Anda di halaman 1dari 20

Tinjauan Pustaka

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung

Siska (102012102/BP4)
Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta, 11510

strawberry_mutz@hotmail.com

Abstrak : Sebagian besar orang mengetahui bahwa terdapat satu sistem dalam tubuh yang
berfungsi sebagai sistem transportasi, yang terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah.
Jantung sebagai organ yang memompa darah melintasi pembuluh darah untuk disalurkan ke
seluruh bagian tubuh, ketika saat istirahat maupun saat beraktivitas tinggi. Mekanisme kerja
jantung ditandai dengan aktifitas listrik, volume darah yang dipompa, kecepatan denyut yang
dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, serta enzim yang terdapat pada jantung.

Kata kunci : Organ Jantung dan Mekanisme Kerja Jantung

Abstract : Most people know that there is a system in the body that serves as a transportation
system, which consists of the heart, blood vessels, and blood. Heart as the organ that pumps
blood through the blood vessels to be distributed to all parts of the body, when at rest or
during high activity. Mechanism of action of the heart characterized by electrical activity, the
volume of blood pumped, the pulse rate is influenced by the autonomic nervous system, as
well as the enzymes contained in the heart.

Keywords : Organ Heart and Mechanism of Heart

Pendahuluan

Mulai dari hanya beberapa hari setelah pembuahan sampai meninggal, jantung terus
berdenyut. Pada kenyataannya, sepanjang rentang hidup manusia, jantung berkontraksi
sekitar 3 milyar kali, tidak pernah berhenti kecuali sepersekian detik untuk mengisi
rongganya. Jantung adalah organ pertama yang fungsional. Organ jantung ini sangat penting
karena sistem sirkulasi adalah sistem transpor tubuh.

1
Pembahasan

Struktur Makroskopis Jantung dan Pembuluh Darah

Jantung adalah organ berongga dan berotot seukuran kepalan. Organ ini terletak di
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum ( tulang dada) di sebelah anterior dan
vertebra di posterior. Jantung memiliki dasar lebar diatas dan meruncing membentuk titik di
ujungnya yaitu apeks di bagian bawah. Jantung terletak menyudut di bawah sternum
sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak dikanan dan apeks di kiri sternum. Ketika
jantung berdenyut kuat, apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada disisi kiri.1

Jantung dilapisi oleh perikardium yaitu kantong berdinding ganda yang dapat
membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru, terdiri dari dua
lapisan yakni lapisan fibrosa dan lapisan serosa. Lapisan fibrosa luar pada perikardium
tersusun dari serabut kolagen yang membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi
jantung. Lapisan serosa dalam terdiri dari dua lapisan yakni membran viseral (epikardium)
menutup permukaan jantung, dan membran parietal melapisi permukaan bagian dalam
fibrosa perikardium.

Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan yaitu epikardium, miokardium, dan
endokardium. Epikardium adalah lapisan terluar jantung, lapisan dalamnya disebut
membrana serosa (perikardium viseral). Di antara membrana serosa dengan miokardium
terdapat jaringan ikat fibroelastis. Pembuluh besar dan saraf terdapat di dalam lapisan ini.
Miokardium adalah lapisan tengah dinding jantung tersusun dari jaringan otot jantung yang
berkontraksi untuk memompa darah. Endokardium adalah lapisan terdalam dinding jantung
tersusun dari lapisan sel endotel, melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan lapisan
endotel yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung.

Ada empat ruang jantung atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum
interatriorum; ventrikel kanan dan kiri bawah yang dipisahkan oleh septum interventrikular.
Jantung bagian kanan letaknya lebih ke arah ventral dan yang sisi kiri lebih ke arah dorsal.
Pada permukaan luar jantung terdapat sulkus koronarius yakni melingkari jantung di antara
ventrikel dan atrium, sulkus interventrikularis anterior yang memisahkan kedua ventrikel
kanan dan kiri dan terletak pada facies sternocostalis atau bagian depan jantung dan sulkus

2
interventrikularis posterior yang terletak pada facies diafragmatika atau bagian bawah
jantung, memisahkan ventrikel kanan dan kiri.

Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, agak besar, tebal dinding
kurang lebih 2 mm dan terdiri dari 2 bagian yaitu atrium propria (ruang atrium sebenarnya)
dan auricula dextra/kanan. Atrium propria adalah ruang di antara dua vena cava dan ostium
atrioventrikularis, dindingnya menjadi satu dengan dinding vena cava dan permukaan
inferiornya halus. Auricula dextra seperti daun telinga anjing, kantung antara vena cava
superior dan ventrikel kanan. Septum interatriorum membentuk dinding dorsal dari atrium ini
dan terdapat fossa ovalis, cekungan lonjong pada dinding septum. Tepi dari fossa ada
penonjolan yaitu limbus fossa ovalis. Tuberkulum intervenosa adalah peninggian daerah dari
septum yang terletak di antara fossa ovalis dan muara v. cava superior, yang berfungsi
mengarahkan darah dari v. cava superior ke ostium atrioventrikularis kanan.

Ventrikel kanan dominan menempati facies ventralis, tebal sepertiga dari ventrikel
kiri, terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Batas kanan yaitu sulkus
koronarius, batas kiri yaitu sulkus longitudinalis anterior, batas superior yaitu conus
arteriosus dan trunkus pulmonalis, dan batas inferior membentuk margo acutus (margo
dextra). Di dalamnya terdapat dua lubang yaitu ostium atrioventrikularis kanan yang dilekati
katup trikuspid dan ostium trunkus pulmonalis mempunyai katup semilunar pulmonal, dan m.
Papillaris yaitu otot berbentuk bulat yang puncaknya melekat pada chorda tendinae, jaringan
fibrosa kuat dan halus berbentuk seperti tali.

Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan,
dindingnya lebih tebal. Sama seperti atrium kanan, atrium kiri memiliki atrium propria dan
auricula yang lebih kecil. Atrium propria menampung empat vena pulmonalis dan bermuara
di ostium atrioventrikularis kiri dan dilekati oleh katup mitral. Auricula berbentuk panjang,
sempit dan lebih melengkung dari pada sebelah kanan. Permukaan dalamnya terdapat rigi
muskular yaitu Mm. Pectinati.

Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung, dinding tiga kali
tebal dinding ventrikel kanan. Terdapat dua lubang yaitu ostium atrioventrikularis kiri dan
ostium aortikum di sebelah ventral dan kanan dari ostium mempunyai katup semilunar aorta.
Terdapat dua otot papilaris yaitu m. Papillaris anterior yang melekat pada dinding ventral
jantung dan m. Papillaris posterior melekat di sebelah dorsal.

3
Sirkulasi koroner (coronaria) memperdarahi jantung, terdiri dari arteri dan vena.
Arteri coronaria kanan dan kiri merupakan cabang aorta tepat di atas katup semilunar aorta.
Arteri ini terletak di atas sulkus koronarius. Cabang utama dari arteri coronaria kiri adalah
arteri interventrikularis anterior (desenden) yang mensuplai darah ke bagian anterior ventrikel
kanan dan kiri serta membentuk satu cabang, arteri marginalis kiri, yang mensuplai darah ke
ventrikel kiri, dan arteri sirkumfleksa (circumflexa) yang mensuplai darah ke atrium kiri dan
ventrikel kiri. Di sisi posterior, arteri circumflexa menyatu dengan arteri coronaria kanan.
Cabang utama dari arteri coronaria kanan adalah arteri interventrikularis posterior (desenden)
yang mensuplai darah untuk kedua dinding ventrikel, dan arteri marginalis kanan yang
mensuplai darah untuk atrium kanan dan ventrikel kanan. Vena-vena yaitu vena coronaria
kiri, vena coronaria kanan, vena cordis media, vena ventrikularis kiri posterior, dan vena
obliqua atrii sinistra mengalirkan darah dari miokardium ke sinus coronaria, yang kemudian
bermuara di atrium kanan (gambar 1).2

Gambar 1. Anatomi Jantung Manusia

(Sumber: Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003)

Katup pada Jantung


Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-
katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan kearah belakang mendorong katup menutup, seperti anda
mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient
ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat

4
katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik -
bilik jantung. Ada 2 jenis katup: katup atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium
dengan ventrikel dan katup semilunaris,yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Katup- katup ini membuka dan menutup secara pasif,
menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.

