Anda di halaman 1dari 11

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal Ujian :
Tindakan : PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

No KEGIATAN 0 1 2
1 Pastikan kebutuhan klien
2 Pesiapkan alat
 Meteran
 Termometer
 Spigmomanometer
 Stetoskop
 Refleks hammer
 Snellen chart
 Tongue blade
 Sarung tangan
 Pen light
 Jam tangan
 Bengkok
 Mainan
3 Jelaskan prosedur pada klien
4 Dekatkan alat-alat ke klien
5 Tutup sampiran
6 Cuci tangan
7 KEPALA
1. Inspeksi kesimetrisan kepala, bentuk tulang kepala pada
anak
2. Palpasi daerah kepala apakah ada nyeri tekan, oedem atau
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

tidak pada anak


3. Ukur lingkar kepala anak
8 WAJAH
1. Inspkesi bentuk dan ukuran roman muka.
2. Inspeksi ekspresi waja pada anak khususnya disekitar mata
dan mulut
3. Inspeksi kesimetrisan llipatan-lipatan nasolabial ketika anak
menangis dan tertawa
9 MATA
1. Inspeksi gerak mata lebar (hipertelorisme) atau lebih kecil
(hipotelorisme)
2. Inspeksi lipatan vertical yang menutupi kantus
3. Inspeksi kemiringan pandangan mata
4. Inspeksi kelopak mata terhadap penempatan yang tepat
5. Inspeksi alis mata terhadap kesimetrisan dan pertumbuhan
rambut alis
6. Inspeksi distribusi dan kondisi bulu mata
7. Periksa kelopak mata terhadap warna, pembengkakan,
rabas dan lesi
8. Periksa warna konjungtiva dan sclera dengan menarik
kelopak mata ke bawah ketika anak melihat ke atas
9. Inspeksi pupil dan iris mengenai warna, bentuk dan ukuran
iris, apakah ada peradangan atau tidak
10. Periksa ukuran, kesamaan dan respon pupil terhadap cahaya
11. Uji reflex cahaya kornea : kaji adanya strabismus dengan
menyorotkan cahaya secara langsung ke mata dari jarak
sekitar 40,5 cm dengan menggunakan pen light kemudian
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

amati refleks pupil


12. Cover test : minta anak untuk melihat hidung perawat,
kemudian tutup salah satu mata anak. Amati apakah mata
yang tidak ditutup bergerak
13. Uji lapang pandang : minta anak untuk mengikuti jari atau
objek yang bercahaya melalui 6 lapangan pandang utama
14. Uji snellen : gantungkan kartu snellen padan dinding yang
berwarna terang dengan posisi yang tepat. Suruh anak
berdiri 6,1 m kemudian mulailah pemeriksaan, lakukan
pemeriksaan dengan kacamata jika anak menggunakannya.

10 HIDUNG
1. Inspeksi ukuran dan bentuk hidung
2. Amati Nares eksternal terhadap pelebaran, rabas,
Pengelupasan, dan bau.
3. Inspeksi rongga hidung dengan menggunakan penlight
amati keutuhan, warna, dan konsistensi mukosa dan posisi
septum
4. Tes penciuman pada anak dengan menggunakan kopi dan
lemon
5. Palpasi diatas alis mata dan setiap sisi hidung untuk
menentukan adanya nyeri tekan

11 MULUT
1. Inspeksi bibir terhadap warna, kesimetrisan, kelembaban,
pembengkakan, lesi dan fisura
2. Periksa batas tepi bukal, gusi, lidah dan palatum terhadap
kelembaban, keutuhan dan perdarahan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

3. Inspeksi kebersihan rongga mulut apakah adanya sariawan


amati adanya bau atau halitosis
4. Periksa lidah terhadap gerakan dan bentuk, biasanya anak
diminta untuk menyentuhkan ujung lidah ke langit-langit
mulut
5. Periksa gigi terhadap jumlah jenis keadaan dan oklusi /
gigi bertemu
6. Periksa tonsil dengan menganjurkan anak untuk membuka
mulut dan mengatakan “ahh”
7. Amati uvula selama pembesaran tonsil
8. Amati kualitas suara
12 LEHER
1. Letakan anak pada posisi duduk
2. Gerakan kepala dan leher anak dengan ROM yang penuh
3. Periksa leher apakah ada pembengkakan, selaput, lipatan
kulit tambahan dan distensi vena
4. Lakukan palpasi pada trakea dengan menempatkan ibu jari
pada salah-satu sisi trakea dan jari telunjuk disisi lainnya
geser jari keatas dan kebawah ketika leher anak agak
hiperekstensikan
5. Lakukan palpasi pada kelenjar tiroid dengan berdiri
dibelakang anak dan leetakan jari-jari atau tangan anda
dengan lembut diatas area kelenjar (didasar leher).
Kelenjar naik ketika anak menelan.

