Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL

SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GEMPA BUMI

Disusun oleh :
1. Amalya Zukhrufah
2. Anna Syarofatul
3. Laelatul Khasanah
4. Nur Aida Perdani
5. Nurhidayanti
6. Restu Setiasih
7. Sulela Mutiara
8. Yusril Anugrah M
9. Eva Tri Handayani

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA
2019
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan tentang kejadian - kejadian bencana alam di Indonesia, mitigasi
bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak
utama dari manajemen bencana. Sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mengurangi
dan/atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat
perlu diberikan pada tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu terutama kegiatan
penjinakan/peredaman atau dikenal dengan istilah Mitigasi.
Mitigasi pada prinsipnya harus dilakukan untuk segala jenis bencana, baik
yang termasuk ke dalam bencana alam (natural disaster) maupun bencana sebagai
akibat dari perbuatan manusia (man-made disaster). Mitigasi pada umumnya
dilakukan dalam rangka mengurangi kerugian akibat kemungkinan terjadinya
bencana, baik itu korban jiwa dan/atau kerugian harta benda yang akan berpengaruh
pada kehidupan dan kegiatan manusia. Untuk mendefenisikan rencana atau srategi
mitigasi yang tepat dan akurat, perlu dilakukan kajian resiko (risk assessmemnt).
Kegiatan mitigasi bencana hendaknya merupakan kegiatan yang rutin dan
berkelanjutan (sustainable). Hal ini berarti bahwa kegiatan mitigasi seharusnya sudah
dilakukan dalam periode jauh-jauh hari sebelum terjadi bencana, yang seringkali
datang lebih cepat dari waktu-waktu yang diperkirakan, dan bahkan memiliki
intensitas yang lebih besar dari yang diperkirakan semula.
Bencana alam yang disebabkan perilaku buruk manusia terhadap alam adalah
bencana gema bumi (seisme). Gempa bumi merupakan suatu peristiwa yang sangat
sering terjadi di muka bumi ini. Salah satunya di Indonesia. Indonesia adalah salah
satu negara yang memiliki tingkat rawan bencana alam yang sangat tinggi. Indonesia
sendiri memiliki titik-titik gempa yang tersebar diseluruh wilayah di Indonesia.
Bencana alam gempa bumi ini biasanya terjadi tiba-tiba dan sulit diprediksi
atau diramalkan sebelumnya. Tiba-tiba bumi bergetar dengan skala ringan sampai
skala besar. Gempa bumi terjadi karena lempengan dan patahan bumi biasanya
mengalami pergeseran (gempa tektonik) atau disebabkan adanya letusan atau tenaga
dari dalam bumi (magma) yang menggetarkan permukaan bumi (gempa vulkanik)..
Mungkin kita merasa biasa saja dengan bencana alam tersebut di Indonesia,
tapi bencana tersebut sudah sangat sering terjadi berulang-ulang di negara kita.
Gempa bumi sudah menghancurkan sebagian dari wilayah Indonesia. Dan sudah
banyak sekali korban-korban yang berjatuhan akibat bencana tersebut. Berarti gempa
bumi sudah menjadi suatu ancaman bagi masyarakat di muka bumi ini. Dan banyak
dari masyarakat tidak mengerti akan apa sebenarnya yang terjadi di muka bumi ini.
Maka sangatlah perlu bagi mereka untuk tahu dan mengerti serta memahami
peristiwa-peristiwa gempa bumi yang terjadi.

B. NAMA KEGIATAN
Adapun nama kegiatan ini adalah “Simulasi Penanggulangan Bencana Alam Gempa
Bumi”

C. TEMA KEGIATAN
Kegiatan ini bertemakan “Kendalikan Korban dengan Simulasi”

D. TUJUAN KEGIATAN
1. Memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat Disaster
2. Memberikan pengetahuan dalam hal pembuatan keputusan darurat untuk
mahasiswa.
3. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan yang dimulai
dari pemahaman akan ilmu geologi, dan klimatologi bagi pemuda dan
mahasiswa.
4. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mitigasi
kebencanaan mulai dari sebelum bencana ada, pada saat bencana terjadi dan
ketika bencana usai pada pemuda dan mahasiwa.

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari : Kamis
Tanggal : 04 April 2019
Waktu : 09.00-selesai
Tempat : Lapangan STIKes Bhamada Slawi

F. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 3A program studi sarjana
keperawatan dan ners STIKes Bhamada Slawi sejumlah 48 peserta.
G. SUSUNAN KEPANITIAAN
Terlampir

H. SUSUNAN PEMBAGIAN TUGAS


Terlampir

I. SUSUNAN ACARA
Terlampir

J. RENCANA ANGGARAN
Terlampir
K. PENUTUP
Demikian proposal kegiatan simulasi bencana alam gempa bumi yang akan
kami laksanakan. Kegiatan ini tidak dapat terlaksana apabila tidak ada sumbangsih
dan peranan dari pihak pendukung, sehingga kami selaku panitia kegiatan
mengharapkan dukungan dan persetujuan dari berbagai pihak untuk dapat
melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya.
Slawi, 25 Maret 2019

Mengetahui,
Pembina Keperawatan Ketua Panitia
Gawat Darurat Disaster

Wisnu Widiantoro M. Kep Yusril Anugrah M

Menyetujui,
Ketua Wakil Ketua III
STIKesBhamadaSlawi Bidang Kemahasiswaan

Dr. Risnanto M. Kes Siti Erniyati B.P S.ST., M. Kes


Lampiran I

SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung : Dr. Risnanto, M. Kes


Penanggung jawab : Wisnu Widiantoro M. Kep
Ketua Panitia : Yusril Anugrah Maulana
Sekertaris : Nur Aida Perdani
Bendahara : Laelatul Khasanah

Seksi-seksi
- Seksi Acara : Restu Setiasih & Amalya Zukhrufah
- Seksi Perlengkapan : Anna Syarofatul
- Seksi Humas : Eva Tri Handayani
- Seksi Konsumsi : Sulela Mutiara
- Seksi Dokumentasi : Nurhidayanti
Lampiran 2

SUSUNAN TUGAS

1) Komandan : Yusril Anugerah Maulana


2) Tim assesment : Nur Aida Perdani
Laelatul Khasanah
3) Triase : Amalya Zukhrufah
Anna Syarofatul
4) Tim evakuasi : Eva Tri Handayani
Sulela Mutiara
5) Tim pertolongan pertama : Nurhidayanti
Restu Setiasih
6) Korban- korban :
- Korban Fraktur : 20 orang
- Korban luka lecet : 19 orang
- Korban perdarahan ringan : 12 orang
- Korban meninggal : 7 orang
- Korban trauma psikologis : 16 orang
- Korban astma : 3 orang
- Korban sesak napas : 5 orang
- Korban tertusuk benda tajam : 9 orang
Lampiran 3
SUSUNAN ACARA
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM TSUNAMI
TAHUN 2019
Waktu Kegiatan Dibawakan Oleh Lokasi
09.00 – 10.00 Persiapan simulasi Panitia pelaksana Depan Gedung Farmasi
Stikes Bhamada Slawi
10.00 – 12. 00 Simulasi Peserta simulasi Depan Gedung Farmasi
Stikes Bhamada Slawi
12.00 – 13.00 Isoma Panitia pelaksana Depan Gedung Farmasi
Stikes Bhamada Slawi
13.00 – 15.00 Ramah tamah/penutup Pantia pelaksana Depan Gedung Farmasi
Stikes Bhamada Slawi
Lampiran 4
SUSUNAN ANGGARAN
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA ALAM GEMPA BUMI
TAHUN 2019
Jenis Kebutuhan Satuan Harga Satuan Harga

Spanduk Acara 1 buah Rp. 100.000,-/m Rp. 100.000

Sarana dan Prasarana :


1. Pembelian
a. Perban - - Rp. 200.000
b. Povidone Iodine Rp. 100.000
c. Plaster Rp. 200.000
d. Alkohol Rp. 200.000
e. Kassa steril Rp. 200.000
f. Hand scoon Rp. 200.000
g. Masker Rp. 100.000
2. Peminjaman
a. Tenda Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
b. Scoop stretcher
c. Long Spine Board
d. Neck collar
e. Kendrick
Extrication Device
f. Senter
g. Handy Talky
h. Ambulance
i. Dan lain-lain
Konsumsi makan siang :
Peserta 91 orang Rp. 15.000 Rp. 1.365.000
Panitia 9 orang Rp. 15.000 Rp. 135.000
Pemateri 2 orang Rp. 15.000 Rp. 30.000
Snack kegiatan seminar :
Sore 102 orang Rp. 8.000 Rp. 816.000