1. Katup Atrioventrikularis (AV)


Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katup mitralis. Daun-daun
katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara
atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan
atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun
katup dari kedua katup ini terhambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut
korda tendinae. Korda tendinae akan meluas menjadi otot papilaris, yaitu tonjolan otot pada
dinding ventrikel. Korda tendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk
mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila korda tendinae atau otot
papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia),darah akan mengalir kembali ke dalam
atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.
Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah oleh ketegangan
pada daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewatktu otot papilaris berkontraksi.

2. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris
yang menyerupai corong yang terhambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak
antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan
dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau
arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di
atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang
disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut.
Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada
waktu katup aorta terbuka.3

5
Gambar 2. Katup Jantung3
Persarafan Jantung
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom
melalui plexus cardiacus

yang terletak di bawah arcus aortae. Saraf simpatis berasal dari bagian cervicale dan thoracale
bagian atas truncus symphaticus, dan persarafan parasimpatis berasal dari nervus vagus.4

Serabut-serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus sinuatrialis dan nodus atrio


ventricularis, serabut- serabut otot jantung, dan arteriae coronariae.Perangsangan serabut-
serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung,meningkatnya daya kontraksi otot jantung,
dan dilatasi arteriae coronariae.4

Serabut-serabut postganglionik parasimpatis berakhir pada nodus sinuatrialis,nodus


atrio ventricularis dan arteriae coronariae. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan
berkurangnya denyut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi arteriae coronariae.4

Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf
yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi, bila suplai darah ke miokardium terganggu,

6
impuls rasa nyeri dirasakan melalui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen yang berjalan
bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskular.4

Perdarahan Jantung

Gambar 3. Arteri Coronaria4

Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan kiri, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabangutamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.4
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan kedepan di
antara truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di
dalam sulcus atrio ventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini
melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrio ventricularis untuk beranastomosis dengan
ateria coronaria kiri di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria
coronaria dextra berikut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari
atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.4

Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria
coronaria dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,
ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus
aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula kiri.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrio ventricularis dan bercabang dua menjadi
ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.
Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan
kiri (sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk menyediakan suplai darah
yang cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.

7
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
biasanya menyebabkan kematian otot jantung(infark miokardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui
sinuscoronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri
venacava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.4

Gambar 4. Vena Coronaria4

Struktur Mikroskopis Jantung dan Pembuluh Darah

Sistem sirkulasi mamalia secara histologi terdiri atas jantung, arteri besar, arteriol,
kapiler, venula, dan vena. Fungsi utama adalah menyalurkan darah yang mengandung
oksigen ke sel dan jaringan dan mengembalikan darah vena ke paru-paru untuk pertukaran
gas. Pembuluh darah memiliki tiga lapisan utama yaitu tunika intima (endotel/epitel selapis
gepeng dan subendotel/jaringan ikat areolar), tunika media (jaringan ikat yang bervariasi
jumlahnya dan otot polos), dan tunika adventisia (jaringan ikat, serat saraf, pembuluh limf
dan vasa vasorum).

8
Terdapat tiga jenis arteri di tubuh: arteri elastik (arteri besar), arteri muskular (arteri
sedang), dan arteriol (arteriola). Arteri elastik adalah pembuluh paling besar di dalam tubuh
dan mencakup trunkus pulmonalis dan aorta serta cabang-cabang utamanya yakni arteri
brakiosefalika, karotis komunis, subklavia, vertebralis, pulmonalis, dan iliaka komunis.
Dinding pembuluh ini terutama terdiri atas serat jaringan ikat elastik. Serat ini memberi
kelenturan dan daya regang sewaktu darah mengalir (conducting arteries). Arteri elastik
besar bercabang-cabang dan menjadi arteri berukuran sedang, arteri muskular, pembuluh
darah terbanyak di tubuh. Dinding arteri ini mengandung lebih banyak serat otot polos.
Arteriol (arteriola) adalah cabang terkecil pada sistem arteri. Dindingnya terdiri atas satu
sampai lima lapisan serat otot polos.

Dinding arteri biasanya mengandung tiga lapisan konsentrik atau tunika (gambar 2).
Lapisan terdalam adalah tunika intima. Lapisan ini terdiri dari epitel selapis gepeng, disebut
endotel (endothelium), dan jaringan ikat subendotel (stratum subendotheliale) di bawahnya.
Lapisan tengah adalah tunika media, terutama atas serat otot polos. Di antara sel-sel otot
polos terdapat serat elastik dan retikular dengan jumlah bervariasi. Di arteri ini, otot polos
menghasilkan matriks ekstraseluler. Lapisan terluar adalah tunika adventisia, terutama terdiri
atas jaringan ikat kolagen dan elastik; terutama dari kolagen tipe I. Dinding sebagian arteri
muskular juga memperlihatkan dua pita serat elastik bergelombang tipis. Lamina elastika
interna terletak di antara tunika intima dan tunika media; lapisan ini tidak terlihat pada arteri
kecil. Lamina elastika eksterna terletak di pinggir tunika media muskular dan terutama
dijumpai di arteri muskular besar.

Kapiler menyatu membentuk pembuluh darah yang lebih besar yaitu venula, yang
biasanya menyertai arteriol. Darah vena mula-mula mengalir ke dalam venula postcapillaris
kemudian ke dalam vena yang semakin besar. Vena digolongkan sebagai vena kecil, sedang,
dan besar. Vena biasanya lebih banyak dan berdinding tipis, diameter lebih besar, dan
memiliki banyak variasi struktural.

Vena ukuran-kecil dan ukuran-sedang, terutama di ekstremitas, memiliki katup


(valva). Karena rendahnya tekanan darah di vena, aliran darah ke jantung di vena berjalan
lambat dan bahkan dapat mengalir balik. Adanya katup di vena membantu aliran darah vena
dengan mencegah aliran balik darah. Ketika darah mengalir menuju jantung, tekanan di vena
mendorong katup terbuka. Ketika darah mulai mengalir balik, daun katup menutup lumen dan
mencegah aliran balik darah. Darah vena di antara katup di ekstremitas mengalir ke arah

9
jantung akibat kontraksi otot yang mengelilingi vena. Katup tidak terdapat pada vena di SSP,
v. kava inferior dan superior, dan v. visera.

Dinding vena, seperti dinding arteri, juga terdiri atas tiga lapisan atau tunika. Namun,
lapisan ototnya jauh lebih tipis. Tunika intima pada vena besar terdiri atas endotel dan
stratum subendotheliale. Di vena besar, tunika media tipis, dan otot polosnya bercampur
dengan serat jaringan ikat. Di vena besar, tunika adventisia adalah lapisan paling tebal dan
paling berkembang di antara ketiga tunika. Berkas longitudinal serat otot polos sering
ditemukan di lapisan jaringan ikat ini.

Dinding arteri dan vena yang besar terlalu tebal untuk menerima nutrien melalui
difusi langsung dari lumennya. Akibatnya, dinding ini dipasok oleh pembuluh darahnya
sendiri yang kecil yaitu vasa vasorum (vas sanguineum vasis sangunei). Vasa vasorum
memungkinkan terjadinya pertukaran nutrien dan metabolit dengan sel-sel di tunika
adventisia dan tunika media.

Kapiler adalah pembuluh darah terkecil, hampir sama dengan ukuran eritrosit (sel
darah merah). Terdapat tiga jenis kapiler: vas capillare continuum, vas capillare fenestratum,
vas capillare sinusoideum. Variasi struktural kapiler ini memungkinkan berlangsungnya
berbagai jenis pertukaran metabolik antara darah dan jaringan di sekitarnya.

Vas capillare continuum (continuous capillary) adalah jenis yang paling banyak,
ditemukan di otot, jaringan ikat, jaringan saraf, kulit, organ pernapasan, dan kelenjar
eksokrin. Pada kapiler ini, sel-sel endotel disatukan dan membentuk lapisan endotel solid
yang tidak pernah terputus. Vas capillare fenestratum (fenstrates capillary) ditandai oleh
lubang-lubang besar atau fenestra (pori) pada sitoplasma sel endotel yang dirancang untuk
pertukaran cepat molekul antara darah dan jaringan. Dapat ditemukan di kelenjar dan
jaringan endokrin, usus halus, dan glomeruli ginjal. Vas cappilare sinusoideum (disjunctum)
adalah pembuluh darah yang berjalan berkelok-kelok tidak teratur. Diameternya yang jauh
lebih besar memperlambat aliran darah. Pada lapiler ini jarang dijumpai taut sel endotel, dan
terdapat celah-celah lebar di antara masing-masing sel endotel. Karena membrana basalis di
bawah endotel tidak ada atau kurang sempurna, terjadi pertukaran langsung molekul antara
darah dan sel. Dapat ditemukan di hati, limpa, dan sumsum tulang.

