Anda di halaman 1dari 16

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

Modul Gastro Entero Hepatologi

Program Pendidikan Dokter Spesialis 1


Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan ………………………………………………………… 3
II. Karakteristik Peserta Didik ………………………………………… 7
III. Sasaran Pembelajaran …………………………………………….. 8
IV. Lingkup Bahasan …………………………………………………… 11
V. Metode Pengajaran ………………………………………………… 13
VI. Sumber Daya ……………………………………………………….. 20
VII. Evaluasi ……………………………………………………………… 26
VIII. Lampiran …………………………………………………………….. 27
VIII.1 Daftar tilik evaluasi hasil pendidikan ………………………. 27
VIII.2 Evaluasi modul ………………………………………………. 37
VIII.3 Jadwal modul ………………………………………………… 40
VIII.4 Daftar kompetensi SpPD di bidang Gastroenterohepatologi
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Spesialis
Penyakit Dalam ………………………………………………. 43
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Saat ini, kasus gastroenterohepatologi di Indonesia meningkat, sebagai
konsekuensi dari kemajuan teknologi dalam menegakkan diagnosis dan juga
bertambahnya sumberdaya manusia dalam meningkatkan pendidikan di bidang
gastroenterohepatologi, serta perbaikan system kesehatan secara umum.
Berbagai permasalahan terkait pencegahan, diagnosis dan penatalaksanaan
kasus alergi imunologi merupakan tantangan besar, khususnya bagi dokter
spesialis penyakit dalam.

Keterampilan dalam menangani kasus-kasus gastroenterohepatologi merupakan


salah satu kompetensi dokter spesialis penyakit dalam. Berdasarkan Standar
Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang disusun Kolegium Ilmu
Penyakit Dalam tahun 2014 terdapat kompetensi khusus yang harus dikuasai
selama pendidikan spesialis penyakit dalam.

Secara umum ruang lingkup masalah alergi imunologi dalam pendidikan dokter
spesialis penyakit dalam adalah:
1. Keterampilan melakukan pendekatan holistic terhadap kasus-kasus
gastroenterohepatologi.
2. Mengenal dan dapat menjelaskan etiopatogenesis serta gambaran klinik
berbagai penyakit gastroenterohepatologi dan mampu mendiagnosis serta
menangani penyakit gastroenterohepatologi dan mampu mendiagnosis serta
menangani penyakit gastroenterohepatologi secara komprehensif.
3. Mampu menjelaskan dan melakukan berbagai prosedur rutin
gastroenterohepatologi dan memilih serta menginterpretasikan berbagai
prosedur klinik, laboratorium, dan penunjang lainnya untuk mendiagnosis
penyakit gastroenterohepatologi termasuk USG abdomen, kolonoskopi, dan
endoskopi untuk menunjang diagnosis penyakit gastroenterohepatologi.
4. Melakukan konsultasi kepada spesialis terkait atau melakukan rawat bersama
dengan spesialis terkait sesuai dengan kebutuhan.

Mengingat ilmu gastroenterohepatologi adalah ilmu yang berkembang pesat di


Indonesia. Dengan pengalaman belajar di kelas (classroom-based activity) dan di
sarana pelayanan kesehatan serta layanan komunitas, peserta modul diharapkan
akan mendapat pengalaman klinis yang menyeluruh terkait aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative pada pasien gastroenterohepatologi. Modul ini berlangsung
di tahap ke-2 Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dengan lama
rotasi 10 minggu dan bebas 6 SKS.
I.2 Tujuan
Peserta didik yang telah mengikuti modul diharapkan mampu mengelola pasien alergi
imunologi berdasar kompetensi dokter spesialis penyakit dalam. Setelah mengikuti
modul ini, diharapkan dapat tercapai kompetensi klinik terkait penatalaksanaan kasus
gastroenterohepatologi tingkat 3 dan 4 sesuai dengan Standar Kompetensi Penyakit
Dalam yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Penyakit Dalam tahun 2014.

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan mempunyai pemahaman
imunologi dasar dan keterampilan mengelola kelainan gastroenterohepatologi
melalui pembelajaran, pengalaman klinik, diskusi kasus, tinjauan pustaka,
journal reading dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus


 Mampu mengenali, memahami, mekanisme, mendiagnosis banding dan
menatalaksana secara tuntas kegawatdaruratan gastroenterohepatologi
(perdarahan saluran cerna, varises esofagus, ensefalopati hepatikum)
 Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan
penyebab dan menatalaksana secara tuntas hepatitis viral infection
 Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan
penyebab dan menatalaksana secara tuntas sirosis hepatis
 Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan
penyebab dan menatalaksana secara tuntas inflammatory bowel disease
 Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan
penyebab dan menatalaksana secara tuntas penyakit saluran cerna atas
 Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan
penyebab dan menatalaksana secara tuntas peritonitis bakterialis spontan
 Mampu mengenali, memahami mekanisme vaksin dan profilaksis paska
pajanan hepatitis
 Mampu mengenali, menjelaskan, mendiagnosis dan menatalaksana mulai dari
awal sampai tuntas keterampilan klinis gastroenterohepatologi

II. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK


Peserta didik yang dapat mengikuti Modul gastroenterohepatologi adalah peserta
Program Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam Tahap 2, yaitu peserta PPDS
yang telah lulus kenaikan tingkat tahap 1.
III. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti Modul gastroenterohepatologi ini peserta didik mampu:
1. Mampu mengenali, memahami, mekanisme, mendiagnosis banding dan
menatalaksana secara tuntas kegawatdaruratan gastroenterohepatologi
(perdarahan saluran cerna, varises esofagus, ensefalopati hepatikum)
2. Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan penyebab
dan menatalaksana secara tuntas hepatitis viral infection
3. Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan penyebab
dan menatalaksana secara tuntas sirosis hepatis
4. Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan penyebab
dan menatalaksana secara tuntas inflammatory bowel disease
5. Mampu mengenali, memahami mekanisme, mengetahui kemungkinan penyebab
dan menatalaksana secara tuntas penyakit saluran cerna atas
6. Mampu mengenali, memahami mekanisme vaksin dan profilaksis paska pajanan
hepatitis
7. Mampu mengenali, menjelaskan, mendiagnosis dan menatalaksana mulai dari
awal sampai tuntas keterampilan klinis gastroenterohepatologi

IV. LINGKUP BAHASAN


Sasaran pembelajaran Pokok/topik bahasan Rujukan
Mampu membuat Perdarahan saluran 1,2,3,4
diagnosis klinik dan cerna
melakukan Varises esofagus
penatalaksanaan secara Ensefalopati Hepatikum
tuntas kegawatan Peritonitis bakterialis
gastroenterohepatologi spontan
Mampu membuat Hepatitis A 1,2,3,4
diagnosis klinik dan Hepatitis B
melakukan Hepatitis C
penatalaksanaan mulai Hepatitis autoimmune
dari awal sampai tuntas
secara mandiri penyakit
Hepatitis
Mampu memahami Sirosis hepatis 1,2,3,4
secara lengkap penyakit Hepatoma
pada hati dan kandung Cholelithiasis
empedu Cholesistitis
Pankreatitis
Mampu membuat Colitis ulseratif 1,2,3,4
diagnosis klinik dan Chron disease
melakukan
penatalaksanaan mulai
dari awal sampai tuntas
secara mandiri penyakit
Inflammatory bowel
disease
Mampu membuat Gastritis akut 1,2,3,4
diagnosis klinik dan Gastritis erosif
melakukan GERD
penatalaksanaan mulai
dari awal sampai tuntas
penyakit saluran cerna
atas
Mampu membuat Hepatitis 1,2,3,4
diagnosis klinik dan
melakukan
penatalaksanaan mulai
dari awal sampai tuntas
secara mandiri vaksinasi
dan paska pajanan
Mampu melakukan USG abdomen 1,2,3,4
tindakan dari awal
sampai tuntas
keterampilan klinis
gastroenterohepatologi

Strategi pengajaran
Rujukan utama:
1. Buku Ajar PAPDI
V. METODE PENGAJARAN
Sasaran Pokok/topik Subpokok/topik Metode pengajaran
pembelajaran bahasan bahasan Orientasi Latihan Umpan
Balik
Mampu Perdarahan Definisi Kuliah Bedside Mini-
membuat saluran cerna Epidemiologi interaktif teaching CEX
diagnosis klinik dan etiologi
dan melakukan Patofisiologi Komunikasi Prosedural
penatalaksanaa Diagnosis dan efektif skill
n secara tuntas diagnosis
kegawatan banding Tutorial Ronde
gastroenterohep Tatalaksana keterampilan
atologi Komplikasi klinis Kerja Poli
Prognosis
Kerja poli Kerja
bangsal
Kerja
bangsal Jaga
malam

Presentasi
kasus

Ensefalopati Definisi
hepatikum Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Varises esofagus Definisi


Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Peritonitis Definisi
Bakterialis Epidemiologi
Spontan dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Mampu Hepatitis A Definisi


membuat
diagnosis klinik Epidemiologi
dan melakukan dan etiologi
penatalaksanaa Patofisiologi
n secara tuntas Diagnosis dan
secara mandiri diagnosis
penyakit banding
hepatitis Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Hepatitis B
Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Hepatitis C
Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Hepatitis
Autoimmune Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Mampu Sirosis hepatis Definisi
memahami, Epidemiologi
mendiagnosis dan etiologi
dan Patofisiologi
menatalaksana Diagnosis dan
pasien dengan diagnosis
gangguan hepar banding
dan kandung Tatalaksana
empedu Komplikasi
Prognosis

Hepatoma Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Cholelithiasis Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Definisi
Cholesistitis Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Pankreatitis Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis

Mampu Chron disease Definisi


membuat Epidemiologi
diagnosis klinis dan etiologi
dan melakukan Patofisiologi
penatalaksanaa Diagnosis dan
n mulai dari awal diagnosis
sampai tuntas banding
secara manditri Tatalaksana
penyakit Komplikasi
inflammatory Prognosis
bowel disease
Colitis ulseratif Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Mampu Gastritis akut Definisi
membuat
diagnosis klinis Epidemiologi
dan melakukan dan etiologi
penatalaksanaa Patofisiologi
n mulai dari awal Diagnosis dan
sampai tuntas diagnosis
secara manditri banding
penyakit saluran Tatalaksana
cerna atas Komplikasi
Gastritis erosif Prognosis

Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
GERD
Definsi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Sindrom
dyspepsia Definisi
Epidemiologi
dan etiologi
Patofisiologi
Diagnosis dan
diagnosis
banding
Tatalaksana
Komplikasi
Prognosis
Mampu Vaksinasi Definisi
membuat hepatitis Epidemiologi
diagnosis klinis dan etiologi
dan melakukan Patofisiologi
penatalaksanaa Diagnosis dan
n awal secara diagnosis
mandiri banding
vaksinasi dan Tatalaksana
paska pajanan Komplikasi
Prognosis
Mampu USG abdomen DOPS
membuat
tindakan dari
awal sampai
tuntas
keterampilan
klinis alergi
imunologi
VI. SUMBER DAYA MANUSIA
Departemen Nama Narasumber
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Dr Syadra Bardiman, SpPD KGEH
Ketua Modul Dr. Suyata, SpPD KGEH

Anggota Dr. Syadra Bardiman, SpPD KGEH


Dr. Fuad Bakry, SpPD KGEH
Dr. Imam Suprianto, SpPD KGEH
Dr. Vidi Orba Busro, SpPD KGEH

Persyaratan staf pengajar


1. Narasumber
Staf pengajar yang menjadi narasumber adalah staf pengajar dengan keahlian
khusus dalam bidang gastroenterohepatologi, dengan gelar minimal konsultan
bidang gastroenterohepatologi.
2. Tutor
Tutor adalah staf pengajar tingkat pendidikan minimal spesialis.
3. Sarana dan prasarana
a. Waktu pembelajaran
Waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/kegiatan modul alergi
imunologi adalah 10 minggu.
b. Gedung/ruangan/kapasitas dan peralatan belajar
 Ruang rawat inap penyakit dalam kelas I,II,III,VIP
 Poliklinik alergi imunologi klinik
 Ruang pemeriksaan spirometrik
 2 ruang diskusi dengan kapasitas 20 orang dengan akses wifi.
c. Perpustakaan
 1 ruang perpustakaan dengan kapasitas 10 orang.

VII. EVALUASI HASIL PENDIDIKAN


VII.1. Tahap evaluasi
1. Evaluasi berkala
a. Formatif, yaitu ujian lisan atau tertulis dari konsulen pada saat bertugas di
poliklinik, ruang rawat atau yang memimpin diskusi, termasuk journal
reading, referat dan diskusi kasus. Bila ternyata hasil penilaian kurang
mencukupi, maka kepada peserta didik dapat diberikan tugas untuk
memperbaiki kinerjanya.
b. Sumatif, yaitu berupa ujian MCQ, MEQ, DPOS, Mini C-EX sesuai dengan
jadwal untuk mencapai kompetensi baik kompetensi berdasarkan penyakit
maupun ketrampilan.
2. Evaluasi akhir
a. Evaluasi akhir yang dilakukan oleh divisi gastroenterohepatologi
b. Evaluasi nasional yang dilaksanakan oleh kolegium ilmu penyakit dalam
VII.2. Kemampuan yang dinilai
Pada hakekatnya, program studi yang bersifat akademik professional,
kemampuan akhir yang dievaluasi adalah pencapaian kemampuan/penampilan
professional yang terdiri dari 3 area, yaitu:
a. P = pengetahuian (knowledge)
b. K = ketrampilan (skill)
c. S = sikap (attitude)
VII.3. Instrumen evaluasi
a. MCQ (multipl choice questioner) dan MEQ (multiple essay questioner)
b. Mini C-Ex: mini clinical examination
c. DOPS:
 Cara melakukan USG Abdomen
d. CBD
VII.4. Pemberian angka, skoring dan interpretasi (Konversi Nilai Numerik ke
Abjad) sesuai UNSRI
ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI
(IPK)
80-100 4,00 A BAIK SEKALI
76-79 3,45 A- BAIK
73-75 3,50 B+
70-72 3,00 B CUKUP
66-69 2,75 B- KURANG
63-65 2,50 C+
60-62 2,00 C
56-59 1,75 C-
50-55 1,00 D KURANG SEKALI
<50 0,00 E

Nilai Batas Lulus (NBL) adalah 70, atau IPK 2,75

VII.5. Persentase Penilaian Bagian Alergi Imunologi


A. Sumatif Komponen Penilaian 40%
Poliklinik DOPS, Mini C-Ex, CBD 20%
gastroenterohepatologi
Bangsal/rawat inap DOPS, Mini C-Ex, CBD 20%
B. Formatif Komponen Penilaian 60%
Ujian tulis CBD 40%
Ujian pasien Mini C-Ex, CBD 20%
Ujian tindakan OSCE 20%
Jumlah 100%

VII.6. Prasyarat mengikuti evaluasi:


1. Kehadian: minimal 80%
2. Telah mengelola pasien:
No. Penyakit Jumlah Pasien Kompetensi
1 Reaksi anafilaksis 10 kasus 4A
2 Alergi Obat 10 kasus 4A
3 Asma bronchial 10 kasus 4A
4 Asma akut berat 10 kasus 4A
5 Kejadian ikutan paska imunisasi - 4A
6 Alergi makanan 5 kasus 4A
7 Pneumokoniasis - 4A
8 Rhinitis alergika 5 kasus 3A
9 Urtikaria akut 5 kasus 4A
10 Urtikaria kronis 5 kasus 4A
11 Angioedem - 4A
12 Dermatitis atopic 5 kasus 4A
13 Dermatitis kontak alergika - 4A
14 SLE ringan-sedang 5 kasus 4A
15 SLE dengan keterlibatan organ vital 5 kasus 3A
atau keadaan khusus
16 Sindrom Sjorgen - 3A
17 Sindroma antifosfolipid 2 kasus 3A
18 Penyakit pembuluh darah kecil - 3A
(Arteritis Takayasu, arteritis temporal)
19 Penyakit pembuluh darah sedang - 3A
(poliarteritis nodosa, Kawasaki)
20 Penyakit PD besar (granuloma 1 kasus 3A
Wagener, Chug-Strauss, poliarteritis
mikroskopik, HSP, Vaskulitis
krioglobulinemia esensial,
Angitiskutaneus)
21 Penyakit imunologi paru, ginjal, dan 2 kasus 3A
mioprotein
22 Graft versus Host Respons (GVHRs) - 3A
23 Rejeksi allograft - 3A
24 Histokompabilitas antigen major dan 1 kasus 3A
minor
25 Sindroma Hiper IgE - 3A
26 Human Immunodeficiency Virus 5 kasus 3A
27 Manajemen perioperative pasien 2 kasus 3A
dengan kelainan alergi-imunologi klinik

Remedial
Peserta didik yang tidak memenuhi Nilai Batas Lulus (NBL) adalah 70, atau
IPK 2,75 dapat mengikuti ujian remedial
1. Ujian remedial dilaksanakan minimal 1 (satu) minggu sesudah keluar dari
divisi alergi imunologi klinik, maksimal 10 minggu.
2. Remedial dilakukan sesuai dengan komponen yang tidak lulus.
3. Nilai remedial diumumkan paling lambat 1 (satu) minggu setelah ujian
Kisi-kisi Ujian MCQ/MEQ/OSCE
No. Penyakit Jumlah Pasien Kompetensi
1 Reaksi anafilaksis 10 kasus 4A
2 Alergi Obat 10 kasus 4A
3 Asma bronchial 10 kasus 4A
4 Asma akut berat 10 kasus 4A
5 Kejadian ikutan paska imunisasi - 4A
6 Alergi makanan 5 kasus 4A
7 Pneumokoniasis - 4A
8 Rhinitis alergika 5 kasus 3A
9 Urtikaria akut 5 kasus 4A
10 Urtikaria kronis 5 kasus 4A
11 Angioedem - 4A
12 Dermatitis atopic 5 kasus 4A
13 Dermatitis kontak alergika - 4A
14 SLE ringan-sedang 5 kasus 4A
15 SLE dengan keterlibatan organ vital 5 kasus 3A
atau keadaan khusus
16 Sindrom Sjorgen - 3A
17 Sindroma antifosfolipid 2 kasus 3A
18 Penyakit pembuluh darah kecil - 3A
(Arteritis Takayasu, arteritis temporal)
19 Penyakit pembuluh darah sedang - 3A
(poliarteritis nodosa, Kawasaki)
20 Penyakit PD besar (granuloma 1 kasus 3A
Wagener, Chug-Strauss, poliarteritis
mikroskopik, HSP, Vaskulitis
krioglobulinemia esensial,
Angitiskutaneus)
21 Penyakit imunologi paru, ginjal, dan 2 kasus 3A
mioprotein
22 Graft versus Host Respons (GVHRs) - 3A
23 Rejeksi allograft - 3A
24 Histokompabilitas antigen major dan 1 kasus 3A
minor
25 Sindroma Hiper IgE - 3A
26 Human Immunodeficiency Virus 5 kasus 3A
27 Manajemen perioperative pasien 2 kasus 3A
dengan kelainan alergi-imunologi klinik

Target Evaluasi Program Pendidikan


 Persentase peserta didik yang mencapai nilai minimal B 80%
 Persentase peserta didik yang mencapai nilai A 20%
 Persentase peserta didik yang mendapat nilai C,D,E 0%
Jadwal Ujian
Minggu ke-X, Jam Materi Ujian Penguji/Pengawas
Hari:
Kamis 08.00-10.00 MCQ Dr. Fuad Bakry, SpPD
KGEH
Dr. Syadra Bardiman,
SpPD KGEH
Dr. Imam Suprianto,
SpPD KGEH
Dr. Suyata, SpPD
KGEH
Dr. VIdi Orba Busro,
SpPD KGEH
Jumat 08.00-10.00 MEQ Dr. Fuad Bakry, SpPD
KGEH
Dr. Syadra Bardiman,
SpPD KGEH
Dr. Imam Suprianto,
SpPD KGEH
Dr. Suyata, SpPD
KGEH
Dr. VIdi Orba Busro,
SpPD KGEH
Sabtu 08.00-12.00 OSCE Dr. Fuad Bakry, SpPD
KGEH
Dr. Syadra Bardiman,
SpPD KGEH
Dr. Imam Suprianto,
SpPD KGEH
Dr. Suyata, SpPD
KGEH
Dr. VIdi Orba Busro,
SpPD KGEH

Evaluasi Narasumber (Tutor, Bedside Teachers/Penguji)


Daftar hadir para narasumber di masing-masing sesi pembelajaran sesuai jadwal
dan daftar penguji sesuai jadwal: 80%

VIII. LAMPIRAN
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Anggaran
Lampiran 2. Daftar tilik evaluasi hasil pendidikan
Lampiran 3. Evaluasi modul
Lampiran 4. Jadwal modul
Lampiran 5. Daftar kompetensi SpPD di bidang alergi imunologi berdasarkan
Standar Kompetensi Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Lampiran VIII.1. Anggaran


A. Honor coordinator
Nama kegiatan Minggu Per Pelaksanaan Jumlah SDM Biaya
ke- jam (jam) pertemuan (orang) (Rupiah)
(kali
dalam
seminggu)
Honor pembuat 1-10 - - - 1 1,000,000
dan penanggung
jawab modul
B. Honor Narasumber
Nama kegiatan Minggu Per Pelaksanaan Jumlah SDM Biaya
ke- jam (jam) pertemuan (orang) (Rupiah)
(kali
dalam
seminggu)
Pendalaman Materi 1 25,000 2 3 1 150,000
2 25,000 2 3 1 150,000
3 25,000 2 3 1 150,000
4 25,000 2 3 1 150,000
5 25,000 2 3 1 150,000
6 25,000 2 3 1 150,000
7 25,000 2 3 1 150,000
8 25,000 2 3 1 150,000
9 25,000 2 3 1 150,000
10 25,000 2 3 1 150,000
Presentasi Kasus 1 25,000 3 1 3 225,000
2 25,000 3 1 3 225,000
3 25,000 3 1 3 225,000
4 25,000 3 1 3 225,000
5 25,000 3 1 3 225,000
6 25,000 3 1 3 225,000
7 25,000 3 1 3 225,000
8 25,000 3 1 3 225,000
9 25,000 3 1 3 225,000
Total 3,535,00
0
C. Bahan habis pakai
Nama kegiatan Minggu Per Pelaksanaan Jumlah SDM Biaya
ke- jam (jam) pertemuan (orang) (Rupiah)
(kali
dalam
seminggu)
Bahan habis pakai 1-10 - - - - 2,000,000
Total biaya pelaksanaan seluruh modul alergi imunologi 6,525,000

Lampiran VIII.2.
Daftar evaluasi hasil pendidikan

Anda mungkin juga menyukai