13 TELINGA
1. Periksa penempatan dan posisi telinga
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

2. Amati penonjolan dan dataran telinga


3. Periksa struktur luar dan ciri-ciri yang tidak normal
4. Periksa saluran telinga luar terhadap higiene, rabas dan
pengelupasan
5. Tarik aurikel
6. Palpasi tulang mastoid untuk mengetahui adanya nyeri
tekan
7. Tes pendengaran
a. Pra sekolah : berdiri 0,6 sampai 0,9 meter di
depan anak dan beri perintah seperti “Tolong
berikan boneka itu kepada saya”
b. Anak usia sekolah : berdiri kira-kira 0,3 m di
belakang anak. Perintahkan anak untuk menutup
satu telinganya. Suruh anak untuk mengulangi
apa yang didengar ketika anda angka membisikan
angka-angka dengan perintah yang acak. Ulangi
proses tersebut dengan telinga lainnya.
c. Uji Rinne (untuk membandingkan hantaran udara
dan tulang) : pukulkan garputala pada telapak
tangan anda, kemudian letakan batang garputala
ke prosesus mastoideus anak. Ketika anak
menunjukan bahwa suara tidak terdengar lagi,
dekatkan gigi garputala ke meatus eksternum
salah satu telinga dan tanya anak apakah suara
dapat didengar. Ulangi proses tersebut ke telinga
lainnya.
d. Uji Weber (untuk membedakan tuli konduktif dari
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

tuli sensorineural) : pukulkan garputala pada


telapak tangan dan letakan batang garputala pada
garis tengah kepala anak. Tanya anak dimana
suara terdengar paling jelas.
e. Pemeriksaan otoskopik
i. Pilih speculum yang terbesar yang pas masuk
ke dalam lubang telinga. Pegang otoskop
dalam posisi terbalik.
ii. Periksa lubang telingaapakah ada benda asing.
iii. Luruskan lubang telinga. Pada anak yang
lebih muda dari 3 tahun, tarik lobules telinga
pelan-pelan ke bawah dan ke arah luar. Pada
anak yang lebih dari 3 tahun, tarik pinna ke
atas dan ke belakang. Masukan speculum ke
lubang telinga.
iv. Periksa lubang telinga terhadap lesi, rabas dan
serumen
v. Periksa membrane timpani dan warnanya
14 THORAKS DAN DADA
1. Kaji dada terhadap stridor, serak, dengkur, mengi dan batuk
2. Inspeksi nares eksternal terhadap pengembangan
3. Inspeksi bantalan kuku terhadap warna dan clubbing
4. Inspeksi warna badan anak
5. Periksa thoraks terhadap kesimetrisan dan abnormalitas
6. Perhatikan ukuran payudara dalam hubungan dengan umur
anak
7. Amati dada terhadap retraksi atau tarikan kedalam area
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

supraklavikula, trakea, substernal dan intercostal ada


pembengkakan atau penonjolan atau tidak
8. Amati jenis pernapasan anak
9. Palpasi terhadap fremitus taktil menggunakan telapak tangan.
Gerakan secara simetris ketika anak mengucapkan 77
10. Lakukan perkusi pada dada anterior dan posterior. Lakukan
perkusi di sela iga. Anak dapat duduk atau berbaring ketika
dada anterior di perkusi dan duduk ketika dada posterior di
perkusi. Bunyi normalnya akan terdengar :
a. Resonan (bunyi rendah, panjang) terdengar di atas
seluruh permukaan paru
b. Pekak dapat terdengar di sela iga kanan ke 5 karena ada
hati dan di atas sela iga kiri ke 2 sampai ke 5 karena
ada jantung
c. Timpani (bunyi keras, musical) dapat terdengar di atas
sela iga kiri ke 6.
11. Lakukan auskultasi di lapang paru dari apeks sampai ke dasar
paru. Anak-anak diminta untuk menarik napas. Bunyi napas
normalnya lebih keras dan kasar disebabkan karena tipisnya
dinding dada.

15 JANTUNG
1. Inspeksi kesimetrisan gerakan dada
2. Inspeksi anak terhadap kesukaran bernapas
3. Inspeksi anak terhadap sianosis, bercak dan edema
4. Periksa bantalan kuku anak terhadap clubbing memanjang atau
melebar
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

5. Palpasi pada dada anterior terhadap denyut apical atau Titik


Impuls Maksimal, biasanya dirasakan pada sela iga ke 4
6. Perkusi jantung dari area aorta sampai area mitral
7. Auskultasi dimulai dari sela iga kanan ke 2 (area aorta ke area
pulmonal) kemudian bergerak ke bawah ke area tricuspid dan
area mitral.
16 ABDOMEN
1. Inspeksi kontur abdomen ketika anak sedang berbaring atau
terlentang
2. Inspeksi warna dan keadaan kulit abdomen. Perhatikan adanya
jaringan perut dan ekimosis
3. Inspeksi umbilicus terhadap warna, bau, rabas, inflamasi dan
herniasi
4. Auskultasi terhadap bising usus dengan menekan stetoskop di
atas abdomen. Dengarkan di empat kuadran dan hitung selama
1 menit penuh atau dengarkan selama 5 menit
5. Lakukan perkusi pada semua area abdomen.
 Bunyi pekak atau flatness normalnya ditemukan sepanjang
batas iga kanan dan 1-3 cm di bawah batas iga dari hepar
 Bunyi pekak di atas simfisis pubis menunjukkan kandung
kemih
 Timpani normalnya terdengar di seluruh abdomen
6. Palpasi abdomen di setiap kuadran, apakah terdapat nyeri tekan
atau tidak. Lakukan palpasi ringan dan palpasi dalam
7. Palpasi terhadap hernia inguinal dengan menyelipkan jari yang
kecil ke dalam saluran inguinal di dasar skrotum
8. Lakukan palpasi terhadap hernia femoralis dengan menemukan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

nadi femoralis letakan jari telunjuk di atas nadi dan jari manis
di bagian tengah medial terhadap kulit. Jari manis di atas area
dimana herniasi terjadi.

17 GENETALIA
a. Anak perempuan
1. Inspeksi mons pubis terhadap rambut. Perhatikan warna,
kualitas, jumlah dan distribusi rambut jika ada
2. Inspeksi labia mayor dan labia minor terhadap ukuran,
warna, integritas kulit dan masa
3. Inspeksi uretra dan lubang vagina terhadap edema,
kemerahan dan rabas
b. Anak laki-laki
1. Inspeksi penis terhadap ukuran, warna dan intensitas kulit
2. Inspeksi meatus urinarius terhadap bentuk, letak, rabas dan
alserasi
3. Inspeksi kualitas jumlah dan distribusi rambut pubis
4. Inspeksi skrotum terhadap warna, kesimetrisan, edema,
masa dan lesi
5. Lakukan palpasi pada testis dan kantung skrotum.
18 ANUS
1. Dengan posisi anak tengkurap periksa bokong dan paha.
Inspeksi kulit sekitar daerah terhadap kemerahan
2. Inspeksi anus terhadap tanda-tanda fisura (robek pada
mukosa), hemoroid, (penonjolan berwarna hitam), prolapses
(penonjolan seperti tabung yang lembab), polip (penonjolan
merah terang) dan pertumbuhan ke luar yang kecil.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

19 EKSTERMITAS
1. Inspeksi cara berjalan anak
2. Inspeksi lengkung tulang belakang anak dan perhatikan
kesimetrisan pinggul dan bahu.
3. Lakukan pemeriksaan terhadap skoliosis dengan menyuruh
anak membungkuk dan mengamati anak dari depan, belakang
dan samping
4. Perhatikan mobilitas tulang belakang, khususnya tulang servikal
5. Laukan Paplasi pada ekstermitas bagian atas. Perhatikan
ukuran, warna, mobilitas sendi dan abnormalitas pada
ekstermitas atas. Periksa lipatan telapak tangan
6. Kaji kekuatan ekstermitas atas dengan meminta anak untuk
meremas jari anda
7. Lakukan palpasi pada ekstermitas bawah. Kaji terhadap
abnormalitas
8. Kaji terhadap genu varum (kaki pengkar ke dalam) atau genu
valgum (kaki pengkar keluar) dengan menyuruh anak untuk
berdiri dengan merapatkan pergelangan kaki
9. Kaji terhadap clubfoot dengan menggores telapak kaki bagian
dalam dan bagian luar. Amati apakah kaki mempunyai sudut
yang normal ke tungkai ketika distimulasi
10. Kaji anak terhadap iritasi meningeal dengan memfleksi pinggul
dan kemudian meluruskan setiap lutut
11. Kaji terhadap dislokasi pinggul kongenital
12. Kaji kekuatan ekstermitas bawah dengan meminta anak untuk
mendorong tangan anda dengan telapak kaki.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG


PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN

LEMBAR OBSERVASI

20 Tanya respon pasien

21 Lepaskan masker dan handscoon


22 Fase terminasi dan buka sampiran
23 Cuci tangan
24 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
TOTAL NILAI

PRESENTASE

Keterangan :

 Nilai 2 : Tindakan dilakukan sempurna


 Nilai 1 : Tindakan dilakukan tidak sempurna
 Nilai 0 : tindakan tidak dilakukan sama sekali
 Presentase : total nilai X 100%

48

 Lulus ujian praktek


Apabila mahasiswa mampu melakukan prasat dengan presentase minimal 80

Tanggal
Mahasiswa yang diuji Penguji

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai