Anda di halaman 1dari 9

NAMA : MUHAMMAD 5RICKO SAKTIANO

NIM : 180141601618

Model Pembelajaran adalah Suatu design atau rancangan yang menggambarkan proses rincian
dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran,
sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.

Penjelasan

1. MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL

Adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak
sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model Pembelajaran ini merupakan model yang paling
awal digunakan di TK. Dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta
kurang memperhatikan minat individu anak.

2. MODEL PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN KEGIATAN PENGAMAN

Merupakan pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dengan
kegiatan yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat
daripada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat anak
tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman.

3. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SUDUT-SUDUT KEGIATAN

Merupakan kegiatan yang menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan


model pembelajaran area karena memperhatikan minat anak. Jumlah sudut yang digunakan
dalam satu hari bersifat luwes sesuai dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2-5
sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan satu sudut lebih dari satu kegiatan. Alat-alat yang
disediakan pada sudut selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti sesuai tema/sub tema yang
dibahas.

Sudut-sudut kegiatan :

a. Sudut KeTuhanan

b. Sudut Keluarga

c. Sudut Alam Sekitar dan Pengetahuan


d. Sudut Pembangunan

e. Sudut Kebudayaan

Keberadaaan sudut-sudut kegiatan dapat ditempatkan di dalam kelas maupun di ruang tersendiri
sesuai keadaan dan kondisi TK. Pada waktu kegiatan di sudut berlangsung guru tidak hanya
berada di salah satu sudut saja, tetapi memberikan bimbingan kepada anak didik yang
membutuhkan/mengalami kesulitan.

4. MODEL PEMBELAJARAN AREA

Di dalam model ini anak didik diberi kesempatan untuk memilih / melakukan kegiatan sendiri
sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip :

Pengalaman pembelajaran pribadai setiap anak.

Membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktifitas di dalam area-area yang
disiapkan.

Keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.

Area yang disiapkan :

1. Area Agama

2. Area Balok

3. Area Berhitung / Matematika

4. Area IPA

5. Area Musik

6. Area Bahasa

7. Area Membaca dan Menulis

8. Area Drama

9. Area Pasir / Air

10. Area Seni dan Motorik


5. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SENTRA DAN LINGKARAN (Beyond
Centers and Circles time)

- Pendekatan Pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan dalam lingkaran


(Circle Times) dan sentra bermain.

- Konsep belajar dimana guru-guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka.

- Merupakan pengembangan dari pendekatan Montesori, High / Scope dan Reggio Emilia.

- Dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Trainning (CCCRT) Florida,
USA.

Mengapa harus BCCT ?

v Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan ALAMIAH.

v Belajar akan lebih bermakna jika anak MENGALAMI apa yang dipelajari bukan sekedar
MENGETAHUI.

v Pembelajaran akan lebih BERMAKNA dan MENGENA

v BCCT belajar MENGALAMI bukan MENGHAFAL

v Penting bagi siswa tahu UNTUK APA ia belajar, dan BAGAIMANA ia menggunakan
pengetahuan dan ketrampilan itu.

Landasan Utama Teori BCCT

v Teori-Teori Perkembangan Otak

v Teori-teori Pendidikan

v Teori-Teori Psikologi Anak

Terutama mengacu pada teorinya :

Piaget, Erickson, Ana Frued, Vigotsky

Pernyataan Jean Piaget (1972, p.27)


Tentang Bagaimana Anak Belajar

“Anak seharusnya mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru tentu saja bisa
menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang terpenting agar
anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, ia harus
menemukannya sendiri”.

Tujuan Pendekatan BCCT

v Mengoperasionalkan teori-teori yang ada

v Menyempurnakan pendekatan yang telah ada

v Mengoptimalkan perkembangan anak.

Sentra Bermain

Terdiri dari :

• Sentra Bahan Alam dan Sains

• Sentra Balok

• Sentra Seni

• Sentra bermain Peran

• Sentra Persiapan

• Sentra Agama

• Sentra Musik

Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain :

• Sensori motor / fungsional

• Bermain Peran

• Konstruktif (membangun pemikiran anak)


4 Pijakan yang harus dilalui

Pijakan (Scaffolding Process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan
perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.

Pijakan Lingkungan Bermain

Dilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan sesuai rencana dan
jadwal kegiatan yang telah disusun untuk memberikan gagasan kepada anak agar dapat
mengembangkan semua potensinya secara optimal.

Pijakan sebelum bermain

Guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra.

Pijakan selama bermain

Dukungan yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap
perkembangan untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.

Pijakan setelah bermain

Guru memperkuat konsep yang telah diperoleh anak selama bermain.

Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal, kelompok,
dan individual. Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan saat makan bersama,
guru menggunakan pengeLolaan secara klasikal tetapi pada saat kegiatan inti menggunakan
pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu, hal‑hal yang dilakukan oleh guru adalah
sebagai berikut:

- Sentra bermain dirancang dan direncanakan sehingga semua peserta didik dapat mengikuti
kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.

- Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra‑sentra yang diperlukan hari itu.


- Jumlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing‑masing sentra sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan dan jumlah anak.

- Ada kesesuaian antara pijakan, sentra, dan alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran.

Langkah-Langkah Kegiatan

a. Penataan Lingkungan Bermain

Sebelum anak datang, guru menyiapkan bahan dan alat bermain yang digunakan sesuai rencana
dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk kelompok yang dibimbingnya. Guru menempatkan
alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencerminkan rencana pembelajaran yang
telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain dengan alat tersebut dapat dicapai.

b. Kegiatan Sebelum Masuk kelas/Penyambutan Anak (10 menit)

Guru menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa, senyum dan salam. Anak‑anak langsung
diarahkan untuk bermain bebas bersama teman‑teman sambil menunggu kegiatan dimulai.
Kondisi awal yang harus diketahui oleh guru dan peserta didik saat datang adalah ekspresi emosi
yang menunjukkan rasa nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresi emosi anak saat datang
menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi anak terlebih dahulu
dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle, dan sebagainya.

c. Pembukaan/Pengalaman Gerakan Kasar (20 menit)

Guru menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran, lalu menyebutkan kegiatan pembuka yang akan
dilaksanakan. Kegiatan pembuka dapat berupa gerak musik, permainan, dan jurnal, dan
sebagainya. Satu guru yang memimpin, guru lainnya menjadi peserta bersama anak
(mencontohkan).

Anak dikondisikan duduk melingkar (circle time). Dalam setiap kelompok melakukan kegiatan
berdoa, diskusi tema, membacakan buku cerita yang berhubungan dengan tema pada hari itu.
d. Transisi (10 Menit)

Selesai pembukaan, anak‑anak diberi waktu untuk "pendinginan" dengan cara bernyanyi dalam
lingkaran, atau membuat permainan tebak‑tebakan. Tujuannya agar anak kembali tenang. Setelah
tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk minum atau ke kamar kecil. Gunakan
kesempatan ini untuk melatih kebersihan diri anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan, cuci
muka, cuci kaki maupun buang air kecil.

Sambil menunggu anak minum atau ke kamar kecil, masing‑masing guru siap di tempat bermain
yang sudah disiapkan untuk kelompoknya masing‑masing.

e. Kegiatan Inti (90 menit)

1) Pijakan pengalaman Sebelu m Bermain (15 menit)

Guru dan anak duduk melingkar, guru memberi salam pada anak‑anak, kabar anak‑anak, dan
dilanjutkan dengan kegiatan:

a) Guru meminta anak untuk memperhatikan siapa teman yang tidak hadir. Minta anak
mengambil "nametag" dan menempelkan ke papan absen, membalik, atau menunjukkan.

b) Berdoa bersama, anak secara bergilir memimpin doa.

c) Guru menyampaikan tema hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.

d) Guru membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah selesai, menyanyakan kembali isi
cerita.

e) Guru mengatkan isi cerita dengan kegiatan bermain yang dilakukan anak.

f) Guru mengenalkan semua tempat dan alat bermain yang suclah disiapkan.

g) Dalam memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul
pada anak, sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.

h) Guru menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih ternan bermain,
memilih alat bermain, cara menggunakan alat‑alat, kapan memulaii dan mengakhih bermain,
serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.

i) Guru mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman
mainnya. Apabila ada anak yang hanya memilih anak tertentu sebagai teman mainnya, maka
guru agar menawarkan untuk menukar teman mainnya.
j) Setelah anak siap bermain, guru mempersilahkan anak untuk mulai bermain. Agar tidak
berebut serta lebih tertib, guru dapat menggilir kesempatan setiap anak untuk mulai bermain,
misainya berclasarkan warna baju, usia anak, huruf depan nama anak, atau cara lainnya agar
lebih teratur.

2) Pijakan Pengalaman Selama Bermain (60 menit)

a) Guru mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan bermain.

b) Memberi contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan bahan alat.

c) Memberi dukungan berupa pernyataan positif tentang pekedaan yang dilakukar anak.

d) Memancing dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain anak Pertanyaan
terbuka artinya pertanyaan yang ticlak cukup dengan dijawab ya ata tidak saja, tetapi banyak
kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak.

e) Memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan.

f) Mendorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memilik pengalaman
bermain yang kaya.

g) Mencatat yang dilakukan anak jenis bermain, tahap perkembangan, taha sosial).

h) Mengumpulkan hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal lembar kerja anak.

i) Bila waktu tinggal 5 menit, guru memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap
menyelesaikan kegiatan mainnya.

3) Pijakan Pengalaman Setelah Bermain (15 menit)

a) Apabila waktu bermain selesai, guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan
yang sudah digunakan melibatkan anak-anak.

b) Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, guru dapat membuat permainan yang menarik
agar anak ikut membereskan.

c) Saat membereskan, guru menyiapkan tempat yang berbeda untuk setiap jenis alat, sehingga
anak dapat mengelompokkan alat bermain sesuai dengan tempatnya.

d) Bila bahan mainan sudah dirapikan kembali, satu guru membantu anak membereskan baju
anak (menggantinya bila basah), sedangkan guru lainnya dibantu orang tua membereskan semua
mainan hingga semua rapi di tempatnya.
e) Bila anak sudah rapim mereka diminta duduk melingkar bersama guru. Setelah semua anak
duduk dalam lingkaan, guru menanyakan pada setiap anak kegiatan bermain yang telah
dilakukan pada hari itu. Kegiatan menanyakan kembali (recalling) melatih daya ingat anak
mengemukakan gagasan dan pengalaman mainnya (memperluas perbendaharaan kata anak).

f. Makan Bersama (10 menit)

1) Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan bersama. Jenis makanan berupa kue atau
makanan lainnya yang disiapkan sekolah atau yang dibawa oleh masing-masing anak. Sekali
dalam satu bulan diupayakan ada makanan yang disediakan untuk perbaikan gizi.

2) Sebelum makan bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan.
Jika ada tanyakan siapa yang mau berbagi makanan pada temannya.

3) Guru memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.

4) Jadikan waktu makanan bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik (adab makan)

5) Libatkan anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke
tempat sampah.

g. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Setelah semua anak berkumpul membentuk lingkaran, guru dapat mengajak anak menyanyi
atau membaca puisi. Guru menyampaikan rencana kegiatan hari berikutnya, dan menganjurkan
anak untuk bermain yang sama di rumah masing-masing.

2) Guru memberi kesempatan kepada anak secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.

3) Untuk menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia, atau
cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.

Penilaian

Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi,
baik terhadap program kegiatan maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan
guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan plenilaian. Setiap semester, hasil laporan
perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tertulis berupa rapor dalam
bentuk narasi.

Anda mungkin juga menyukai