Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH


“PENGAMBILAN SAMPEL DAN PENGAMATAN PROFIL
TANAH DI LAHAN PERCOBAAN KARANG KITRI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Dasar-dasar Ilmu
Tanah

Disusun oleh:
Nama : Arlita Marcelina Fransisca
Kelas : III C
NIM : 4442180084

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat anugerahnya saya dapat menyelesaikan penulisan laporan “Pengambilan
Sampel dan Pengamatan Profil Tanah Di Lahan Percobaan Karang Kitri” ini.
Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang di berikan oleh dosen pengampu, Putra Utama, SP.,MP maupun asisten
laboratorium, yaitu Elfrisda Miami Asrul Sany, juga untuk lebih memperluas
pengetahuan saya.
Saya telah berusaha untuk menyusun laporan ini dengan baik, namun saya
juga menyadari bahwa saya masih memiliki kekurangan dan kesalahan-kesalahan
baik dari segi penulisan, isi, maka saya mohon maaf serta kesediaan dosen
pengajar dan asisten laboratorium untuk memberi saran serta kritik supaya laporan
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Serang, November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanah.............................................................................3
2.2 Profil Tanah ....................................................................................4
2.3 Sifat-Sifat Tanah..............................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................8
3.2 Alat dan Bahan................................................................................8
3.3 Cara Kerja.......................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil..............................................................................................13
4.2 Pembahasan...................................................................................14
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan........................................................................................16
5.2 Saran..............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
LAMPIRAN................................................................................................18

2
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah...............................................................13
Tabel 2. Pengamatan Profil Tanah..........................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup,
bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.

Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan


berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari
sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis
dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga
biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil
tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih
rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.

Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara
pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari
perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut contoh tanah satelit.
Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai
tingkat kesuburan tanah disebut contoh tanah komposit. Pengambilan contoh
tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan
pengambilan secara individu. Ada lagi contoh tanah yang diambil dengan
pengambilan sampel (core) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya
digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena
strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang
sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.

Oleh karena itu maka perlu di lakukan praktikum pengamatan profil tanah,
sehingga mempunyai gambaran umum tentang potensi tanah untuk mendukung
pertumbuhan tanaman.

1
1.2 Tujuan

Tujuan praktikum dasar-dasar ilmu tanah tentang pengambilan sampel dan


pengamatan profil tanah di lahan percobaan Karang Kitri, yaitu :

1. Agar mahasiswa mengetahui cara pengamatan sampel tanah.


2. Agar mahasiswa dapat melakukan analisis sifat fisik tanah di lapang.
3. Agar mahasiswa dapat membedakan lapisan horizon tanah dan kemiringan
lereng di lapang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah


Tanah menurut soil survey staff adalah kumpulan benda alami di permukaan
bumi yang setempat- setempat dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari
bahan-bahan tanah, mengandung gejala-gejala kehidupan dan menopang atau
mampu menopang pertumbuhan tanaman di lapangan. Tanah meliputi horizon-
horizon tanah yang terletak di atas bahan batuan dan terbentuk sebagai hasil
interksi sepanjang waktu dari iklim, mahkluk hidup (organism), bahan induk dan
relief (topogrofi) (Rayes, 2006).
Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka
daratan bumi. Tanah terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang
bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan
morfologi. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan
hidup bagi hewan dan manusia. Tanah merupakan sistem ruang waktu, bermata
empat (Sutanto, 2005).
Tanah memiliki fungsi sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai
tempat dari akar tumbuhan dan air tanah tersimpan. Bahan organik mempunyai
peranan yang penting di dalam tanah terutama terhadap sifat-sifat tanah. Pengaruh
bahan organik terhadap tanah antara lain bahan organik dapat mendorong
meningkatkan daya mengikat air dan mempertinggi jumlah air tersedia untuk
kebutuhan tanaman. Bahan organik dalam tanah dapat menyerap air 2–4 kali lipat
yang berperan dalam ketersediaan air tanah (Simanjuntak et al., 2012).
Tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman.Tanah terbentuk melalui proses
pelapukan bahan baku tanah,dalam hal ini bantuan sebagai bahan induk tanah
mineral dan bahan organik sebagai bahan induk organik.Bahan induk yang
berbeda mempunyai komposisi mineral yang berbeda yang penting dalam proses
pembentukan tanah (Syamsu,2012).

