MAKALAH HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang
senantiasa selalu menyertai seluruh tugas dan tanggungjawab, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah untuk matakuliah agama sesuai dengan ketentuan dan waktu yang
ditentukan walau masih sangat sederhana.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk melengkapi nilai
tugas kelompok agama. Adapun kendala-kendala yang sering penyusun hadapi dalam
penyusunan laporan ini. Namun berkat berbagai pihak, penyusun dapat laporan ini. Berkaitan
dengan hal tersebut, penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak tersebut, yakni:
1. Bapak Prof. Dr.H. Khaerul Wahidin, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Cirebon
2. Bapak Arief Nurudin, MT., selaku Dekan Fakultas Teknik
3. Bapak Agus Isa Martinus, MT., selaku Kepala Program Studi Teknik Informatika
4. Ibu Dian Novianti, M.Kom., selaku Dosen Wali
5. Bapak Uri Masyhuri,M.M., selaku Dosen matakuliah agama6. Kedua orangtua yang
memberi dukungan baik secara moril maupun materil serta doa restu
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini
dan sebagai acuan penyusun untuk bisa melangkah lebih maju lagi di masa depan.
Akhir kata, Penyusun berharap dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat untuk
semuanya.

Cirebon, 22 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................. 1
C. TUJUAN.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................
A. KAJIAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA................................................. 2
B. ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA........................................................... 3
C. POTENSI POTENSI MANUSIA.................................................................... 6
D. KELEMAHAN KELEMAHAN MANUSIA................................................... 7
E. SIFAT-SIFAT MANUSIA............................................................................... 10
F. KELEBIHANNYA ATAS MAKHLUK LAIN............................................... 15
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................... 18
B. SARAN........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah SWT sebagai pencipta telah menciptakan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di
antara keduanya. Salah satu ciptaan Allah itu adalah manusia, yang diberi keistimewaan berupa
kemampuan berpikir yang melebihi jenis makhluk lain yang sama-sama menjadi penghuni bumi.
Kemampuan berpikir itulah yang diperintahkan Allah agar dipergunakan untuk mendalami
wujud atau hakikat dirinya dan tidak semata-mata dipegunakan untuk memikirkan segala sesuatu
di luar dirinya. Demikianlah kenyataannya bahwa manusia tidak pernah berhenti berpikir,
kecuali dalam keadaan tidur atau sedang berada dalam situasi diluar kesadaran. Manusia berpikir
tentang segala sesuatu yang tampak atau dapat ditangkap oleh pancaindera bahkan yang abstrak
sekalipun. Dari sejarah kehidupan manusia ternyata tidak sedikit usaha manusia dalam
memikirkan wujud atau hakikat dirinya, meskipun sebenarnya masih lebih banyak yang tidak
menaruh perhatian untuk memikirkannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kajian tentang hakikat manusia?
2. Bagaimana asal usul kejadian manusia?
3. Apa saja potensi potensi manusia?
4. Apa saja kelemahan kelemahan manusia?
5. Apa saja sifat-sifat manusia?
6. Apa saja kelebihannya atas makhluk lain?
C. TUJUAN
1. Mememnuhi tugas matakuliah agama
2. Menambah wawasan tentang hakikat manusia dalam pandangan islam
3. Menambah keimanan kepada Allah
4. Memahami kelebihan dan kekurangan manusia