Dokumentasi - - Rp. 200.000


Total - - Rp. 4.846.000
Lampiran 4
1. Pengertian
Gempa Bumi atau seisme banyak diartikan sebagai getaran atau guncangan yang
timbul di permukaan bumi yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng bumi.
Gempa bumi juga diartikan sebagai suatu pergeseran lapisan secara tiba-tiba yang
berasa dalam bumi. Karena gempa bumi dikatakan bersumber dari dalam bumi atau
lapisan bawah bumi berarti gempa bumi adalah getaran pada kulit bumi yang
disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Getaran gempa biasa dinyatakan dalam
skala richter.
Ilmuwan yang mempelajari tentang gempa bumi disebut seismologist dan alat
yang digunakan sisemologist untuk mengukur setiap getaran yang terjadi disebut
siesmograf.
2. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi kita
ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak ka-rena adanya tekanan
atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh
(divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-
lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat.
Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai
akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan
lem-peng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran
pada kulit bumi.
Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga
disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam
bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan
massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi
yang kuat yang memaksa cairan ter-sebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi
tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran
untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya
gempa bumi.
Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang
disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga
pembangkit listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga
dapat menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.
3. Proses Terjadinya Gempa
Dalam proses gempa bumi ada yang dikenal dengan hiposentrum dan
episentrum. Hiposentrum adalah titik pusat gempa yang berada dibawah permukaan
bumi sedangkan episentrum adalah titik pusat gempa yang berada di atas permukaan
bumi. Pusat gempa atau hiposentrum berada pada pertamuan lempeng benua dan
lempeng samudra yang saling bertumbukan dan menimbulkan gelombang getaran.
Lempeng samudra Gelombang getaran tersebut merambat sampai pada episentrum dan
terus merambat ke segala arah di permukaan bumi dengan cepat.
a. Macam-macam Gelombang Gempa
1). Gelombang Longitudinal (Gelombang Primer)
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang pertama kali tercatat pada
seismograf. Gelombang ini dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer
dan dirambatkan secara menyebar dan cende-rung cepat. Jenis gelombang
longitudinal ini sifatnya sama seperti ge-lombang suara yang bisa merambat
melalui zat padat, cair dan padat.
2). Gelombang Transversal (Gelombang Sekunder)
Gelombang transversal muncul setelah gelombang longitudinal dan tercatat
pada seismograf setelah gelombang longitudinal. Gelom-bang ini dirambatkan
dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dan kecepatannya lebih
rendah dibandingkan gelombang longi-tudinal dan bergerak tegak lurus dengan
arah rambatannya. Gelom-bang transversal hanya dapat merambat melalui zat
padat. Jika ia merambat melalui medium cair dan gas maka gelombang ini akan
hilang dan tidak tercatat lagi pada seismograf.
3) Gelombang Panjang (Gelombang Permukaan)
Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui episentrum
dan menyebar ke segala arah di permukaan bumi. Gelombang ini melanjutkan
perjalanannya di permukaan bumi dan merupakan gelombang pengiring setelah
gelombang transversal. Gelombang transversal adalah gelombang yang bersifat
merusak karena gelombang ini berjalan terus melalui wilayah sekitar pusat gempa
bumi.
4. Klasifikasi Gempa Bumi
a. Berdasarkan Penyebabnya
1) Gempa Tektonik: gempa yang terjadi karena perubahan kedudukan lapisan batuan
yang mengakibatkan adanya pergerakan lempeng-lempeng pada lapisan kulit bumi.
2) Gempa Vulkanik: gempa yang terjadi karena adanya aktivitas mag-ma dalam
lapisan bawah permukaan bumi.
3) Gempa Runtuhan: gempa yang terjadi karena adanya runtuhan pa-da terowongan
bawah tanah akibat aktivitas pertambangan. Run-tuhan terowongan yang besar
tersebut dapat mengakibatkan ge-taran yang kuat.
b. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
1) Gempa Dangkal: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposen-trumnya rendah.
Titik hiposentrum ini dihitung dari permukaan laut sampai pada titik pusat gempa
berada.
2) Gempa Menengah: gempa yang memiliki kedalaman titik hipo-sentrumnya tidak
terlalu dalam dan jauh dari permukaan bumi. Berada sekitar 100-300 km di bawah
permukaan laut.
3) Gempa Dalam: gempa yang memiliki kedalaman titik hiposen-trumnya sangat jauh
dari permukaan laut. Titik hiposentrum > 300 km di bawah permukaan air lut.
c. Berdasarkan Jarak Episentrum
1) Gempa Setempat: gempa yang guncangannya dirasakan pada per-mukaan bumi
namun hanya pada daerah tempat titik pusat gempa berada. Biasanya gempa
semacam ini memiliki kekuatan yang sangat rendah sehingga hanya dirasakan oleh
wilayah setempat saja.
2) Gempa Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permuka-an bumi dan
getarannya dirasakan hingga daerah yang jauh dari titik pusat gempa berada.
Gempa ini dapat terjadi apabila memiliki kekuatan yang cukup besar sehingga
mengakibatkan guncangan yang kuat.
3) Gempa Sangat Jauh: gempa yang guncangannya dirasakan pada permukaan bumi
dan getarannya dapat dirasakan hingga daerah yang sangat jauh dari daerah asal
gempa terjadi. Gempa ini memiliki kekuatan yang sangat besar sehingga
menimbulkan guncangan yang dahsyat dan mencakup wilayah yang sangat luas.
d. Berdasarkan Bentuk Episentrum
1) Gempa Sentral: gempa yang episentrumnya berupa suatu titik. Gempa yang
dirasakan pada daerah setempat.
2) Gempa Linier: gempa yang episentrumnya berupa suatu garis. Gempa ini
dirasakan oleh daerah-daerah yang berada disebelah daerah pusat gempa dan
terus merambat hingga daerah berikutnya sehingga membentuk suatu garis.
e. Berdasarkan Letak Episentrum
1) Gempa Laut: gempa yang episentrumnya berada di bawah dasar laut. Gempa ini
terjadi karena hiposentrumnnya berada di bawah dasar laut sehingga guncangan
dan getarannya berada di dasar laut. Biasanya gempa ini dapat mengakibatkan
tsunami apa bila kekuatannya sangat besar.
2) Gempa Darat: gempa yang episentrumnya berada di permukaan bumi atau
daratan. Gempa ini terjadi apabila hiposentrumnya bera-da di bawah permukaan
bumi dan berada pada lempeng benua.

5. Karakteristik Gempa Bumi


Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
a. Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
b. Lokasi kejadian tertentu
c. Akibatnya dapat menimbulkan bencana
d. Berpotensi terulang lagi
e. Belum dapat diprediksi
f. Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

Aktivitas Gempa Bumi Di Indonesia


Bumi kita memiliki dua jalur pegunungan muda yaitu sirkum pasifik dan sirkum
mediterania. Jalur pegunungan tersebut merupakan salah satu dari proses pembentukan
batuan dan dampak dari gempa yang sering terjadi sehingga mengakibatkan tumbukan
antar lempeng terus terjadi dan mem-bentuk suatu pegunungan yang panjang. Sirkum
pasifik dan sikum medite-rania ini bertemu di wilayah Asia dan Indonesia merupakan
salah satu negara yang berada diantara jalur tersebut. Di dunia ada 7 lempeng yang besar
yaitu Pasifik, Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, Antartika, dan Eurasia, tempat
Indonesia berada. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng yaitu lempeng
Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
Lempeng Eurasia merupakan lempeng yang keadaannya stabil, sedangkan lempeng
Indo-Autralia adalah lempeng yang cenderung bergerak ke utara dan lempeng Pasifik yang
cenderung bergerak ke barat. Itulah yang membuat Indonesia berada pada daerah rawan
bencana gempa bumi. Wilayah-wilayah di Indonesia yang merupakan daerah rawan yaitu
Sumatra terutama bagian pesisir barat, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua.
a. Macam-macam aktivitas gempa bumi
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia dibagi
menjadi 6 daerah aktivitas:
1) Daerah sangat aktif. Magnitude lebih dari 8 SR mungkin terjadi di daerah ini. Yaitu
di Halmahera, pantai utara Irian.
2) Daerah aktif. Magnitude 8 SR mungkin terjadi dan magnitude 7 SR sering terjadi.
Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, Banda.
3) Daerah lipatan dan retakan. Magnitude kurang dari 7 SR mungkin terjadi. Yaitu di
pantai barat Sumatra, kepulauan Suna, Sulawesi tengah.
4) Daerah lipatan dengan atau tanpa retakan. Magnitude kurang dari 7 SR bisa terjadi.
Yaitu di Sumatra, Jawa bagian utara, Kalimatan bagian timur.
5) Daerah gempa kecil. Magnitude kurang dari 5 SR jarang terjadi. Yaitu di daerah
pantai timur Sumatra, Kalimantan tengah.
6) Daerah stabil, tak ada catatan sejarah gempa. Yaitu daerah pantai selatan Irian,
Kalimantan bagian barat.
Indonesia memiliki banyak sejarah gempa yang terjadi. Salah satu gempa yang
terdahsyat yaitu di tahun 2004 pada bulan desember yang mengguncang Aceh dan
sekitarnya dengan gempa yang berkekuatan 9,8 SR. Gempa ini mengakibatkan timbulnya
tsunami karena hiposentrumnya yang berada pada dasar laut.
6. Dampak Terjadinya Gempa Bumi
a. Fisik
Gempa bumi memiliki dampak negatif bagi manusia diantaranya kerusakan
berat pada tempat tinggal warga yang bertempat tinggal ditempat kejadian.
Terutama apabila gempa yang terjadi memiliki kekuatan yang besar. Banyak dari
korban bencana kehilangan tempat tinggal dan tempat berlindung. Selain itu gempa
yang menyebabkan banyaknya bangunan yang runtuh akan mengakibatkan banyak
korban jiwa berjatuhan akibat tertindih bangunan. Dalam kasus bencana gempa
masalah kesehatan yang sering ditemukan yaitu trauma yang bervariasi baik itu
ringan hingga berat misalnya trauma multiple (terutama trauma tumpul, fraktur
kosta, perdarahan dan shock), luka bakar, respiratory distress dan poisoning.
b. Non-Fisik
Selain kerusakan fisik, gempa juga memiliki dampak negative bagi psikologis
korban yang mengalami bencana. Beberapa dari korban juga akan mengalami
trauma atas kejadian yang dialaminya. Ini juga dapat berdampak bagi perekonomian
negara karena secara tidak langsung negara perlu menge-luarkan banyak biaya untuk
mengatasi korban-korban bencana alam baik dari pangan maupun sandang. Tenaga
medis dan fasilitasnyapun sangat diperlu-kan untuk mengatasi dampak dari bencana
tersebut.
Gempa juga dapat mengakibatkan timbulnya gelombang besar tsuna-mi
apabila gempa tersebut hiposentrumnya berada pada dasar laut dan memiliki
kekuatan yang besar. Gelombang trunami tersebut dapat merusak semua benda yang
dilaluinya dan membawa semua material-material kedalam laut.
c. Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat
bencana bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah,
kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang mendalam

7. Persiapan Menghadapi Gempa Bumi


a). Persiapan untuk Keadaan Darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi.
Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melin-dungi anda
dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong
meja
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mine-ral
dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum bisaanya
2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan
dalam keadaan darurat misalnya:
a. Lampu senter berikut baterai cadangannya
b. Air minum
c. Kotak P3K berisi obat penghilang rasa sakit, plester, pembalut dan
sebagainya
d. Makanan yang tahan lama seperti biskuit
e. Sejumlah uang tunai
f. Buku tabungan
g. Korek api
h. Lilin
i. Helm
j. Pakaian dalam
k. Barang-barang berharga yang harus dibawa di saat keadaan darurat
4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan
langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berben-tuk siku atau
sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah be-rantakan
di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan
dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film
6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika
pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak
pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir
laut/sungai untuk menghindari Tsunami.
b). Ketika Terjadi Gempa Bumi
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat
elektronik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi keba-karan di
dapur, segera padamkan api dengan menggunakan alat pe-madam api. Jika
tidak mempunyai pemadam api gunakan pasir atau karung basah
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung
3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio
4. Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat
Anda berada, segeralah mengungsi ke tempat pengungsian terdekat
5. Tetap tenang dan tidak terburu-buru keluar dari rumah atau gedung. Tunggu
sampai gempa mereda, dan sesudah agak tenang, ambil tas ransel berisi
barang-barang keperluan darurat dan keluar dari rumah/ gedung menuju ke
tanah kosong sambil melindungi kepala dengan helm atau barang-barang yang
dapat digunakan untuk melindungi kepala
6. Jika anda harus berjalan di tengah jalan raya, berhati-hatilah terhadap papan
reklame yang jatuh, tiang listrik yang tiba-tiba rubuh, kabel listrik, pecahan
kaca, dan benda-benda yang berjatuhan dari atas gedung
7. Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat
evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama
8. Jika gempa bumi terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, jangan
sekali-kali mengerem dengan mendadak atau menggunakan rem darurat.
Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hentikan kendaraan Anda di bahu
jalan. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel tegangan tinggi,
atau di bawah jembatan penyebe-rangan.

8. Disaster Management Gempa Bumi


a. Mitigasi
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh benca-na.
Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan ma-syarakat dalam
menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam da-pat dikurangi.
Mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika
berlangsung dan setelah terjadi gempa bumi.
1. Sebelum terjadi gempa
Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah
a) Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah-kaidah yang
baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa.
Jangan membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhi-tungan
b) Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak
berada pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan long-sor dan
sebagainya.
c) Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari,
ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika
terjadi gempa. Jika ada perabotan yang digantung, periksalah secara rutin
keamananya.
d) Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan
juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti
Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya
menggunakan baterai akan sangat berguna disaat bencana.
e) Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
f) Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
g) Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah
rawan Tsunami, saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih
tinggi.
h) Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai
dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini
sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak
canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan
terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah,
seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.

ILUSTRASI MITIGASI SEBELUM TERJADI GEMPABUMI

A. Kunci Utama adalah

1. Mengenali apa yang disebut gempabumi


2. Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar
dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction
dll)
3. Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda
agar terhindar dari bahaya gempabumi.
B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja

1. Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi


gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
2. Belajar melakukan P3K
3. Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran
4. Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat
terjadi gempabumi.

C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan


tinggal
1. Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada
dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh,
bergeser pada saat terjadi gempabumi.
2. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat
yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
3. Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi


adalah akibat kejatuhan material

1. Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian


bawah
2. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada
saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll)

E. Alat yang harus ada di setiap tempat

1. Kotak P3K
2. Senter/lampu battery
3. Radio
4. Makanan suplemen dan air
2. Ketika berlangsung gempa
a) Yang pertama sekali adalah DON’T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda
dapat lepas dari bencana tersebut.
b) Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemung-kinan
roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusaha-lah untuk lari
keluar. Jika tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat,
tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat
tertopang.
c) Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan me-
mungkinkan terjadinya rengkahan tanah.
d) Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda
sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda
sedang berada di daerah pegunungan, maka perha-tikan disekitar anda apakah
ada kemungkinan longsor.

ILUSTRASI MITIGASI SAAT TERJADI GEMPABUMI

A. Jika Anda berada di dalam bangunan

1. Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan


2. bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll
3. Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan
goncangan
4. Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan

B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka

1. Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti


gedung, tiang listrik, pohon, dll
2. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi
rekahan tanah
C. Jika Anda sedang mengendarai mobil

1. Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika


terjadi pergeseran atau kebakaran.
2. Lakukan point B.

D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai

1. Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan

1. Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang


mungkin terjadi longsoran.

3. Setelah terjadi gempa


a) Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluarlah dengan tertib, jangan
gunakan Lift, gunakanlah tangga.
b) Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam,
kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka.
Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
c) Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau
gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan
api dan merokok.
d) Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
e) Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk
roboh. Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.
f) Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau
bahan-bahan yang merusak kaki.
g) Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan
oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
h) Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan
berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.

b. Preparedness (Kesiapsiagaan)
Preparedness (Kesiapsiagaan) adalah upaya yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan individu agar pada keadaan bencana res-pon dapat
terjadi secara cepat, tepat, dan efektif.
Preparedness program dibuat mulai dari tahapan perenca-naan
sebelum terjadinya bencana dan upaya yang dilakukan saat ter-jadi.
Upaya utama yang perlu diutamakan adalah pembentukan tim.
Pembentukan tim dalam membuat, menjalankan dan mengevaluasi program
bertujuan untuk mengkaji lebih mendlam tenatng perencanaan untuk
pencegahan sebelum gempa bumi terjadi.
Tujuan Kesiapsiagaan antara lain :
1. Mengurangi korban akibat bencana
2. Meningkatkan kesiapan bencana
3. Meringankan penderitaan korban
4. Kerja sama dengan pihak terkait.
A. Pra Gempa
a. Pertama dari proses kesiapsiagaan adalah edukasi mengenai alam
di sekitar kita, baik dari sisi keunggulannya maupun tantangannya.
b. Kedua adalah membangun rumah dan infrastruktur lainnya yang
sesuai dengan potensi ancaman. Belajar dari pengalaman Negara
maju, selain terdapat standar minimum konstruksi bangunan tahan
gempa, juga ada syarat-syarat lain saat membangun rumah dan
bangunan, seperti: bunker perlindungan dan tempat persediaan
makanan. Di Jepang, setiap kamar mandi sekaligus berfungsi
sebagai bunker perlindungan gempa; desain dan konstruksinya
dirancang khusus dan mudah dipasang saat membangun rumah.
Selain itu, untuk gedung-gedung publik seperti sekolah dan hotel,
harus tersedia meja tahan gempa yang dapat dipergunakan sebagai
tempat berlindung.
c. Ketiga atau terakhir, adalah edukasi tentang potensi ancaman, serta
persiapan dan latihan menyelamatkan diri (survival) dalam keadaan
darurat.

B. Saat Gempa (Langkah Penyelamatan Diri)


a. Di Dalam Rumah atau Gedung
i. Lindungi kepala dan segera cari tempat berlindung. Bila
Anda berlindung di pojok ruangan (dekat pondasi), cari
benda untuk dipergunakan sebagai tameng untuk
melindungi kepala Anda.
ii. Anda dapat lari keluar bila sudah merencanakan bahwa hal
tersebut paling aman. Namun, bila tidak cukup waktu, tetap
di dalam ruangan dan cari tempat berlindung.
iii. Jika dalam posisi tidur, segera lindungi kepala dengan
bantal dan kemudian masuklah ke kolong tempat tidur.
iv. Jika rumah Anda berada di tebing atau lembah suatu bukit,
waspadalah terhadap bahaya longsor yang mungkin terjadi.
v. Jika rumah Anda berada di tepi pantai, Anda harus
menyiapkan rute melarikan diri ke daerah yang lebih tinggi.
Hal tersebut untuk menghindar dari bahaya tsunami.
vi. Bila memungkinkan, matikan listrik atau kompor yang
menyala, tapi bagaimanapun langkah menyelamatkan diri
harus diutamakan—Anda dapat melakukannya setelah
gempa reda atau sebelum keluar ruangan.
vii. Bila Anda berada di gedung bertingkat, tetaplah di ruangan
dan cari tempat berlindung yang aman. Jauhi dinding luar,
tangga dan lift. Setelah gempa berhenti, sebaiknya Anda
turun menggunakan tangga darurat (hindari lift dan
eskalator).
b. Di Luar Ruangan
i. Jika Anda berada diluar, carilah tanah yang lapang, yang
jauh dari gedung-gedung, pohon yang tinggi, dan kabel
listrik, terowongan dan jembatan.
ii. Jauhi retakan tanah akibat gempa, karena dapat
membahayakan.
iii. Jauhi tempat-tempat yang mungkin longsor atau terkena
longsoran, seperti tebing yang curam.
c. Di Perjalanan (Mengendarai Kendaraan)
i. Jika Anda sedang mengemudikan mobil atau motor,
segeralah mencari tempat aman untuk berhenti.
ii. Jauhi gedung-gedung, pohon tinggi, jembatan, jembatan
layang, terowongan, kabel listrik, papan reklame, tiang-
tiang listrik atau yang lainnya. Tetaplah di dalam mobil.
iii. Jika Anda terperangkap dalam mobil karena terkena
reruntuhan atau sebab lain, jangan menyalakan mesin dan
juga api. Upayakan untuk segera keluar, atau Anda dapat
menyalakan klakson untuk meminta bantuan.

C. Pasca Gempa (Pemulihan dan Waspada)


Pasca gempa, segera periksa kondisi kesehatan Anda, keluarga dan
orang-orang di sekitar Anda. Bila kondisi Anda selamat, beri bantuan
kepada korban, serta waspada terhadap ancaman lain, seperti kebakaran,
sengatan listrik dan juga adanya gempa susulan. Berikut panduannya:
i. Periksa keadaan Anda dan keluarga. Bila Anda terluka,
pastikan mendapatkan pertolongan P3K.
ii. Bila kondisi bangunan mengkhawatirkan, segera ke-luarlah
dari ruangan dan carilah tempat aman. Bawa serta tas siaga
yang sudah Anda siapkan. Bila me-mungkinkan, matikan
listrik atau kompor yang menyala sebelum Anda pergi ke
tempat aman.
iii. Perhatikan keamanan di sekitar Anda. Waspada ter-hadap
hal-hal berikut: kebakaran atau kondisi yang rentan
mengalami kebakaran, gas bocor, kerusakan pada sirkuit
listrik, dan lain-lain.
iv. Lindungi diri sendiri Anda dari bahaya-bahaya tidak
langsung di atas. Dan tinggalkan area bila anda men-cium
bau gas atau bau zat kimia lain.
v. Upayakan agar jalan umum lancar, sehingga memu-dahkan
kendaraan darurat dan regu penolong.
vi. Pantau berita melalui radio yang dioperasikan dengan
baterai untuk mengetahui keadaan darurat terakhir. Dan
gunakan handphone untuk emergency call saja.
(menghemat baterai).
vii. Jangan kembali ke dalam rumah sebelum dinya-takan aman
oleh petugas. Dan saat kembali ke ru-mah, berhati-hatilah
saat membuka laci, dan juga a-wasi kepala jangan sampai
dijatuhi barang dari rak.

Bilamana Anda terjebak dalam reruntuhan, maka hal-hal beri-kut


harus diperhatikan :
i. Bila tidak dapat melepaskan diri, maka pukullah tembok
atau pipa, atau tiuplah peluit jika ada.
ii. Teriakan hanya dapat dilakukan sesekali sebab de-bu dapat
terhirup dan membuat sesak nafas. Tidak perlu mengibas-
ngibaskan debu, karena hal itu jus-tru akan menggangu
pernapasan Anda.
iii. Jangan menyalakan api, untuk menghindari bahaya yang
tidak diinginkan. Dan jangan memindahkan re-runtuhan,
kecuali Anda yakin bahwa hal tersebut a-man dilakukan
dan tidak akan menimbulkan rerun-tuhan lebih parah.
Manakala Anda selamat dari bencana, ada baiknya untuk memberikan
bantuan dan pertolongan kepada orang lain secara gotong-royong dan
terkoordinir. Waktu adalah nyawa. Semakin cepat kita dapat membentuk
kelompok-kelompok penyelamat, adalah semakin baik; hal tersebut akan
meringankan penderitaan semua orang.
c. Response
Response adalah upaya atau kegiatan berupa intervensi ketika bencan terjadi.
Penanganan intervention/ response mengahadapi gempa bumi :
1. Pemberitahuan dan pemberian informasi prakiraan terjadi-nya
gempa bumi susulan.
2. Reaksi cepat dan bantuan penangan darurat gempa bumi
3. Perlawanan terhadap gempa bumi
4. Jika anda masih berada dalam gedung, maka keluar dengan tertib,
jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
5. Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik
padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah
ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
6. Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi
untuk roboh
7. Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.
d. Recovery
Recovery adalah proses pemulihan kondisi masyarakat yang terkena
bencana, dengan memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan
semula.
Upaya yang dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan
dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar puskesmas, dll)
Tahap recovery sendiri merupakan kelanjutan yang dilakukan
pemerintah dari kegiatan tanggap bencana. Akibat dari adanya gempa bumi itu
sendiri telah menimbulkan berbagai dampak dari semua sektor yang dialami
oleh masyarakat dan pemerintah, untuk itu diperlukan adanya tahap pemulihan
kembali yang harus dilakukan oleh pemerintah dengan dibantu oleh NGO,
LSM, maupun lembaga-lembaga donor lainnya pasca bencana tersebut. Tahap
pemulihan inilah yang disebut dengan tahap recovery pasca terjadinya
bencana.
Recovery sendiri meliputi dua hal, yakni tahap rehabilitasi dan
rekonstruksi didalamnya.
1. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah
pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya
secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pasca bencana, sedangkan
2. Rekonstruksi sendiri memiliki pengertian pembangunan kembali semua
prasarana dan saeana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik
pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran tumbuh
dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya,
tegaknya hukum dan ketertiban, serta bangkitnya peran serta masyarakat
dalam segala aspek kehidupan berma-syarakat pada wilayah pasca
bencana.

Di dalam melakukan tahap recovery ini, pendataan juga meru-pakan


salah satu factor penting dari keberhasilan tindakan tersebut. Dapat diketahui
pendataan mengenai data-data kerugian maupun kerusakan bangunan
pemerintah maupun masyarakat yang diakibat-kan oleh gempa telah didapat
oleh pemerintah. Akan tetapi data-data keadaan sebelum terjadinya bencana
juga perlu harus diketahui, agar tidak terjadi kevalidan data nantinya. Data-
data mengenai jumlah bangunan sebelum terjadinya bencana kemudian akan
dibandingkan dengan data kerusakan yang telah diakibatkan setelah bencana.
Kemidian setelah data terkumpul barulah kemudian data-data tersebut dicari
kebenarannya, dengan menerjunkan tim survey dilapangan dengan metode
pendataan yang sistematis. Dari data yang diperoleh kerusakan sarana dan
prasarana publik serta rumah warga memang begitu besar.
Tidak hanya disektor pemukiman warga saja, di sektor sarana dan
prasarana publik atau infrastruktur (data transportasi, sektor ener-gi,
telekomunikasi, dan sektor air dan snitasi ), lintas sekor, sektor ekonomi, serta
sektor sosial pun sama saja.
Perlu kiranya diketahui syarat utama dalam proses recovery yang
efektif meliputi :
1. Memahami pengertian makna proses recovery sendiri
2. Merupakan keberlanjutan dari proses mitigasi
3. Sebagai upaya recovery dan pertumbuhan nasional
4. Dasar informasi recovery yang baik
5. Strategi recovery yang baik
6. Kebijakan pemeimpin dalam program recovery
7. Ketepatan sumber informasi
8. Bantuan internasional
9. Keputusan dan prioritas
10. Aspek manajemen bencana
11. Monitoring, pengawasan, dan transparansi
12. ketepatan sumber informasi
13. Ketepatan program
14. Publik dan media informasi

Anda mungkin juga menyukai