2.2 Profil Tanah


Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan
kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan-keadaan tanah dan keperluan

3
penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dinamakan
muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak
demikian karena ada rongga-rongga udara (Wijaya, 2013).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan
kedalman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan
penelitiannya (Sutejo & Kartasapoetra, 1991).
Menurut Brady (1974) setiap tanah itu, horison-horisonnya mencirikan dan
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman tingkat tinggi.Pada suatu profil tanah
yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang membentuk tanah.Adanya
lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya perombakan yang tidak
sama. Lain halnya pada tanah yang tergolong entisol, disini lapisan-lapisan
merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan-lapisan
yang terbentuk sebagaimana kita lihat pada profil tanah dapat dikatakan tidak
selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali batas-batasnya agak kabur dan
kejadian demikian akan menyulitkan dalam penelitian (Sutejo & Kartasapoetra,
1991).

2.3 Sifat-Sifat Tanah

2.2.1 Sifat Fisik Tanah

1. Tekstur
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada
kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan
relatif pasir, debu, dan tanah liat.Laju dan berapa jauh berbagai reaksi fisika dan
kimia penting dalam pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur ini
menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya reaksi (Tan, 1992).

2. Struktur
Menurut Pandutama (2003) struktur tanah adalahpengelompokan/pengaturan
partikel tanah kedalam agregat atau kumpulan yang mantap.Struktur yang baik
ditandai dengan penetrasi air menjadi lebih baik, kemampuan tanah memegang air

4
tinggi, mudah untuk digarap, mudah ditembus akar, air dapat mengalir dengan
baik, tersedianya nutrisi dan internal drainasenya bagus.

3. Konsistensi
Menurut L.D. Baver dalam “Soil Physics” (1965), konsistensi tanah dapat
ditakrifkan sebagai daya kohesi dan adhesi tanah pada berbagai kelembaban.
Menurut Baver pula, Atterberg (tokoh pemula peneliti dan yang menggolong-
golongkan konsistensi tanah dalam kaitannya dengan kadar lengas) telah
melakukan klasifikasi dan penetapan konsistensi tanah sebagai berikut:
a. Konsistensi lekat, memili tanda-tanda dapat melekati atau melengketi macam-
macam bahan (benda) yang mengenainya.
b. Konsistensi liat atau plastik, memiliki tanda-tanda liat dan atau kemampuan
untuk diubah-ubah bentuknya.
c. Konsistensi lunak, memiliki tanda-tanda kegemburan.
d. Konsistensi keras, memiliki kekhususan sebagai gumpalan tanah yang keras,
dan bila dibelah akan pecah-pecah.

4. Porositas
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun
mikro terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso
terisi oleh udara. Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan
drainase tanah (Foth, 1994).

Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori
kasar ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang.
Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat
(Pairunan, 1985).

Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai


porositas yang terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat
memperbesar porositas, namun dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu, untuk memperbesar porositas
tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan penambahan bahan organik
atau melakukan pengolahan tanah secara minimum. Pengolahan tanah berlebih

5
akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas dapat diperoleh jika
diketahui nilai bulk density dan partikel densitynya (Hardjowigeno, 2010).

5. Suhu
Suhu tanah demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya dilakukan
pada kedalam 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100cm.Pengaruh suhu tanah
terhadap tanaman yaitu pada perkecambahan biji, pada aktivasi mikroorganisme,
dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor
luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari
keawanan,curah hujan, angin dan kelembapan udara sedangkan faktor internal
yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan
warna tanah(Ance, 1986).