Dinding jantung terdiri dari endokardium (tunika intima), miokardium (tunika media),
dan epikardium (tunika adventisia). Rangkanya mirip bangunan penyokong, tempat sebagian

10
besar otot jantung dan katup jantung melekat, dan sebagian besar terdiri atas jaringan ikat
padat. Bagian utamanya adalah septum membranaseum, trigonum fibrosum dan anulus
fibrosus. Jantung memiliki dua katup atrioventrikular masing-masing di kiri dan kanan.
Katup mitral menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup triskuspid
menghubungkan atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup ini berupa lempengan jaringan ikat
yang berpangkal pada anulus fibrosus. Terdapat fasciculus atrioventrikularis yang terletak di
sisi kanan dan kiri septum interventrikularis yang membentuk serat Purkinje (gambar 5).

Serat Purkinje lebih besar daripada serat jantung dengan lebih banyak glikogen dan
warna lebih terang. Merupakan bagian sistem konduksi jantung yang terletak di bawah
endokardium di kedua sisi septum interventrikularis. Serat ini bercabang-cabang ke seluruh
miokardium dan menyalurkan rangsangan melalui nexus ke seluruh jantung.5

Gambar 5. Histologi Otot Jantung

(Sumber: www.legacy.owensboro.kctcs.edu)

Mekanisme Kerja Jantung

Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk
menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan.Sistem
sirkulasi darah adalah suatu sistem tertutup yang mengatur dan mengalirkan darah di dalam
tubuh. Dikatakan tertutup karena pada keadaan normal tidak ada sarah yang berada diluar
wadah aliran darah. Wadah itu bias berupa pembuluh nadi, pembuluh balik, kapiler atau
rongga (=sinus) di organ tertentu. Darah adalah jaringan yang terdiri atas berbagai sel yang
terendam dalam medium cair yang disebut plasma. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari
daerah bertekanan lebih tinggi ke daerah bertekanan lebih rendah sesuai penurunan gradien

11
tekanan. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan mendistribusikan
darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian mengembalikannya ke jantung.
Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan disalurkan
dilarutkan atau diendapkan.6

PengaturanKerjaJantung

Jantung adalah satu organ memiliki empat ruang yakni atrium kiri dan kanan,
ventrikel kiri dan kanan yang ternyata berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Sisi kiri
jantung memompa darah ke sirkulasi sistemik, yang menjangkau seluruh sel tubuh kecuali
sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Sisi kanan jantung hanya memompa
darah ke sirkulasi paru (pulmonalis), yang mengalir hanya ke paru untuk mendapat oksigen
(gambar 6).

Sirkulasi sistemik

Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir ke
dalam ventrikel kiri melewati katup atrioventrikularis (AV). Katup ini disebut katup mitral.
Semua katup jantung membuka jika tekanan dalam ruang jantung atau pembuluh yang berada
di atasnya lebih besar dari tekanan di dalam ruang atau pembuluh yang ada di bawah.

Aliran keluar darah dari ventrikel kiri adalah menuju ke sebuah arteri besar berotot,
yaitu aorta. Darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta melalui katup semilunaris aorta. Darah
di aorta disalurkan ke seluruh sirkulasi sistemik, melalui arteri, arteriol, dan kapiler, yang
kemudian menyatu kembali untuk membentuk vena. Vena dari bagian bawah tubuh
mengembalikan darah ke vena terbesar; vena kava inferior. Vena dari bagian atas tubuh
mengembalikan darah ke vena kava superior. Kedua vena kava bermuara di atrium kanan.