BAB II

PEMBAHASAN

A. KAJIAN TENTANG HAKIKAT MANUSIA

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas
mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada
manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat
membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang
bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan
berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan
membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang
dan cinta,rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman,
menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang
dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu
juga telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya
itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat
dalam dirinya. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Allah
ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah
Allah karuniakan kepadanya.
Pada hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang diperintahkan
untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan konsekuensi
terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran yang tidak pernah
di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan
kesempurnaan haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni
sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah. Status manusia
sebagai khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata
khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat
diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.
Namun kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang
biasanya dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat
, baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-‘Abbasiah. Akan
tetapi fungsi dari khalifah itu sendiri sesuai dengan yang telah diuraikan diatas sangatlah luas,
yakni selain sebagai pemimpin manusia juga berfungsi sebagai penerus ajaran agama yang telah
dilakukan oleh para pendahulunya,selain itu khalifah juga merupakan pemelihara ataupun
penjaga bumi ini dari kerusakan.
B. ASAL USUL KEJADIAN MANUSIA
1. Asal usul kejadian manusia menurut teori ilmu pengetahuan
Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang spesies lain
yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi. Evolusi menurut para ahli paleontology dapat
dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu :
Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun
1942 yang dinamakan fosil Australopithecus.
Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun 1891 yang disebut
pithecanthropus erectus.
Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah
digolongkan genus yang sama, yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan.
Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di
Solo (Homo Soloensis).
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak
dan nalarnya.
2. Asal usul kejadian manusia berdasarkan Alquran
Terlepas dari beberapa pendapat diatas, benar atau salah, terbukti atau tidak, mari kita lihat apa
yang ada dalam al qur an.
a. Manusia terbuat dari air
Dalam Al qur-an Allah SWT berfirman :
ِ ‫س ً۬با َو‬
ً۬ ‫صهۡ ً۬راۗ َو َكانَ َربُّكَ قَد‬
‫ِيرا‬ َ َ‫َوه َُو ٱلَّذِى َخلَقَ ِمنَ ۡٱل َما ٓ ِء بَش ًَ۬را فَ َجعَلَهُ ۥ ن‬
Artinya: ”Dan Dia [pula] yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu
[punya] keturunan dan mushaharah, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.”
b. Manusia terbuat dari tanah debu
Qs Ali Imran 59 :
ُ‫اب ث ُ َّم قَا َل لَهُ ۥ ُكن فَيَ ُكون‬
ً۬ ‫ٱَّللِ َك َمثَ ِل َءادَ َمۖ َخلَقَهُۥ ِمن ت ُ َر‬ َ ‫إِ َّن َمث َ َل ِعي‬
َّ َ‫س ٰى ِعند‬
Artinya: “Sesungguhnya misal [penciptaan] ’Isa di sisi Allah, adalah seperti [penciptaan]
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah"
[seorang manusia], maka jadilah dia”.
c. Manusia terbuat dari Tanah liat
Qs Ash-shaaffat 11 :
ً۬ ‫شدُّ خ َۡلقا أَم َّم ۡن َخلَ ۡقنَاۚ ٓ إِنَّا َخلَ ۡقنَ ٰـ ُهم ِمن ِط‬
ِ ‫ين ََّّل ِز‬
‫ب‬ َ َ ‫ٱست َۡفتِ ِہ ۡم أَه ُۡم أ‬
ۡ َ‫ف‬
Artinya: “Maka tanyakanlah kepada mereka [musyrik Mekah]: "Apakah mereka yang lebih
kokoh kejadiannya ataukah apa [2] yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah
menciptakan mereka dari tanah liat.”
d. Manusia terbuat dari tanah lumpur
Qs Al-Hijr 28 :
ً۬ ُ‫ص ٰـ ً۬ل ِم ۡن َح َم ً۬إ َّم ۡسن‬
‫ون‬ َ ‫َو ِإ ۡذ قَا َل َربُّكَ ِل ۡل َملَ ٰـٓ ِٕٮ َك ِة ِإ ِنى َخ ٰـ ِل ُۢ ُق َبش ًَ۬را ِمن‬
َ ‫ص ۡل‬

