Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, Namun saya menyadari makalah ini
belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. dan
mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya

Makalah ini saya membahas mengenai “ IKATAN HIDROGEN”, dengan makalah ini saya
mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Saya mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.

Ambon, 04 Januari 2019

Bernadeta Maturan
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi akibat gaya tarik antarmolekul antara
dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Menurut konsep yang digunakan
oleh IUPAC, terminologi ikatan kimia digambarkan sebagai suatu bentuk interaksi
elektrostatik antara atom hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif dengan atom
elektronegatif lainnya. Interaksi elektrostatik tersebut diperkuat oleh kecilnya ukuran atom
hidrogen yang memudahkan terjadinya interaksi dippol-dipol antara atom donor proton dengan
atom akseptor proton.
Ikatan hidrogen ini, yang digambarkan dengan garis putus-putus, dapat terjadi antar-
molekul maupun intra molekul. Selain itu, kedua atom elektronegatif tersebut biasanya (tetapi
tidak harus) berasal dari baris pertama tabel periodik unsur, yaitu nitrogen (N), oksigen (O),
dan fluor (F).
Ikatan "hidrogen", sejenis ikatan lemah yang memainkan peranan utama dalam pembentukan
materi yang sangat penting untuk kehidupan kita. Contoh: air, sebagai dasar kehidupan,
disatukan dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen lebih kuat dari gaya antarmolekul lainnya,
namun lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan
hydrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif berasal dari atom H
yang berasal dari salah satu molekul air.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar

molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun

ikatan ion. Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang

memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan

elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan

ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom atom penyusunnya.

Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya. Ikatan

hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain

seperti interaksi dipol-dipol dari Van Der Waals, namun ikatan ini masih lebih lemah

dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

Gambar 1. Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin
besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi
dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih
besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena
paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada
asam florida.
2.2 Sifat-Sifat Ikatan Hidrogen

Molekul-molekul senyawa polar yang mengandung hidrogen dapat stabil dalam


kristalnya karena adanya ikatan hidrogen. dalam membahas pengaruh ikatan hidrogen yang
terjadi dalam Kristal senyawa polar, perlu ditinjau lebih dahulu struktur dimer dari molekul
tersebut di dalam fasa gas. sebagai contoh dapat diperggunakan dimer dari HF dan H2O.
Walaupun ikatan hidrogen merupakan ikatan yang lemah, tetapi ikatan hidrogen
tersebut mempengaruhi beberapa sifat fisika hidrida seperti berikut:
 Titik Didih

Tabel 1. Titik didih hidrida

Bila diurutkan, penyimpangan titik didih NH3, H2O, dan HF dari titik didih hidrida pada
peiode bentuknya dalam golongan yang sama adalah H2O >NH3>HF. Urutan penyimpangan
titik didih tersebut disebabkan karena atom N dalam molekul NH3 hanya mempunyai 1 pasang
elektron bebas, sedangkan atom O dalam molekul H2O mempunyai 2 pasang elektron bebas
yang dapat disumbangkan pada atom hidrogen untuk membentuk ikatan hidrogen.
Karena keelektronegatifan atom O> keelektronegatifan atom N, maka ikatan hidrogen
pada N-H …. N lebih lemah dari ikatan hidrogen pada O-H …. O. Walaupun ikatan hidrogen
pada F-H …. F lebih besar dari pada keelektronegatifan O, tetapi karena molekul HF hanya
mempunyai 1 atom H sedangkan H2O mempunyai 2 atom H yang dapat membentuk ikatan
hidrogen maka penympangan titik didih HF juga lebih kecil dibandingkan dengan
penyimpangan titik didih H2O.

2.3 Senyawa Berikatan Hidrogen

 Ikatan Hidrogen pada Air

Harus diperhatikan bahwa tiap molekul air dapat berpotensi membentuk empat
ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya. Terdapat jumlah hidrogen + yang pasti
dan pasangan mandiri karena itu tiap masing-masing molekul air dapat terlibat dalam ikatan
hidrogen. Hal inilah yang menjadi sebab kenapa titik didih air lebih tinggi dibandingkan
amonia atau hidrogen fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi oleh
fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron mandiri. Pada
golongan molekul amonia, tidak terdapat cukup pasangan mandiri untuk mengelilinginya
untuk memuaskan semua hidrogen. Pada hidrogen fluorida, masalah yang muncul adalah
kekurangan hidrogen. Pada molekul air, hal itu terpenuhi dengan baik. Air dapat
digambarkan sebagai sistem ikatan hidrogen yang “sempurna”.

Gambar 4. Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hidrogen


 Ikatan hidrogen pada alkohol

Alkohol adalah molekul organik yang mengandung gugus O-H. Setiap molekul yang
memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke oksigen atau nitrogen adalah ikatan
hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan selalu memiliki titik didih yang tinggi
dibandingkan molekul yang berukuran hampir sama yang mengandung gugus -O-H atau -
N-H. Ikatan hidrogen membuat molekul lebih melekat (stickier), dan memerlukan lebih
banyak energi kalor untuk memisahkannya. Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana,
CH3-O-CH3, keduanya memiliki rumus molekul yang sama, C2H6O.

Gambar 6. Ikatan hidrogen pada alkohol

Gambar 8. Pengaruh ikatan hidrogen pada titik didih alkohol


Dengan membandingkan dua alkohol (yang mengandung gugus -OH), kedua titik
didih adalah tinggi karena penambahan ikatan hidrogen berdasarkan pada tertariknya
hidrogen secara langsung pada oksigen ? tetapi sebenarnya tidak sama. Titik didih 2-
metilproan-1-ol tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol karena percabangan pada molekul
menjadikan dayatarik van der Waals kurang efektif dibandingkan pada butan-1-ol yang
lebih panjang.
 Ikatan hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen

Ikatan hidrogen juga terjadi pada molekul organik yang mengandung gugus N-H
pendeknya terjadi juga ada amonia. Contohnya seperti Amina-amina primer dan sekunder
membentuk ikatan hidrogen , sedang amina tersier tidak, karena tidak lagi mempunyai atom
H di atom N-nya. Titik didih dimetil amina (7 OC ) lebih tinggi daripada Trimetil Amina (4
O
C ). Dalam air amina primer dan sekunder bereaksi dengan air :
H
CH3 NH2 + H2O ↔ CH3 N H O H → [CH3NH3]+ + OH-
H
Gambar 9. Reaksi amina dalam air
Sebagian besar basa di atas ada dalam bentuk molekul, hingga basanya sangat lemah, tidak
seperti (CH3)4 NOH.
 Ikatan Hidrogen pada Asam karboksilat

Beberapa asam karboksilat , membentuk dimer dengan ikatan hidrogen baik dalam
bentuk uap atau dalam pelarut-pelarut tertentu. Asam karboksilat dalam bentuk uap dan
dalam benzena membentuk dimer :

Gambar 10. Ikatan hidrogen pada asam karboksilat


Dalam air , ikatan hidrogen terbentuk antara asam asetat dengan air, tidak dengan
molekulnya sendiri.
 Ikatan Hidrogen dalam Hidrat Kupri sulfat, CuSO4.5H2O

Zat ini bila dipanaskan , mula-mula hanya melepaskan empat molekul air. Untuk
melepaskan molekul air kelima diperlukan panas yang tinggi.
CuSO4.5H2O → CuSO4.H2O + 4 H2O
Hal ini disebabkan karena H2O yang terakhir ini diikat dengan ikatan hidrogen.
Struktur dari CuSO4.5H2O terdapat pada Gambar berikut :
Gambar 11. Ikatan hidrogen dalam hidrat kupri sulfat
Rumus lebih baik ditulis sebagai [Cu (OH2)4]SO4.H2O. Amoniak membentuk garam yang
sama [Cu(NH3)4]SO4. H2O tetapi tidak dikenal CuSO4.5NH3 karena NH3 tidak mudah
membentuk ikatan hidrogen seperti H2O. Ikatan hidrogen juga terbentuk pada garam-garam
hidrat yang lain serta hidrat dari asam-asam dan basa-basa.

BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

1. Ikatan Hidrogen Intramolekul memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih rendah
dibandingkan ikatan hydrogen intermolekul.
2. Energi kinetik ikatan hidrogen intramolekul lebih kecil dibandingkan ikatan hidrogen
intermolekul.
3. Kekuatan ikatan hidrogen ditentukan oleh nilai keelektronegatifan dan jumlah ikatan hidrogen
yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.Sridianti.com/contoh ikatanhidrogen.html

 Rahmani.2013.Ikatanhidrogendangayavanderwaals.http://rahmani8n.blogspot.co.id/20
13/11/kimia-gaya-van-der-waals.html diakses tanggal 7 januari2016

 http://id.wikipedia.org/wiki/Bubuk_mesiu
 http://wihemdra.wordpress.com/2008/10/08/lika-liku-belerang-so2/
 http://didahchem.blogspot.com/2013/03/makalah-hidrogen-kimia-anorganik-1.html
 http://www.scribd.com/doc/188228845/Makalah-Ikatan-Ion-Dan-Hidrogen
 http://www.scribd.com/doc/188228845/Makalah-Ikatan-Ion-Dan-Hidrogen
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 3


2.1 Definisi Ikatan Hidrogen..............................................................................3
2.2. Sifat sifat Ikatan Hidrogen....................................................................... 3
2.3. Senyawa Berikatan Hidrogen................................................................... 3

BAB II PENUTUP................................................................................................... 3
A. Kesimpulan.................................................................................................. 3

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 5

Anda mungkin juga menyukai