Sirkulasi paru

Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yaitu
katup trikuspid. Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup keempat,
katup semilunar pulmonal, ke dalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang-cabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan
kiri, berturut-turut. Di paru, arteri pulmonalis bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan
kemudian kapiler. Masing-masing kapiler memperfusi alveolus yang merupakan unit
pernapasan. Semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi vena kecil, dan vena sedang

12
menjadi vena sedang. Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis besar. Darah
mengalir di dalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran
darah.6

Gambar 6. Sirkulasi Jantung Tubuh Manusia

(Sumber: Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003)

Siklus Jantung

Siklus jantung ( cardiac cycle) terdiri dari sistole dan diastole. Periode sistole adalah
manifestasi kontraksi jantung dan diastole merupakan manifestasi relaksasi jantung. Satu
siklus jantung memerlukan waktu 0,38-0,40 detik pada irama sinus yang normal dengan
frekuesi 80 denyut per menit, dengan sistole memerlukan waktu sepertiga dari seluruh waktu
siklus jantung, sedangkan dua per tiganya diperuntukkan bagi periode diastole. Siklus jantung
diawali oleh penyebaran impuls yang berasal dari simpul sinus seluruh bagian jantung
melalui sistem penghantar khusus. Dan setelah proses depolarisasi atrium selesai, maka ia
disusul oleh kontraksi dan mulainya depolarisasi ventrikel. Selanjutnya saat terjadi relaksasi
atrium, maka mulailah kontraksi ventrikel, dan seterusnya. Pada waktu depolarisasi atrium,
maka elektrokardiograf mencatat gambaran gelombang P sedangkan peristiwa
depolarisasinya tidak tampak karena segera setelah kontraksi atrium selesai, maka ia diikuti
gambaran kompleks QRS, sehingga gambarannya tertutup olehnya. Tetapi pada pembesaran

13
atrium, maka gambarannya akan muncul dan tampak sebagai gelombang P terbalik (inverted
P wave).

Jantung berkontraksi dan berelaksasi secara berirama dengan pusat kendali impuls
berasal dari simpul sinus. Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung terjadi selama
diastole ( diastolic filling ) dan pengeluarannya terjadi selama sistole ( sistolic ejection)
secara berirama dan secara serentak pada jantung kanan dan kiri. Perubahan mekanik jantung
akan menyebabkan perubahan tekanan, volume ventrikel dan tekanan atrium maupun aorta.
Pada akhir diastole, tekanan ventrikel hampir sama dengan tekanan atrium, sebab kedua
ruang tersebut berhubungan langsung melalui katup atrioventrikular yang masih membuka,
tetapi hanya sedikit atau hampir tidak ada darah yang mengalir di antara ruang-ruang
tersebut. Setelah alur rangsangan selesai di seluruh bagian atrium, kemudian segera terjadi
kontraksi atrium yang mampu meningkatkan tekanan intraatrium dan intraventrikular. Situasi
ini memnyebabkan volume reservoar di dalam ruang atrium mengalami kompresi dan
menyebabkan darah mengalir masuk ke ventrikel dan di lain pihak terdapat juga darah yang
kembali ke vena cava.7

Gambar 7. Siklus Jantung7

Pengaturan Curah Jantung

Jantung dapat berdenyut sendiri karena adanya keistimewaan pada otot-ototnya dan
adanya pemicu jantung (cardiac pacemaker). Walaupun demikian gerak jantung tetap di
bawah kontrol yang kuat dari susunan saraf otonom. Denyut jantung dipengaruhi oleh adanya
keseimbangan pengaruh parasimpatis yang menyebabkan efek perlambatan dan simpatis
yang menyebabkan efen percepatan. Rangsangan saraf vagus memiliki pengaruh yang kecil
pada fungsi ventrikel karena hanya sedikit serabut sarafnya yang memelihara otot-otot

14
ventrikel dan lebih banyak serabut-serabutnya terdapat pada simpul SA, simpul AV dan
atrium. Saraf simpatis mempunyai ujung-ujung saraf postganglionik yang tersebar merata di
seluruh bagian jantung, terutama pada ventrikel. Ujung-ujungnya mengeluarkan norepinefrin
yang pengaruhnya sangat dominan dibandingkan dengan norepinofrin yang berasal dari
medulla adrenalis.7

Gambar 8. Pengaturan Curah Jantung7

Aktifitas listrik dan potensial aksi jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang dikenal sebagai
otoritmisitas. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung: sembilan puluh sembilan persen sel
otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel
pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya,
sebagian kecil sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri
mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-
sel pekerja.8

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas pertama nodus sinoatrium (SA)
yaitu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena kava superior
dan dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis persarafan otonom. Nodus ini mengatur
frekuensi kontraksi irama, maka disebut pemacu jantung (pacemaker). Kedua nodus
atrioventrikel (AV) yaitu sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium
kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel dan bekerja menunda impuls

15
seperatusan detik, sampai ejeksi darah atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikular.
Ketiga berkas His (berkas atrioventrikel/AV) yaitu sekelompok besar serabut Purkinje yang
berasal dari nodus AV dan membawa impuls di sepanjang septum interventrikularis menuju
ventrikel. Berkas ini bercabang kiri dan kanan. kiri memanjang di sisi dalam ventrikel kiri
dan bercabang ke dalam serabut otot jantung kiri, dan kanan memanjang di sisi dalam
ventrikel kanan. Serabut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje kecil yang menyatu
dalam serabut otot jantung untuk memperpanjang impuls.1

Dari nodus SA, depolarisasi menyebar dengan cepat ke kedua atrium, dan segera
mencapai nodus AV. Pada saat depolarisasi mencapai nodus AV, sinyal elektris mengalami
perlambatan sesaat sebelum dihantarkan ke ventrikel. Selama perlambatan ini, atrium
mencapai ambang potensial aksi dan mulai berkontraksi, memompa seluruh darahnya ke
dalam ventrikel. Sementara kontraksi atrium berlangsung, depolarisasi elektris menyebar
melalui nodus AV ke bawah melalui serabut otot khusus menuju daerah ventrikel yaitu
berkas His. Depolarisasi kemudian menyebar dengan cepat melalui percabangan berkas di
kiri dan kanan septum interventrikularis, dan dari sana, bergerak ke bawah ke kelompok
serabut penghantar khusus yang ekstensif dan meluas yang disebut serabut Purkinje. Pada
jantung normal, bagian apeks ventrikel terdepolarisasi pertama kali, setelah gelombang
depolarisasi naik ke atas atrium. Gelombang ini memungkinkan untuk mengejeksi atau
mengeluarkan darah dari atrium.

Impuls listrik dari pacemaker merangsang sel otot jantung dan menimbulkan
serangkaian perubahan. Seperti sel otot rangka, sel otot jantung melepaskan potensial aksi
ketika bagian dalam sel menjadi lebih positif secara signifikan dibandingkan dengan bagian
luar sel. Seperti otot rangka, potensial aksi terjadi jika saluran natrium sensitif-voltase terbuka
di dalam membran sel, mengakibatkan masuknya ion natrium bermuatan positif. Kondisi ini
disebut fase 0 potensial aksi jantung memiliki karakteristik perubahan yang cepat dalam
potensial membran, dari sekitar -80 mV intraselular menjadi intraselular bernilai positif
sekitar 20-25 mV (gambar 5). Penutupan saluran natrium terjadi sangat cepat, menandai
berakhirnya fase 0. Dilanjutkan dengan fase 1, fase depolarisasi. Selama fase 1, saluran
natrium menutup di dalam membran sel dan ion kalium bermuatan positif terakumulasi di
dalam sel, mencegah potensial membran kembali ke keadaan intirahat (negatif). Penutupan
saluran kalium yang segera dilanjutkan dengan awitan potensial aksi tidak terjadi di otot
rangka; pada otot jantung, penutupan ini menyebabkan perlambatan repolarisasi. Proses yang
memanjang terus-menerus dilanjutkan selama fase berikutnya, fase 2, saat ion kalsium mulai

16
masuk ke dalam sel melalui kalsium yang ada di membran sel. Hal ini meningkatkan kalsium
intraseluler memicu pembukaan yang lain, yaitu kalsium lambat yang berlokasi di dalam
membran retikulum sarkoplasma, suatu kompartemen atau tempat penyimpanan untuk
kalsium intraselular. Proses ini disebut “kalsium penstimulasi pelepasan kalsium”,
mengakibatkan kadar kalsium intraselular yang terus meningkat, mencapai kadar yang efektif
untuk menggerakkan troponin lepas dari tropomiosin dan selanjutnya memicu sel otot untuk
berkontraksi. Pergerakan masuknya kalsium yang lambat juga memperpanjang repolarisasi
selular. Fase 3 adalah fase repolarisasi akhir, dan terjadi ketika arus masuk kalsium menurun
dan aliran keluar ion kalium melewati “saluran pengorek lambat” mulai terjadi yang akhirnya

Gambar 9. Potensial Aksi Jantung

(Sumber: Corwin, EJ. Patofisiologi : buku saku. Ed. 3. Jakarta: EGC, 2009)

membuat potensial membran kembali ke nilai istirahat negatif. Kadar kalsium intraselular
menurun, yang ditandai dengan pergerakan kalsium keluar dari saluran membran dan melalui
transpor aktif kalsium kembali ke tempat penyimpanan retikulum sarkoplasmik. Pada saat
kalium turun, sel berelaksasi dan jantung masuk ke tahap diastole (pengisian). Sel tetap
dalam fase 4, fase potensial istirahat, sampai kembali distimulasi untuk mengalami potensial
aksi. Potensial aksi yang memanjang sangat bermakna, karena hal ini menyebabkan potensial
aksi kedua tidak mungkin dapat dibangkitkan sebelum yang pertama selesai, sehingga
memastikan sel jantung tidak akan mengalami sumasi dan kontraksi tetani. Jika jantung
mengalami proses tetani, jantung akan berhenti memompakan darah keluar karena jantung
tidak mampu untuk berelaksasi dan mengisi darah di antara denyutan.6

Pemeriksaan EKG

17
Alat ini merekam aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta
membentuk gelombang dan kompleks yang spesifik. Aktivitas listrik tersebut di dapat
denganmenggunakan elektroda di kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG. Jadi
EKG merupakan voltmeter yang merekam aktivitas listrik akibat depolarisasi sel otot
jantung.8

Untuk menghasilkan perbandingan standar, rekaman EKG rutin terdiri dari dua belas
sistem elektroda konvensional, atau lead . Sewaktu sebuah mesin elektroda kardiogram
dihubungkan dengan elektroda pencatatan di dua titik pada tubuh, susunan spesifik dari tiap-
tiap pasangan koneksi itu disebut lead. Kedua belas lead tersebut masing-masing
merekamaktivitas listrik dijantung dari lokasi yang berbeda-enam susunan listrik dari
ekstermitas danenam lead dada di berbagai tempat disekitar jantung. Kedua belas lead
tersebut digunakansecara rutin di semua rekaman EKG sebagai dasar untuk perbandingan dan
untuk mengenaliadanya deviasi dari normal.9

Interpretasi mengenai konfigurasi gelombang yang direkam dari setiap lead


bergantung pada pengetahuan menyeluruh mengenai rangkaian penyebaran eksitasi
di jantung serta posisi jantung relative terhadap penempatan elektroda. EKG
normalmemperlihatkan tiga bentuk gelombang tersendiri: gelombang P, kompleks QRS,
dangelombang T. (huruf-huruf tersebut tidak menyatakan hal khusus kecuali urutan
gelombang.Eithoven sekedar menggunakan alphabet tengah ketika member nama
gelombang-gelombang tersebut).

EKG normal menunjukkan:9

 Gelombang P : dihasilkan oleh kontraksi atrium, selama 0,10 detik


 Kompleks QRS : dihasilkan oleh kontraksi ventrikel, berlangsung sampai 0,09detik
 Gelombang T : dihasilkan oleh relaksasi ventrikel
 Interval PR : waktu yang dibutuhkan impuls untuk melalui berkas ventrikel

18
Gambar 10. Tempat Peletakan lead EKG9

Kesimpulan
Sakit pada dada seperti pada scenario dipengaruhi oleh mekanisme kerja jantung yang
mencakup aktivitas listrik jantung, siklus jantung, mekanisme pompa jantung, enzim pada
jantung, serta dipengaruhi oleh struktur makro maupun mikro jantung dan dapat diketahui
dengan pemeriksaan EKG.

19
Daftar Pustaka
1. Sherwood.L.Fisiologi manusia dari sel ke sistem.Edisi 6.Jakarta:EGC,2009.h.327-9.
2. Sloane.E.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC,2003.h.228-36.
3. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5.
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-12.

5. Eroschenko.VP.Atlas histologi diFiore: dengan korelasi fungsional.Edisi 11.Jakarta:


EGC,2010.h.179-88.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2001.h.257-67.

7. Masud.I.Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler.Jakarta:EGC,2001.h.17-47.

8. Corwin.EJ. Patofisiologi: buku saku.Edisi 3.Jakarta: EGC,2009.h.442-52,457-8,466-


8.
9. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern. Jakarta: EGC; 2003.h.107-9.

20

Anda mungkin juga menyukai