Artinya: “Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering [yang berasal] dari lumpur hitam
yang diberi bentuk.”
e. Manusia terbuat dari tanah tembikar
Qs Ar Rahman 14 :
ِ ‫ص ٰـ ً۬ل ك َۡٱلفَ َّخ‬
‫ار‬ َ ‫ص ۡل‬
َ ‫س ٰـنَ ِمن‬ ِ ۡ َ‫َخلَق‬
َ ‫ٱۡلن‬
Artinya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”.
f. Manusia terbuat dari saripati tanah
Qs Al Mu minun 12-16 :
ۡ ‫ضغ ًَ۬ة فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱل ُم‬
َ‫ضغَة‬ ۡ ‫ين ث ُ َّم َخلَ ۡقنَا ٱلنُّ ۡطفَةَ َعلَقَ ً۬ة فَ َخلَ ۡقنَا ۡٱلعَلَقَةَ ُم‬ ً۬ ‫ين ث ُ َّم َج َع ۡلنَ ٰـهُ نُ ۡطفَ ً۬ة فِى قَ َر ً۬ار َّم ِك‬
ً۬ ‫سلَ ٰـلَ ً۬ة ِمن ِط‬
ُ ‫س ٰـنَ ِمن‬ ِ ۡ ‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا‬
َ ‫ٱۡلن‬
‫سنُ ۡٱل َخ ٰـ ِلقِينَ ث ُ َّم إِنَّ ُكم بَعۡ دَ ذَٲلِكَ لَ َميِتُونَ ث ُ َّم إِنَّ ُك ۡم يَ ۡو َم ۡٱل ِقيَ ٰـ َم ِة‬ َ ‫ٱَّللُ أَ ۡح‬ َ َ‫ظ ٰـ َم لَ ۡح ً۬ما ث ُ َّم أَنش َۡأنَ ٰـهُ خ َۡلقا َءاخ ََرۚ فَتَب‬
َّ َ‫ارك‬ َ ‫س ۡونَا ۡٱل ِع‬
َ ‫ظ ٰـ ً۬ما فَ َك‬
َ ‫ِع‬
َ‫ت ُ ۡب َعثُون‬
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati [berasal]
dari tanah. (12) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani [yang disimpan] dalam tempat
yang kokoh [rahim]. (13) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang [berbentuk] lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (14)
Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. (15) Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan [dari kuburmu] di hari kiamat. (16)”.
g. Manusia terbuat dari tanah bumi
Qs An Najm 32 :
ً۬
ِ ‫ش إِ ََّّل ٱللَّ َم َمۚ إِ َّن َربَّكَ َوٲ ِس ُع ۡٱل َم ۡغ ِف َرةِۚ ه َُو أ َ ۡعلَ ُم بِ ُك ۡم إِ ۡذ أَنشَأ َ ُكم ِمنَ ۡٱۡل َ ۡر‬
‫ض َوإِ ۡذ أَنت ُ ۡم أَ ِجنَّة فِى‬ َ ‫ٲح‬ ِ ‫ٱۡل ۡث ِم َو ۡٱلفَ َو‬
ِ ۡ ‫ٱلَّذِينَ يَ ۡجتَنِبُونَ َكبَ ٰـٓ ِٕٮ َر‬
‫ون أ ُ َّم َه ٰـتِ ُك ۡمۖ فَ ََل تُزَ ُّك ٓواْ أَنفُ َس ُك ۡمۖ ه َُو أ َ ۡعلَ ُم بِ َم ِن ٱتَّقَ ٰ ٓى‬
ِ ‫ط‬ُ ُ‫ب‬

Artinya: “[Yaitu] orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari
kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia lebih
mengetahui [tentang keadaan]mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu
masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang
paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”

C. POTENSI - POTENSI MANUSIA


Karena manusia adalah satu – satunya makhluk Allah yang diberi tugas sebagai khalifah di dunia
ini. Karena tugasnya sebagai khalifah ini, maka didalam diri manusia pasti meiliki potensi –
potensi yang dapat mendukug tugasnya sebagai khalifah. Karena tidaklah mungkin Tuhan mem-
berikan tugas kepada manusia tanpa bekal apapun. Ada tiga potensi yang adapada diri manusia,
yaitu potensi akal, potensi jasmani dan potensi rohani.
1. Potensi Akal
Akal adalah karunia yang Allah Swt berikan kepada manusia, yang menjadikan manusia berbeda
dengan makhluk Allah Swt yang lain. Ketinggian derajat manusia dibandingkan dengan mahkluk
yang lain adalah karena manusia memiliki akal. Namun Allah Swt menghendaki agar akal kita
digunakan untuk memikirkan tentang keberadaan dan keEsaan Allah Swt. Jika akal manusia
digunakan untuk memikirkan keberadaan dan keEsaan Allah maka manusia akan mengenal
Allah Swt. Dan akal manusia akan menjadi bernilai di sisi Allah Swt.
Dengan potensi akal manusia mampu mencari ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan dan
menciptakan segala sesuatunya. Akallah yang bisa kita gunakan untuk menciptakan ilmu yang
bermanfaat dan menciptakan segala sesuatu yang mempunyai kemaslahatan bagi manusia
lainnya, dan begitu pula sebaliknya.
2. Potensi Rohani
Potensi rohani merupakan potensi yang penting bagi manusia. Jiwa atau Ruh merupakan potensi
asasi manusia yang sepenuhnya ditentukan oleh Allah. Dengan potensi rohani, manusia dapat
melihat mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang benar dan mana yang salah, mana yang
bersih dan mana yang kotor, maka jika hati manusia bersih tentunya manusia akan memilih yang
haq, benar, dan bersih. Begitu pula sebaliknya. Maka dari itu sebagai manusia yang memiliki
potensi rohani, kita harus memperkuat keyakinan kita agar potensi ini berjalan dengan baik.
3. Potensi Jasmani
Potensi jasmani manusia sangat didukung oleh kuatnya jasmani. Dan kuatnya jasmani sangat
didukung oleh masukan makanan bergizi yang mengandung zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita
dan diikuti pula oleh istirahat yang cukup. Tak lupa olahraga akan membuat jasmani kita
semakin bertambah kuat. Manusia bisa menggunakan potensi ini untuk berbuat amal kebaikan
dan melakukan apa saja yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, nusa
dan bangsa.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari uraian diatas adalah bahwa manusia yang sukses adalah
manusia yang mampu mengoptimalkan ketiga potensi yang dimilikinya semaksimal mungkin
secara seimbang. Dan apabila ketiga potensi ini diberi makanan yang tepat, maka akan terbentuk
sosok manusia yang kuat jasmani, kuat akalnya, dan memiliki kekuatan rohani pula. Ketiga
potensi itu harus diisi bersama – sama secara proporsional.

D. KELEMAHAN – KELEMAHAN MANUSIA


Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang mempunyai berbagai kelemahan. Walaupun
manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan dalam bentuk yang sempurna namun
tetap memiliki kelemahan yang mendasar sebagai bentuk ujian manusia ketika hidup di dunia
yang fana.
Allah menggambarkan kelemahan-kelemahan manusia dalam al Qur’an. Manusia itu selalu
membantah, bersifat lemah, selalu zalim dan bodoh, senang berbuat maksiat, mencintai
kehidupan dunia, melampaui batas, malas berbuat baik, senang berkeluh
kesah dan gelisah, tergesa-gesa, dan pelit.
Beberapa Bentuk Kelemahan Manusia yang Hidup di Dunia Pada Umumnya :
1. Bodoh
Secara umum kita manusia adalah makhluk yang bodoh karena tahu kebenaran namun enggan
untuk menjalankannya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 72 Berikut :
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-
gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh”.(QS. Al-Ahzab 72)
2. Zalim
Manusia zalim karena cenderung membinasakan diri sendiri serta mencari kesenangan tanpa
mempedulikan nasib orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 72
Berikut :
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.(QS. Al-Ahzab 72)
3. Kikir
Manusia kikir karena suka menimbun harta serta malas untuk menafkahkan hartanya di jalan
Allah SWT.Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 100 Berikut :
Artinya : “Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan
rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya".
Dan adalah manusia itu sangat kikir”.(QS. Al-Isra 100)
4. Mengeluh
Manusia berkeluh kesah ketika berhadapan dengan kesulitan namun tidak halnya jika
mendapatkan kenikmatan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ma’arij ayat 19 Berikut :
Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”.(QS. Al-Ma’arij
19)
5. Lemah

Manusia adalah makhluk yang lemah karena penuh dengan keterbatasan kemampuan serta
mudah meninggal dunia (mati) hanya dengan berbagai hal sepele nan mematikan. Sebagaimana
firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 28 Berikut :
Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah”.(QS. An-Nisa 28)

Dari kutipan terjemahan ayat-ayat di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manusia memanglah
diberikan kelemahan yang mendasar. Allah SWT memberikan kita kekurangan agar kita tidak
sombong sehingga kita bisa sadar bahwa diri kita lemah dan kecil di hadapan Allah SWT. Tidak
sepantasnya kita menyombongkan diri kita sendiri di hadapan orang lain karena merasa memiliki
berbagai kelebihan strategis yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.
E. SIFAT-SIFAT MANUSIA
1. Manusia merupakan makhluk yang lemah
Meski terkadang kita lihat ada manusia yang merasa dirinya kuat dibandingkan dengan orang
lain, namun ternyata semua manusia pada dasarnya sangatlah lemah. Sebagaimana firman Allah
dalam surat An-Nisa ayat 28 Berikut :
Artinya : “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah”.(QS. An-Nisa 28)
2. Mudah Terpedaya
Diakhir nanti, neraka sesungguhnya akan banyak dihuni oleh manusia dikarenakan mudahnya
manusia terpedaya oleh hasutan setan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Infithar Ayat 6
Berikut :
Artinya : “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah”.(QS. Al-Infithar 6)
3. Manusia Bersifat Lalai
Banyak ayat yang menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang lalai, terutama dalam
ketaatan kepada Allah karena mementingkan kehidupan duniawi. Sebagaimana firman Allah
dalam surat At-Takasur ayat 1 Berikut :
Artinya : “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”.(QS. At-Takasur 1)
4. Manusia adalah Penakut
Ketakutan dalam diri manusia bukanlah dalam perkara ghaib saja, namun juga berbagai perkara
yang berhubungan dengan kehidupan yang mereka jalani selama di dunia. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155 Berikut :
Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar”.(QS. Al-Baqarah 155)
5. Mudah Bersedih

Manusia diciptakan dengan sifat yang mudah bersedih hati. Karena kesedihan tersebut, banyak
yang akhirnya berputus asa dari pertolongan Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Baqarah ayat 62 Berikut :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang
Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima
pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula)
mereka bersedih hati”.(QS. Al-Baqarah 62)
6. Tergesa-Gesa
Sifat manusia disebut dalam Al-Qur’an adalah senantiasa tergesa-gesa, baik dalam amalan untuk
dunia ataupun amalan untuk akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 11
Berikut :
Artinya : “Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan
adalah manusia bersifat tergesa-gesa”.(QS. Al-Isra 11)
7. Suka Membantah
Sifat manusia yang lain adalah suka membantah. Tentu saja hal ini banyak difokuskan bantahan
terhadap keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-
Nahl ayat 4 Berikut :
Artinya : “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang
nyata”.(QS. An-Nahl 4)
8. Suka Berlebih-lebihan

Mengapa Allah dalam beberapa ayat senantiasa mengakhiri dengan kalimat ‘Jangan berlebih-
lebihan’? ini karena memang sifat manusia tidak puas dan selalu ingin lebih dalam segala
sesuatu. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Alaq ayat 6 Berikut :
Artinya : “Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas.”(QS. Al-Alaq 6)
9. Pelupa

Manusia memang seringkali lupa dengan nikmat yang telah Allah berikan. Padahal nikmat
tersebut sangat jelas di hadapannya, namun tertutup karena sifat buruknya. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Az-Zumar ayat 8 Berikut :
Artinya : “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada
Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya
kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk
(menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu
itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka".(QS. Az-Zumar 8)
10. Senang Berkeluh Kesah
Tak hanya senang bersedih, namun manusia juga senantiasa berkeluh kesah atas kehidupan yang
Allah berikan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ma’arij ayat 20 Berikut :
Artinya : “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit
mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan”.(QS. Al-
Ma’arij 20)
11. Manusia Makhluk Kikir
Sifat yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan merupakan sifat yang buruk adalah kikir dimana ia
enggan untuk membagi nikmat yang telah didapatnya kepada orang lain. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Isra ayat 100 Berikut :
Artinya : “Katakanlah: "Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan
rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya".
Dan adalah manusia itu sangat kikir”.(QS. Al-Isra 100)
12. Kufur Nikmat
Sifat manusia yang sangat buruk dan telah disebut dalam Al-Qur’an adalah kufur terhadap
nikmat Allah. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zukhruf ayat 15 Berikut :
Artinya : “Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian
daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat
Allah)”.(QS. Az-Zukhruf 15)
13. Senang Menuruti Prasangka
Manusia merupakan makhluk yang lebih dahulu mengutamakan prasangka. Tak heran jika Allah
menyebut sifat manusia tersebut dalam Al-Qur’an dengan jelas. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Yunus ayat 36 Berikut :
Artinya : “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan”.(QS. Yunus 36)

F. KELEBIHANNYA ATAS MAKHLUK LAIN


Manusia pada hakikatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat dan
tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan di dukung oleh pengetahuan dan kesadaran.
Perbedaan di antara keduanya terletak pada dimensi pengtahuan, kesadaran, dan tingkat tujuan.
Di sinilah letak kelebihan dan keunggulan yang di banding dengan makhluk lain. Di banding
makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 70 Berikut :
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-makhluk yang Kami
ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol”. ( QS. Al Isra 70)

Pada prinsipnya, malaikat adalah makhluk yang mulia. Namun jika manusia beriman dan taat
kepada Allah SWT ia bisa melebihi kemuliaan para malaikat. Ada beberapa alasan yang
mendukung pernyataan tersebut.
Pertama, Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk bersyujud (hormat) kepada Adam
as. Allah berfirman saat awal penciptaan manusia dalam surat Al-Baqarah ayat 34 Berikut :
Artinya : “Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada Malaikat, sujudlah kamu kepada adam,
maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan ia adalah termasuk golongan
kafir”.( QS. Al Baqarah 34)
Manusia memiliki karakter yang khas, bahkan di bandingkan makhluk lain yang paling mirip
sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut Al-Qur’an menyebabkan adanya konsekuensi
kemanusiaan di antaranya kesadaran, tanggung jawab, dan pembalasan. Diantara karakteristik
manusia adalah:
1. Aspek kreasi
Apapun yang ada pada tubuh manusia sudah di rakit dalam suatu tatanan yang terbaik dan
sempurna. Hal ini bisa di bandingkan dengan makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin
banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari tangan sinpanse, demikian
pula organ-organ lainnya.
2. Aspek ilmu
Hanya manusia yang punya kesempatan memahami lebih jauh hakekat alam semesta di
sekelilingnya. Pengatahuan hewan hanya berbatas pasa naluri dasar yang tidak bisa di
kembangkan melalui pendidikan dan pengajaran. Manusia menciptakan kebudayaan dan
peradaban yang terus berkembang.
3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkan bisa mengadakan pilihan dalam hidup. Makhluk
lain hidup dalam suatu pola yang telah baku dan tak akan pernah berubah. Para malaikat yang
mulia tak akan pernah menjadi makhluk yang sombong atau maksiat.
4. Pengarahan akhlak

Manusia adalah makhluk yang dapat di bentuk akhlaknya. Ada manusia yang sebelulmnya baik,
tetapi karena pengaruh lingkungan tertentu dapat menjadi penjahat. Demikian pula sebaliknya.
Oleh karena itu lembaga pendidikan diperlukan untuk mengarahkan kehidupan generasi yang
akan datang.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hakekat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT. Tetapi terdapat dua sudut pandang yang dapat digunakan untuk
memahami apa hakekat manusia itu, yaitu dari pandangan umum dan pandangan agama Islam.
Hakekat manusia menurut pandangan umum mempunyai arti bermacam-macam, karena tedapat
berbagai ilmu dan perspektif yang memaknai hakekat manusia itu sendiri. Seperti dalam
perspektif filsafat menyimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena
memiliki nalar intelektual. Dalam perspektif ekonomi mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk ekonomi. Perspektif Sosiologi melihat bahwa manusia adalah makhluk social yang
sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Sedangkan, perspektif
antropologi berpendapat manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan
evolusi. Dan dalam perspektif psikologi, manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa.
Hakekat manusia menurut pandangan Islam:
1. Sebagai khalifah dimuka bumi

2. Untuk beribadah kepada Allah


B. SARAN
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa memahami pengertian
hakikat manusia dan dapat menerapkan hakikat manusia di dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
- Ari Mardana, 2015., Hakikat Manusia Dalam Islam.
http://arimardana.blog.fisip.uns.ac.id/2015/04/23/hakikat-manusia-menurut-islam/Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2016.
- Hj. Khairuddin bin Haiyon, 2016., Asal Usul Kejadian Manusia.
http://www.jais.gov.my/article/asal-usul-kejadian-manusiaDiakses pada tanggal 19 Oktober
2016.
- Tina Aulia, 2010., Potensi-Potensi Manusial.
https://tianista.wordpress.com/2010/10/26/potensi-potensi-manusia/ Diakses pada tanggal 19
Oktober 2016.
- Agung Sasongko, 2014., Ini Sifat-sifat Manusia Dalam Al-Qur’an.
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/11/09/ner00l-ini-15-sifat-
manusia-dalam-alquranDiakses pada tanggal 20 Oktober 2016.
- Islam Wiki, 2012., Kelemahan Manusia Menurut Agama Islam.
http://islamiwiki.blogspot.co.id/2012/06/kelemahan-manusia-menurut-agama-islam.html Diakses
pada tanggal 20 Oktober 2016.
- Ammar Aulia, 2015., Beberapa Kelebihan Manusia Jika di Bandingkan Dengan Makhluk Yang
Lain. http://ammaraulia.blogspot.co.id/2015/09/beberapa-kelebihan-manusia-jika-di.html
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai