Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Revisi
Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Revisi
KELAS : C (SEMESTER 1)
Dengan meneyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidaya, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalahtentang “Pendidikan Kesehatan danIlmuPerilaku.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal danmendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang pendidikan kesehatan dan ilmu
perilaku ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………20
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dari batasan kedua di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan
masyarakat itu meluas dari hanya berurusan sanitasi, tehnik sanitasi, ilmu
kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu
sosial, dan itulah cakipan ilmu kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu
adanya pendidikan kesehatan agar kesehatan masyarakat dapat lebih
meningkat dan dilaksanakan oleh masyarakat.
2
4. Untuk mengetahui ilmu-ilmu bantu pendidikan kesehatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep dasar pendidikan kesehatan terbagi atas tiga yaitu, batasan, tujuan
dan sasaran. Ketiga macam konsep dasar tersebut dapat dijelaskan di sebagai
berikut:
a. Batasan
b. Tujuan
4
tidak sesuai dengan prinsip kesehatan, maka dapat menyebabkan
terjadinya gangguan terhadap kesehatan. Menginat istilah prinsip
sehat maka kita perlu mengetahui batasan sehat, seperti
dikemukakanpada UU No.23 tahun 1992, yakni bahwa kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
c. Sasaran
Sasaran pendidikan kesehatan di Indonesia, berdasarkan kepada program
pembangunan Indonesia, yakni:
5
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan, menamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti tetapi mau juga
dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan.
c. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
d. Promosi Kesehatan
Arti dan makna menurut Leave dan Clark istilah promosi kesehatan
digunakan oleh Leave dan Clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the
Doctor in the Community” untuk menjelaskan dimensi tingkat pelayanan
kesehatan di masyarakat, yang dikenal dengan istilah pelayanan Five
level of prevention. Pencegahan ini dapat dilakukan pada masa sebelum
sakit dan pada masa sakit. Usaha-usaha tersebut ialah:
1. Masa sebelum sakit
6
contoh: dengan cara imunisasi, perlindungan kecelakaan di
tempat kerja.
2. Masa sakit
Dalam hal ini peserta didik diberikan pengertian dan dorongan agar
tetap bersemangat dan berbaur di tengah masyarakat seperti
halnya sebelum terjadi kecacatan.
7
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3. Agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka
sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah
dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat
guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan.
8
2.5 PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN
9
Dari pembahasan di atas dapat ditarik bahwa peranan pendidikan
kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga
perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha
untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku
sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.
10
memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan, minum, menyalurkan
hasrat birahi atau seksnya, kedua makhluk hidup tersebut (manusia dan
binatang) sangat berbeda. Binatang (anjing atau kucing) dalam memenuhi
kebutuhan biologisnya tersebut dapat melakukannya dimana saja dan kapan
saja, termasuk dalam memenuhi kebutuhan tersebut dikendalikan oleh rasio
dan emosinya. Apabila manusia dalam kebutuhan biologisnya secara
semabarangan seperti aning atau kucing akan dikatakan sama dengan
binatang, dan tidak berbudaya. Dari ilustrasi ini dapat disimpulkan bahwa
yang membedakan manusia dan binatang adalah perlakunya, atau manusia
dikenal karena perilakunya.
Apabila gambaran tersebut dilanjutkan, mengapa binatang (anjing
atau kucing) berperilaku seks atau melakukan hubungan seks seperti itu, tapi
manusia tidak seperti itu. Hal ini disebabkan karena binatang dalam
melakukan hubungan seks hanya semata-mata karena dorongan biologis saja,
atau karena dorongan nafsunya. Sesangkan pada manusia dalam memenuhi
dorongan biologis atau seksnya tersebut dikendalikan oleh pikiran serta
lingkungan sosialnya. Demikian pula bentuk-bentuk perilaku manusia yang lain,
pada manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak semata-mata karena
dorongan biologisnya saja, tetapi dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan
terutama lingkungan sosial dan budaya. Itulah sebabnya, maka sama-sama
manusia, tetapi berasal dari lingkungan sosial dan budaya yang berbeda,
perilakunya juga berbeda.
11
dari Barat. Hal ini disebabkan karena sosio-budaya kedua kelompok
tersebut berbeda. Demikian pula untuk perilaku-perilaku yang lain,
makan, minum,buang air besar, berpakaian, dan sebagainya, antara
kelompok masyarakat yang berlatar belakanng sosio-budaya yang satu akan
berbeda dengan masyarakat yang berlatar belakang sosio-budaya yang lain.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku manusia dikenal karena budayanya.
12
Sedangkan perilaku ini ditentukan oleh struktur kepribadian
manusia, yang terdiri 3 aspek, yaitu das es (dorongan dari dalam), das
ich (pengendalian psikologis) dan das uber ich (pengendalian
sosiologis). Menurut ahli psikologi dalam (depth psychology)
Sigmond Freud, struktur kepribadian manusia terdiri dari 3 aspek,
yakni:
1. Das es (the Id)
13
3. Das uber ich (the Super Ego)
Tokoh aliran ini adalah Jan Jack Rousseau (1712-1778). Aliran ini
berpendapat bahwa manusia pada hakikatnya lahir dalam
keadaan yang baik, tetapi menjadi tidak baik karena
lingkungannya. Aliran ini hampir sama dengan aliran nativisme,
karena mendasarkan pada konsep “lahir”. Perbedaannya aliran
nativisme konsep lahir itu bisa baik, dan bisa juga tidak baik atau jelek.
Apabila dilahirkan baik akan berkembang menjadi baik, tetapi
kalau dilahirkan tidak baik, juga berkembang tidak baik. Tetapi
pada aliran naturalisme berpendapat bahwa anak dilahirkan dalam
keadaan yang baik saja. Akhirnya menjadi tetap baik atau bisa menjadi
tidak baik karena lingkungan.
d. Aliran Konvegerensi ini adalah William Stren (1871-1939) seorang ahli
pendidikan dari Jerman. Aliran kenvergensi merupakan perpaduan
antara aliran empirisme dan nativisme. Bahwa perilaku
15
seseorang tidak dapat semata-mata ditentukan oleh lingkungan dan
pembawaan, tetapi kedua-duanya berperan secara bersama- sama.
Hal ini berarti bahwa memang perilaku dapat dikembangkan, tetapi
mempunyai keterbatasan-keterbatasan, yakni pembawaan.
Implikasinya dalam pendidikan, adalah bahwa pendidikan memang
dapat dan harus diberikan kepada anak dalam rangka
pengembangan perilaku, termasuk kemampuan- kemampuan hidup.
Tetapi pendidikan dalam mengembangkan kemampuan anak, hasilnya
pasti berbeda antara anak yang satu dengan yanglain. Hal ini harus
dimaklumi, karena pembawaan anak yang berbeda dengan anak
yang lainnya.
3. Aliran Psikologi Kognitif
16
indra. Jiwalah yang menjadi alat utama untuk menafsirkan hasil
pengamatan indra menjadi pengetahuan, mulai dari mencipta,
mengorganisasikan dan penafsiran, dan mencari makna. Pada saat
kenyataan tidak semua stimulus yang ditangkap melalui indra diolah
menjadi pengetahuan yang akhirnya menghasilkan perilaku.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
18
4. Adapun ilmu-ilmu bantu dalam pendidikan kesehatan dapat
disebutkan sebagai berikut psikologi, antropologi, sosiologi,
komunikasi dan sebagainya.
5. Prinsip pendidikan kesehatan adalah kumpulan pengalaman
dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi sikap dan
kebiasaan sasaran pndidikan, dapat mengubah kebiasaan dan tingkah
lakunya menjadi baik.
6. Peran pndidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor
perilaku sehingga perilaku individu atau kelompok atau
masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
7. Tempat-tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan bisa dilakukan
diberbagai tempat antara lain sekolah, keluarga, instansi
kesehatan tempat-tempat kerja dan juga tempat umum.
8. Manusia dan perilakunya, manusia adalah makhluk tuhan yang
paling sempurna diantara makhluk hidup lainnya karena manusia
memiliki perilaku yang berbeda diantara makhluk hidup lainnya.
9. Perilaku dari pandangan psikologi sebagai dasar ilmu perilaku telah
mengalami beberapa perubahan yang mendasar atau dapat dikatakan
suatu revolusi, yakni mnculnya aliran-aliran psikologi.
3.2 SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Greene, Edward. 1941. Measurment of Human Behaviour. New York: The Odyssey
Press.
20
21
22