6. Warna tanah
Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat, putih,
dan hitam serta warna-warna tanah di antara warna-warna tersebut, sedangkan
yang berwarna hijau dan lembayung jarang sekali ditemui. Warna tanah itu tidak
murni, dalam suatu warna coklat misalnya, di sana sini sering terdapat tambahan
berupa kumpulan titik dan corengan merah, kuning, atau warna gelap (hitam).
Warna coklat merupakan warna dasar, sedangkan warna merah, kuning, ataupun
hitam merupakan warna noda atau warna bercak (Kohnke, 1968).

2.2.2 Sifat Kimia Tanah

1. Derajat Kemasaman Tanah (pH)


pH tanah adalah satuan derajat yang dipergunakan untuk menentukan tingkat
keasaman atau kebasaan terhadap tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak
langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk
tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH
lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi,

6
asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu
tanaman (Hardjowigeno, 2010).

2. C-Organik
Bahan organik tanah merupakan hasil perombakan dan penyusunan yang
dilakukan jasad renik tanah, senyawa penyusunnya adalah tidak jauh berbeda
dengan senyawa aslinya, yng tentunya dalam hal ini ada berbagai tambahan bahan
seperti glukosamin (hasil metabolis jasad renik) (Sutedjo & Kartasapoetra, 1991).
Sifat fisika yang dipengaruhi bahan organik adalah kemantapan agregat
tanah, dan selain itu sebagai penyedia unsur-unsur hara, tenaga maupun
komponen pembentuk tubuh jasad dalam tanah (Brady, 1974).

3. N-Total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot
tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah, 2004).

Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah (bahan organik halus
dan bahan organik kasar), pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara, pupuk,
dan air hujan (Hardjowigeno, 2010).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

7
Kegiatan pengambilan sampel dilakukan pada hari Selasa-Rabu 22-
23Oktober 2019 pukul 07.00 – 09.00 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kampung Cikuya, Desa Sindang Sari,
Kecamatan Pabuaran, Kota Serang, Provinsi Banten. Dan kegiatan analisis sifat
fisik dan sifat kimia tanah dilakukan pada hari Selasa-Rabu 29-30 Oktober 2019
pukul 07.00 – 09.000 di lantai 1 gedung laboratorium bioteknologi Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain ring sample, buku
“MunsellSoilColorChart”, bagan segitiga tekstur, cangkul, pisau, label, ATK,
cawan petri, neraca analitik, bor biopori, mesh diameter, soilmoisture meter, oven,
timbangan biasa, kertas penimbang contoh tanah, piknometer, botol pembilas,
abney level, alu dan mortar, serta nampan.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain aquades, sampel tanah
kontrol dan komposit, aseton, ethylalcohol95%, tisu, plastik, dan air.

3.3 Cara Kerja


Adapun langkah – langkah yang dilakukan pada kegiatan praktikum kali ini
yaitu :
3.3.1 Pengambilan Sampel Tanah
A. Sifat Fisik Tanah
1. Alat disiapkan kemudian ditimbang ring sampel di neraca duduk dan
dicatat hasil beratnya (Lampiran 1).
2. Permukaan tanah dibersihkan terlebih dahulu dari rerumputan
(Lampiran 2).
3. Tanah dicangkul agar lebih mudah mengambil sampel tanah
(Lampiran 3).
4. Ring sampel diletakkan pada tanah dengan bagian ujungnya yang
runcing menghadap ke bawah (Lampiran 4).

8
5. Dibuat lubang disekitaran ring sampel dan kemudian digali agar ring
sampel dapat dengan mudah ditekan dan dimasukkan ke dalam tanah
(Lampiran 5).
6. Ring sampel yang telah berada di tanah kemudian diambil dan
permukaannya diratakan dengan menggunakan pisau (Lampiran 6).
7. Ring sampel ditutup dengan tutupnya agar tidak terkontaminasi
udara dan dibungkus dengan alumuniumfoil (Lampiran 7).
8. Sampel tanah didiamkan selama 24 jam dan dianalisis di
laboratorium.
9. Ditimbang di neraca duduk berat ring + tanah atau sampel (Lampiran
8).
10. Cawan porselindioven terlebih dahulu selama 5 menit dengan suhu
105°C.
11. Cawan porselin yang telah dioven dimasukkan ke dalam desikator
selama 5 menit.
12. Setelah itu cawan poselin ditimbang di neraca analitik dan dicatat
hasil beratnya, kemudian neraca analitik di tare dengan posisi cawan
porselin masih di dalamnya (Lampiran 9).
13. Sampel tanah yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam cawan
porselin dan ditimbang seberat 10 gram (Lampiran 10).
14. Setelah ditimbang, cawan porselin + tanah dioven selama 24 jam
dengan suhu 105°C.
15. Diambil sampel tanah yang telah dioven selama 24 jam dan
kemudian didiamkan di desikator selama 5 menit (Lampiran 11).
16. Sampel tanah yang telah dioven tadi kemudian ditimbang lagi
dengan neraca analitik dan dicatat hasilnya (Lampiran 12).
17. Dihitung volume ring sampel dengan rumus πr2t.
18. Berdasarkan data-data yang telah didapat maka dihitung Berat
Kering Udara (BKU) untuk Bobot Isi, Berat Kering Mutlak (BKM)
untuk Bobot Isi, Berat Kering Mutlak (BKM) Kadar Air, % Kadar
Air, Bobot Isi, dan % Porositas.

9
B. Sifat Kimia Tanah
1. Alat disiapkan (Lampiran 13).
2. Tanah diberi air terlebih dahulu agar permukaannya menjadi lunak.
3. Titik pengambilan sampel tanah dibersihkan dari gulma rumput-
rumputan (Lampiran 14).
4. Bor tanah ditancapkan kedalam tanah yang sudah bersih dari gulma,
agar tanah terambil (Lampiran 15).
5. Bor tanah diangkat sehingga lahan menjadi lubang (Lampiran 16).
6. Tanah dimasukkan kedalam plastik.
7. Tanah yang telah didapat diletakkan di plastik, didiamkan selama 3
hari dan kemudian dianalisis di laboratorium.
3.3.2 Tekstur Tanah
A. Di Lapangan
1. Diambil sampel tanah yang akan diamati.
2. Diletakkan sedikit tanah tersebut di atas tangan atau diantara jari-jari
tangan.
3. Dibasahi tanah tersebut sedikit demi sedikit dengan air hingga terasa
tekstur tanah yang dapat dirasakan (Lampiran 17).
4. Dianalisis tekstur tanah yang terasa tersebut dari segi kekasarannya,
kelicininannya, dan kelengketannya.
5. Setelah dirasakan tingkat kekasaran, kelicinan dan kelengketannya,
maka dibandingkan hasil perasaan tersebut dengan tabel yang
terdapat pada modul dan kemudian ditentukan teksturnya.
B. Di Laboratorium
1. Disiapkan sampel tanah dan juga plastik panjang (Lampiran 18).
2. Tanah dimasukkan ke dalam plastik panjang tersebut secukupnya
(Lampiran 19).
3. Tambahkan air hingga permukaan bibir atas plastik.
4. Tanah dan air yang telah berada di plastik panjang dikocok hingga
homogen (Lampiran 20).
5. Didiamkan selama 24 jam dan diamati batasan-batasan lapisan yang
terbentuk.

10
6. Diukur dengan penggaris batasan-batasan lapisan yang telah
terbentuk, dimana urutan lapisan yang terbentuk dari atas ke bawah
adalah lapisan debu, pasir, dan liat (Lampiran 21).
7. Dihitung persentase debu, pasir, dan liat.
8. Persentase debu, pasir, dan liat yang telah didapat kemudian
digunakan untuk mengetahui tekstur tanah yang sesuai dengan
menggunakan segitiga kelas tekstur tanah dan hasil yang telah
didapat kemudian dicatat.
3.3.3 Struktur Tanah .
1. Diambil segumpal tanah secukupnya dan diletakkan di tangan (Lampiran
22).
2. Gumpalan tanah tersebut dipecahkan menggunakan jari tangan dan akan
terlihat agregat tunggal atau gabungan dari agregat tanah-tanahnya.
3. Ditentukan bentuk strukturnya berdasarkan gambar yang terdapat pada
modul.
3.3.4 Warna Tanah
1. Disiapkan terlebih dahulu tanah yang ingin diamati dan buku
MunsellSoilColorCharts.
2. Tanah diletakkan di munsellsoilcolorcharts dan warna tanah tersebut
dibandingkan dengan warna yang terdapat pada lubang-lubang dalam
lembaran buku munsellsoilcolorcharts(Lampiran 23).
3. Setelah sesuai, dilihat satuan kode yang terdapat dalam lembaran buku
tersebut yaitu Hue, Value, dan Chromanya.
4. Satuan kode warna tersebut kemudian dicatat dan ditentukan warna tanah
yang sesuai seperti kode tersebut dengan melihatnya pada buku
MunsellSoilColorCharts.
3.3.5 Bobot Isi dan Ruang Pori Tanah
A. Bobot Isi
1. Setelah dilakukan analisis sampel tanah di laboratorium, didapat
hasil perhitungan yaitu Volume Ring dan Bobot Kering Mutlak
(BKM) .

11
2. Dihitung Bobot Isinya (BI) dengan menggunakan rumus yaitu
dengan cara membagi Bobot Kering Mutlak (BKM) dengan Volume
Ring.
B. Ruang Pori Tanah
1. Setelah dilakukan perhitungan Bobot Isi, kemudian didapat hasilnya
dan diketahui pula ketetapan Bobot Jenis Partikelnya (BJP) yaitu
sebesar 2,65 g/cm3.
2. Dihitung ruang pori total dengan menggunakan rumus yaitu 1
dikurangi dengan hasil perhitungan bobot isi dibagi dengan Bobot
Jenis Partikelnya (BJP) dikali dengan 100%.
3.3.6 Kadar Air Tanah
1. Setelah dilakukan analisa sampel tanah di laboratorium maka didapat
perhitungan yaitu Berat Kering Udara (BKU) Tanah, Berat Kering
Mutlak (BKM) Kadar Air.
2. Dihitung persentase kadar air tanahnya dengan menggunakan rumus
yaitu dengan cara membagi Berat Kering Udara (BKU) Tanah dengan
Berat Kering Mutlak (BKM) Kadar Air dikali dengan 100%.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

12
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah

Tanah Tidak Terganggu Tanah


No
Parameter Terganggu
. 0-4 cm 4-8 cm
(Komposit)
Kelembaban
1. Kering Kering Kering
Tanah
10 YR 3/6 10 YR 3/6 10 YR 3/6

Dark Dark Dark


2. Warna Tanah
yellowishbrow yellowishbrow yellowishbrow
n n n

3. Tekstur Tanah Liat Liat Liat

Struktur
4. Granul Granul Granul
Tanah

5. Kadar Air 44,66 % 45,58 % -

6. Bobot Isi 1,23 gr/cm3 1,21 gr/cm3 -

Kerapatan
7. 1,92 gr/cm3 2,15 gr/cm3 -
Jenis Partikel

Ruang Pori
8. 36 % 36 % -
Total

Tabel 2. Pengamatan Profil Tanah

N
Parameter Hasil Pengamatan
o.
Horizon O memiliki warna 4/2
1. Lapisan 1
darkbrown. Warna 7.5 YR

13
Horizon A memiliki warna
2. Lapisan 2
4/4darkbrown. Warna 7.5 YR
Horizon E memiliki warna
3. Lapisan 3
4/6strongbrown. Warna 7.5 YR
Horizon B memiliki warna 5/8
4. Lapisan 4
strongbrown. Warna 7.5 YR
Horizon C memiliki warna 6/8 reddish
5.
Lapisan 5 yellow. Warna 7.5 YR
Bawah :kemiringan 8o sebanyak 13%
6. Kemiringan
Atas :kemiringan 18osebanyak 23%

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini mempraktikan tanah dengan cara mengambil sample
tanah dan mengamati profil tanahnya. Pengamatan ini dilakukan di lahan
percobaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada hari selasa.

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu
yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup,
bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimum, bagian atas tanah di pacul terlebih dahulu agar mudah untuk
dibersihkannya

Komponen tanah (mineral, organik, air, dan udara) tersusun antara yang satu
dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-
horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil proses
pedogenesis. Bermacam-macam jenis tanah yang terbentuk merupakan refleksi
kondisi lingkungan yang berbeda.

Berdasarkan pada tabel data pengamatan, terlihat bahwa setiap lapisan tanah
mempunyai horison-horison yang berbeda.

Pada lapisan pertama, horizon O memiliki warna 4/2 darkbrown.

14
Pada lapisan kedua, horizon A memiliki warna 4/4 darkbrown.

Pada lapisan ketiga, Horizon E memiliki warna 4/6 stongbrown.

Pada lapisan keempat, horizon B memiliki warna 5/8 strongbrown.

Pada lapisan kelima, horizon C memiliki warna 6/8 reddish yellow dan yang
terakhir pada kemiringan.

Pada keimiringan bawah kemiringan 8o sebanyak 13%.

Sedangkan, pada bagian atas kemiringan 18osebanyak 23%.

Berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukkan batasan lapisan tanah


mengalami perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa tiap profil mengalami
perbedaan, tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti waktu,
lokasi dan faktor pembentuknya.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :

penampang vertikal tanah yang menunjukan horison atau lapisan tanah disebut
lapisan atau profil tanah yang terdiri dari beberapa horison yaitu horison O, A, E,
dan C.

15
Karateristik tanah terdiri dari atas karakter eksternal dan karakter intrnal.
Karateristik tanah terdiri dari tekstur tanah, struktur tanah, fisiografi dan
sebagainya. Tingkat perkembangan tanah dapat dinyatakan berdasarkan susunah
lapaisan atau horison tanah.

5.2 Saran
Sebelum memulai praktikum diharapkan mahasiswa terlebih dahulu
memahami teori dari pengambilan sampel tanah dan pengamatan profil tanah ini,
agar lebih memudahkan dalam praktikum dan meminimalisir terjadinya kesalahan
pada saat melakukan praktikum. Harus berhati-hati saat melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Ance G. K. 1986. Teknologi Benih. Jakarta: Bina Aksara.


Brady, N.C. 1974. The Natural and Properties of Soil. New York: MacMillan.
Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Pandutama, M.H. dkk. 2003. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jember: Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Pairunan, dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar: Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia Timur.
Rayes, L.M. 2006. Deskripsi Profil Tanah Di Lapangan. Unit Penerbit Fakultas
Pertanian Brawijaya. Malang.
Simanjuntak, F.A., Tika, I.W., Sumiyati. 2012. Pengaruh Tingkat Pemberian

16
Kompos Terhadap Kebutuhan Air Tanaman Beberpa Jenis
Kacang. Laboratorium Pasca Panen Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Udayana. Bali.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.
Yogyakarta.
Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra, A.G. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tan,K.H. 1992. Dasar–Dasar Kimia Tanah (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah
Mada Univ. Press, Bulaksumur.
Wijaya, R. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pengamatan Morfologi Profil
Pengambilan Contoh dan Pembuatan Preparat Tanah.

LAMPIRAN

Gambar 1. Tanah tidakterganggu 4 cm dan 8 cm di Ring Sampel.


Gambar 2. Tanah terganggu (Komposit).

17
Gambar 3. Abney level untukmengukurkemiringan horizon tanah
Gambar 4. Tanah di haluskandengan Alu dan Mortar.

Gambar 5. Dituangkantanahkedalambotolpiknometer.
Gambar 6. Botolpiknometer dan isi Tanah di timbang di neracaanalitik.

18

Anda mungkin juga menyukai