Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat dua jenis penyakit diabetes mellitus, yaitu Diabetes mellitus tipe I
(insulin-dependent diabetes mellitus) dan diabetes mellitus tipe II (noninsulin-
dependent diabetes mellitus). Diabetes mellitus tipe I yaitu dicirikan dengan
hilangnya sel penghasil insulin pada pulau-pulau langhernas pankreas sehingga
terjadi kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes mellitus tipe II, terjadi akibat
ketidakmampuan tubuh untuk merespon dengan wajar terhadap aktivitas insulin
yang dihasilkan pankreas (resistensi insulin), sehingga tidak tercapai kadar glukosa
yang normal dalam darah. Diabetes mellitus tipe II lebih banyak ditemukan dan
meliputi 90% dari semua kasus diabetes di seluruh dunia (Maulana, 2009).
1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Studi Literature
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode deskriotif
berbentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Adapun teknik
pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
1. Studi dokumentasi
Mempelajari data – data staus kesehatan klien dengan catatan catatan yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan secara langsung dan spesisik mengkaji keadaan umum klien
secara menyeluruh melalui metode head to toe dengan inspeksi, palpaso,
perkusi, auskultasi, untuk mendapatkan data mengenai keadaan klien sehingga
dapat menentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
klien
3. Observasi
Pengumpulan data yang diperoleh dengan pengamatan langsung dengan cara
berkunjung ke keluarga yang menjadi subjek asuhan keperawatan
2
4. Wawancara dan pastisifasi aktif
Merupakan kegiatan aktif penuliss melakukan langsung asuhan keperawatan
dengan menanyakan data yang diperlukan pada klien, keluarga dan tenaga
kesehatan yang terkait
5. Studi perpustakaan
Merupakan kegiatan untuk gambaran singkat mengenai isi dari makalah ini,
maka penuliss akan meenguraikan secara singkat mengenai sistematika
penulisan sebagai berikut.
D. Sistematika Penulisan
2. BAB II : TINJAUAN TEORITIS berisi konsep penyakit , konsep geronik dan konsep
asuhan keperawatan gerontik sesuai dengan penyakit Diabetes Melitus
3. BAB III : KASUS DAN PEMBAHASAN berisi kasus mengenai askep gerontik tentang
Diabetesas Melitus dari mulai pengkajian sampai evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
2. Etiologi
DM mempunyai etiologi yang heterogen dimana berbagai lesi dapat menyebabkan
insufisiensi insulin. Tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting
pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM
yaitu:
a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
sel beta melepas insulin.
b. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula
yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang
disertai pembentukan sel sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan
kerusakan sel- sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel
beta oleh virus.
d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaaringan
terhadap insulin akibat kutrangnya reseptor insulin yang terdapat pada
meembran sel yang responsir terhadap insulin.
e. Virus Dan Bakteri
Virus Penyebab Dm adalaah Ru bela, Mumps, Dan Human Coxsackievirus
B4. Melalui Mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini
mengakibatkaan destruksi atau perusakan sel dan bisa juga menyerang
melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel
beta.
4
f. DM tipe 1 : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)Pada tipe ini insulin
tidak diproduksi. Hal ini disebabkan dengan timbulnya reaksi autoimun oleh
karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Kecenderungan ini
ditemukan pada individu yang memiliki antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen).
g. DM tipe 2 : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) Mekanisme
yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin pada DM tipe 11
masin belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan adalah obesitas,
riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia 65
tahun(Suddarth, 2002)
h. DM tipe spesifik lainAwitan selama kehamilan, disebabkan oleh hormon yang
diekskresikan plasenta dan mengganggu kerja insulin(Smeltzer, 2002)
3. Manifistasi Klinis
a. Poliuri ( Sering BAK)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit.
b. Polidipsi ( Sering Minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak
karena poliuri.
c. Polipagi ( Banyak Makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel sel mengalami lapar.
d. Berat Badan Menurun
e. Lemas
f. Lelah
g. Tenaga kurang
h. Penglihatan kabur
4. Patofisiologi
5
penggunaan glukosa oleh sel menjadi menurun, sehingga kadar gula dalam plasma
tinggi (Hiperglikemia).
Jika hiperglikemia ini parah dan melebihi ambang ginjal maka akan timbul
Glukosuria. Glukosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan
pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi
dehidrasi.Glukosuria mengakibatkan keseimbangan kalori negatif sehingga
menimbulkan rasa lapar yang tinggi (polipagi).
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2
jam setelah pemberian glukosa.
b. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.
c. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau
peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.
d. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
e. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal
f. Urine: gula dan aseton positif
6. Penatalaksanaan
1. Diet Syarat diet DM hendaknya dapat :
a.Memperbaiki kesehatan umum penderita
b.Mengarahkan pada berat badan normal
c.Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
d.Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
e.Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
a.Jumlah sesuai kebutuhan
b.Jadwal diet ketat
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
a.Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan
kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan
sensivitas insulin dengan reseptornya.
b.Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore
6
c.Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang
pembentukan glikogen baru.
d.Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran
asam lemak menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada
penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet,
poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4.Obat
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan
serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat,
bahagia, berdaya guna, dan produktif (Pasal 19 UU No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan) (Maryam dkk, 2008:31).
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia
(Maryam dkk, 2008:32).
1. PROSES MENUA
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Ini
merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alami. Ini dimulai sejak
lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Bandiyah, 2009:13).
Menjadi Tua (MENUA) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya
7
dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonatus, toodler, pra school, school, remaja,
dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun
psikologis (Padila, 2013:6).
Menurut WHO dan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60
tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Padila,
2013:6).
2. BATASAN LANJUT USIA
a. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia
meliputi
1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.
b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi tiga
katagori, yaitu:
1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,
2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,
3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke
atas dengan masalah kesehatan.
c. Menurut Bee (1996) dalam padila (2013), bahwa tahapan masa dewasa
adalah sebagai berikut :
1) Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
2) Masa dewasa awal (usia 26-40 taahun
3) Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)
4) Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)
5) Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)
2. CIRI-CIRI LANSIA
a. Lansia merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian
datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang
penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi
yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses
kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi,
maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
b. Lansia memiliki status kelompok minoritas. Kondisi ini sebagai akibat dari sikap
sosial yang tidak menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat
8
yang kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga
lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
masyarakat menjadi positif.
c. Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan
karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan
peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas
dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di
masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan
lansia sebagai ketua RW karena usianya.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap lansia
membuat mereka cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga
dapat memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang
buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia
yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk pengambilan
keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang
menyebabkan lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan
memiliki harga diri yang rendah.
3. PERKEMBANGAN LANSIA
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia
di dunia. Tahap ini dimulai dari 60 tahun sampai akhir kehidupan. Lansia
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua (tahap Masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi (tahap penurunan). Penuaan merupakan
perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel,
yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia, penuaan
dihubungkan dengan perubahan degeneratif pada kulit, tulang, jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Dengan
kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai
penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain.
Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, terdapat berbagai perbedaan
9
teori, namun para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
ditemukan pada faktor genetik.
4. PERMASALAHAN LANSIA DI INDONESIA
10
bahwa pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial adalah upaya
perlindungan dan pelayanan yang bersifat terus-menerus agar lanjut usia dapat
mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar. Lanjut usia mengalami
masalah kesehatan. Masalah ini berawal dari kemunduran selsel tubuh,
sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor resiko terhadap
penyakit pun meningkat. Masalah kesehatan yang sering dialami lanjut usia
adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan mendadak, dan lain-
lain. Selain itu, beberapa penyakit yang sering terjadi pada lanjut usia antara lain
hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteoporosis,
dsb. Data Susenas tahun 2012 menjelaskan bahwa angka kesakitan pada
lansia tahun 2012 di perkotaan adalah 24,77% artinya dari setiap 100 orang
lansia di daerah perkotaan 24 orang mengalami sakit. Di pedesaan didapatkan
28,62% artinya setiap 100 orang lansia di pedesaan, 28 orang mengalami sakit.
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan melalui
penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bag lansia bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia supaya lebih berkualitas dan
berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat. Upaya yang dikembangkan untuk
mendukung kebijakan tersebut antara lain pada pelayanan kesehatan dasar
dengan pendekatan Pelayanan Santun Lansia, meningkatkan upaya rujukan
kesehatan melalui pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit,
dan menyediakan sarana dan prasarana yang ramah bagi lansia.Kesadaran
setiap lansia untuk menjaga kesehatan dan menyiapkan hari tua dengan sebaik
dan sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting.
a. Masalah fisik Masalahyang hadapi oleh lansia adalah fisik yang mulai
melemah, sering terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang
cukup berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang
mulai berkurang serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga
seringsakit.
11
b. Masalah kognitif ( intelektual ) Masalah yang hadapi lansia terkait dengan
perkembangan kognitif, adalah melemahnya daya ingat terhadap sesuatu
hal (pikun), dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
12
lambung mengecil serta fungsi organ aksesori menurun sehingga menyebabkan
berkurangnya produksi hormone dan enzim pencernaan (Maryam, 2008:56).
f. Pendengaran: Membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran.
Tulang-tulang pendengaran mengalami kekakuan (Maryam, 2008:56).
g. Penglihatan: Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun,
akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.
h. Kulit: Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan
telinga menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih
(uban), kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh
berlebihan seperti tanduk (Maryam, 2008:57).
13
FORMAT PENGKAJIAN INDIVIDU Lansia
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Klien
Nama : Ny. C
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Status perkawinan : Janda (suami meninggal)
Alamat : Naluk RT 01 RW 06 Cimalaka
Sumedang
Orang terdekat yang dihubungi : Anak
B. RIWAYAT KELUARGA
1. Pasangan
Apabila pasangan telah meninggal,
Tahun meninggal : 1998
Penyebab kematian : Stroke
2. Anak –anak
Apabila anak-anak masih hidup,
1. Tn. Agus : Sumedang kota
2. Tn. Adang : Naluk
3. Tn. Dedi : Sumedang kota
4. Tn. Rohendar : Purwakarta
5. Ny. Teti : Jakarta
Apabila anak-anak sudah meninggal,
Nama : Tn. B
Tahun meninggal : 1991
14
Penyebab kematian : Kecelakaan kerja
Nama : Tn.A
Tahun meninggal : 1960
Penyebab kematian : Jatuh ke sumur
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Status pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
2. Pekerjaan sebelumnya : Tidak bekerja
3. Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Dari gaji pensiunan suami
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
1. Tipe tempat tinggal : Permanen
2. Jumlah kamar : 3 kamar
3. Jumlah tingkat : 2 Tingkat
4. Jumlah orang yang tinggal di rumah : 6 Orang
5. Derajat privasi : Terbuka
6. Tetangga terdekat :Kanan Tn.I, Kiri Tn.A, Depan Ny. N,
Belakang Tn. A
E. RIWAYAT REKREASI
1. Hobi/minat : Tidak ada
2. Keanggotaan kelompok : Pengajian
3. Liburan/perjalanan : Berkunjung ke anak
15
b. Keluhan saat ini : tidak ada
H. POLA KEBIASAAN SETIAN HARI
1. Nutrisi
a. Frekuensi makan : 3x/hari
h. Keluhan yang berhubungan dengan makan : jika makan terlalu banyak yang
mengandung gula klien mengeluh suka takut kadar gula dalam darahnya naik
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 7-8 kali perhari, waktunya tidak menentu
Kebiasaan BAK pada malam hari : ya
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : klien mengatakan sering BAK
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1 kali dalam sehari, pada pagi hari
Konsistensi : lunak
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
Pengalaman memakai Laxantif/pencahar : Tidak ada
a. Mandi
Frekuesi dan waktu mandi : 3x/hari, pukul 04.00, 12.00 dan 16.00
Pemakaian sabun ( ya/tidak ) : ya
b. Oral hygiene
Frekuensi dan gosok gigi : 3x/hari, pukul 04.00,12.00 dan 16.00
Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci rambut
Frekuensi : 2 hari sekali
Penggunaan shampoo ( ya/tidak ) : ya
d. Kuku dan tangan
16
Frekuensi gunting kuku : Satu bulan 2x
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : ya
4. Istirahat dan Tidur
Lama tidur malam : ± 5 jam
Tidur Siang : ± 1 jam
I. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Sering BAK, badan lemas dan pusing
b. Gejala yang dirasakan : Jika beraktivitas klien mengatakan lemas
c. Factor pencetus : klien mengatakan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang
mengandung gula
d. Timbul keluhan : Bartahap
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : klien mengatakan saat 4 tahun yang lalu (2015)
f. Upaya mengatasi
Pergi ke RS/klinik pengobatan : klien mengatakan langsung ke klinik
17
Pergi kebidan atau perawat : klien mengatakan tidak pernah
Mengonsumsi obat-obatan sendiri : Ya
Mengonsumsi obat-obatan tradisional: klien mengatakan tidak pernah
J. RIWAYAT KELUARGA
1. Silsilah keluarga (identifikasi kakek atau nenek, orang tua, paman, bibi, saudara
kandung, pasangan, anak-anak)
Keterangan :
: Perempuan
: perempuan meninggal
: Pasien
:Laki-laki
:Laki-laki meninggal
: Tinggal serumah
18
klien mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit yang sama
ataupun penyakit yang lain.
K. TINJAUAN SISTEM
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,5 C
RR : 20 x/menit
3. Penilaian umum Kelelahan : tidak
Perubahan BB satu tahun yang lalu : ya
Perubahan nafsu makan : ya
Demam : tidak
Keringat malam : tidak
Kesulitan tidur : tidak
Sering pilek, infeksi : tidak
Penialaian diri terhadap seluruh status kesehatan : ya
Kemampuan melakukan ADL : ya
4. Integumen
Lesi/luka : tidak
Pruritus : tidak
Perubahan pigmentasi : tidak
Perubahan tekstur : tidak
Perubahan rambut : tidak
Perubahan kuku : tidak
5. Hemopoetik
Perdarahan/memar abnormal : tidak
Pembengkakan kelenjar limfe : tidak
Anemia : tidak
Riwayat transfusi darah : tidak
6. Kepala
Sakit kepala : tidak
Trauma : tidak
19
Pusing : tidak
Gatal pada kulit kepala : tidak
7. Mata
Perubahan penglihatan : ya
Kacamata/lensa kontak : ya
Nyeri : tidak
Pandangan kabur : ya
Fotofobia : tidak
Skotomata : tidak
Riwayat infeksi : tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir :
Tanggal pemeriksaan glukoma paling akhir :
Dampak pada penampilan ADL :
8. Telinga
Perubahan pendengaran : ya
Vertigo : tidak
Sensitivitas pendengaran : ya
Riwayat infeksi : tidak
Tanggal pemeriksaan paling akhir :
Kebiasaan perawatan telinga : membersihkan telinga
Dampak pada penampilan ADL : tidak ada
9. Hidung dan sinus
Nyeri pada sinus : tidak
Alergi : tidak
Riwayat infeksi : tidak
Penilaian diri pada kemampuan olfaktori : tidak
10. Mulut dan tenggorokan
Sakit tenggorokan : tidak
Lesi/ulkus : tidak
Kesulitan menelan : tidak
Perdarahan gusi : tidak
Karies : tidak
Riwayat infeksi : tidak
Tanggal pemeriksaan gigi paling akhir :
20
Pola menggosok gigi : teratur
Pola flossing : ya
Masalah dan kebiasaan membersihkan : tidak ada masalah
Gigi palsu : tidak
11. Leher
Kekakuan : tidak
Nyeri/nyeri tekan : tidak
Benjolan/ massa : tidak
Keterbatasan gerak : tidak
12. Payudara
Benjolan/ massa : tidak
Nyeri/nyeri tekan : tidak
Tanggal dan hasil pemeriksaan mamogram paling akhir : tidak
13. Pernafasan
Batuk : tidak
Sesak nafas : tidak
Sputum : tidak
Asma/alergi pernafasan : tidak
Tanggal dan hasil pemeriksaan foto thorak terakhir :
14. Kardiovaskular
Ditensi vena jugularis : tidak
Sesak nafas : tidak
Dispnea nocturnal paroksimal : tidak
Murmur : tidak
Edema : tidak
Varises : tidak
15. Gastrointestinal
Mual/muntah : tidak
Perubahan nafsu makan : ya
Intoleransi makanan : tidak
Nyeri : tidak
Benjolan/massa : tidak
Perubahan kebiasaan defekasi : tidak
Diare : tidak
21
Konstipasi : tidak
Hemoroid : tidak
Perdarahan rektum : tidak
Pola defekasi biasanya : tidak
16. Riwayat menopouse pada usia 50 tahun
17. Muskuloskeletal
Nyeri persendian : ya
Kekakuan : tidak
Pembengkakan sendi : tidak
Deformitas : tidak
Spasme : tidak
Kelemahan otot : tidak
Masalah cara berjalan : tidak
Nyeri punggung : tidak
Kekuatan otot : 4 dapat bergerak normal
TES KOORDINASI/KESEIMBANGAN
22
aktivitas dengan lengkap
8 Berjalan mengikuti tanda gambar pada lantai klien dapat melakukan 4
aktivitas dengan lengkap
9 Berjalan mundur Klien dapat melakukan 4
aktivitas dengan lengkap
10 Berjalan mengikuti lingkaran Klien dapat melakukan 4
aktivitas dengan legkap
11 Berjalan dengan tumit Klien dapat melakukan 4
aktivitas dengan lengkap
12 Berjalan dengan ujung kaki Kllien dapat melakukan 4
aktivitas dengan lengkap
JUMLAH Sedikit bantuan (untuk 40
keseimbangan)
Kriteria penilaian
4 : melakukan aktifitas dg lengkap
3 : sedikit bantuan (untuk keseimbangan)
2 : dengan bantuan sedang – maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktivitas
Keterangan :
42 – 54 : Melakukan aktifitas dengan lengkap
28 – 41 : Sedikit bantuan (untuk keseimbangan)
14 – 27 : Dengan bantuan sedang sampai maksimal
< 14 : Tidak mampu melakukan aktifitas
L. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Cemas : Tidak
2. Stabilitas emosi : Stabil
Jelaskan :Pada saat dikaji ekspresi klien sesuai dengan
stimulus emosi tetap stabil
3. Permasalahan Emosional :Klien mengatakan tidak merasa gelisa, tidak
merasa murung, atau menangis dan tidak merasa
was-was atau khaatir
4. Insomnia : tidak
5. Gugup : tidak
23
6. Takut : tidak
7. Stres : tidak
8. Mekanisme koping yang biasa digunakan : Berbicara dengan orang lain
9. Pola respon seksual : tidak ada masalah
M. STATUS FUNGSIONAL
INDEK BARTHEL
Keterangan :
0 – 20 : Ketergantungan penuh/total
21 – 61 : Ketergantungan berat
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
N. STATUS KOGNITIF
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTSIONNAIRE (SPMSQ)
24
3 Apa nama tempat ini?
Keterangan :
a. Salah 0 – 3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4 – 5: kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8: kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10: kerusakan intelektual berat
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) apa?
2 Kita berada di mana? (negara), (provinsi), (kota), (rumah sakit), 5 5
(lantai/kamar) 5 5
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin) tiap benda 1 detik, pasien
disuruh mengulangi ketiga nama benda tersebut dengan benar dan 3 3
catat jumlah pengulangan
25
ATENSI DAN KALKULASI
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban benar. Hentikan
setelah 5 jawaban. Atau disuruh mengeja terbalik kata “DUNIA” (nilai 5 5
diberikan pada huruf yang benar sebelum kesalaahn; misalnya “aiund”=3
BAHASA
6 Klien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2 2
Klien diminta mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila”
7 Klien diminta melakukan perintah : “Ambil kertas ini dengan tangan Anda, 1 1
8 lipatlah menjadi dua bagian dan letakkan di lantai” 3 3
Klien disuruh membaca dan melakukan perintah “Pejamkan mata Anda”
9 Klien disuruh menulis dengan spontan 1 1
Klien diminta menggambarkan bentuk di bawah ini
10 1 1
11 1 1
TOTAL 30 30
Keterangan :
a. Nilai 24-30 = normal
b. Nilai 18-23 = gangguan kognitif sedang
c. Nilai 0-17 = gangguan kognitif berat
O. ANALISA DATA
26
11 DS : Kelelahan b.dDM Tipe II
November Klien mengatakan jika beraktivitaspenurunan produksi
2019 gampang sekali lelah energi metabolic
Penurunan
DO :
sensitivitas reseptor
klien terlihat kelelahan
insulin
TTV : N : 100x/menit
penurunan glukosa
dalam sel
produksi energy
menurun
Kelemahan
hiperglikemia
glukosuria
27
diuresis osmosis
polyuria
tidur terganggu
gangguan
pemenuhan
kebutuhan tidur
Q. SKORING MASALAH
1. Kelelahan b.d penurunan produksi energi metabolic
28
a. Masalah berat dan harus 2 kondisi dan takut terjadi
segera ditangani penyebran maka
29
JUMLAH 7
30
-menunjukan
perbaikan
kemampuan untuk
berpartisipasi dalam
aktivtas yang
diinginkan
12 Oktober 2019
Tupan : setelah 1.anjurkan klien untuk Jam 10.30
dilakukan tindakan mengurangi minum 1.anjurkan klien untuk
2. Gangguan keperawatan selama paada malam hari mengurangi minum pada
pemenuhan 3x pertemuan, 2.anjurkan klien untuk malam hari
kebutuhan diharapkan masalah menyimpan pispot dekat 2. menganjurkan klien
istirahat tidur b.d klien dapat teratasi. tempat tidur untuk menyimpan pispot
polyuria pada 3.lakukan hal-hal yang dekat tempat tidur
malam hari Tupen : menjadi kebiasaan klien 3.menganjurkan
Setelah dilakukan sebelum tidur melakukan hal-hal yng
tindakan keperawatan 4.ciptakan tingkungan menjadi kebiasaan klien
selama 3x20 menit, yang tenang menjelang sebelum tidur
diharapkan masalah tidur malam 4.menciptakan lingkungn
klien dapat teratasi yang tenang menjelang
dengan kriteria hasil : tidur malam
-klien mengatakan
tidak kencing terus
pada malam hari
-klien mengatakan
tidurnya nyenyak
31
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
32
S : -Klien
1.anjurkan klien untukmengatakan
mengurangi minum padasudah membatasi
2. Gangguanmalam hari minum dimalam
pemenuhan kebutuhan2. menganjurkan klienhari
istirahat tidur b.duntuk menyimpan pispot-klien
polyuria pada malamdekat tempat tidur mengatakan
hari 3.menganjurkan semalam tidurnyaNenden
melakukan hal-hal yngsedikit nyenyak Fitriani
menjadi kebiasaan klienO : -klien terlihat
sebelum tidur tidak sering ingin
4.menciptakan lingkungnBAK
yang tenang menjelangTTV
tidur malam TD: 120/80
mmHg
S : 36.5
RR :19x/menit
A: Masalah
teratasi
P :Intervensi
dihentikan
33
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
35
DAFTAR PUSTAKA
36
website : kd-sumedang.upi.edu | e-mail : upi.kdsumedang@gmail.com
37
b. Ketajaman analisa evaluasi 2
c. Tindakan lanjut dan modifikasi 1
14. Validitas Proses Evaluasi 3
15. Penampllan klien setelah dirawat 2
F PENAMPILAN PENGELOLAAN
16. Inisiatif 2
17. Ketelitian Pengelolaan 2
18. Tanggung jawab Pengelolaan 2
19. Penampilan dan Sikap teruji 2
TOTAL SCORE 50
Pembimbing,
Nilai
( )
38
NO ASPEK YANG DINILAI BBT NILAI
A FASE PRE INTERAKSI (15%)
1. Mempersiapkan media dan materi dengan baik 10
2. Menyiapkan audien 5
A FASE ORIENTASI (15 %)
1. Mengucapkan salam 3
2. Melakukan kontrak waktu 5
3. Menjelaskan tujuan umum Pendidikan kesehatan 5
4. Menanyakan kesiapan audien 2
B. FASE KERJA (50%)
1. Ketenangan 5
2. Penggunaan waktu dan interaksi dengan audien 5
TOTAL 100
Pembimbing
( )
39
KONTRAK BELAJAR
KEPERAWATAN GERONTIK
Nim : 1708244
40
Setelah -Saya mampu Nurarif, Amin Dalam PBL, saya Untuk dapat mencapai
berakhirnya melakukan pengkajian Huda& Hardhi akan menunjukkan tujuan, saya
PBL pada pasien Diabetes Kusuma. (2015). kemampuan saya merencanakan waktu
Keperawatan Melitus Aplikasi Asuhan dalam sebgaia berikut :
Gerontik Keperawatan memberikan
-Saya mampu HARI I
mampu Berdasarkan asuhan
menganalisa data
memberikan Diagnosa Medis & keperawatan pada -Presentasi LP
yang didapat
asuhan NANDA NIC-NOC pasien dengan
-Menentukan pasien
keperawatan -Saya mampu Jilid. Jogyakarta: Diabetes Melitus
yang diharapkan
pada pasien menegakkan Mediaction melalui :
dengan diagnosa -Melaksanakan
-
Diabetes keperawatan pengkajian
Mempresentasikan
Melitus
-Saya mampu laporan -Menyusun NCP
meencanakan pendahuluan
HARI II
tindakan keperawatan kepada
sesuai dengan pembimbing -
diagnosa yang muncul Mengimplementasikan
-Mampu
tindakan keperawatan
-Saya mampu menyusun laporan
mengimplementasikan kasus -melakukan
tindakan keperawatan pendidikan kesehatan
-Dan lain-lain
-Saya mampu HARI III
mengevaluasi
-Melaksanakan
tindakan keperawatan
tindakan keperawatan
yang belum dilakukan
-Mengevaluasi
tindakan keperawatan
yang telah di lakukan
-Berdiskusi dengan
pembimbing
tentangasuhan
keperawatan
41
HARI IV
-Melakukan
perawatan pasien
kelolaan
-Responsi kasus
Disetujui/Tidak disetujui :
42